NovelToon NovelToon
11 (Peringatan)

11 (Peringatan)

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Balas Dendam / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Tasya_putt

Peraturan sekolah yang membuat semua siswa-siswi sekolah merasa takut jika melanggar 1 kesalahan saja. Dimana jika terjadi kesalahan akan terjadinya sesuatu yang membuat dirinya tidak bisa melihat Bumi lagi.

Angka Lahir 11 menjadi tidak tenang karena Hidupnya akan menjadi giliran selanjutnya jika melanggar atau melakukan kesalahan tersebut.

Permainan itu perlahan hancur ketika Datangnya Seorang wanita dari luar negara yang berperan sebagai Siswa Pertukaran Pelajar. Dan mulai mencari cara untuk menggagalkan Permainan tersebut bahkan ingin sekali menghancurkannya.


Real Hasil Karya Author sendiri, Jangan lupa dukung Aku ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tasya_putt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertimbangan

Drettt.... Drettt....

Dip...

"Hm"

" Bagaimana? " Tanya Manda di balik telpon

" Bagaimana apanya? " Tidak mengerti apa yang dibicarakan Manda

" Dasar otak udang, gue nanya soal pertukaran pelajar itu. Ortu lo ngizinin gak? "

" Cuma Ayah sama Kakak gue " Jawab dengan nada lesu

" Ibu lo? "

" Seperti biasa " Jawab singkat

"yang sabar, pasti ibu lo bakal luluh deh percaya sama gue " Menyakinkan Yesha

"Hm"

Tiba-tiba Yesha membelalakkan matanya mendengar ucapan Manda yang terdengar oleh Yesha dibalik Telponnya.

" Kampret lu " Terkejut mendengar ucapan Manda

" Hehe... Bukain dong pintu Rumah lo, gue kedinginan nih " Dengan suara imutnya

" Dasar Hantu, tiba-tiba datang kerumah gue tanpa bilang-bilang " Sudah biasa Yesha menghadapi kelakuan Sahabatnya ini.

Dip... ( Yesha mengakhiri sambungan Telponnya)

Dengan cepat Yesha beranjak dari Kasurnya, lalu berjalan keluar menghampiri sahabatnya yang sedang berkunjung ke rumahnya tengah malam.

Ceklek... ( membukakan pintu Rumah Depan )

" Heheh... Hay sahabatku yang paling manis " Rayuan Manda membuat Kupingnya memanas

" Berisik lo " Meninggalkan Manda di depan pintu

Dengan cepat Manda menutup pintunya, lalu berjalan cepat menyusul Yesha ke kamarnya.

°°°°

Mereka berdua terbahak-bahak melihat film adegan kocak di Laptop milik Yesha.

Selain menonton film, mereka menyiapkan cemilan di sampingnya. Tanpa cemilan terasa ada yang kurang jika sedang menonton film, benar bukan? 

" Bangke... Dia dorong cowoknya ke selokan? Ihh jorok mana airnya keruh gitu " Mimik wajah Manda tergambarkan bagaimana jijiknya melihat adegan tersebut

" Udah nonton aja, gak usah komentar " Menjepit bibir Manda dengan tangan kanan Yesha

" Sakit.... " Teriak Manda

" Rasain " Melepaskan tangannya dari bibir Manda

Seketika Manda penasaran dengan sekolah Yesha nanti disana, Apakah sekolahnya lebih elit dibandingkan dengan sekolahnya disini?

Manda sedikit menyenggol bahu Yesha yang sedang fokus dengan Film di laptopnya.

" Sha " Panggil Manda

" Apasih "

" Lo tahu sekolah dikorea itu? Lebih elit yang kayak disini gak? " Menunggu jawaban Yesha

" Kayaknya sih, sempet denger sekolah itu sekolah paling elit bagian nomor urut ke 3 " Jawabnya dengan memasukkan sepotong cemilan kecil kedalam mulutnya.

" Buset... Berarti lo beruntung banget bisa masuk kesana, walaupun cuma 1 tahun aja " Bangga dengan sahabatnya ini

" Biasa aja sih "

" Dih kalo gue jadi lo, gue langsung Deal buat belajar disana "

(Akupun berharap bisa belajar disana, bahkan itu adalah impianku bisa belajar di luar Negeri) batin yang terucap didalam hati Yesha.

°°°°

Mempersiapkan pakaian seragamnya untuk dihari Rabu, seragam batik berwarna Biru tua dengan Rok span putih sepaha.

Btw Manda sudah pulang sekitar pukul 3 pagi, memang nekat anak ini. Seperti biasa dengan sebutan The Real Ghost.

Perfect... Yesha sudah sangat cantik dengan sedikit polesan makeup tipis, begitu juga Rambut yang dikuncir kuda, tidak lupa poni yang lumayan panjang dibiarkan terbelah di bagian tengah.

Saat ingin berjalan keluar kamar, Yesha melupakan sesuatu yang penting. Yesha Belum memakai Parfum favoritnya, Yaitu Dior Sauvage. 

Harumnya seperti alam liar yang belum terjamah di bawah langit malam yang biru, Sauvage Parfum melepaskan aksen smoky dari vanilla absolute dan nota kacang tonka lezat yang menyampaikan aroma maskulinitas percaya diri dan sensual.

Penasaran seharum apa Parfum yang dipakai oleh Yesha saat ini.

Menuruni anak tangga berjalan menuju meja makan terlihat ada 2 orang laki-laki yang sedang sibuk menyantap makanannya, yaitu Ayah dan kakaknya.

" Selamat pagi Ayah, kakak " menyapa mereka dengan senyuman tipisnya.

" Pagi " jawab Rico dengan wajah datarnya

" Pagi sayang, cepat sarapan nanti keburu telat sekolahnya " Ucap lembut Sang Ayah

Mendaratkan bokongnya di atas kursi meja makan, kedua tangannya sibuk mengoles Roti panggangnya dengan selai blueberry kesukaannya.

Seketika ada yang kurang, jika ada Ayah dan kakaknya disini. Lalu dimana Ibunya? Dia tidak ikut untuk sarapan bersama?

" Ayah,dimana Ibu? Ibu tidak ikut sarapan bersama? " Menunggu jawaban dari mulut sang Ayah

" Ibu sedang dikamar, kayaknya lagi gak enak badan sayang "

" Kenapa Ayah baru kasih tahu Yesha sekarang? Ibu sakit apa? Demam? " Terpampang kekhawatiran dari wajah Yesha saat ini.

Segera Yesha beranjak dari kursinya berjalan menuju kamar Ibunya, tetapi terhalang dengan Ucapan sang Ayah yang membuat Tubuh Yesha terdiam di tempat.

" Ibumu sedang tidak ingin bertemu dengan siapa-siapa sayang, ibumu hanya ingin sendiri saat ini "

Apakah masalah ini masih berlanjut? Sebegitu rumitnya masalah ini kah? Sampai-sampai Ibunya tidak ingin bertemu dengan Siapa-siapa begitupun dengan dirinya.

Membalikkan tubuhnya,lalu menatap wajah Sang Ayah.

" Ibu tidak mau bertemu dengan Yesha Ayah? Apakah hanya dengan masalah pertukaran pelajar itu ibu sampai tidak mau bertemu dengan Yesha? " Geram Yesha dengan emosi yang sudah tidak terkontrol.

" Bukan begitu sayang " Mencoba menjelaskan bahwa memang ibunya sedang sakit demam, tetapi bukan karena Ibunya tidak ingin bertemu dengannya. Melainkan Nita tidak ingin anaknya khawatir dengan kondisi Nita saat ini.

" Lalu? Jika ini memang masalah bagi keluarga kita, aku akan berusaha untuk menolak persetujuan itu kepada pihak sekolah " terlihat bola mata Yesha memerah akibat menahan tangisnya.

Berjalan cepat menuju luar Rumah dan tidak mau mendengarkan panggilan Sang Ayah yang dari tadi memanggilnya.

" Sayang....Yesha... Dengar dulu penjelasan Ayah sayang " Ucapnya dengan sedikit berteriak.

Tanpa disadari Rico yang melihat keributan didepan matanya ini hanya santai tidak bereaksi apa-apa.

Hanya saja Rico mengucapkan satu kalimat pada Sang Ayah membuat ia membisu ditempat.

" Tak lama, jika ia menolak persetujuan itu. Yesha akan menjadi Anak biasa sama seperti diriku " maksud dari kata "Anak biasa" anak pelajar di Negeri sendiri. Tidak ada kata spesialnya jika Anak itu sekolah di Negaranya  sendiri menurut Pandangan Rico.

Beranjak dari Kursinya lalu meninggalkan Ayahnya di meja makan.

" Kamu mau kemana? " Tanya sang Ayah

" Terpaksa harus belajar agar menjadi Anak yang teladan " melanjutkan langkahnya menuju luar Rumah. Lalu Rico melajukan Motor kesayangannya.

Rhama melihat Anaknya yang menjadi seperti ini, hanya bisa pasrah. Merasa didikan darinya sia-sia baginya.

Mengacak-acak rambutnya hingga berantakkan, mata terpejam erat mencoba mengontrol air mata yang terus mengalir.

" Akan aku usahakan agar Yesha belajar dikorea " Lirih sambil menghapus airmata dikedua matanya dengan kedua tangannya.

°°°°

Bremmm...... Ckiiitt....

Rico memarkirkan motornya di parkiran khusus Motor, tidak lupa mengunci Stang motornya agar tidak terjadi yang tidak diinginkan.

Berjalan masuk menuju Kantin, duduk di tempat meja makan Kantin di ujung kiri yang kini sedang kosong.

Merogoh sakunya yang ternyata ada ponsel berwarna hitam miliknya, dilayar ponselnya ternyata ada pesan dari seseorang yang membuat Rico menggertakkan giginya. Seperti sedang menahan Amarah yang dipendam.

" Tak akan kubiarkan kau kabur " Isi pesan yang ada di layar ponsel milik Rico.

Tiba-tiba ada sekelompok 3 pria menghampiri Rico, ia yang sadar hanya acuh tak acuh pada mereka.

Brakk..... (Menggebrakan meja membuat timbul suara yang sangat keras dan kini semua mahasiswa yang ada disana menoleh ke arah mereka.

" Rico, Bukankah dia yang tidak jadi kuliah di Jepang? " Ucapnya dengan kata Ejekan.

" Ia Bos, bisa-bisanya dia menolak mentah-mentah Beasiswa dari Jepang, dan sekarang malah kuliah disini " Ucap Marshel

" Diibaratkan dikasih Ayam malah minta tempe " Ujar Dito dengan tertawa cekikikan.

Arya seketika mencengkram kedua rahangnya dengan sangat keras membuat Rico menahan sakit di bagian rahangnya.

Tatapan mereka seketika bertemu, mata yang sedikit memerah dengan genangan air bening di area kedua matanya.

" Singkirkan tangan menjijikan ini di wajahku " Geram Rico

Arya yang melihat perubahan diwajahnya, bukannya ia merasa takut. Malah membuat ia merasa bersemangat untuk mengganggu Rico.

Cengkraman itu ia lepaskan dengan keras, lalu Arya tiba-tiba mendekatkan wajahnya di hadapan Rico, dengan mengatakan sesuatu yang membuat Rico menahan Amarahnya.

" Tidak akan kubiarkan kau lolos dari tanganku " Bisik Arya dengan menyunggingkan senyumannya

1
anggita
ooh, sudah lama banget yah sekolahnya😑.
anggita
dukung like👍+ hadiah tonton iklan☝. semoga lancar jaya novelnya 👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!