Setelah mendapatkan notifikasi aneh yang menawarkannya untuk menjadi Raja Peradaban, Nova dikejutkan oleh Sistem yang terikat dengannya saat Secara misterius terbangun di pulau terpencil.
Demi bisa bertahap hidup dan memecahkan misteri kedatangannya dan teman-temannya ke pulau misterius ini, mereka pun bekerjasama untuk membangun peradaban baru demi bisa pulang ke rumah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon polacirius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Wanita Cantik
[Jangan sedih, meskipun di sampingmu tidak ada wanita cantik, tetapi sistem akan memberimu sebuah hadiah mewah.]
“Rupanya dia benar-benar mengejek ku ya!” Nova mengepalkan tangannya menahan emosi. Ia sangat ingin memukul sistem saat ini juga.
[Apa Host ingin menerima hadiah sekarang?]
Nova menghela napas dan menerima hadiah dari sistem. Ia memulai mengklik sebuah ikon berbentuk hadiah dengan pita kuning. “Ini terlihat seperti menu bar di game,” ujarnya takjub.
[Host menerima dua buku Ensiklopedia flora dan fauna versi 1]
“Apa? Ku pikir hadiahnya adalah sesuatu yang hebat.”
[Hadiah akan segera di terima!]
Layar di depannya sedikit bergoyang dan sesuatu yang tidak Nova mengerti masuk ke kepalanya tanpa aba-aba.
“Ugh!”
Nova merasa ada banyak pengetahuan masuk ke dalam kepalanya dalam waktu yang sangat singkat. Rasanya sangat menyakitkan sampai-sampai ia terjatuh dan bertumpu pada pasir pantai.
“Sensasi yang tidak mengenakkan,” ujarnya. Ketika ia menatap hewan laut yang ditangkapnya tadi sesuatu muncul di matanya. Tepat seperti sistem tadi.
[Geleteng pasir sejenis kepiting hantu keluarga Ocypodidae dari genus Ocyode. Ukuran dewasa dapat mencapai 33 x 43 mm. Meskipun tidak mengenyangkan, tetapi masih dapat dikonsumsi.]
[Kelomang atau umang-umang, disebut juga ketam pertama, krustasea dekapod dari superfamilia paguroidea. Sebagian besar memiliki perut asimetris, yang tersembunyi dalam cangkang siput laut yang telah kosong. Sebagian besar spesies bersifat akuatik dan hidup dalam berbagai kedalaman air asin, dari wilayah garis pantai dan perairan yang dangkal sampai ke dasar laut dalam.]
“Woah tidak kusangka akan mendapatkan hal yang mengejutkan seperti ini.”
Nova ingat kalau sistem tadi sempat menyinggung tentang Raja peradaban. Apakah notifikasi yang diterimanya kemarin ada hubungannya dengan sistem dan apakah karena ia menerima menjadi Raja Peradaban, dirinya sampai terbawa ke tempat asing ini?
Semua itu layak dipertanyakan.
Bohong kalau Nova sama sekali tidak kagum dengan apa yang terjadi padanya hari ini. Ia merasa menjadi sosok yang terpilih oleh Tuhan. Namun, tetap saja ia tidak punya alasan logis untuk hal yang terjadi kepadanya hari ini. Ia akan menyimpulkannya sebagai ‘Takdir Tuhan’ saja daripada harus pusing-pusing.
Karena rasa sakitnya sudah mereda, Nova kembali membereskan makan malamnya dan hendak kembali ke tempatnya semula. Namun, saat ia baru saja melangkahkan kakinya.
Kyaa!!
Sebuah teriakan dari seorang gadis benar-benar mengejutkan Nova. Ia bergegas menghampiri sumber suara itu tanpa repot-repot memikirkan penampilannya.
Memikirkan ada orang lain di pulau ini adalah hal yang sangat membahagiakan bagi Nova.
Setelah menepikan beberapa semak, Nova akhirnya menemukan sumber suara itu. Terlihat dua orang gadis dengan seragam sekolah yang sama dengannya. Salah satu orang itu tidak dikenalnya, tetapi ia tahu orang di sebelah gadis yang baru saja berteriak itu.
Dia adalah teman sekelas Nova.
“Huwaaaa … Nova cepat selamatkan aku. Ada ulat di kepalaku!” Gadis itu menangis dengan histeris dan menghampiri Nova.
Nova hanya bisa tersenyum maklum dan segera membantunya tanpa menunda-nunda lagi. Hanya dengan sebuah sentilan tangan, Nova membuang ulat hijau itu.
“Ugh, aku masih memikirkan sensasi tubuh lunak itu,” ujarnya bergidik ngeri.
“Tidak ku sangka akan bertemu denganmu di sini, Siska. Untunglah aku bertemu dengan orang yang ku kenal.” Nova sedikit bernapas lega, memikirkan ia akan menghabiskan waktu sendirian di pulau mengerikan ini membuat bulu kuduknya meremang.
Bisa-bisa ia lupa cara berkomunikasi dengan orang lain saat keluar dari pulau ini.
“Yah, aku juga senang. Ku pikir kami hanya akan berdua saja di sini.” Gadis itu juga tersenyum lega.
“Aku senang kalian baik-baik saja. Karena sudah hampir gelap, kenapa tidak ikut aku saja?” Nova menawarkan Siska dan temannya untuk ikut bersamanya ke tempat di mana ia menyimpan tasnya.
Siska dan temannya saling memandang. Tanpa sepatah kata keduanya mengangguk kompak.
“Baiklah!” Siska berseru dengan semangat.
‘Apa mereka punya kekuatan super seperti telepati?’ batin Nova yang tidak paham dengan apa yang kedua orang itu lakukan.
Sebenarnya bagi mereka, tawaran Nova adalah hal yang sangat berarti dan tidak mungkin untuk ditolak. Berdua saja dan hanya wanita di pulau misterius tentu saja sangat berbahaya. Belum lagi dengan hewan ataupun seranggga yang menjadi kelemahan utama perempuan. Memikirkannya saja membuat ngeri.
“Sebelum itu kita harus mengumpulkan makanan,” usul Siska. Ia baru ingat dengan tujuannya datang ke tepi pantai.
“Tenang saja, aku punya cukup makanan untuk kita bertiga dan air untuk diminum?”
“Sungguh? Ku kira aku akan mati kehausan.” Siska sudah menghabiskan semua air yang dimilikinya karena haus.
Saat tiba di kamp, Nova segera memberi Siska air minum miliknya.
“Segarnya.” Rasa dingin air mengalir di tenggorokan Siska yang sudah kering.
“Sepertinya kau benar-benar kehausan ya,” kata Nova. Ia mulai mengambil kayu untuk membuat api.
“Aku sangat haus sejak tadi. Perjalanan ke sini membutuhkan banyak waktu, terlebih kami sama sekali tidak menemukan sungai atau apapun yang bisa diminum.”
Jika apa yang dikatakan Siska memang benar, sepertinya mustahil bagi Nova untuk menjelajahi hutan pulau dengan perbekalan seperti ini.
“Ngomong-ngomong, apa yang sedang kau lakukan?” Siska menatap Nova yang sedang menggosok-gosokkan kayu dengan tatapan penasaran.
“Aku sedang membuat api. Ini adalah teknik dasar untuk membuat api. Kau cukup menggosokkan kayu satu sama lain untuk memperoleh api. Namun, hal ini tidak selalu bisa terjadi karena kemungkinan berhasilnya kecil dan juga ada teknik khusus untuk melakukannya,” jelas Nova.
Siska tampak terpukau dengan hal itu. Sebenarnya, Nova tidak ingin melakukan hal melelahkan seperti ini. Namun, ia tidak memiliki apapun yang bisa dia gunakan untuk membuat api selain cara ini.
“Kau tidak perlu melakukan hal yang membuang waktu seperti itu.”
Nova mengangkat wajahnya dan menemukan seorang gadis berambut hitam panjang yang diikat dengan style pony tale meletakkan beberapa kayu bakar di dekat mereka. Dia adalah gadis yang tadi bersama dengan Siska. Nova bahkan tidak ingat kapan gadis itu pergi.
“Kau akhirnya kembali, Dina,” ujar Siska sambil tersenyum. Namun, gadis yang dipanggil Dina hanya menatapnya datar dan lalu menghampiri tasnya. Ia menggeledah beberapa barang dan mengeluarkan pematik api.
“Kau bisa gunakan ini.” Dina menyerahkan pematik api kepada Nova.
“Terima kasih.”
“Ya.”
Situasi ini membuat Nova canggung, ia lalu lebih memilih untuk membuat api dengan memanfaatkan pematik api yang diberikan oleh Dina. Nova merasa sangat bersyukur dengan adanya pematik api milik Dina. Ia jadi tidak harus repot-repot membuang banyak tenaga untuk menghidupkan api.
Saat Nova sibuk dengan apinya, kedua gadis itu menunggu dengan sabar makan malam mereka. Setelah membuat api, Nova dan Dina pergi ke tempat bebatuan besar dengan membawa botol minuman Nova dan Siska untuk menambah persediaan minuman mereka sedangkan Siska bertugas menjaga api dan memasak makan malam mereka.
tapi mantep lah, soalnya ane suka cerita atau main game tema survival kek gini 😹