Rena Agnesia merasa sial saat tertimpa musibah, namun takdir itu mengantarkannya bertemu Jojo Ariando, pangeran tampan yang membuat hatinya meleleh.
Rena menjalin cinta jarak jauh dengan Jojo, seorang pria tampan nan dingin yang dikelilingi banyak wanita karena talentanya dalam pengobatan herbal.
Akankah mereka bersatu setelah konflik yang terus menghalangi cinta mereka? Mampukah Jojo memantapkan pilihan hati ke sosok Rena Agnesia di saat seorang rival berat hadir membayangi?
Saksikan romansa mereka hingga puncak manis yang didamba setiap insan di dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mardi Raharjo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Lamunan
"Iya buk, kenapa sih harus teriak-teriak?" Rena menyahut panggilan bu Sri dengan jengah karena ibunya mengganggu lamunan dan malah berteriak di telinganya.
"Itu jemuran belum diangkat, teras belum disapu, taman belum disiram. Ini sudah hampir maghrib Na", kesehariannya, bu Sri selalu berusaha mendisiplinkan anak-anaknya. Berharap kelak saat berumah tangga, mereka tidak akan menjadi benalu dan bisa berkontribusi meski sekedar urusan domestik rumah.
"Iya buk, ini juga mau dituntaskan", sahut Rena yang cemberut namun segera bangkit melaksanakan perintah.
"Ngeles aja. Kalau ngga disuruh, pasti sampai maghrib cuman melamun saja", ketus bu Sri.
Keesokan paginya, Rena yang kesehariannya menjadi kapster salon pun bergegas ke tempat kerja setelah membersihkan diri dan membawa bekal sarapan.
"Ngga sarapan dulu Na?", bu Sri selalu khawatir putrinya mengalami masalah kesehatan karena kurang tidur dan pola makan yang tidak teratur.
Tanpa jawaban, Rena hanya mengecup tangan dan kedua pipi bu Sri sembari tersenyum dan mengucap salam. Bu Sri hanya menggeleng melihat tingkah putrinya.
Sesampainya di salon, Rena segera memarkir sepeda listriknya dan membersihkan salon sebelum membuka layanan. Itu memang standar operasi yang harus pegawai jalankan.
"Pagi Rena", sapa Abdul Hasan, pemilik salon yang selalu menunggu kedatangan Rena. Gadis itu sebenarnya tahu bahwa Abdul menyukainya. Namun ia lebih memilih Jojo yang jauh lebih tampan daripada Abdul meski jelas pemilik salon lebih banyak asetnya.
"Pagi pak Abdul", sahut Rena datar sembari menyelesaikan tugasnya dan hanya melirik saja ke arah Abdul.
"Selepas tutup salon, jalan yuk Na", ajak Abdul yang pantang menyerah meski telah ditolak berulang kali.
"Sibuk pak", ketus Rena tanpa menoleh ke arah Abdul.
"Ih ih ih, anak gadis ketus amat. Nanti aku jatuh cinta loh", rayu Abdul dengan gombalan kuno yang menurutnya bisa menaklukkan hati Rena satu saat nanti.
"Masa? Engga tuh pak", Rena sudah biasa dirayu Abdul. Bahkan antara mereka sudah layaknya lawan diskusi, bukan bos dan karyawan lagi.
Usai membersihkan area depan, Rena malah masuk dan menutup pintu salon tanpa mempedulikan Abdul, karena salon itu memang khusus wanita. Namun, pria itu hanya tersenyum sembari menggelengkan kepala. Ia sudah terbiasa dengan tingkah Rena. Asalkan bisa bertemu dan mendengar suara Rena setiap hari, ia sudah sangat bahagia.
"Na, akan kubuat kau bertekuk lutut di hadapanku suatu saat nanti. Saat itu, kamu yang akan memohon cinta dan perhatianku", gumam Abdul dengan penuh percaya diri.
Abdul Hasan adalah seorang enterpreneur sukses dengan omset 55 juta per bulan. Ia lulusan magister manajemen dari kampus ternama di Kota Liman. Dengan kekayaan, kesuksesan, dan gelarnya, ia sangat percaya diri, mampu memikat hati Rena agar kelak mau dipersunting olehnya.
Di dalam salon, nampak seorang rekan kapster memperhatikan tingkah Rena dan Abdul.
"Na, kenapa tak kau terima saja pinangan pak Abdul? Kurang apa coba? Udah ganteng, berwibawa, kaya, bertitel, pengusaha muda sukses loh dia", ujar Tini Sundari.
"Halah, kalau kau mau, ambil saja untukmu. Aku sih pilih Jojo, pacarku. Meski kalah kaya, dia tidak kalah tenar dan jauh lebih tampan, ups", Rena keceplosan menyebut nama pacarnya yang selama ini ia sembunyikan agar dirinya tidak dihujat oleh para haters yang akan muncul dari para pengagum Jojo Ariando.
"Jojo? Tenar? Jojo siapa Na? Seperti pernah dengar nama itu", tanya Tini seketika mencari nama Jojo yang mungkin sedang tenar.
Nampak Rena tak berkata apapun lagi. Berulang kali ia menepuk bibirnya yang tak bisa menjaga rahasianya sendiri hanya karena kesal terus dirayu Abdul.
"Jojo, Jojo. Apa mungkin Jojo yang ini Na?", tanya Tini penasaran sembari menunjukkan ponselnya.
Wajah tampan seorang pria dengan senyum menawan dengan keterangan nama Jojo Ariando, terpampang di layar ponsel Tini. Sontak wajah Rena memerah malu sekaligus bingung. Serba salah jika harus menjelaskan, baik mengakui atau pun menyangkal, pasti Tini akan terus mengorek informasi darinya sampai rasa penasarannya terpuaskan.