NovelToon NovelToon
Pelarian Cinta Termanis

Pelarian Cinta Termanis

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Putri Anandhita

Terjebak dalam badai cinta yang penuh intrik dan pengkhianatan, Rasmi dan Daud harus menghadapi ujian tak terduga ketika jarak dan pandemi memisahkan mereka.

Selang dua minggu pernikahan, Rasmi dan Daud terpaksa tinggal terpisah karena pekerjaan. Setelah dua tahun mengadu nasib di negeri seberang, Daud pun pulang ke Indonesia. Namun, sayangnya Daud kembali di tengah wabah Covid-19. Daud dan Rasmi pun tak dapat langsung bertemu karena Daud terpaksa harus menjalani karantina. Satu minggu berlalu, kondisi Daud pun dinyatakan positif covid. Rasmi harus kembali berjuang melawan rindu serta rahasia gelap di balik kepulangan sang suami.

Dalam konflik antara cinta, kesetiaan, dan pengkhianatan, apakah Rasmi dan Daud mampu menyatukan hati mereka yang terluka dan memperbaiki ikatan yang hampir terputus? Ataukah sebaliknya?

Temukan kisah mendebarkan tentang perjuangan cinta dalam novel ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Anandhita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keresahan Rasmi

Menjadi seorang ibu rumah tangga bukanlah pilihan yang mudah bagi Rasmi. Pemilik nama lengkap Indurasmi berusia 26 tahun itu dulunya adalah seorang wanita karir, bekerja sebagai jurnalis freelance. Ia adalah sosok yang penuh semangat dan berdedikasi tinggi dalam mencari kebenaran melalui tulisannya.

Seiring status Rasmi yang berubah menjadi istri dari seorang Daud Alamsyah, atas permintaan suaminya itulah ia akhirnya berhenti bekerja. Mencurahkan segalanya hanya untuk suami, dan keluarga.

Rasmi yang kesehariannya sudah terbiasa disibukkan pekerjaan, jalinan pertemanan, dan membentuk relasi cukup luas. Tentu tak langsung setuju dengan permintaan dang suami. Belum lagi yang tadinya memiliki penghasilan sendiri, kini Rasmi harus bergantung pada uang nafkah yang ternyata tidak sebesar gajinya sebelum menikah.

"Bukan maksudku menolak niat mulia kamu, Mas. Tapi, kan, kamu tau kalau aku ini tulang punggung keluarga. Jadi ..., rasanya sayang aja kalau harus berhenti bekerja," jelas Rasmi ketika itu.

Dengan sorot mata teduh andalannya, Daud merangsek dan menggenggam tangan sang istri. "Mas paham perasaanmu, Ras, tapi ini adalah cita-cita Mas sejak sebelum menikah. Mas ingin memiliki istri yang hanya tunduk pada perintah suami, bukan kepada atasan atau bosnya. Kalau kamu kerja, kamu pasti sibuk dan nggak ada waktu buat Mas."

"Tapi, Mas, bagaiamana dengan Ayah dan Ib—"

"Raaas," potong Daud. "Istri itu perhiasan suami, dan sebaik-baiknya seorang istri adalah istri yang berada di rumah."

Wajah Rasmi tertekuk, tetapi ia sembunyikan dengan menunduk dalam-dalam. Ini pilihan sulit untuknya. Satu hal yang mengusik pikiran Rasmi saat itu, mengapa Daud tidak menyampaikan hal sepenting ini sebelum mereka menikah? Ia pikir Daud akan paham, dan mengizinkannya tetap bekerja meski sudah sah sebagai pasangan.

Kalau seperti ini, Rasmi tak bisa berbuat banyak. Selain menurut dan merelakan karirnya yang ia bangun sejak lama.

Mengenai kebutuhan orangtua Rasmi, saat itu Daud berjanji akan rutin mengirimkan uang pada mereka. Ia akhirnya merasa cukup tenang, setidaknya tak perlu mengkhawatirkan kewajibannya sebagai seorang anak satu-satunya.

Pada akhirnya, Rasmi memutuskan untuk menuruti keinginan sang suami. Meski awalnya terasa sangat sulit, lambat laun ia pun dapat menerima serta menghormati keputusan Daud. Ia tak ingin melangkah sejengkal pun tanpa adanya ridho dari sang suami.

Rasmi, dengan latar belakangnya sebagai seorang jurnalis dengan sosok yang hambel dan mudah bergaul, tentu memiliki lingkaran pertemanan yang cukup luas di dunia jurnalistik.

Tak ayal, meski ia sudah tak aktif lagi bekerja, teman-temannya terdahulu masih sering mempertanyakan kabarnya. Menyayangkan kemunduran Rasmi dari pekerjaan yang telah lama digeluti bersama.

Bagi Rasmi, kebahagiaan keluarga kecil dan keutuhan hubungannya bersama Daud ialah prioritas tertinggi untuk saat ini. Meski hati kecilnya terkadang rindu dengan lingkungan kerja.

Menganggur bukan berarti Rasmi bebas berleha-leha. Ia tak serta merta berdiam diri dan hanya menunggu sang suami pulang.

Sebelum akhirnya wabah penyakit mengerikan itu tiba di tanah air, Rasmi sempat mengelola usaha kecil-kecilan dengan berjualan online atas rekomendasi dari teman-teman sejawatnya dulu.

Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Rasmi terpaksa gulung tikar karena terkena imbas pandemi yang merajalela.

Sejak saat itu, keseharian Rasmi pun berubah monoton dan membosankan. Untuk mengisi kekosongan dan waktu luangnya, wanita itu kerap membaca novel online melalui ponsel canggih miliknya. Berbagai judul mampu ia selesaikan dalam rentang waktu yang cukup singkat. Tak jarang ia terjaga hingga larut malam untuk memuaskan rasa penasarannya akan akhir sebuah cerita.

Namun, karena latar belakangnya yang berbekal ilmu kepenulisan, pada akhirnya Rasmi coba terjun ke dunia literasi. Yakni menulis novel online itu sendiri. Menjadi seorang penulis, memberikan Rasmi ruang kreativitas yang lebih luas dan tanpa batas.

Di sela-sela kesibukannya sehari-hari dan menulis, Rasmi tak serta merta melupakan kewajibannya sebagai seorang istri. Setelah tenggelam bersama cerita yang ia ciptakan di dalam novel, ia menyempatkan diri menghubungi Daud melalui sambungan telepon atau pesan singkat.

Seperti saat ini.

"Mas gak lagi sibuk, kan? Tak apa kalau aku telepon lebih lama?" tanya Rasmi sambil memainkan bolpoint di atas meja. Sementara ia duduk di kursi plastik menghadap ke jendela terbuka, tempat biasa ia menulis naskah novelnya.

"Gak sibuk, sih, cuma Mas lagi pusing," sahut Daud terdengar tak bersemangat.

"Pusing kenapa? Mas ada masalah kerjaan lagi?" Rasmi bertanya dengan raut cemas.

"Bukan."

"Terus?"

Daud mengarahkan kamera ponselnya ke sudut kamar, memperlihatkan sebuah ember berwarna putih penuh pakaian. "Cucian Mas banyak banget, Ras. Kemarin habis survey lokasi ke daerah pelosok, kebetulan lagi hujan, baju Mas jadi basah semua. Mana kena lumpur pula."

Rasmi menahan senyum mendengar cerita Daud yang terdengar sedikit manja di telinganya. Namun, ia juga jadi sedih karena tak dapat membantu kesulitan sang suami. "Maaf, ya, Mas. Harusnya aku yang cucikan baju kerja kamu," kata Rasmi penuh sesal.

"Gak perlu minta maaf, Ras. Ini udah risiko kita. Lagian, Mas udah terbiasa begini, kok. Gak usah berlebihan!" ujar Daud.

Sepintas ada rasa tak nyaman menyusup ke dalam hati Rasmi. Mengapa Daud begitu cepat beradaptasi? Sementara sampai detik ini dirinya masih bergelung dengan sepi dan tertekan.

......................

Di salah satu sudut ruang kerja mini di dalam kamar, Rasmi tenggelam bersama hening yang membelenggu, hanya terganggu oleh suara ketikan dari jari-jemari lentiknya di atas papan ketik.

Tak lama, getaran dari ponsel di atas meja membuyarkan konsentrasi Rasmi. Dengan segera ia pun mengambil ponsel dan menatap layar yang menerangi wajahnya dengan hentakan detak jantung yang cepat. Sebuah pesan dari Daud, suaminya, muncul di layar.

"Ras, tadi Mas dapat kabar dari kantor pusat. Jatah libur Mas akan dijadwalkan ulang. Kalau tidak ada halangan, tiga hari lagi Mas pulang ke Jakarta."

"Benarkah? Alhamdulillah, Mas. Aku seneng banget dengernya. Tapi kenapa ngabarin berita semembahagiakan ini cuma lewat pesan, Mas? Kenapa gak telepon aja? Mas Daud Lagi sibuk banget, ya?"

Rentetan pertanyaan tersebut segera Rasmi layangkan melalui pesan singkat. Meski ia kurang puas dan kepalanya mulai dipenuhi banyak tanya. Namun, kabar bahagia ini cukup menggantikan segala keresahannya.

Bukan apa-apa, setelah obrolan mereka berbulan-bulan yang lalu, komunikasi di antara mereka mendadak sulit dan Daud sering mengabaikan pesannya. Keanehan itu terus berlanjut hingga tak terasa kepergian Daud memasuki tahun kedua.

Sibuk dan lelah menjadi alasan Daud tiap kali Rasmi mengajukan tanya. Laki-laki itu hanya akan menghubungi sang istri jika dirinya ada kepentingan mendesak saja.

Pikiran buruk pun sempat menghantui kepala Rasmi. Banyak kisah-kisah miris pasangan suami istri yang pada akhirnya bercerai karena kerenggangan yang terjadi ketika salah satu dari mereka pergi bekerja. Salah satu contohnya ialah teman Rasmi yang tinggal tak jauh dari komplek perumahannya.

Ia dijandakan suami hanya untuk memperistri janda lainnya.

Sungguh, Rasmi tak ingin hal itu terjadi pada hidupnya. Maka sebisa mungkin ia akan menjaga hubungannya dengan Daud. Menuruti setiap permintaan sang suami dengam harapan suatu hari nanti sikap Daud akan kembali hangat padanya.

Cukup lama Rasmi menunggu, tetapi sampai beberapa jam berlalu, tak ada tanda-tanda Daud membalas pesannya.

Sampai akhirnya tiga hari pun berlalu. Waktu yang Rasmi tunggu-tunggu untuk dapat bertemu sang suami kini telah tiba. Namun, ia masih belum dapat menemui suaminya secara langsung karena terhalang prosedur. Setiap orang yang memasuki tanah air, mereka diwajibkan menjalani karantina selama satu minggu di suatu tempat yang telah pihak negara siapkan.

Untungnya, kali ini Daud sudah bisa dihubungi. Keduanya pun berbicara melalui sambungan telepon.

"Nanti aku jemput ya, Mas, biar kita ketemunya lebih cepet," pinta Rasmi.

"Gak perlu. Sebelum keluar, semua orang yang diisolasi harus nunggu hasil lab dulu, Ras. Kalau dinyatakan negatif covid, maka kami baru boleh keluar. Kalau ternyata positif ..., ya lanjut diisolasi."

"Aku yakin kamu sehat, Mas. Mau, ya, aku jemput." Rasmi yakin bahwa suaminya akan baik-baik saja. Sekalipun takdir berkata lain, setidaknya ia dapat menghirup udara yang sama dengan sang suami.

"Terserah kamu sajalah! Yang penting Mas sudah ingatkan."

Setelah mengatakan hal itu, sambungan telepon pun terputus begitu saja.

Sungguh, Rasmi sudah sangat rindu pada suaminya itu. Dua tahun berlalu begitu saja tanpa pernah bertemu, membuat hati Rasmi kembali berdebar dan menggebu-gebu.

Namun, apakah suaminya itu merasakan hal yang sama? Tampaknya Daud terkesan biasa saja walau pertemuan sudah di depan mata.

1
Sunaryati
Suka, ini tak kasih bintang 5 , tolong up rutin
Sunaryati
Ceritanya bagus buat deg- degan bacanya, ikut merasakan sakit hati dan marahnya Rasmi. Lancarkan proses perceraian Daud dan Rasmi, Rasmi bisa mengamankan rumahnya dan jika perlu penjarakan Daud karena membawa uang dan perhiasan Rasmi serta menikah lagi tanpa izin istri pertama
Sunaryati
Segera terbongkar pengkhianatan Daud, shg ada alasan Rasmi menggugat cerai
Yuli
nyesek bgt thor 😩 tapi aku suka
Yuli
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!