Content Warning ⚠️
Selain focus ke revenge arc/plot balas dendam, ada focus ke perkembangan karakter FL yaa. Enjoy the story 🌻
Kayla meninggal karena ditabrak oleh mobil. Sebelum meninggal dia sempat melihat pelaku yang menabrak dirinya. Terkejut, ternyata mereka adalah adik tiri dan teman baik Kayla. Persis sebelum menjelang ajalnya, Kayla memohon kepada Tuhan berharap bisa dihidupkan kembali untuk membalaskan dendamnya kepada mereka yang membuat Kayla hidup sengsara. Terutama adik tirinya.
Lalu, keajaiban datang. Kayla hidup kembali, terbangun di usianya sebelum ulangtahun ke-17 tahun. Kayla memanfaatkan kehidupan keduanya ini untuk merencanakan pembalasan dendam.
Masalahnya, selama hidup Kayla dikenal sebagai antagonis yang mejahati adik tirinya, Amarilys.
Bagaimana cara Kayla membalaskan dendamnya? Ikuti dan bantu Kayla balas dendam yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 🌻Shin Himawari 🌻, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 - Teman Baru
Kaget, Kayla berhenti bermain basket.
"Kamu siapa?" tanya Kayla.
"Astaga. Kita teman sekelas kan. Kamu beneran tidak kenal aku?" tanya balik anak laki laki itu.
Dari raut wajahnya dia tidak menyangka atas pertanyaan Kayla.
"Oh. Maaf. Aku tidak tahu." Jawab Kayla jujur.
Bagaimana bisa kenal, kalau tidak pernah diajak bicara. Dasar bocah.
"Hey? Kau bercanda? Aku cukup terkenal loh??" Dari nadanya sepertinya dia tidak percaya ada yang tidak mengenalnya.
Kayla memperhatikan lagi wajah anak laki laki itu dengan baik.
Oh. Dia si cowok playboy itu. Dia yang selalu dikelilingi anak anak perempuan di dalam dan luar kelas.
"Yah, aku tau wajahmu. Tapi kita kan memang tidak kenalan." Jawab Kayla sekenanya saja.
"Bukan tidak, tapi belum kenalan. Namaku Nathan. Call me Nat." penuh percaya diri.
"Kayla."
Merasa Nathan bukan orang yang menyebalkan perlahan Kayla mulai bermain basket lagi.
"Sedang apa kau disini?" tanya Nathan lagi.
Ck. Oke, aku ralat. Dia memang tidak menyebalkan. Tapi dia cerewet.
"Menurutmu? Aku sedang bermain basket kan?" Masih fokus untuk menembak bola ke ring basket.
Inginnya sih tidak meladeni, tapi Kayla merasa lebih baik karena akhirnya ada yang mengajaknya ngobrol. Ternyata aku merasa kesepian juga ya, Kayla mengkasihani dirinya sendiri.
"Memangnya aku tidak punya mata. Aku juga tau kamu main basket. Tapi kenapa sendirian?" Lagi lagi ada pertanyaan dari Nathan.
"Karena aku tidak punya teman. Jawaban apa sih yang kau inginkan."
Kayla berhenti bermain lagi, mulai kesal dengan pertanyaan Nathan yang aneh.
Nathan tertawa kecil. Berjalan mendekat ke tengah lapangan, mendekati Kayla.
Sekarang dia mau apa?
"Sebetulnya aku ingin mengambil jamku yang ketinggalan tadi, tapi kalau kamu mau aku bisa jadi lawan tandingmu." Ajak Nathan dengan tersenyum.
Sepertinya senyum itu salah satu alasan yang membuat dia jadi playboy dan dikelilingi murid wanita
Kayla belum menjawab, dia hanya melihat Nathan dari atas sampai bawah.
Dilihat dari tubuhnya, dia lumayan atletis sih. Tapi apa dia jago basket? Batin Kayla.
"Kayla? Sepertinya kau harus merubah cara pandangmu deh. Kalau kau ingin punya teman." Ucap Nathan sambil tertawa.
"Memangnya cara pandangku kenapa?" Tanya Kayla dengan heran.
Lagipula tidak ada jaminan aku memiliki teman di sekolah ini. Aku sudah melewati masa masa sekolah ini sekali sebelumnya. Yah dia tidak akan tahu juga sih.
"Begini nih cara pandangmu." Nathan menyipitkan matanya seolah menirukan cara Kayla memandang.
"Tapi tadi pas main basket seperti ini. Nah kau harus sering perlihatkan wajah itu!" Kali ini memperlihatkan wajah senyum lepas dengan mata seolah berbinar.
Aneh.
Masa aku kaya gitu pas main basket. Pasti dia bohong.
Kayla yang lumayan terhibur dengan kata kata itu, tanpa sadar dia tertawa kecil.
"Nah tertawa seperti itu juga sudah bagus sih." Nathan ikut tertawa.
Tapi tawa itu tidak bertahan lama. Refleks tangan Nathan bergerak menangkap sesuatu.
Pass.
Kayla melemparkan bola yang ditangkap sempurna oleh Nathan.
"Udahan ketawanya. Katanya mau tanding. Atau kamu berubah pikiran?" Tantang Kayla dengan senyum tipis.
"Siapa yang berubah pikiran. Kamu yang pasti menyesal sudah menerima ajakanku main. Kalau kalah tidak boleh nangis ya."
Dih. Tidak akan. Batin Kayla.
"Percaya dirimu lumayan, kalau aku menang kau harus membelikanku susu pisang di kantin setiap hari."
Kayla hanya asal saja, mau mengetes Nathan. Setidaknya Kayla mencoba membuat teman walau hanya satu orang. Bagus juga kankalau nantinya dia tidak makan sendiri lagi di kantin.
"DEAL. Kalau aku yang menang, kau harus kenalkan aku ke adikmu Amarilys ya." Tantang balil Nathan.
Oh. Dia salah satu penggemar sang cinderella ternyata.
"Okay." Kayla mengiyakan tantangannya.
"Let's play."
Bersambung