Aku memang mencintainya, tapi aku tak mau menjadi bodoh karnanya, bagiku jika tak anggap oleh orang-orang di sekitar mu, maka carilah tempat dimana orang-orang akan menganggap mu.
*******
Arzeta Asafa wanita berusia 25 tahun sudah membina rumah tangga selama kurang lebih 3 tahun, namun belum memiliki momongan bukan karna mandul tapi karna sang suami yang mengalami impoten hingga Zeta harus bersabar dengan hinaan serta cacian dari keluarga besarnya.
Tapi siapa sangka rumah tangga yang dia jaga selama ini, menyimpan DURI di dalamnya.
yuk ikuti kisah Arzeta dan siapa DURI yang merusak ke bahagiaan rumah tangga Zeta...???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DEWI ARIYANTI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah sakit Wijaya.
Cekrek, cekrek.... Diam-diam Arzeta mengambil foto sepasang suami istri itu, setelah Zeta merasa cukup dia pun berpindah duduk guna mendengarkan pecakapan mereka, Zeta hanya ingin tau apa yang membuat Revan pergi begitu saja meninggal kan dirinya dengan alasan kebohongan yang mengatas nama kan sang bos.
Mas, maaf ya karna aku tiba-tiba ngidam, jadi membuat waktu mas untuk Zeta terganggu, pada hal malam ini harusnya mas bersama dengan Zeta, ucap Elsa dengan suara yang di buat sedih dan merasa menyesal.
Tadinya aku mau minta tolong sama pak Mus, tapi mama maksa buat nelpon mas, takut nya nanti mas tersingung kalok aku mintak tolong orang lain buat nuruti ngidam aku.
" Beby kamu itu ngomong apa sih? keinginan mu dan anak kita itu tanggung jawab ku, sebisa mungkin aku pasti akan usahain, soal Zeta aku yakin dia pasti gak akan curiga soalnya aku bilang sama dia ini soal kerjaan, jadi dia gak akan banyak bertanya, ucap Revan sambil menggegam jari-jari tangan Elsa".
Deg.... Zeta yang mendengar perkataan itu hatinya sungguh sakit, dia kecewa, melihat pandangan lewat layar ponselnya membuat Zeta marah, betapa Revan meratu kan Elsa, andai dia yang berada di posisi itu sungguh dia akan merasa menjadi wanita serta istri yang paling bahagia, tapi kembali pada kenyataan bahwa wanita yang bersama sang suami adalah madunya, yang berstatus kakak kandungnya.
"Beby? Malam itu mas Revan juga menyebut aku dengan sebutan beby, Ah.... Jangan-jangan mas Revan menganggap aku kak Elsa, oh.... Zeta Sungguh betapa bodohnya dirumu, ucap Zeta kala dia merasa bodoh, semua sudah tampak jelas namun karna cinta lagi dan lagi dia abai akan ke janggalan itu, kini dia hanya bisa berkata bodoh pada dirinya sendiri.
"aku tau Revan tak akan mungkin mencerai kan, ku! Tapi dia menikah tanpa izin dari ku maka aku bisa mengugatnya, gumam Zeta penuh ke yakinan sambil megenggam ke dua tangannya".
"nikmati lah mas kak, setelah ini akubpasti kan kalian akan hancur sama seperti ku, kalian akan mengalami rasa sakit lebih dari yang ku rasakan saat ini, batin Zeta berucap", lalu Zeta memutus kan keluar dari resto itu, badan dan hati merasa sangat lelah, malam ini dia ingin segera tidur.
*****
Pagi menjelang sang empu yang masih terlelap di balik selimut, mulai terusik akibat perutnya yang merasa sangat lapar, pada hal biasanya dia tak pernah sarapan pagi.
Duh!!! Rasanya aku hanya ingin rebahan! aku sungguh malas walau hanya untuk ke kamar mandi apa lagi turun ke bawah untu sarapan, gumam Zeta di balik selimut.
Tapi sepertinya anakku laper banget, huh!!!Sungguh, aku merasa sangat malas. Hingga suara ketuk kan pintu membuatnya mau tidak mau harus bangun.
Tok tok tok
"Nona sudah bangun? Ucap seorang pelayan" dari depan pintu kamar Zeta.
"udah bik. Bik tolong siap kan sarapan saya! nanti antar ke sini ya? Tolong ya bik Ucap Zeta pada bik Utun".
"Baik non ucap bik Utun" lalu turun sambil mulutnya terus bergumam membuat Suri salah satu pelayan lansung bertanya ke pada bik Utun.
"Bik Utun kenapa? Ucap Suri penasaran"
"Itu nona Zeta, tumben sarapan minta di anter ke kamar? Ucap nya sambil berjalan menuju meja makan".
Oh... "Kirain kenapa! Mungkin nona sedang gak enak badan kali bik? jawabnya" sambil berjalan menuju arah dapur.
Mendengar jawaban dari Suri, membuat bik Utun segera menyiapkan makanan dan membawanya ke kamar nonya mudanya, sekalian dia akan memastikan apa kah nyonya baik-baik saja.
Tok tok
"Masuk aja bik gak saya kunci ucap Zeta", saat ini dia sedang duduk di atas kasur sambil ngemil keripik kentang yang dia beli tadi malam.
Ceklek... "Non ini sarapannya ucap bik Utun", lagi-lagi bik Utun di buat heran dengan tingkah sang nyonya.
" Gak seperti biasa nonanya ngemil di atas tempat tidur! Bik utun bertambah bingung oleh tingkah sang majikan. Bik Utun segera meletak kan sarapan yang dia bawak lalu pamit keluar.
Tapi saat bik Utun akan meletak kan mapan di atas nakas Zeta malah memintanya di letak kan di atas kasur.
"Letakan di sini aja bik! Ucap Zeta" sambil menepuk kasurnya.
"hah!!! Non gak salah? nanti kasurnya kotor gimana non?".
"Udah gak apa-apa? Ucap Zeta" sambil mulai mengambil piring yang berisikan nasi goreng.
"kalau gitu saya undur diri dulu non?".
" Iya bik", namun belum sempat bik Utun keluar dari pintu Zeta tiba-tiba teringat dangan Revan, hingga dia bertanya kepada bik Utun.
"Bik tadi pagi tuan berangkat jam berapa? tanya Zeta", karna dia ingat saat dia bangun kasur di sebelah nya terasa dingin.
"tuan tadi malam gak pulang non? Bahkan pagi tadi tuan Niko, juga mencari tuan Revan ke sini".
Deg... "sialan kalian! Sungguh tak ada yang perlu ku pertahan kan lagi dari pernikahan ini. Hari ini aku akan menemui dokter Daniel dan aku akan ke kantor mas Fais, ucap Zeta".
"Awalnya aku berpikir akan menunggu waktu sebulan, tapi ternyata mas Revan lebih memilih kak Elsa dari pada dirin ku! Gumaman Zeta" dan gumaman itu terdengar oleh telinga bik Utun. Namun sebagai pembantu dia tak ingin ikut campur urusan rumah tangga sang majikan.
"Ya udah bik mungkin mas Revan lembur! Soalnya tadi malam dia di telpon oleh bosnya ucap Zeta" sambil tersenyum.
Tanpa Zeta tau sebernarnya bik Utun merasa perihatin akan rumah tangga mereka, tapi bik Utun dan para pekerja lain nya tak berani untuk bertanya.
Setelah bik Utun keluar, Zeta tak jadi sarapan, rasa laparnya hilang setelah mengingat penghianatan suami kakak serta keluarganya.
Zeta memutus kan membersih kan diri, dia ingin segera mengumpul kan bukti, dia sudah menyerah.
Setelah membersihkan diri, Zeta segera turun dia akan pergi ke rumah sakit hari ini, untuk bertemu dengan dokter Daniel.
Bik saya akan keluar, jika ada yang mencari tolong bilang saya ke rumah mama Intan.
"Baik non", ucap bik Utun, " nona muda mau apa ya kerumah nonya Intan? ya Allah semoga semua baik-baik saja, gumam bik Utun, beliau sangat tau bagaimana keluarga besar Revan, selalu menghina Zeta, tapi sejauh ini Zeta hanya diam, tanpa melawan, bik Utun merasa salut dengan Zeta walau berulang kali di sakiti dia hanya diam, bukan karna tak bisa melawan, hanya diam itu lebih baik.
Tak butuh waktu lama kini Zeta sudah sampai di rumah sakit Wijaya Hospital, ya ini rumah sakit terbesar di kota ini, Revan sang suami juga bekerja di perusahan milik Wijaya, keluarga Wijaya keluarga kaya no 3 di Asia, sehingga tak heran jika nama mereka banya terpampang di surat kabar mau pun media.
Saat akan turun dari atas motor sport miliknya Zeta tak sengaja melihat dua orang, eh ralat bukan dua orang melain kan dua keluarga, mereka masuk ke rumah sakit sambil bercanda tawa.
Dengan hati yang deg deg kan, Zeta mengikuti langkah mereka, hingga sampai lah mereka di salah satu ruangan yang bertulis kan dokter kandungan.
"ya Allah bagaimana ini, jika sampai mereka tau dari dokter Devi bahwa aku juga hamil, kalau sampai itu terjadi maka aku gak akan bisa bercerai dari mas Revan, bantu hamba ya Allah, permudah kan segala urusan hamba".
Sungguh Zeta langsung merasa was-was kalau sampai dokter Devi memberitahu bahwa dirinya juga hamil, karna dokter Devi mengenal Zeta dan Revan Arya sebagai suaminya, karna Zeta sering berkonsultasi dengan beliau, walau beliau hanya mengetahui nama Revan, belum pernah bertemu secara langsung, tapi dengan nama Rvan Wijaya mapu mengundang banyak pertanyaan.
sepertinya tuhan memang sedang berpihak pada Zeta, saat dia sedang merasa gelisa tiba-tiba ada suara yang menyapanya sambil menepuk bahunya, sontak Zeta merasa kaget dia pun lansung melihat siapa yang menyapanya.
"Loh nonya Zeta, sedang apa disini? Bukannya waktu cek up kita masih satu bulan lagi, tanya dokter Devi".
"Alhamdulilah, ternyata Allah mendengar doa ku ucap Zeta" mebuat dokter Devi merasa heran dan bertanya-tanya.
"Dok bisa saya mau minta tolong? nanti jika dokter memeriksa pasien atas nama Elsa Oktavia Indri dan suaminya bernama Revan Arya, tolong jangan kata kan soal kehamilan saya, saya mohon dok, hanya dokter lah satu-satunya harapan saya, saya tak ingin mereka tau tentang kehamilan saya ucap Zeta" sambil mengenggam tangan dokter Devi".
"Maksudnya gimana ya, nona? saya kurang paham jawab dokter Devi"
"Nan___! Ucap Zeta terpotong", saat suster asisten dokter Devi memanggilnya karna waktu poli sudah akan di buka".
"Dok pasien sudah banyak yang mengantri, ucap suster yang bertugas menjadi asisten dokter Devi.
"kalau begitu saya permisi nonya Zeta", mari ucapnya sambil menganguk.
"Terimah kasih dok, sudah mau mendengarkan, dan membantu saya ucap Zeta", Lalu dia pergi menuju ruang dokter Daniel yang berlawanan arah dari ruang dokter kandungan.
Tok tok
"Masuk ucap pria" yang tengah membaca laporan data pasien nya.
"Silah kan duduk ucap dokter pria bernama Daniel" tapi beliau belum melihat siapa yang datang berkunjung atau konsultasi.
"Ada keluhan ap___apa?" Tapi belum selesai beliau berucap dia cukup kaget melihat siapa tamunya.
"Loh! nona Zeta? saya kira siapa pasien saya ucap pria berusia 30 tahun yang menjabat sebagai dokter Andrologi".
"Ada apa ya nona? Bukanya tuan Revan sudah sembuh sejak 8 bulan lalu! pengobatannya sukses dan alat vitalnya juga sudah kembali normal, ucap dokter Daniel"
Deg
"Ya Allah sakit sungguh sangat sakit, aku yang menemaninya berjuang, tapi perempuan lain yang pertama kali merasakan hasil dari kesembuhan suami ku, bukan aku sebagai istrinya lebih menyakitkan lagi perempuan itu adalah kak ku, batin Zeta pilu".
"Dok bisa saya meminta hasil rekam medis terakhir suami saya? ucap Zeta penuh harap"
Setidaknya bila tak bisa lagi di perbaiki lebih baik berpisah.
"Kebetulan nona, hasil rekam medis itu memang masih dengan saya! ucap dokter Daniel" lalu menyerah kan hasil nya kepada Zeta.
Sreek.... "Saat Zeta membaca hasil di kertas itu Zeta cukup merasa kaget?" Sebab di situ tertulis bahwa untuk Kualitas seperma Revan masih rendah, walau pun alat vitalnya sudah berfungsi dengan normal namun untuk hasil masih membutuhkan waktu sekitar 6 bulan bahan 1 tahun lamanya.
"Dokter serius? Berarti jika saya ingin melakukan progam hamil maka harusnya dari bulan sekarang saya baru bisa mencobanya, ucap Zeta" dan hal itu di benarkan oleh dokter Daniel".
"jika ucapan dokter Daniel benar lalu anak siapa yang di kandung kak Elsa? batin Zeta bertanya-tanya".
"Iya itu benar nona! sebab 6 sampai 7 bulan belum tentu seperma tuan Revan bisa membuahi, karna masih masa pemulihan mungkin di bulan ke delapan kita bisa mulai melihat hasilnya", Penjelasan dari dokter Daniel cukup membuat Zeta puas sebab dia cukup mempunyai banyak bukti untuk mengugat cerai Revan.
Deg.
"aku akan dapat jawaban lebih hanya bila aku menemui dokter Devi, gumam Zeta". Lalu dia beranjak meninggal kan ruangan dokter Daniel.
"Baik dok! kalau begitu saya permisi ucap Zeta lalu beranjak pergi"
"silakan nona Zeta semoga anda dan tuan Revan segera di beri momongan, ucap dokter Daniel dengan tulus".
"Terimah kasih dok".
jacob udh jd bpk trnyta....mskpn areta msh ga ngaku siiihh....
cpt smbuh y zeta,smua orng mnntimu .....
kl obtnya ada d tngn bpknya jacob,brrti dia dong yg udh nyuri????