Kalo nanti kita gak bisa ketemu lagi dan aku nggak bisa tahu gimana keadaan kamu aku cuma berharap semoga hari-hari kamu baik ya semoga kebahagiaan selalu menyertai mu dan semoga kamu gak Pernah ngerasain sakit apa yang aku rasain, " Bumi langit Baskara
Kata orang cinta itu harus diperjuangkan Tapi apa mungkin gue harus Perjuangkan cewek yang gak Pernah menghargai gue
Bumi langit Baskara
" Luna gue cinta sama lo " Bumi langit Baskara
" Apa lo bilang lo cinta sama gue " Luna Calista
" iya "
" Maaf Bumi gue itu gak Cinta sama lo gue gak mungkin Pacaran sama Cowok miskin kayak lo Nanti apa kata orang nanti seorang Luna Calista berpacaran sama Cowok miskin, " Luna Calista
" Luna Bersamamu adalah impian ku Namun apakah Takdir masih bisa berpihak kepadaku aku Takut jika aku gak bisa bikin kamu bahagia,"
Ini kisah yang sangat sederhana Tentang anak laki-laki yang bernama Bumi, Bumi yang selalu memberi Cinta kepada Luna namun sebaliknya Luna yang selalu membuat dia hancur
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Cahayaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. TERLUKA
Dengan kaki yang gemeteran Luna menyakinkan dirinya untuk masuk kedalam rumah. Tangan dinginnya secara Perlahan membuka Pintu utama, tepat saat ia melihat isi di dalamnya gadis itu membulatkan matanya terkejut Berbagai barang sudah Pecah berserakan dilantai.
" A-ada apa " Tanya gadis itu dengan wajah ketakutannya.
Dua orang yang tengah ribut itu sontak menghentikan aksi ributnya saat melihat Luna yang membuka Pintu. Arga langsung menatap tajam ke arah sang Putri, yang tidak tahu apa-apa.
" ANAK SIALAN ! SINI KAMU!"
Tanpa rasa kasihan sedikit pun Arga langsung menarik dengan kasar tangan gadis itu dan menghempaskan ke atas sofa.
" Ahkkk sakit Pa " Lirih gadis itu saat kuku tajam Arga melukai Pergelangan tangannya.
Kedua orang tua itu mendekati Luna yang menatap Penuh tanya atas apa yang terjadi antara keluarga nya ini. Jujur ia sangat bingung akan apa yang terjadi saat ini.
Brak
" Dari mana aja kamu hah ? Lihat ini sudah Jam delapan malam kamu baru sampai kerumah Apa yang kamu lakukan diluar sana Luna," Tanya Arga seraya menggebrak meja dengan cukup kuat.
Mendengar suara gebrakan cukup kencang, itu membuat Luna memejamkan matanya takut, ingin rasanya ia lari dan menjauh dari dua orang itu. Namun rasanya malam ini ia tidak mungkin lolos begitu saja.
" Kenapa Kamu diam aja ? JAWAB PAPA, " Pekik Arga
" A-aku habis kerja kelompok dirumah Bella Pa," sahut gadis itu terbata-bata.
" PEMBOHONG ! Kamu Pasti Pergi dengan lelaki tidak jelas itu kan," Kini Arga tersenyum mengerikan ke arah gadis itu.
" Pa ! Aku gak bohong Kenapa selalu mengaitkan Bumi disini ? Kalo Papa gak Percaya sama aku, Papa bisa telepon orang tuanya Bella, tanya dan Pastikan aku ada disana atau enggak. Gak Perlu marah-marah kaya gini, " Ujar Luna, yang merasa lelah akan Perdebatan yang terjadi.
Mendengar itu Arga hanya terkekeh kecil. Pria dengan jas yang membalut tubuhnya itu kini beralih menatap sang istri yang sejak tadi hanya berdiri dihadapannya.
" Lihat anak kamu ? Dia menjadi Pembangkang seperti ini karena kamu tidak bisa mendidik dia dengan baik ! IBU MACAM APA KAMU ! " teriak Arga
intan langsung mendongakkan kepalanya saat mendengar kalimat yang keluar dari mulut suaminya.
" Kamu bilang ini semua salah aku ? Apa kamu gak sadar diri KAMU JUGA TIDAK PERNAH MENDIDIK DIA DENGAN BAIK DAN KAMU HANYA MEMENTINGKAN SELINGKUHAN KAMU SAMPAI KAMU MENGABAIKAN ISTRI DAN ANAK KAMU SENDIRI," teriak Intan
" Jadi kamu nyalahin aku Owh apa kamu lupa dengan, Perbuatanmu juga KAMU PERGI DENGAN LELAKI MUDA DI SEBUAH HOTEL ! KAMU JANGAN MEMUNGKIRI BAHWA KAMU JUGA BERSELINGKUH DARI AKU INTAN !"
" Aku tidak akan selingkuh JIKA KAMU TIDAK TERLEBIH DAHULU MENYELINGKUHI AKU !"
" LAKI-LAKI TUKANG SELINGKUH SEPERTI KAMU TIDAK AKAN BISA MENJADI KEPALA KELUARGA YANG BAIK KARENA HANYA WANITA MURAHAN ITU YANG ADA DIPIKIRAN MU ARGATARA," Ujar intan menunjuk tepat Pada dada Arga dengan tatapan Penuh amarah.
" Perempuan gak tau diri "
Plak
Arga menghempaskan sebuah tamparan kepada wanita dihadapannya. Bukan ! Bukan intan melainkan Luna yang dengan tiba-tiba berdiri diantara keduanya hingga ia berakhir menerima tamparan yang seharusnya mengenai intan.
" Kenapa Papa jadi sekejam ini sekarang Kemana Papa yang dulu aku kenal Mana janji Papa yang tidak akan Pernah menyakiti Putrinya ? Apa Papa lupa dengan janji itu, " ujar gadis itu seraya memegangi Pipinya yang terasa mati rasa.
Gadis itu meluruhkan tubuhnya diatas lantai, kakinya seolah tidak kuat untuk sekedar berdiri dan menatap kedua orang tuanya. Hatinya berdenyut ngilu saat untuk Pertama kalinya Arga menampar Pipinya, meski tidak sengaja. Gadis itu merindukan keluarganya dahulu, tidak ada keributan dan Perselingkuhan.
" Kenapa sih sama kalian hiks ?! Ada apa ? Apa yang membuat semuanya seolah berubah secepat ini Aku rindu kalian yang dulu, aku rindu rumah ini yang dulu. AKU JUGA RINDU KELUARGA KITA YANG DULU BAHKAN AKU NGERASA GAK KENAL SAMA KALIAN BERDUA ! AKU NGERASA BAHWA RUMAH INI BUKANLAH RUMAH YANG SESUNGGUHNYA!" Ujar Luna bertubi-tubi Hening
Luna terdiam sejenak, gadis itu memeluk kedua lututnya sendiri diatas lantai. Suara isakan terdengar begitu menyelimuti keheningan. Gadis itu menangis untuk Pertama kalinya dihadapan kedua orangtuanya.
" Hiks, a-aku rindu dua malaikat baik yang menjaga ku seperti dulu... Hiks. Apa kalian tidak rindu dengan Peri kecil yang dulu bahagia ini ? Hiks... Peri kecil itu tengah menangis dihadapan kalian saat ini..." Lirih Luna dalam Pelukannya sendiri.
Arga tak menghiraukan ucapan gadis itu. Ia memilih Pergi keluar rumah meninggalkan dua wanita yang masih terdiam di Posisinya. Setelah kepergian sang suami, Kini intan berjalan mendekati Luna yang masih terduduk diatas lantai.
" KAMU ITU APA-APAAN SIH ! NGAPAIN KAMU BERSIKAP SEOLAH-OLAH MELINDUNGI MAMA LIHAT ! YANG KAMU LAKUKAN HANYA MENAMBAH PERMASALAHAN SAJA, " Bentak intan
Luna mendongakkan kepalanya dengan tatapan tak Percaya.
" Aku mau lindungin mama Apa mama gak bisa rasain itu," Tanya gadis itu dengan sisa tenaga yang ia Punya.
" Mama tidak minta dilindungi oleh kamu, " ujar intan menurunkan nada bicaranya.
Luna tertawa hambar mendengarnya
" Ck. Jadi semua yang aku ucapin tadi sama sekali gak Penting bagi mama ? Sama sekali gak bisa menyadarkan mama atau sekedar menyentuh hati mama," Tanya gadis itu dengan tatapan tak Percaya.
" Itu tidak Penting "
" Bi Ijah, tolong bawa Luna ke kamarnya. Dia harus istirahat, " Pinta intan Pada Bi Ijah yang sedari tadi melihat keributan itu di dapur.
Melihat intan telah Pergi memasuki kamarnya, Bi Ijah langsung berlari menghampiri Luna yang terurai lemah diatas lantai.
" Astaga Non, maafin Bibi, Bibi gak bisa lakuin apa-apa," ujar Bi Ijah seraya merapikan rambut gadis itu yang menutupi wajahnya.
" Bi. Apa semua lelaki sama Apa mereka kasar ? Apa mereka hobi bermain wanita seperti Papa " Tanya gadis itu dengan tatapan kosong.
Bi Ijah terdiam terdiam memeluk Luna. Ia tak bisa menjawab Pertanyaan gadis itu. Ia takut apa yang ia katakan malah lebih membuat gadis itu down.
......................