NovelToon NovelToon
My Angel

My Angel

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:45k
Nilai: 5
Nama Author: Rahma AR

Bagi Ziza, Khalid Al Ghifari sangat jauh berbeda dari para sepupu dan sahabat laki lakinya.

Cowo pendiam yang baru dia kenal di penghujung SMAnya, kini malah satu kelas dengannya. Cowo itu lebih suka menghabisksn waktu di kelas atau di perpus.

Dia selalu terluka, bahkan di awal pertemuan mereka, Ziza menempelkan plester di keningnya.

Ini cerita anak anak Kaysar cs. Semoga suka ya...♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Niat Quin

"Aku cuma kebetulan ketemu dia di lorong, kasian keningnya luka," jelas Ziza sambil melebarkan senyumnya.

Sekarang mereka sudah berada di kantin. Deva sudah memesan makanan dan minuman buat mereka.

Quin harus secepatnya ditenangkan. kalo tidak, sepupunya bisa membuat anak baru itu ngga betah berada di kelasnya.

"Bener, kan, Ziza cuma kasian," kesal Theo kemudian menghembuskan nafas kesal.

"Sikapmu berlebihan, Quin," tawa Zian dibarengi Sean. Mereka semua sudah sangat paham dengan kelakuan Quin.

Deva dan Dewa mengirimkan seringai mengejeknya.

Ruby hanya melirik kesal.

Kalo dia jadi Ziza, mungkin sudah stres berat sejak lama. Bahkan dia aja yang perempuan suka dicerewetin Quin.

"Jangan lama lama melukisnya."

"Ziza perlu banyak istirahat."

"Ziza ngga boleh kecapean."

Dan banyak lagi larangan larangan yang diberikan Quin padanya, sampai telinganya rasanya sudah penuh lumut

"Aku ngga ingin Ziza diganggu orang orang ngga penting," kilahnya ngotot.

'Bisa bisa gara gara sikapmu, semua teman kita menganggap kamu jadi pacar Ziza," ejek Deva dalam gelaknya. Sahabat dan sepupunya yang lain tergelak. Sama mengejeknya.

Quin mendengus. Selalu itu saja ledekan mereka.

Ziza pun berderai tawanya. Mereka sudah saling berjanji akan jadi sahabat dan sepupu selamanya.

"Aku heran juga, kenapa dia pindah ke kelas kita," cetus Deva.

"Papanya stafsus menteri katanya," sahut Dewa setelah mengutak atik ponselnya.

"Kenapa ngga dari kelas satu aja dia masuk ke sini?" Sean agak heran.

Kelas mereka berisi anak anak unggulan, dari segi otak dan juga materi dari orang tua. Harus mendukung keduanya, ngga boleh salah satu.

"Mungkin papanya baru diangkat jadi stafsus menteri," imbuh Zian.

"Mungkin juga," sambung Quin sinis.

"Enggak, papanya udah lama jadi stafsus menteri. Sepertinya teman bisnis daddy juga," sanggah Dewa. Dia mengklik profil papanya Khalid.

Matanya agak memicing saat membaca informasi yang terpampang. Tapi Dewa ngga mengatakan apa apa. Untungnya yang lainnya masih fokus pada Quin.

"Oooh...," gumam Quin ngga tertarik.

"Katanya dia ngga suka olah raga. Dia cuma terdaftar di ekskul perpus," info Dewa lagi.

"Ngga keren, dong, ngga suka olah raga," cibir Quin makin meremehkan.

"Kamu ini," geleng Theo ngga abis pikir dengan kenyiyiran kembarannya. Mungkin dulu maminya pengen anak cewe, makanya Quin jadi bawel banget begini.

Ziza masih berderai tawanya.

Tumben ada cowo ngga suka olah raga.

Ziza teringat dengan luka yang cukup dalam di kening laki laki itu. Malah dibiarkan terbuka begitu saja. Hanya dioleskan obat merah.

Lukanya karena apa, ya?

"Ohya, nantikan pelajaran olah raga, ya." Quin akan mengerjai anak baru itu.

"Jangan macam macam, Quin," larang Theo dengan delikan kesalnya.

"Hanya ingin ngetes aja. Masa sama sekali ngga bisa olah raga," cibir Quin meremehkan.

"Ngga perlu perlu tes teslah. Kalo dia suhu, kamu bakalan malu." Sean mencoba mengingatkan.

"Suhu?" ejek Quin tetap keras kepala dengan tawanya yang berderai.

"Makanya harus dites," tawanya semakin berderai karena hatinya sangat senang.

Cowo baru itu akan dia kerjain, tekatnya dalam hati.

"Terserah kamulah." Melihat wajah jahil kembarannya, Theo sudah yakin ngga akan bisa menghalanginya lagi.

Yang lainnya juga ngga melarang. Sudah sangat mengerti watak Quin, Si posesif itu akan tambah parah kalo dihalangi niatnya.

"Tenang, Ziza. Cuma aku ajarin shooting bola aja," ucapnya ketika Ziza menatapnya protes.

"Terserah kamulah." Ziza hanya bisa berharap kalo Quin ngga akan menampol kening yang terluka itu dengan bola basketnya.

*

*

*

"Mereka itu selalu bersama. Maklum keluarga konglo," jelas Gilang. Ternyata mereka berada di kantin yang sama.

Khalid masih memperhatikan circle itu. Tempat yang diambilnya bersama Gilang cukup tersembunyi.

Ada dua perempuan dalam circle laki laki itu ternyata.

"Ada yang sepupu, ada yang orang tuanya bersahabat sejak jaman kakek neneknya," kekeh Gilang. Dia dapat info itu dari orang tuanya.

Dalam hati Khalid kagum juga mendengar adanya persahabatan selama itu.

"Bukannya kamu dari kelas sebelah, ya? Kenapa ngga pindah sejak dulu?" tanya Gilang penasaran.

"Katanya papaku yang minta dipindahin kelasnya."

Memang hanya itu yang disampaikan kepala sekolah padanya.

Dia yang berada di kelasnya, tiba tiba didatangi kepala sekolahnya.

Khalid malah merasa sikap kepala sekolahnya terlalu berlebihan. Dia diperlakukan dengan sangat akrab. Padahal selama ini dia ngga merasa kenal dengan beliau.

Tentu saja dia merasa canggung, demikian juga dengan teman temannya.

Kepala sekolah mereka bukan orang yang sombong. Tapi sikap over friendly yang beliau perlihatkan terasa aneh. Biasanya kelas ekslusif yang mendapatkan perhatian sebesar itu.

"Kenapa ngga dari dulu?" desak Gilang. Agak aneh juga.

"Ngga tau." Dia juga belum pernah ketemu papanya lagi dua tahun ini. Mamanya membawa pergi dirinya setelah papanya ketahuan selingkuh.

Mereka lost contact saat itu juga. Papanya pun belum menghubunginya saat ini.

Kalo mamanya tau dia sudah dipindahkan ke kelas eksklusif atas perintah papanya, pasti mamanya akan memaksanya pindah sekolah lagi agar papanya ngga tau dimana keberadaan mereka.

"Harusnya dari kelas satu. Tapi, ya, sudahlah. Mungkin papamu baru naek jabatan, ya," tukas Gilang menebak setelah menyeruput minumannya.

Khalid ngga merespon. Sesekali dia melirik gadis berhijab itu sambil menikmati soto ayamnya.

Dia sangat jarang ke kantin, lebih suka menghabiskan waktu istirahat di perpus atau di kelas.

Bukan karena kekurangan uang, tapi dia lebih suka.menyendiri saja. Teman teman di kelasnya dulu juga sudah hapal dengan kebiasaannya.

Mereka juga baru dua tahun di negara ini. Meninggalkan hiruk pikuk negara paman sam.

Mamanya nekat membawanya sejauh mungkin dari papanya. Kata mamanya, di sini dulu mama.dan papa saling mengenal, kemudian berjanji setia dalam pernikahan.

Papanya berubah setelah karirnya meningkat pesat dan mereka pindah ke negara adidaya dan adikuasa itu.

Khalid hanya menurut, ngga tega melihat mamanya yang selalu menangis hingga mengalami depresi. Bahkan menjadi samsak untuk melepaskan kemarahan mamanya pun dia ngga protes.

Tadi pagi keningnya terluka akibat lemparan gelas.

Setelahnya mamanya selalu menyesal dan kembali menangis, meracau dan mengumpati kebodohannya sudah mencelakai anak semata wayangnya lagi.

Khalid ngga apa apa, tubuhnya masih kuat. Dia sedih melihat keadaan mamanya tapi ngga bisa berbuat apa apa. Todak ada satu pun orang yang dikenalnya di negara ini.

Dia juga bingung dari mana papanya mendapatkan informasi tentang mereka.

Tapi Khalid akan tetap berada di pihak mamanya. Dia pun belum bisa memaafkan kesalahan papanya yang sudah membuat mamanya jadi semenderita ini.

"Pokoknya kamu bebas naksir cewe mana pun, asal bukan Ziza dan Ruby," ucap Gilang lagi membuyarkan lamunannya.

"Ruby?"

"Cewe yang satu lagi."

"Ooh."

Dia hanya tertarik dengan Ziza aja.

1
hansen
mohon ruby jangan terburu2 untuk menerima endru, ya jika ingin move on bisa aja dengan cara fokus kuliah atau bantu2 kerja nyokap loh by..Karna jika masih belum ada kejujuran kalian berdua yang menjadi mangsa perasaan dan sakit hati itu endru jika ruby menerima cinta nya.
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠: Setuju Ama Kk Han
Cara Moveon terbaik ialah tanpa melibatkan Org lain
Mendingan fokus meraih cita-cita bkn cinta2
total 1 replies
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Gk sabar nunggu drama Vina dan Theo
Pengen lihat Theo kesal kalau drama yg Dy buat tdk mempengaruhi sikap Ruby
Om Ocong Vs Mbak Kunti Ngasih Iklan
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Semoga Ruby bisa mengendalikan diri sehingga bersikap biasa dgn drama yg Vina dan Theo buat
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Orgnya ada di samping Khalid
Sri Siyamsih
part"ini bkin nyesek thor, nggk hbs" derita khalid 😥
Sri Siyamsih
pawang si quin nich kyknya
Sri Siyamsih
kasihan khalid 😥
Sri Siyamsih
pk setya nggk peka bgt sih
Sri Siyamsih
mmnya depresikah thor, hingga khalid yg sering jd sasaran 😥
Rahmawati
quin ini posesif bgt, nanti gmn ya kl sama pacarnya
Ina's
up nya jangan lama-2 ya
anggita
☝iklan...like👍buat Quin yg lgi marah" aja.
hansen
bila sampai ke destinasi ruby acuhkan saja theo, ayolah bicara 4 mata kalian berdua perlu speed time bersama hanya berdua
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Akhirnya Quin berkenalan dgn Al
Gk sabar nunggu Kericuhan kedua kembaran Nakal
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih Iklan
Innara Maulida
sabar Quin sabar,,ntar ketemu ko sama pawang nya ,,,masih di umpetin sama ohtor nya,,si bar bar,,,nona muda yg kabur itu apa kabr nya ia
Yuli Ana
ya ampun Quin...Quin...
pertemukan lah Quin dengan jodohnya... biar GK marah2 terus...🥺🥺🥺
😂😂😂
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠: Akan ada saatnya Yul
Skrg Quin mau fisikkotes Al dulu
total 1 replies
Yuli Ana
kasihan Khalid....n😭
Ulfah Putri
biar aja lah,,si Rubby tunangan Ama cowok lain biar si Theo kebakaran jenggot😅
Rahmawati
semoga dengan memata matai al, quin bisa tahu semua kebenarannya
hansen
sampai kapan theo,ruby harus memendam, berterus terang lah jika ingin kan kejelasan..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!