NovelToon NovelToon
SELURUH KELUARGA MENDENGAR PIKIRANKU

SELURUH KELUARGA MENDENGAR PIKIRANKU

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Pembaca Pikiran
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: cerryblosoom

Ivy yang telah terlahir kembali ke-empat kalinya. Dimana disetiap kelahiran ia mati muda. Memilih untuk pasrah pada kehidupan kali ini.

Tapi kenapa kali ini dia kembali saat masih bayi?

[Eeehh, bayi.... Baiklah, aku hanya akan makan dan tidur dengan baik.] Pikir Ivy optimis.

Namun, hatinya tetap tak bisa menahan desahan setiap kali mengingat masalalu.

[Hahh, tak disangka ibukku begitu cantik aslinya. Sayangnya saat ulang tahunku yang setahun Dia akan mati. Hikshh.]

[Ah, ayah begitu tinggi dan gagah. Tapi setelah kecelakaan dia hanya akan duduk di kursi roda.]

[Kakak ketiga yang cantik, saking cantiknya membuat banyak pria jahat mempermainkan nya. Lalu kakak pertama dan kedua yang bodoh, kalian hanya akan berakhir menyedihkan karena jatuh hati pada pemeran utama wanita.]

Tanpa disadarinya, seluruh keluarga mendengar setiap fikiran nya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cerryblosoom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 2 IBU

[Hufhhhhh]

Kembali kesekian kalinya bayi Ivy menghelas nafas. Ingin rasanya dia meneriaki sang saudari, "Bagaimana bisa kakak sekejam itu! Lihat gadis polos berubah jadi menakutkan."

Rasanya Ivy masih tak percaya. Tapi jelas dirinya benar-benar terlahir kembali. Bahkan bukan hanya sekali. Maka yang dialami protagonis wanita tak mungkin bohong. Kakaknya memang antagonis, yang dengan kekuasaan keluarga telah menghancurkan hidup protagonis wanita.

Seorang perawat wanita masuk ke dalam ruang inkubator. Menghampiri tempat bayi Ivy dibaringkan. Dengan hati-hati dia mengeluarkannya. Lalu menggendongnya keluar dari ruang inkubator.

"Bu, ini putri anda," ucap perawat sambil menyerahkan bayi dalam gendongannya.

Disya mengambil putri bungsunya, dengan hati-hati mendekapnya. Gerakannya begitu lembut dan halus.

Bayi Ivy yang sibuk dengan pikirannya sendiri tak menyadari dia telah berpindah tempat. Sampai usapan dingin menyentuh pipinya. Membuatnya tersentak kaget.

Saat matanya tiba-tiba menangkap seorang wanita cantik. Bayi Ivy tak bisa untuk tidak bergumam di dalam hati.

[Siapa kakak peri ini?]

Dahi Disya mengernyit, tatkala sebuah suara memasuki indra pendengaran nya. Karena tak mendengarnya dengan jelas. Dia ya pun mengajukan sebuah pertanyaan. "Apa suster mengatakan sesuatu?"

"Tidak Bu, saya tidak mengatakan apa-apa," jawab perawat menggeleng bingung. Pasalnya memang dirinya tak mengatakan apapun. Bahkan tak ada suara apapun di ruangan ini. Namun, dia memaklumi kondisi pasien yang mungkin masih tak normal. "Bu Disya, bisa langsung menyusui bayinya. Sudah tahu caranya, atau ingin saya tunjukkan." Perawat kembali melanjutkan membereskan peralatannya

"Ohh, iya sus, saya sudah tahu," jawab Disya yang masih dalam kebingungan. Tapi saat melihat kembali pada wajah menggemaskan putrinya, "Mungkin hanya halusinasi ku saja," batin Disya.

Dengan tangan kanannya, Disya lantas membuka kancing baju rumah sakit. Tak perlu banyak usaha, buah dadanya kini terbebas. Baru saja Disya hendak mengarahkannya pada mulut sang bayi, untuk membantunya minum asi, sebuah suara kembali terdengar. Kali ini lebih jelas dibandingkan sebelumnya.

[Bahkan poponya sangat besar. Uhh, irinya.. kenapa milikku tak sebesar itu dulu. Apa aku boleh menyentuhnya....]

Tangan mungil Ivy, menepuk-nepuk sambil bergumam di dalam pikirannya.

[Empuk seperti squishy,, lucu sekali. Bulat seperti bakpau, aku jadi ingin memakannya....]

Mata Disya melotot saking terkejutnya. Jika bukan karena hanya ada dirinya, suster, dan bayi di ruangan ini. Sudah pasti Disya akan berteriak marah-marah, mendengar kata tak senonoh macam itu. Tapi masalahnya tak ada orang lain di ruang ini. Semenjak tadi mulut suster tertutup rapat. Entah apa yang tengah dicatatnya, saat Disya memandang nya, Sang suster hanya melemparkan tatapan bertanya.

Disya menggeleng kecil, kembali memusatkan pandangannya sepenuhnya pada bayi ditangannya. Bisa Disya lihat setetes air ludah mengalir di sudut bibir bayinya. Seolah sesuai dengan suara yang Dia dengar.

"Hahaha, apa aku mulai gila," Batin Disya mulai merasa pusing.

Entah sengaja atau tidak, Disya tak sadar mengarahkan buah dadanya ke mulut sang bayi. Hingga tepat di depan mulutnya.

[Uhh, lapar,, aku benar-benar ingin menggigitnya. Kakak peri sangat nakal. Kenapa menggodaku,, uhhh. 'Plop' unmm....]

Seteguk air asi pertama masuk ke perut bayi Ivy. Seperti insting seorang bayi, meski tanpa pengalaman, mulutnya terus minum. Mungkin karena sibuk dengan makanan di mulutnya. Bayi Ivy tak lagi membuat komentar apapun di kepalanya.

"Bu, saya tinggal dulu untuk mengecek pasien lain ya, permisi," pamit suster dengan senyum ramah.

Disya mengangguk dengan kaku, kepalanya kembali menoleh pada sang buah hati, batinnya tak bisa menahan keheran, "Apa tadi itu benar-benar isi kepala anakku. Tapi kenapa aku bisa mendengarnya."

'Ceklek' pintu kamar inap tertutup rapat, meninggalkan Disya dan bayinya berdua saja. Disya masih memandang sang bayi yang asyik makan. Sebuah suara kembali menyeruak masuk ke telinganya. Masih suara manis yang sama.

[Umm, apa ini rasa asi, tak ada rasanya, tapi kenapa aku merasa ini sangat enak ya. Lidah bayi memang aneh. Uhh, 'gluk-gluk-gluk']

"Pelan-pelan sayang," ucap Disya lembut.

Meski dalam hatinya bingung, Dia tak menunjukkannya. Raut wajahnya masih tersenyum lembut. Tentu saja jika diperhatikan lebih dekat senyum di bibirnya sedikit tak tepat.

[Suara kakak peri sangat lembut... Apakah seorang ibu juga akan begini. Uhh, aku tak mengingat, karena ibu mati saat umurku setahun....]

Jederrr....

Sebuah petir tak kasat mata seperti menghantam otak Disya. Membuatnya mematung di tempat. Sedangkan bayi Ivy masih sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri. Tak menyadari kelainan orang yang Dia sebut kakak peri.

[-Tapi ayah berkata ibu sangat menyayangiku. Lebih dari saudara dan saudariku. Hum, bahkan meski aku lahir secara prematur dan ibu kesulitan karenanya. Dia sangat menyayangiku, hikss rasanya aku ingin menangis. Meski biasanya aku berusaha tak peduli agar keluarga tak khawatir, diam-diam aku iri pada mereka yang memiliki ibu. Seandainya saja....]

Bayi Ivy menyudahi acara makannya, suasana hatinya tiba-tiba menjadi sedih, sehingga tak berminat untuk kembali makan. Walaupun alasan sebenarnya perut kecilnya memang sudah kenyang.

Disya yang tahu suasana hati bayinya sedih, ikut merasakan sedihnya. Meski dalam hati Dia curiga bayinya telah dirasuki arwah gentayangan. Tapi jelas tubuh bayi dalam gendongannya adalah bayinya. Siapapun jiwa didalamnya, ini tetaplah bayinya, yang telah sangat ia perjuangkan untuk melahirkannya. Dengan kuat Diasya menekan kesedihannya itu.

Tangannya menepuk halus punggung bayinya, untuk membantunya mengeluarkan gas yang ikut saat minum asi.

'Puhh'

"Bayi ibu yang pintar," Disya mendekatkan kepalanya mencium pipi tembam bayinya. "Maafkan ibu sayang."

[Kenapa kakak peri meminta maaf? Eh, ibu?????? Hey-hey wajahnya memang mirip dengan foto ibu. Tapi kakak peri lebih cantik. Tidak mungkin ah, aku pasti salah dengar.]

"Sayang, putri ibu yang cantik," Disya tertawa terkikik geli mendengar pikiran putrinya.

[Ini aku tidak bermimpi kan.]

Bayi Ivy memandang kosong pada wajah ibunya.

Disya yang diserang keimutan bayinya, merasa begitu gemas, "Imut sekali bayi ibu. Mikirin apa sayang, hummm."

1 detik.

3 detik.

5 detik.

Setetes air mata jatuh dari pelupuk mata bayi Ivy. Bibirnya mengerucut, mengawali tangis yang akan segera tumpah.

Owekkkkk-owekkkkk.

"Lohh, sayang kenapa?" Disya seketika dibuat panik. Dirinya hanya berniat memberi tahu sang putri bahwa ibunya masih hidup. Dan itu adalah dirinya. Tapi putrinya malah menangis begitu keras. "Sayang, cup-cup-cup, putri ibu jangan menangis."

Tangannya sibuk menimang-nimang. Menggoyangkan tubuh sang bayi ke kanan dan kiri. Tak ada ketidak sabaran sedikitpun dari tindakannya. Dia membiarkan bayinya meluapkan emosinya.

[Huuuuu, ibu,, ibuuuuu,,, huuhuuuu ibuuuu.... Huuuuuu, ibuuuuu. Ibukuuuuu,, aku punya ibu. Aku punya ibuu. Ibuuuuu... ibuuuuuu.]

"Ibu disini sayang, shutttttt. Jangan takut, ibu disini, ibu disini tidak akan kemana-kemana."

[Huuuuu, ibuuuuu.]

Bayi Ivy terus menangis dengan memanggil ibunya, seolah tengah meluapkan segala kerinduannya selama empat kehidupan. Satu-satunya penyesalan yang tak pernah Dia terima adalah kehilangan sosok seorang ibu. Dia bisa berusaha melawan pahlawan wanita, untuk mencegah kehancuran keluarganya, meskipun berakhir gagal. Tapi kematian ibunya adalah kenyataan yang tak mungkin Dia cegah.

1
cerry
Akhirnya setelah seminggu/Sob//Facepalm/
𝒀𝑶𝑺𝑯𝓊𝒶: /Sneer/
total 1 replies
𝒀𝑶𝑺𝑯𝓊𝒶
Wah, baru kali ini niat membaca tulisan fiksi orhir lain kembali hadir. lucu, menarik, mengandung ajakan untuk kembali menjadi bayi.🥴
otomatis bepikir, "Seandainya aku bisa mengingat memori saat aku masih bayi."🥴
Tulisannya rapih kk Thor. Ceritanya santai, menghibur.😂😏😏
𝒀𝑶𝑺𝑯𝓊𝒶: /Sneer/
cerry: Jangan lanjut ya kak, authornya up sesuai mood/Facepalm/
total 2 replies
Miea™
lanjut
Arietyy
aku mampir, jangan lupa mampir dikaryaku
cerry: Maaf ya kak, belum bisa mampir/Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!