NovelToon NovelToon
Penjaga Gerbang Semesta

Penjaga Gerbang Semesta

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Mengubah Takdir / Dokter Ajaib / Kultivasi Modern
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: ansus tri

**Meskipun cerita ini beberapa diantaranya ada berlatar di kota dan daerah yang nyata, namun semua karakter, kejadian, dan cerita dalam buku ini adalah hasil imajinasi penulis. Nama-nama tempat yang digunakan adalah *fiksi* dan tidak berkaitan dengan kejadian nyata.**

Di tengah kepanikan akibat wabah penyakit yang menyerang Desa Batu, Larasati dan Harry, dua anak belia, harus menelan pil pahit kehilangan orang tua dan kampung halaman. Keduanya terpisah dari keluarga saat mengungsi dan terjebak dalam kesendirian di hutan lebat.

Takdir mempertemukan mereka dalam balutan rasa takut dan kehilangan. Saling menguatkan, Larasati dan Harry memutuskan untuk bersama-sama menghadapi masa depan yang tak pasti.

Namun, takdir memiliki rencana besar bagi mereka. Pertemuan mereka bukanlah kebetulan, karena keduanya ditakdirkan untuk memikul tanggung jawab yang jauh lebih besar. Menjadi Penjaga Gerbang Semesta. Dan pelindung dunia dari kehancuran!. Selamat menikmati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ansus tri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2. Hujan Badai dan Cinta

Malam itu, kehangatan api unggun terasa berbeda. Bukan hanya menghangatkan tubuh, tapi juga hati mereka yang dipenuhi rasa syukur dan kebersamaan. Mereka telah melewati satu lagi ujian berat, dan ikatan batin di antara mereka semakin kuat.

Hidup di hutan memang penuh tantangan. Setelah pertemuan dengan dua serigala buas itu, Larasati dan Harry masih harus berjibaku dengan berbagai rintangan lain.

Hujan deras kerap menghancurkan atap gubuk mereka, memaksa mereka bekerja ekstra untuk memperbaikinya agar tetap teduh. Angin kencang yang menerpa menguji kekuatan gubuk sederhana itu. Air hujan yang mereka tampung menjadi satu-satunya sumber air bersih, dan kadang kala bahkan itu tak cukup.

Kelaparan juga menjadi ancaman yang selalu menghantui. Saat musim kemarau tiba, mereka harus berjuang lebih keras untuk menemukan makanan.

Larasati pernah jatuh sakit, demam tinggi karena perubahan cuaca yang ekstrem. Harry pun pernah

mengalami cedera ketika tengah memperbaiki gubuk mereka.

Namun, tantangan terbesar bukanlah rintangan fisik, melainkan pergulatan batin dan emosi. Rasa terisolasi dan kesepian sering kali menyerang di tengah sunyinya hutan belantara, meski sesekali mereka bertemu dengan penduduk desa atau pergi ke desa terdekat untuk menjual hasil buruan dan menukarnya dengan kebutuhan

sehari-hari.

Pertengkaran kecil sesekali terjadi karena perbedaan pendapat tentang cara bertahan hidup. Namun, setiap kali menghadapi tantangan, mereka belajar untuk saling menguatkan, mencari solusi bersama, dan mengingatkan diri

bahwa mereka tidak sendirian.

Di antara semua kesulitan itu, mereka juga menemukan kekuatan dalam hubungan mereka. Saat mereka berpelukan di malam hari, merasakan kehangatan satu sama lain di bawah cahaya api unggun, mereka menyadari bahwa meskipun sulit, hidup bersama di hutan telah membuat mereka lebih kuat dan lebih dekat satu sama lain.

Dengan setiap masalah yang mereka atasi, Larasati dan Harry semakin yakin bahwa semangat mereka dapat mengatasi semua rintangan. Meskipun hidup mereka di hutan penuh dengan tantangan, mereka menemukan kebahagiaan yang tak ternilai dalam setiap momen yang mereka bagi bersama.

Waktu terus berlalu tanpa berhenti. Larasati dan Harry telah mengenal satu sama lain sejak mereka masih  kecil. Mereka saling bahu-membahu, dan membangun tempat berlindung bersama di pinggir hutan yang indah.

Namun, seiring berjalannya waktu, ternyata perasaan Larasati dan Harry mulai tumbuh menjadi lebih dari sekadar persahabatan. Kini, Larasati berusia 23 tahun dan Harry 18 tahun.

Mereka telah tumbuh menjadi orang dewasa yang memiliki perasaan cinta yang mendalamsatu sama lain.

Meskipun tinggal bersama di gubuk itu, mereka masih menjaga pandangan mereka terhadap satu sama lain. Mereka tidak pernah mengungkapkan, namun mereka mengetahuiperasaan itu.

Larasati dan Harry duduk diam di depan api unggun, merenungkan perasaan baru yang muncul  di antara mereka. Larasati memperhatikan raut wajah Harry yang penuh perhatian saat memandanginya, dan dia merasa getaran aneh di dadanya. Apa ini yang orang tua sering bicarakan tentang cinta? Pikirnya dalam hati.

"Aku merasa aneh, Harry," kata Larasati dengan ragu, matanya menatap api dengan ekspresi campuran antara kebahagiaan dan kecemasan. "Seperti ada sesuatu yang lebih dari sekadar persahabatan antara kita."

Harry tersenyum lembut, mengangguk setuju. Ia mengambil tangan Larasati dalam genggamannya, merasakan detak jantungnya yang berpacu. "Aku juga merasa begitu, Kak," ucapnya pelan. "Mungkin... mungkin kita memang

ditakdirkan untuk bersama lebih dari sekadar teman."

Mata mereka saling bertemu, dan dalam pandangan itu, Larasati merasakan betapa nyata dan mendalamnya perasaan yang tumbuh di antara mereka.

Hari dan bulan terus berlalu, mereka tetap menjalankan aktifitasnya seperti biasa. Suatu hari, hujan badai melanda gubuk mereka, atap gubuk itu bocor dan air hujan masuk dengan deras. Larasati dan Harry pun basah kuyup dan merasa kedinginan. Secara tanpa sadar, mereka berdua berpelukan untuk saling menghangatkan badan.

"Dingin sekali, Harry," ucap Larasati sambil mempererat pelukannya pada tubuh Harry mencoba menghangatkan diri.

"Ayo kita pindah ke tempat yang lebih kering, Kak," ajak Harry sambil memegang tangan Larasati dan membawanya ke sudut lain dari gubuk.

Mereka duduk berdampingan, saling berpelukan untuk mengusir rasa dingin. Namun, tanpa disadari, sentuhan kulit mereka yang basah satu sama lain membuat hati mereka berdetak lebih kencang.

"Kak Laras, aku tidak tahu kenapa, tapi rasanya aneh sekali," ucap Harry sambil memandang mata Larasati dengan penuh kekhawatiran.

"Apakah kamu merasakan hal yang sama, Harry?" tanya Larasati dengan nada ragu.

Harry mengangguk pelan sambil tersenyum penuh arti. "Aku tidak tahu bagaimana ini terjadi, tapi rasanya aku merasa lebih dari sekadar sahabatmu, Kak Laras."

Larasati merasa dadanya berdesir kencang. Dia menyadari bahwa perasaannya terhadap Harry juga tidak lagi sebatas persahabatan. Ada getaran yang berbeda di antara mereka, sebuah perasaan cinta yang tumbuh di antara mereka.

Mereka saling menatap dengan mata penuh kehangatan. Tanpa mereka sadari, jarak di antara mereka semakin berkurang. Dan akhirnya, bibir mereka bertemu dalam sebuah ciuman yang penuh cinta dan kehangatan.

Larasati merasakan dadanya sesak, terhimpit perasaan baru yang tak pernah ia kenal sebelumnya. Namun, kehangatan tangan Harry yang menguatkan genggamannya, membuat ia larut dalam arus perasaan itu. Aroma tubuh Harry yang maskulin, bercampur bau kayu bakar dan hujan, semakin menyihir logikanya.

“Sudah lama aku memendam rasa ini, Kak Laras. Aku mencintaimu,” bisik Harry, suaranya bergetar.

Larasati terpaku. Kata-kata itu terngiang-ngiang di telinganya, membuat hatinya bernyanyi. Perlahan, ia mengangkat wajahnya, menatap mata Harry yang penuh harap. Sebuah senyum manis mengembang di bibirnya.

“Aku juga mencintaimu, Harry. Sejak lama.”

Ucapan itu keluar begitu saja, tulus dari lubuk hatinya. Tak ada lagi keraguan, tak ada lagi ketakutan. Hanya ada kepastian dan kebahagiaan yang meluap-luap.

Malam itu, hujan masih turun dengan derasnya. Namun, di dalam gubuk kecil itu, tercipta kehangatan yang tak mampu diredam dinginnya malam. Mereka larut dalam pelukan, menikmati detik-detik pertama kisah cinta mereka yang baru saja bersemi.

Hari-hari berganti, kebersamaan mereka semakin erat. Setiap pagi, Harry akan bangun lebih

awal, memastikan api unggun tetap menyala dan mempersiapkan sarapan sederhana untuk mereka. Larasati, di sisi lain, akan menyisir rambut panjangnya dengan ujung ranting kayu, sesekali mencuri pandang ke arah Harry yang sedang sibuk dengan pekerjaannya.

Saat berburu, Harry menjadi lebih protektif. Ia selalu berada di depan, melindungi Larasati dari bahaya. Larasati pun tak kalah peduli. Ia selalu menyiapkan ramuan herbal untuk mengobati luka kecil Harry sepulang berburu.

Malam hari, di bawah cahaya rembulan, mereka akan bercerita tentang mimpi dan harapan mereka. Larasati bermimpi untuk bisa kembali ke desa dan menemukan orang tuanya. Harry berharap bisa membangun sebuah rumah kayu yang kokoh untuk Larasati, tempat di mana mereka bisa hidup bahagia selamanya.

Cinta mereka tumbuh di tengah keterbatasan, namun justru itulah yang membuatnya semakin kuat dan bermakna. Mereka belajar untuk saling menghargai, saling melindungi, dan saling menguatkan di setiap langkah perjalanan hidup mereka.

***

“Kita akan membangun rumah kita yang baru dan lebih besar lagi sendiri di sini, Kak Laras,” ujar Harry, matanya berbinar-binar. “Kita akan hidup bahagia bersama dan menikmati keindahan alam ini setiap hari.” Ia meremas tangan Larasati dengan penuh kasih sayang, seolah meyakinkan gadis itu akan mimpi mereka.

“Aku sangat menyukainya, Harry,” jawab Larasati, senyum bahagia terpancar di wajahnya. Entah mengapa, ia tiba-tiba membayangkan Harry kecil berlarian di depan matanya, tawa riangnya memenuhi ruangan. “Aku juga tidak sabar untuk memulai kehidupan baru bersamamu di tempat yang indah ini.”

Sebuah ciuman lembut Harry mendarat di kening Larasati, menyalurkan segenap perasaan yang tak mampu diungkapkan dengan kata-kata. Mereka larut dalam kebahagiaan yang sederhana, namun begitu berarti.

Cinta mereka telah menyatukan dua jiwa yang kesepian, menciptakan harapan baru

di tengah keterbatasan.

1
Amelia
Harry dan Larasati god job...👍👍👍
ansus tri
terima kasih.
Neng Moy
lanjutkan ceritanya seru
ansus tri: tiap hari akan update tiga bab. terimakasih 🙏
total 1 replies
Amelia
semangat aku dukung per bab ya ❤️❤️❤️
ansus tri: terimakasih atas dukungan-nya 🙏
total 1 replies
Amelia
aku mampir Thor semangat ❤️👍
💟《Pink Blood》💟
Jantung berdegup kencang.
Levi Ackerman
Tolong update cepat, jangan biarkan aku mati penasaran 😩
Gassing Richies: itulah knp sy mlaas buka jika msih kurang stocknya....tungguin banyak dulu sekira 100an baru star
total 1 replies
yeqi_378
Gak sabar lanjut ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!