NovelToon NovelToon
Same But Different

Same But Different

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Teen School/College / Mengubah Takdir / Teman lama bertemu kembali / Trauma masa lalu / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kanza Hann

Isya sadarkan diri dalam kondisi amnesia setelah mengalami kecelakaan ketika studi wisata. Amnesia itu membuat Isya lupa akan segala hal yang berkaitan dengan dirinya, bahkan banyak yang menilai jika kepribadiannya pun berubah. Hari demi hari ia jalani tanpa ingatan yang tersisa. Hingga pada suatu ketika Isya bertemu dengan beberapa orang yang merasa mengenalinya namun dengan identitas yang berbeda. Dan pada suatu hari ingatannya telah pulih.

Apa yang terjadi setelah Isya mendapatkan ingatannya kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kanza Hann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

002 : Hari Pertama Masuk

"Kau sudah kembali? Masih ingat dengan aku kan?"

Isya tetap diam tidak menjawab karena dia tidak tahu nama siswi tersebut. Nampaknya siswi itu kesal karena tidak mendapat respon jawaban dari lawan bicaranya. "Kau tidak mengenaliku?" Isya menjawab jujur dengan nada pelan, "Ya."

Siswi yang menghadang jalan Isya dan mengajaknya berbicara itu adalah Luna Adisia. Dia adalah cucu kesayangan direktur Adinata High School. Karena merasa sebagai cucu seorang direktur dia sudah terbiasa berbuat onar di sekolah dan sulit sekali untuk ditegur. Bahkan pihak guru pun tidak berani mengusik tingkah Luna.

"Rupanya rumor tentang kamu terkena amnesia itu benar adanya. Tapi kenapa sikapmu juga terasa aneh? Hmm..." perlahan Luna mulai mendekati Isya.

Isya yang merasa tidak nyaman dengan situasi ini. Perlahan kakinya melangkah mundur menuruni tangga, namun Luna semakin mendekat sembari menatap tajam ke arah mata Isya. "A-ada apa?" Isya mulai ketakutan.

"Di mana tatapan sinis yang biasa kau miliki? Kenapa rasanya Isya yang ada di hadapanku ini begitu lemah? Ada apa denganmu? Hanya melihat sekilas saja aku sudah tahu!"

Isya benar-benar tidak tahu apa maksud perkataan Jina, "Apa maksudmu?" kondisi di sekitar kian ramai dengan beberapa siswa yang mulai berkerumun melihat kejadian itu.

"Perlukah kulakukan suatu hal agar kamu ingat?" tanpa aba-aba Luna mengangkat tangan kanannya seolah hendak menampar Isya. Seketika Isya kaget hingga pergelangan kakinya terpeleset dari anak tangga. Kondisi tubuh yang tidak seimbang membuat gaya gravitasi kian kuat menarik tubuh Isya untuk jatuh.

"Apakah aku benar akan jatuh? Bagaimana jika amnesiaku semakin parah karena kepala belakangku terbentur lantai? Atau mungkin aku akan mati jika benturannya terlalu keras?" beberapa pikiran buruk mulai bermunculan di kepala Isya sembari proses dirinya hampir jatuh tetap berlangsung. Namun, dengan sigap ada seseorang dari belakang yang menangkap tubuh Isya hingga keduanya jatuh bersama.

Gubraakk...

Perlahan Isya membuka mata. Saat itu juga sepasang mata miliknya bertemu dengan sepasang mata seorang siswa yang menyelamatkan kepalanya dari benturan langsung dengan lantai. Waktu seolah berhenti sejenak di antara keduanya. Mereka saling memandang dalam durasi waktu yang tidak sekejap. Tiba-tiba jantung Isya berdetak kencang tak karuan. Pemandangan itu pun membuat seluruh siswa yang menyaksikan bersorak heboh bahkan ada yang mengambil gambar atau video, "Whooaahh..."

Cekrek cekrek cekrek

Isya pun tersadarkan oleh teriakan pada siswa di sekelilingnya. Ia segera bangkit dan mengusap debu yang menempel di seragamnya. Siswa itu pun juga ikut bangkit dan berdiri di samping Isya, "Kamu tidak apa-apa?"

Kondisi sekitar yang masih heboh membuat Isya menjadi canggung. Ia pun juga tidak sempat merespon pertanyaan siswa yang telah menolongnya tadi.

"Wah wah wah... Bahkan di hari pertamamu masuk kamu sudah membuat sensasi!" ucap Luna sembari bertepuk tangan karena puas dengan apa yang baru saja terjadi.

Rasanya Isya ingin melarikan diri dari tempat itu, namun dia tidak tahu harus pergi ke mana. Di saat itu pula nampak siswa yang berkerumun tadi mulai menyingkir seolah membuka jalan bagi seseorang untuk lewat. Ternyata orang yang hendak lewat itu adalah Haikal Seava, pacar Isya.

Dengan gaya yang keren dan cool, Haikal melewati kerumunan siswa. Tanpa basa-basi basi, ia langsung menggenggam tangan Isya dan membawanya menjauh dari kerumunan di sekitar tangga, "Ayo!"

Isya menurut begitu saja ketika Haikal membawanya pergi. Untung saja Haikal datang, karena meninggalkan tempat itu sudah memberi rasa tenang tersendiri dalam dirinya.

Perlahan kerumunan siswa bubar karena sudah tidak ada lagi kejadian menarik untuk dilihat, jadi lebih baik kembali ke kelas masing-masing. Toh sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.

Haikal membawa Isya sampai di depan kelasnya. "Nah itu kelasmu!" Haikal segera melepas genggaman tangannya karena dirasa misinya untuk mengantar Isya ke tempat tujuan telah selesai. "Terima kasih!" Isya merasa sangat lega bisa sampai di kelas, meski sempat mengalami kejadian yang memalukan lebih dulu.

Kurang sepuluh menit lagi waktunya masuk, Haikal harus pergi ke kelasnya. "Ya sudah aku pergi dulu ya!"

Isya merespon dengan anggukan. Setelah Haikal pergi kini giliran Quin dan Naila yang datang menghampiri, "Isya..." mereka berdua berlari dengan penuh kegirangan melihat kehadiran sahabatnya. Ya, Quin dan Naika adalah teman sekelas Isya.

"Isya kamu lama banget sih liburnya? Aku sampai kangen tahu, huhu..." Naila memeluk Isya dengan erat. "Iya nih kalau nggak ada kamu rasanya nggak seru tahu!" sambung Quin. "Iya iya, yang penting sekarang kan aku sudah kembali ke sekolah."

"Bagaimana ingatanmu? Apa sudah Kembali?" tanya Naila penasaran. Isya menggeleng tanpa bersuara. "Tak apalah, mungkin pemulihan ingatanmu membutuhkan waktu. Santai saja! Yang penting kita bertiga bisa kembali bersama, yeye..." ucap Quin.

Isya, Quin, dan Naila adalah sahabat baik sejak kelas 1 SMA. Ke mana-mana mereka bertiga pasti selalu bersama. Sekarang saat kelas 2 pun mereka masih bisa berkumpul di kelas yang sama sehingga tidak ada hal yang memisahkan ketiganya.

"Astaga naga Isya... aku tadi lihat loh kejadian di tangga tadi!" ucap Naila.

Seketika Isya mengalihkan pandangan karena malu mengingat kejadian itu. "Kejadian apa?" tanya Quin penasaran. Sepertinya dia tidak mengetahui hal itu.

"Ih masa kamu nggak tahu sih? Emang tadi kamu lewat mana?"

"Aku tadi lewat belakang sekolah karena harus mampir dulu ke kantin." jawab Quin.

"Hadeh... Rugi deh kamu nggak lihat momen epiknya Isya!"

"Emang ada apa sih?" Quin semakin dibuat penasaran.

"Begini loh tadi itu..." ucapan Naila sengaja dipotong Isya yang tidak ingin membahas lagi kejadian saat di tangga. "Sudah sudah jangan diceritain! Aku jadi malu nih!"

"Ih kenapa sih? Padahal aku mau tahu!" Quin mulai kesal karena rasa kepo yang kian menggebu-gebu harus dipending lebih dulu.

"Kamu nggak perlu tahu deh! Lagipula kejadian itu juga bukan apa-apa!" Isya bersikeras supaya temannya tidak mengungkit lagi tentang itu.

"Aku jadi semakin penasaran deh!" ucap Quin.

"Ya sudah nanti kamu lihat aja di postingan para siswa! Pasti ada tuh hal yang lagi viral di lingkungan Adinata!" jelas Naila.

"Naila apaan sih? Masa hal begitu saja jadi viral?" Isya coba membuang jauh-jauh pikiran mengenai topik pembicaraan hangat di kalangan siswa Adinata.

"Ih bisa saja! Jaman sekarang hal biasa pun bisa jadi wah hanya karena sebuah postingan."

"Ck... Ya sudah yuk masuk ke kelas. Kasih tahu gih mejaku di mana?" ajak Isya.

"Nggak usah bingung mejamu ada tepat di belakangku!" jawab Quin.

Mereka bertiga masuk ke dalam kelas dan pergi ke tempat masing-masing. Isya menuju meja sesuai petunjuk Quin yang tepat dibelakangnya. Sementara Naila ada di sebelah kirinya.

Seperti biasa sebelum jam pelajaran dimulai sebagian besar siswa di kelas masih asyik melakukan kegiatan sesuai keinginan masing-masing. Ada yang berdandan, mengerjakan PR, piket kelas, bermain pesawat kertas, karaoke bersama di sudut ruangan, main game bareng, mendengarkan musik, bergosip atau lain sebagainya.

Semua hal itu dapat mereka lakukan ketika waktu belajar belum dimulai. Yah, pada intinya mereka juga perlu hiburan tersendiri sebelum melakukan kegiatan yang serius. Atau mungkin saja hiburan itu sering kebablasan sampai di waktu serius untuk memperhatikan penjelasan dari guru mereka malah asyik dengan dunianya masing-masing. Sering kali dipandang dari sisi negatif namun faktanya setiap siswa juga perlu waktu untuk merilekskan diri. Namun kuncinya harus tetap ingat waktu dan kontrol diri yang baik.

1
Anonymous
keren
Wy Ky
.
Protocetus
izin promote ya thor bola kok dalam saku
F.T Zira
like sub dan 🌹 untukmu kak Thor🫰🫰
F.T Zira
aku ninggalin jejak di chapter 1 dulu ya kak.. nanti baca secara berkala...

-One Step Closer-
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!