NovelToon NovelToon
Keluarga Untuk Safina

Keluarga Untuk Safina

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Menikah Karena Anak / Ibu Tiri / Istri ideal
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: Windersone

Secara kebetulan aku bertemu dengan keluarga kecil itu, hadir sebagai seorang istri terutama ibu pengganti untuk anak pria itu yang berstatus duda saat menikahiku.

Sungguh berat ujiannya menghadapi mereka, bukan hanya satu, tapi empat. Namun, karena anak bungsunya yang paling menempel padaku, membuatku terpaksa bersabar. Mungkinkah aku akan mendapatkan cintanya mereka semua? Termasuk Ayah mereka?

Kami menikah tanpa cinta, hanya karena Delia, anak bungsu pria itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windersone, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keluar Malam-Malam

🌻🌻🌻

Perasaanku merasa sedikit aneh saat seorang wanita usia setengah abad duduk menatapku dengan senyuman yang sejak tadi bersemi, di mana bocah laki-laki yang tadi kesal pada adiknya itu duduk di sisi kanan wanita itu, di ruang tamu. Delia yang sejak tadi menempel padaku masih tak lekang dariku, ia duduk di pangkuanku sambil memainkan bonekanya.

Ayah dari kedua anak itu membawa segelas air dari dapur dan disajikan di hadapanku. Kemudian, beranjak duduk di sisi kiri wanita itu yang aku rasa adalah ibunya.

“Usia kamu berapa?” tanya wanita itu padaku.

“Baru 23, Nek,” balasku, tersenyum dan menganggukkan kepala untuk berusaha terlihat ramah.

“Jangan panggil Nenek. Saya merasa aneh mendengarnya.”

Sedikit lucu mendengarnya berkata seperti itu. Tapi, aku bisa menghargai dan aku anggukkan kepala untuk mengiyakan.

“Sudah dua tahun sejak kepergian Listiana. Sejak saat itu juga anak-anak kehilangan sosok ibu dalam hidup mereka. Ini sungguh mengagetkan, Delia begitu lekat denganmu sampai memanggilmu ibunya. Padahal, sudah banyak orang yang ditemuinya selama ini sampai ….” Wanita itu menggantungkan perkataan dan menoleh ke arah ayah dari anak-anak itu. “Putraku aku carikan jodoh, meskipun hal itu ditolak keras olehnya. Semua karena anak-anak dan dirinya juga.”

Jadi begitu. Kepalaku hanya manggut-manggut mendengar sedikit cerita dari wanita itu yang juga sedikit membuatku mengerti dengan perasaan mereka.

“Kami bukan dari keluarga kaya. Putraku hanya pria biasa, bukan pria yang memiliki banyak uang. Tapi, maukah kamu mendampinginya dan menjadi Ibu dari anak-anak?” tanya wanita itu yang terlihat dengan terdengar tidak enak mengutarakan kalimat itu.

Cukup kaget telingaku mendengarnya sampai tubuhku membeku sesaat dengan kedua bola mata membesar. Posisi itu bertahan beberapa detik sampai akhirnya tubuhnya mengendur sambil tersenyum dan memperhatikan pria yang di sampingnya tengah menatap ibunya itu dengan ekspresi tampak menegur.

“Ini demi kebaikan kalian semua,” ucapnya kepada pria itu dengan suara kecil.

“Maaf, saya belum kepikiran sejauh itu. Saya ke sini hanya ingin membantu Masnya membawa Delia ke sini,” terangku dengan harapan wanita itu bisa memahami posisiku.

“Apa karena anakku seorang duda dan memiliki anak? Iya, Ibu bisa memakluminya. Wanita cantik dan masih perawan seperti Nak …?" Wanita itu menggantungkan perkataannya dengan ekspresi dan terdengar mempertanyakan namaku.

"Safina," jawabku.

"Wanita seperti Nak Safina tidak mungkin mau sama pria berstatus duda beranak." Wanita itu merendah yang membuatku malah merasa tidak enak hati.

Jujur perasaanku tidak tenang setelah kata menikah keluar dari bibirnya. Baru satu tahun aku lulus kuliah dan bekerja di salah satu sekolah sebagai seorang guru dan aku masih ingin menghabiskan waktu untuk membahagiakan diri sendiri sebelum mengurus suami, apalagi dengan adanya anak sekaligus. Selain itu, menikah dengan seorang duda tidak pernah terpikirkan olehku, itu sungguh jauh dari ekspektasiku.

Diposisi itu aku ingin sekali meninggalkan rumah itu, rasanya sungguh tidak nyaman. Untungnya ponselku berdering, sahabat yang ingin aku temui di mall menghubungi untuk bertanya mengenai keberadaanku. Sebelum menjawab sambungan telepon aku tersenyum dan menggeser bulat hijau yang bersanding dengan bulatan merah di layar ponsel.

"Iya? Sebentar lagi aku sampai di sana. Tunggu aku." Sengaja aku tidak berbicara panjang lebar dengan sahabatku yang cerewet itu.

Sambungan telepon aku matikan. Kemudian, Delia aku alihkan duduk di sampingku, lanjut aku berdiri sambil pamit undur diri meninggalkan rumah tersebut. Persetujuan mereka tidak aku tunggu, kakiku langsung berjalan ke arah pintu dengan tingkah terburu-buru agar mereka tahu kalau aku punya urusan penting. Namun, gadis kecil itu mengejarku, berusaha menahanku. Untungnya, sebelum memeluk tubuhku, ayahnya lebih dulu memeluknya, menggendongnya, dan menyuruhku lanjut meninggalkan rumah. Terdengar gadis itu menangis gila-gilaan memanggilku ibu, menyuruhku berbalik padanya.

Tidak lagi, aku tidak ingin terlibat dalam keluarga itu. Kakiku terus melangkah di halaman rumah itu sampai akhirnya keluar dari gerbang rumah yang tingginya hanya 1,5 meter, begitupun dengan pagarnya.

Keluar dari pagar itu, kakiku berhenti berjalan saat tubuhku hampir beradu dengan dua orang remaja dengan genre yang berbeda. Terdapat seorang gadis berseragam putih abu-abu, lalu yang satunya lagi seorang remaja laki-laki dalam setelan seragam putih biru tua.

Sejenak kami saling memandang dengan dahi mereka sedikit mengerut memperhatikanku.

Kuabaikan mereka dan melanjutkan perjalanan meninggalkan sekitaran rumah itu, berjalan di tepi jalan dengan kepala sesekali menoleh ke belakang, memperhatikan kedua remaja itu masih memperhatikanku sampai mereka memasuki gerbang rumah di mana aku keluar.

***

Benar-benar tidak bisa aku duga. Perkataan wanita tadi membuatku tidak bisa tidur, selalu saja kepikiran dengan tawaran dinikahi anaknya itu. Tubuh yang sudah terbaring sejak tadi kembali kubawa duduk dan sejenak diam untuk memikirkan cara menghentikan pemikiran itu.

Ponsel yang ada di atas meja berdering, itu mengalihkan perhatianku. Terdapat nomor baru di sana yang membuatku sedikit berpikir, siapa orang yang malam-malam begini menghubungiku? Sambungan telepon itu aku diamkan karena berpikir orang iseng yang melakukannya. Jika tidak, teman laki-laki Bella, sahabat yang tadi siang aku temui. Wanita itu kadang-kadang memberikan nomorku kepada teman-temannya untuk mendekatkanku dengan pria karena status yang jombloku.

Sambung telepon mati dan kembali berdering. Karena kesal, aku meraih ponsel tersebut dengan kasar dan menjawab sambungan telepon itu.

“Iya?”

“Dengan Bu Safina Lestari?” Suara seorang pria terdengar sopan dalam nada bicaranya.

“Siapa?”

Sejenak aku diam mendengar jawaban dari pertanyaanku. Ternyata orang yang menghubungiku adalah pria yang anaknya menempel padaku siang menjelang sore tadi. Bergegas kutepikan selimut sambil mengikat rambut sepinggang yang lurus terurai setelah menaruh ponsel di atas kasur yang sejenak aku mainkan untuk memesan ojek online. Kemudian, aku mengganti pakaian tidurku dengan dress sederhana, lalu mengambil kembali ponselku dan tas di sampingnya sambil memasukkan ponsel itu ke dalam tas tersebut seraya keluar dari kamar.

“Kamu mau ke mana?” tanya wanita cantik berdaster hitam yang baru keluar dari dapur, itu adalah ibuku yang tengah mengambil air minum yang akan di bawa ke kamar.

“Hmm … ada urusan mendadak. Kalau begitu, aku pergi dulu, Bu.” Kusalami tangah Ibu dan mengecup bibir, lalu bergegas keluar dari kamar dengan langkah terburu-buru.

Keluar dari rumah, ojek online yang aku pesan sudah berada di depan gerbang rumah.

“Jalan Andalas, Pak,” ucapku sambil memakai helm yang disodorkan pria itu, di mana perkataanku langsung dianggukkan oleh pria tersebut.

Tingkah seperti orang dikejar-kejar anjing itu tidak berhenti sampai motor si tukang ojek online itu ada, aku bahkan mendesaknya untuk cepat membawaku sampai di tempat tujuan. Kalian penasaran ke mana aku akan pergi?

1
Mariyam Iyam
lanjut
LISA
Mulai terungkap nih..ternyt anak² itu keponakannya Lintang..yuk Kak update lg..
Mariyam Iyam
lanjut
LISA
Ada aja masalahnya..
Darni Jambi
kok ngak up lama sekali,ada apa ?
Rien Widyarti
seru
Mariyam Iyam
penasaran siapakah wanita itu
LISA
Siapa y wanita itu..penasaran nih
Luk Mamluha: suka banget.lanjut
total 1 replies
Mariyam Iyam
lanjut
LISA
Amin..moga hubungan Fina dan anak² suaminya makin baik
Mariyam Iyam
lanjut
LISA
Bener Kak..Shania over dosis bgt kurang ajarnya
Mariyam Iyam
lanjut
Darni Jambi
bagus,mendidik
Ig: Mywindersone: Terima kasih.
🥰🥰
total 1 replies
LISA
ya nih penasaran jg..koq bisa yg menculik itu mengkambinghitamkan Fina..pdhl Fina yg sudah menolong Shani..
LISA
Moga dgn kejadian itu Shani sadar dan tidak memusuhi Fina lg jg mau menerima Fina sebagai Mamanya
Darni Jambi
upnya yg rutin kak,
Darni Jambi
kok ngak up2 to mbk ditungguin, bagus critanya
LISA
Ya nih Kak
LISA
Pasti ibunya anak²
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!