"Mulai sekarang, kamu adalah pelayan pribadiku! Kamu hanya boleh mendengar dan patuh pada perintahku!"
*****
Akibat peperangan yang terjadi antara kaum vampir dan manusia. Aurora, gadis yang masih berusia 18 tahun itu menjadi tawanan di Istana Vampir. Dan sialnya, Putra Mahkota Istana malah menjadikan Aurora sebagai pelayan pribadi atau sering disebut dengan 'Pelayan Darah'
Apakah Aurora bisa terlepas dari jerat Panggeran Felix? Atau ia akan menjadi Pelayan Darah Tuan Vampir itu seumur hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha Annisa Amanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tugas Pelayan Pribadi
Kehancuran kota Amartha menjadi tanda kekalahan telak kaum manusia dari peperangan. Kota yang berdiri kokoh dan megah itu kini sudah hancur lebur, menyisakan puing puing bangunan, sangat mengenaskan.
Hanya karena ulah beberapa orang rakus, tamak, kejam dan biadab, semua kaum manusia harus merasakan penderitaan. Para petinggi pria dari kaum manusia yang menjadi tawanan dihukum di penjara bawah tanah Istana Vampir, tanpa kemungkinan pembebasan. Sedangkan para wanita dibawa ke kastil istana di wilayah barat, mereka ditawan di sana, dijadikan pelayan untuk para petinggi kaum vampir.
"Aku di mana?"
Aurora mengedarkan pandangannya, mengamati setiap sudut ruangan dengan pencahayaan yang remang-remang.
"Sudah sadar?"
"Dia? Apa yang dia lakukan di sini?"
Pangeran Felix berdiri, dengan segelas darah segar di tangannya, ia berjalan mendekati Aurora yang masih berdiam diri di atas kasur, menatap jijik ke arahnya.
"Pantaskah seorang pelayan menatap Tuannya seperti itu?" Gelas yang hampir kosong itu menyentuh dagu Aurora. Aromanya tidak begitu menyengat, bahkan tidak tercium seperti aroma darah pada umumnya.
"Aku bukan pelayanmu—"
Belum sempat Aurora menyelesaikan ucapannya, tangan kekar Pangeran Felix sudah terlebih dahulu mencengkeram lehernya, membuat Aurora kesusahan bernapas.
"Jadilah pelayan yang baik, jika kamu masih ingin hidup! Dan patuhilah perintahku, jika kamu masih menginginkan masa depan untuk kaum manusia!"
Dengan kasar Pangeran Felix melepaskan cengkramannya. Hingga tubuh Aurora terhempas ke kasur. "Makanlah! Aku tidak suka pelayan yang kurus kering sepertimu!"
Tatapannya yang tajam, benar-benar menghunus setiap inci tubuh Aurora, hanya dengan ditatap saja, membuat Aurora merasa dikuliti hidup-hidup oleh Vampir Kejam itu!
"Dasar Vampir Menjijikkan! Vampir Kejam!" teriak Aurora setelah Pangeran Felix meninggalkan ruangan tempat ia beristirahat.
"Leherku?" Gadis itu meraba lehernya, bahkan lehernya sekarang masih terasa sakit akibat cengkraman Vampir itu!
"Aku bersumpah, suatu saat nanti, aku akan membuatmu tunduk padaku!"
Entah sadar atau tidak dengan apa yang ia ucapkan, namun tekad Aurora begitu menggebu sekarang. Bagaimanapun caranya, Aurora akan membuat Vampir Sialan itu bertekuk lutut padanya!
******
Tugas Pelayan Pribadi Pangeran Mahkota Istana Vampir. Tugas yang diemban oleh Aurora, bukanlah tugas seperti pelayan pada umumnya. Tugas seorang pelayan pribadi ditentukan oleh sang Tuan. Semua yang diperintahkan oleh sang Tuan adalah tugas yang harus dipatuhi dan diselesaikan.
Bahkan, tugas Pelayan Pribadi juga disamakan dengan tugas seorang Pelayan Darah. Seorang Pelayan Darah hanya memberikan darahnya kepada Tuannya. Namun, apalagi dia adalah seorang Pelayan Pribadi, dan Tuannya menginginkan darahnya, maka dia berkewajiban untuk memberikan darahnya, sebagai bentuk ketaatan pada sang Tuan.
"Bawa sarapan ini ke kamar Pangeran." Seorang Kepala Pelayan memberikan nampan yang berisikan segelas darah segar, beberapa buah-buahan dan daging yang dibakar dengan bumbu-bumbuan khusus pada Aurora.
Tadi, sebelum Aurora disuruh ke dapur, seorang pelayan menunjukan Aurora di mana letak kamar Pangeran Felix. Kamar dengan pintu yang menjulang tinggi itu sangatlah luas, mungkin 10 kali lipat dari kamar yang ditempati oleh Aurora!
"Masuk!"
Tidak seperti apa yang Aurora bayangkan. Kamar si Pangeran Vampir itu ternyata sangatlah bersih dan tertata rapi, tidak jelek, kumuh dan bau seperti apa yang ada di pikiran Aurora tadi!
"Letakan saja di atas meja. Aku mau mandi, siapkan air untukku!"
"Mandi? Apakah Vampir Busuk sepertinya butuh mandi juga? Hmm, mandi dengan bunga tujuh rupa pun tidak akan bisa menutupi aura kebusukannya!"