Menjadi pedagang antar dua dunia? Apakah itu memungkinkan?
Setelah kepergian kakeknya, Sagara mewarisi sebuah rumah mewah tiga lantai yang dikelilingi halaman luas. Awalnya, Sagara berencana menjual rumah itu agar dapat membeli tempat tinggal yang lebih kecil dan memanfaatkan sisa uangnya untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, saat seorang calon pembeli datang, Sagara tiba-tiba mengurungkan niatnya. Sebab, dia telah menemukan sesuatu yang mengejutkan di belakang rumah tersebut, sesuatu yang mengubah pandangannya sepenuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kata Pandu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 2 : Masa Lalu Keluarga
Hari itu Sagara tidak bisa fokus memperhatikan sang dosen ketika sedang menerangkan materi. Pikirannya masih teralihkan pada rumah warisan yang dia dapatkan kemarin dari seorang pria yang mengaku sebagai pengacara pribadi kakeknya. Awalnya dia sulit untuk percaya, bagaimanapun dia tidak pernah mengenal kakeknya. Selain itu, mengingat kehidupannya selama ini sangatlah miskin juga membuat Sagara terusik. Sang ayah hanyalah tukang bersih-bersih di sebuah perusahaan, jadi mengapa dia bisa memiliki kakek yang kaya raya seperti itu?
Sagara pun mencari tahu kebenarannya. Malam itu dia mengunjungi pamannya. Kakak dari mendiang sang ibu. Dia bertanya dan mengungkit tentang kematian sang kakek, juga mengenai warisan yang didapatkannya. Sagara melihat wajah sang paman sedikit gugup. Dia terdiam seakan ragu untuk menjawabnya. Namun, Sagara tidak menyerah dan terus mendorong sang paman untuk bercerita. Pada akhirnya dia pun mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebut.
Sagara telah mengetahui bahwa sang ayah yang terlebih dahulu memutuskan hubungan keluarga dengan sang kakek. River adalah pria yang memiliki kepribadian yang tegas. Dia bertemu dengan Sofia pada saat berkuliah. Keduanya dengan cepat menjadi akrab, kemudian tumbuh rasa cinta di antara keduanya. Hubungan River dan Sofia semakin dalam. Keduanya memutuskan untuk menjalani hubungan yang lebih serius. River dan Sofia berpacaran. Sampai masa kelulusan keduanya, River dan Sofia semakin yakin dengan hubungan keduanya. River pun mengenalkan Sofia kepada sang ayah. Miles Adyatama, seorang kolektor barang antik dan juga pebisnis sukses yang sangat kaya raya. River dan Sofia kemudian menghadapi penolakan keras dari Miles.
Sofia hanyalah wanita yang berasal dari keluarga kasta rendah. Sang ayah hanyalah seorang buruh pabrik dan ibunya seorang penjahit. Miles telah menyinggung dan merendahkan Sofia tanpa dia sadari telah memicu amarah River. Sofia merasa hubungannya dengan River tidak memiliki harapan. River tak berdaya dengan kuasa sang ayah padanya. Selama ini dia hidup dengan mengandalkan uang dari sang ayah. Selama ini juga dia tidak pernah menentang perintah atau kemauan sang ayah. Namun, Sofia adalah wanita yang dicintainya. River merasa dirinya sudah cukup dewasa, sudah saatnya dia membuat keputusan atas dirinya sendiri.
River kembali menemui Miles. Keadaannya saat itu sedang tidak baik-baik saja, River sedikit mabuk, sehingga membuat dirinya membuat kesalahan yang sangat fatal. River berdebat dengan Miles malam itu. River tidak bisa menahan diri ketika sang ayah terus mengungkit latar belakang keluarga Sofia dan juga masa depannya nanti. Terlebih ketika Miles menginginkan River untuk menikahi wanita pilihannya. Seorang wanita yang berasal dari keluarga terpandang, keberadaan yang bahkan tak bisa dibandingkan dengan seorang Sofia. Miles telah melewati batasannya. Begitu juga dengan River yang kemudian mengucapkan kata-kata yang menjadi awal putusnya ikatan ayah dan anak di antara keduanya. River lebih memilih Sofia dan meninggalkan rumah. Dia bersumpah tidak ingin lagi berhubungan dengan Miles dan melarang ayahnya tersebut ikut campur dalam kehidupannya.
Sagara menjadi tahu cerita di balik keluarganya. Dia berterima kasih kepada sang paman yang sudah mau memberitahu Sagara mengenai masa lalu ayahnya itu. Bukan keputusan yang mudah. Sang Paman sendiri telah melanggar janji yang sudah dia ucapkan pada River untuk tidak menceritakan kepada siapapun. Namun, mengingat situasinya sudah sampai seperti ini, dia merasa akan lebih baik mengungkapkannya kepada Sagara. Pikirnya janji dengan orang yang sudah mati nampaknya tidak lebih penting daripada memberitahukan kebenaran pada orang yang masih hidup.
"Jaga dirimu baik-baik. Paman mengucapkan turut berduka atas kepergian Tuan Miles." Paman berkumis tebal itu kemudian memeluk Sagara dengan penuh kehangatan.
Hans memang selalu menjadi paman yang baik bagi Sagara. Dia selalu mencoba membantu dan mengulurkan bantuan Sagara jika memiliki kesulitan. Namun, dikarenakan ekonomi keluarganya yang juga sulit, Paman Hans tidak bisa membantu dalam hal finansial.
"Terimakasih, Paman," balas Sagara sembari melepas pelukan sang paman.
Setelahnya Sagara pamit undur diri karena hari sudah semakin larut malam dan besok pagi dirinya perlu berangkat ke kampus. Sang paman pun mengantar kepergian Sagara. Melihat Sagara melangkah pergi meninggalkan pekarangan rumahnya, membuat dirinya sedikit emosional. Dia tersenyum dan merasa nostalgia saat melihat punggung Sagara, terbayang saat pertama kali sang adik melangkah pergi meninggalkan rumah dan memulai kehidupan barunya bersama River.
"Lihat Sofia, putramu tidak akan lagi menghadapi kesulitan dalam hidupnya. Sekarang kamu dapat istirahat dengan tenang bersama River."