NovelToon NovelToon
Dia Milikku!

Dia Milikku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Pelakor / Mata-mata/Agen
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Anis

Karena pekerjaannya, Alin terpaksa menghilang, meninggalkan sebentar pria yang dicintai.

Anjar, cukup stres memikirkan kemana perginya sang pujaan hati, ditambah seorang wanita terus mengejarnya akibat rencana perjodohan keluarga.

Apakah keduanya bisa bersatu kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nasib Alexander Linux

"Kau yakin akan pergi tanpa aku?" tanya Anjar melihat Alin sudah menyiapkan keperluannya.

Alin memeluk tubuh calon suaminya. "Untuk kesekian kalinya tidak bisa menempati janjiku. Tapi tolong kali ini saja izinkan aku menyelesaikan semua ini. Aku ingin menangkap Linux, dia harus bertanggungjawab atas banyak hal yang sudah dia perbuat. Ada janji yang harus di tepati, ada sesuatu yang harus diungkapkan demi nama baik seseorang. Aku akan mengurus pria itu sedangkan kamu, urus wanita itu. Keluarga Karin sudah melibatkan polisi, tentu ini akan melibatkan kamu. Aku janji sebelum hari pernikahan kita tiba, masalah ini sudah selesai."

Anjar mengangguk paham, dia tahu masalah ini bukan tentang Alin saja tau dirinya saja, mereka berdua berkaitan. "Pergilah dengan hati-hati, aku akan menunggumu. Berjanjilah kau tidak akan terluka sedikitpun."

Kata orang ujian pernikahan itu ada saja dan kali ini mereka mengalami sendiri. Ujian mereka bukan di keluarga, bukan di finansial tapi orang lain yang mengusik hidup mereka.

"Kita sudah banyak melewati banyak hal, bahkan kita hampir mati bersama saat Cila akan melahirkan. Aku yakin kali ini pun kita bisa melewati bersama." ujar Alin menyakinkan Anjar.

Seperti yang sudah Alin dan Fael rencanakan. Mereka telah menemukan keberadaan Alexander Linux yang sedang berada di pulau pribadi milik Madam Gii.

Untuk sampai di sana mereka harus mendapatkan izin dari pihak setempat. Berkat bantuan relasi suami Cila, mereka dapat izin dengan mudah. Dan tentunya tanpa sepengetahuan Madam Gii.

"Pihak keamanan bersedia tutup mulut, Tuan Alfian dan Nyonya Cila sudah mengurusnya." ucap Fael melaporkan pada Alin.

Alin mengangguk, mereka saat ini sudah berada di atas ketinggian permukaan laut dengan nilai helikopter. Anak buah kita sudah mengepung pulau itu dengan radius 2 kilometer. Mereka menyamar sebagai nelayan yang sedang mencari ikan, karna sudah biasa nelayan setempat melakukan ini jadi tidak akan ada yang curiga.

Sampai di sebuah lapangan cukup luas, Alin dan Fael segera menuju villa tempat Linux dan Madam Gii bersembunyi. Sayangnya saat mereka baru masuk pekarangan, alarm tanda bahaya berbunyi. Dalam hitungan detik villa itu meledak.

"Sial, kita kecolongan. Ayo kita cari mereka." Alin segera memakai masker pelindung, menerobos kepulan asap untuk mencari keberadaan 2 orang itu.

Mayat berserakan di beberapa sudut ruangan, sepertinya mereka para pelayan dan penjaga.

"Kemana perginya mereka?" tanya Fael tidak menemukan apapun.

"Hubungi anak buah kita di luar, minta mereka mengecek apakah ada kapal yang lewat. Aku yakin mereka kabur setelah tahu kita akan datang." pinta Alin sambil memeriksa ruangan lain.

Benar saja 2 orang itu sudah kabur dengan kapal menuju laut lepas. Disana sebuah kapal besar sudah menanti.

"Untung saja kau mengecek keadaan sekitar dengan teliti, jika tidak mungkin kita sudah tertangkap." ucap Madam Gii bergegas naik ke dek atas kapal. Disana helikopter milik angkatan laut sudah standby menunggu.

"Alin di dukung oleh orang-orang hebat, apalagi ada Fricila yang yak lain anak dari pemilik organisasi yang ku khianati, wanita itu pasti juga dendam padaku. Dengan dukungan suaminya, aku yakin semua orang terlibat mencari keberadaan kita." jawab Alex sudah menduga hal ini akan terjadi.

Saat ini keduanya sudah duduk di helikopter, menuju pangkalan militer tempat suami Madam Gii menunggu mereka. Perjalanan memerlukan waktu 1 jam dan selama itu keduanya diliputi ketegangan.

"Kenapa rasanya lama sekali?" tanya Madam Gii tidak sabaran. "Untung saja aku sudah menyiapkan jebakan untuk mereka. Aku harap mereka terluka, lebih baik lagi jika langsung mati."

Alex yang terpejam langsung membuka mata, mencengkram tangan Madam Gii dengan erat. "Jebakan aoa yang kau maksud hah?" tanya Alex ingin tahu.

"Villa yang kita tempati tadi sudah aku letakkan bom di setiap sudutnya. Jika kedatangan mereka tepat, harusnya bom itu menyakiti mereka." jawab wanita itu tersenyum bangga.

PLAK

"Arg... kenapa kau menampar ku hah?" Madam Gii meringis kesakitan karena Alex berani menamparnya.

"Kau mengakiti Alin-ku. Awas saja sampai Alin terluka, kau makan habis di tanganku, Madam Gii. Bukankah sudah aku peringatkan untuk tidak menyentuhnya." bentak Alex diliputi emosi.

"Aku tidak fokus menyakiti wanita itu, siapapun yang masuk kedalam akan mengalami hal yang sama. Itu sebagai bentuk perlindungan diri, Alex." ujar Madam Gii tidak mau disalahkan.

"Kita sudah kabur sejak 1 jam kedatangan mereka bukan? Lalu apa yang harus dilindungi? Kau memang berniat membunuh Alin." Alex pria itu mencekik leher Madam Gii, tidak perduli lagi jika wanita itu rekannya.

"Bedebah, kau... kau ingin membunuhku?" ucap Madam Gii terbata-bata.

"Tidak ada yang bisa menyelematkan mu karena kita berada di ruangan khusus." ujar Alex tersenyum senang. "Kau harus mati, kau harus menyusul Karin, neraka sudah menunggu kalian."

Madam Gii sudah kehabisan nafas, tangan wanita itu merogoh kantong celana nya. Dengan gerakan cepat Madam Gii berhasil menancapkan sebuah suntikan ke leher Alex.

"Arhhhh... " Alex berteriak kesakitan, lehernya terasa keram. "Apa yang kau suntikan padaku?" tanya pria itu dengan lemah.

Madam Gii tersenyum sinis. "Hanya cairan biasa namun jika tidak segera diobati, mungkin dalam kurun waktu 2 jam nyawa mu tidak akan tergolong. Itu balasan karena kau terus membela Alin."

Alex mengerutuki dirinya sendiri, dia lupa jika wanita ini seorang dokter.

"Kau tahu Alex, aku memang bodoh tentang cinta sama seperti mu. Tapi aku punya alasan untuk tetap bertahan karena suamiku kaya, dia punya kekuasaan yang bisa aku manfaatkan. Aku memang bukan satu-satunya wanita dihidup nya tapi dia juga bukan satu-satunya pria dihidup ku. Kau tahu bukan, aku suka juga suka bermain dengan pria lain tanpa sepengetahuan suamiku. Dan kau juga salah satu pria itu." kata Madam Gii sembari membelai wajah Alex.

"Alex, jujur saja aku menaruh rasa padamu. Sayang sekali jarak usia kita cukup jauh dan kau tidak suka dengan wanita tua. Setiap kali aku menginginkan mu, aku mencampurkan sesuatu ke minuman yang akan kau minum. Dan tanpa kau sadari kita sudah sering melakukannya, menghabiskan malam panas bersama. Kau adalah budak ku" lanjut wanita itu mengejutkan Alex.

Alex sungguh tidak mengira, jadi selama ini dia juga terjerat hubungan gelap dengan Madam Gii. Alex pikir wanita di depannya hanya mengandalkan kekuatan sangat suami. Ternyata dia lebih licik dari yang ia pikirkan.

"Kau tenang saja, dirimu tidak akan mati. Namun sebelum aku memberikan penawarnya, aku harus memastikan wanita yang bernama Alin itu mati. Setelah itu kau hanya milikku, Alex."

Gila, Madam Gii memang tidak bisa ditebak. Alex ingin membunuh wanita ini namun tubuhnya lemas dan tidak bisa digerakkan. Alex tidak mau Alin mati, sungguh dia ingin berteriak keras memaki wanita didepannya yang dengan kurang ajar memegang tubuhnya.

1
Mulyana
lanjut
Ruang Rindu
lanjuttttt
Mulyana
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!