Tidak ada seorang pun yang tidak ingin sukses dalam hidupnya. Oleh sebab itu, dengan berbagai cara orang berusaha untuk mencapai kesuksesan. Salah satu cara adalah memiliki partner yang baik.
Partner adalah pasangan yang dapat saling melengkapi dalam sebuah hubungan. Bisa dalam hubungan apa saja, baik usaha, pekerjaan, asmara dan lain sebagainya.
Jadi jika kalian terlibat dalam suatu hubungan yang mengharuskan untuk saling melengkapi, kalian merupakan partner seorang terhadap yang lain.
Ini adalah kisah bagaimana seseorang yang menjalin hubungan dan manjadi partner terhadap pasangannya untuk membangun usaha, asmara dan keluarga.
Selamat membaca.
❤️🙏🏻🩵
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopaatta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Panik 2.
...~•Happy Reading•~...
Di tempat lain, keluarga Pak Johan Thurana.
^^^Flashback^^^
^^^Pak Johan yang mencari kunci cadangan rumah dan tidak ditemukan, segera keluar menuju kamar Ophelia. Ketika melihat lampu kamar dalam keadaan mati dan ac juga mati, Pak Johan jadi panik.^^^
^^^Pak Johan jadi penasaran, sudah sejak kapan Ophelia tidak pulang. Beliau kembali ke kamarnya lalu telpon dan kirim pesan kepada Ophelia. Namun hasilnya sama, tidak ada respon, ponselnya tidak aktif.^^^
^^^'Mungkinkah dia pindah tinggal di tempat lain karena situasi rumah dan aku pernah kasar padanya?' Tanya Pak Johan dalam hati. Beliau terus memikirkan dan mengingat tatapan Ophelia yang terbelalak dan terluka.^^^
^^^Pikirannya sedikit tenang ketika ingat Ophelia punya uang yang cukup untuk hidup mandiri. Jadi dia bisa tinggal di apartemen yang ada di sekitar tempat kerjanya dan tidak perlu minta uang untuk keperluannya.^^^
^^^'Atau mungkin dia ada di tempat Bu'le nya untuk menenangkan pikiran, agar mereka tidak makin ribut?' Pak Johan terus berpikir. Berdasarkan pemikiran itu, Pak Johan sedikit tenang lalu fokus pada tugas kantor yang banyak. Apalagi harus sering ke luar kota, terutama ke Makassar bersama anggota tim kerjanya.^^^
^^^Pak Johan juga lebih tenang, sebab lewati tempat catering saat pulang kantor dan melihat tempatnya sudah buka seperti biasa. Hatinya lega, tinggal tunggu waktu yang tepat mereka akan bertemu. Itu ada dalam pemikiran Pak Johan saat melihat tempat catering Ophelia sudah buka kembali.^^^
^^^Sejak itu, Pak Johan tidak membicarakan Ophelia dengan istrinya, atau membicarakan anak-anak istrinya jika sedang ada di rumah. Pak Johan hanya pulang untuk beristirahat, kadang tidak makan malam, sebab sudah makan di luar bersama teman kerja sebelum pulang ke rumah.^^^
^^^Hal itu terus berlangsung dari hari ke hari, berganti minggu, minggu berganti bulan. Suasana di rumah mulai hambar. Sehingga jika sedang bertugas ke luar kota, Pak Johan tidak langsung pulang ke Jakarta seperti sebelumnya. Beliau akan berlama-lama di kota tersebut, sekalian mengambil cuti kerja satu atau dua hari.^^^
^^^Hal itu membuat istrinya curiga, Pak Johan berlama-lama saat bertugas di luar kota. Istrinya berpikir, mungkin Pak Johan punya wanita lain atau tinggal bersama Ophelia.^^^
Seperti hari ini, setelah sekian bulan berlalu, Bu Dinna sedang menunggu Pak Johan pulang dari luar kota. Bu Dinna sudah tidak sabar untuk minta penjelasan, mengingat Pak Johan sudah tidak berlaku mesra atau hangat lagi padanya. Padahal mereka sering berpisah karena tugas Pak Johan dari kantor. Tetapi saat pulang ke rumah, Pak Johan bersikap biasa saja, seakan tidak pernah berpisah lama.
"Mengapa baru pulang sekarang?" Tanya Bu Dinna yang menyambut Pak Johan di pintu rumah.
"Memang baru pulang. Apa maksudmu bertanya begitu?" Pak Johan melihat istrinya dengan serius.
"Itu teman-teman kantormu sudah pada kembali, tapi kau baru sekarang pulangnya." Istrinya terus mengikuti sambil bertanya.
"Kau tahu dari mana teman-temanku sudah balik?" Pak Johan balik bertanya.
"Dari istrinya. Aku bertemu mereka di Mall dan bilang suaminya sudah balik."
"Apa aku tidak bisa berlibur setelah kerja keras? Aku ini lelah. Sudah di sana, sekalian manfaatkan untuk libur." Jawab Pak Johan sambil melihat istrinya dengan pandangan yang lain.
"Mengapa kalau mau libur, tidak ajak aku?" Bu Dinna tidak mau berhenti bertanya kepada Pak Johan.
"Seharusnya yang ajak berlibur itu, kau. Yang tahu keuangan, kan, kau." Pak Johan mengeluarkan apa yang disimpannya.
^^^Pak Johan berkata demikian, sebab selama hidup berrumah tangga dengan Ibu Ophelia, yang atur semua rencana untuk berlibur adalah Ibu Ophelia. Pak Johan hanya mengatur libur atau cuti. Tiket dan tempat tujuan liburan, Ibu Ophelia yang usulkan buatnya dan Ophelia. Tapi yang bayar semua perjalanan mereka adalah Ibu Ophelia.^^^
"Aku yang ajak berlibur? Memangnya kau kasih uang berapa banyak untuk aku? Sekarang buat makan saja susah, mesti irit kiri kanan." Bu Dinna tidak mau kalah, kesempatan menuntut dari suaminya.
"Untuk makan susah? Kau kira gaji PNS ku berapa banyak? Dari awal aku kasih semua hanya ambil untuk uang makan dan bensin. Kau gunakan untuk apa? Padahal di rumah ini yang makan cuma kau dan kedua anakmu." Pak Johan jadi berpikir setelah istrinya mengatakan tentang gajinya.
^^^Pak Johan makin curiga dan heran dengan apa yang dikatakan istrinya. Beliau mulai tersadar dengan keadaan di rumah saat istrinya mulai permasalahkan masalah gaji yang diberikannya.^^^
^^^Padahal kalau dipikir lagi, seharusnya mereka tidak akan kekurangan, sebab sudah berkurang orang dalam rumah. Ophelia dan dirinya sering tidak makan di rumah. Apalagi sudah berkurang penggunaan ac oleh Ophelia.^^^
"Kau sedang menghitung biaya untuk memberi kami makan?" Bu Dinna bertanya dengan marah, karena merasa tersinggung dengan ucapan suaminya.
"Din'na, yang bilang sedang menghitung itu siapa? Kau yang memulai bilang gajiku kurang. Padahal setelah aku naik pangkat, ada kenaikan gaji dan tunjangan jabatan."
"Dan juga, bukankah tidak ada Ophelia untuk makan di rumah ini? Aku juga jarang makan di rumah, karna sering keluar kota." Pak Johan menatap istrinya dengan tajam saat mengatakan itu, sebab pikirannya seperti tiba-tiba terbuka dengan keadaan rumah tangganya.
"Kalau selama ini kau tidak masalah dengan uang, mengapa tiba-tiba sekarang kau bilang gajiku kurang, padahal ada peningkatan pendapatan?" Ucapan Pak Johan membuat istrinya panik lalu menghindar.
^^^Dia takut terbongkar, sebab selama Ophelia masih tinggal di rumah itu, Ophelia yang beli semua keperluan rumah tangga dan mengisi penuh kulkas dengan kebutuhan hari-hari. Sekarang dia harus beli dan membayar semua kebutuhan rumah tangga dari uang gaji yang diterima dari suaminya.^^^
"Din'naaa. Sejak kapan kau merasa gajiku kurang?" Panggil Pak Johan yang mulai curiga, sebab selama Ophelia masih tinggal dengan mereka, tidak ada tuntutan atau pembicaraan tentang gajinya yang kurang.
^^^Pak Johan sendiri merasa kurang untuk biaya makan di kantor dan uang bensin. Jadi selama ini, Ophelia yang berikan tambahan uang untuk dipegang, jika ada keperluan mendadak di kantor.^^^
"Gak tahu sejak kapan. Yang penting itu, sekarang kurang. Jadi kau jangan borosin di luar sana untuk bersenang-senang sendiri." Bu Dinna jawab sambil pergi meninggalkan Pak Johan, agar tidak ditanya lagi tentang pengeluaran dan akan terbongkar taktik liciknya selama Ophelia masih tinggal bersama mereka.
Tiba-tiba Bu Dinna berbalik dan melihat suaminya. "Ooh, iya. Kapan aku bisa pegang catering seperti yang kau bilang itu? Jangan biarkan anakmu dapat gaji sendiri. Aku juga pingin punya gaji sendiri, supaya tidak mengemis darimu." Bu Dinna teringat kepada janji Pak Johan bahwa dia akan bekerja di tempat catering bersama Ophelia.
"Bagus kalau kau mau kerja. Pergi saja ke tempat catering lalu minta dari Ophelia. Dia pemiliknya." Jawab Pak Johan yang sudah emosi dan curiga tentang sikap istrinya, lalu masuk ke kamar tinggalkan istrinya yang bengong.
Bu Dinna seperti terpaku di tempat, saat mendengar Ophelia adalah pemilik Akasa Catering. Padahal sebelumnya dia berpikir akan menjadi pemilik catering tersebut menggantikan Ibu Ophelia setelah menikah dengan Ayah Ophelia.
...~°°°~...
...~●○♡○●~...
