NovelToon NovelToon
Alone

Alone

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga
Popularitas:12.8k
Nilai: 5
Nama Author: NurFitriAnisyah

Arkan Pratama, putra kedua dari pasangan Azel dan Renata. Dia adalah anak tengah yang keberadaannya seringkali di abaikan oleh mereka. Tidak seperti kakak dan adiknya yang mendapatkan kasih sayang dan perlakuan yang berbeda dari orang tuanya. Hingga....

Penasaran?
Akankah Arkan mendapatkan kasih sayang dari keluarganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurFitriAnisyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alone 2

“Lagi apa Han?” Tanya Arief sambil melingkarkan tangannya di pundak adik bungsunya, Arhan.

“Main game bang...”

“Abang baru pulang kerja?” Tanya Arhan yang masih fokus pada ponselnya.

“Iya. Kamu sudah makan? Jangan main game... terus.” Ujar Arief sambil menarik ponsel Arhan.

“Eh! Bang Arief, jangan gitu dong....” Ujar Arhan memelas pada Arief.

“Bang Arief, itu ponsel Arhan balikin dong.” Lanjutnya sambil berusaha meraih ponselnya yang di sembunyikan di belakang punggung Abangnya.

“Tenang Abang bantu dek.” Celetuk Arkan langsung memegang tangan Arief.

“Apaan sih Lu! Main ikutan aja.” Ketus Arief pada Arkan.

“Gue... cuma mau bantuin adek. Kan tugas abang harus bantuin adiknya, bener gak Han?”

“Bener banget.... Hap!” Jawab Arhan dan langsung merebut ponsel dari tangan Arief.

Arief tidak ingin menanggapi ucapan Arkan. Ia hanya mengabaikan keberadaaan adiknya itu. Dan hanya berbicara dengan Arhan, adik bungsunya.

“Han, mau makan apa? Biar abang yang masakin. Bunda hari ini ada kerjaan ke luar kota jadi gak pulang.” Tanya Arief.

“Enggak ah lagi males.” Jawab Arhan.

“Gue mau bang. Gue dah laper banget, masakin apa aja deh terserah abang.” Jawab Arkan bersemangat.

“Lu masak aja sendiri. Lu punya dua tangan dan dua kaki kan?!’ Ujar Arief.

“Tadi abang nawarin Arhan. Apa bedanya sih bang, gue kan juga adiknya abang?”

“Eh, Lo udah gede. Lu bisa ngurus diri lu sendiri.” Dingin Arief.

“Sudahlah! Gue mau mandi, buang-buang waktu ngomong sama Lu.” Lanjutnya berlalu pergi.

“Gue juga mau ke kamar lah.” Ujar Arhan beranjak dari sofa dan mengikuti Arief.

“Makan ya... Abang masakin.” Bujuk Arief lagi sambil memeluk adik bungsunya.

“Terserah Abang lah....” Pasrah Arhan.

“Gue tidak iri... gue baik-baik saja.” Gumam Arkan yang melihat perlakuan khusus Arief pada Arhan.

“Mengapa harus di bedain sih Bang? Gue dan Arhan hanya selisih satu tahun. Abang selalu memperlakukan Arhan dengan lembut dan penuh kasih sayang. Tapi... dengan gue, Bang Arief seperti berhadapan dengan musuh....” Ungkap Arkan sembari tersenyum getir melihat keduanya dari belakang.

“Sebenarnya apa salah gue, sehingga semua orang bersikap acuh sama gue? Apa gue harus sekarat dulu agar dapat perhatian dari kalian....” Batin Arkan.

...ℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱ...

“Pagi Ayah.” Sapa Arkan yang melihat Ayah Azel saat menuju ruang makan.

Namun sapaannya itu tidak mendapatkan balasan dari sang ayah. Sang ayah hanya fokus dengan laptop dihadapannya.

“Mengapa tidak ada makanan di meja, Yah?” Tanya Arkan pelan, sambil memegangi perutnya yang sudah keroncongan.

“Kamu tidak lihat Ayah sedang sibuk? Masaklah sendiri. Kau itu selalu saja membuat Ayah kesal.” Ujar Ayah Azel dengan kesal.

“Baiklah...”

“Apa ada yang salah ya, dengan ucapan gue? Pagi-pagi langsung kena semprot aja... huft...” Gumam Arkan berlalu menuju dapur.

“Ya ampun... apa ini?”

Arkan menghela napas panjang melihat penampakan dapur yang sangat berantakan dan semua alat masak kotor semua belum di cuci. Arkan mulai dengan membersihkan sampah yang ada dan mencuci semua peralatan kotor. Setelah itu Arkan mulai memasak makanan untuk sarapan semua orang. Setelah semuanya selesai Arkan menata makanan di meja.

“Bang dimana ayah? Sarapannya sudah siap.” Tanya Arkan pada Arief yang baru turun dari kamarnya.

“Sudah berangkat kali.” Jawab Arief datar.

Arkan mengangguk.

“Ayo Bang sarapan bareng gue sudah masak banyak.” Ajak Arkan.

“Lo makan saja sendiri. Gue gak nafsu sama masakan Lo.” Cibir Arief.

“Coba dulu lah Bang. Gue dah capek masak ini semua. Pasti enak kok.” Bujuk Arkan menahan tangan Arief yang hendak pergi.

Arief menepis kasar tangan Arkan.

“Lagian siapa yang nyuruh lo masak? Habisin saja sendiri.” Ujarnya.

“Yasudah kalau begitu gue makan bareng Arhan saja.”

“Arhan sudah berangkat dari tadi.” Ujar Arief berlalu pergi.

Arkan terdiam mencerna ucapan Abangnya sebelum menghentikannya.

“Abang tunggu! Kalau Arhan sudah berangkat, terus gue ke kampus naik apa Bang?”

“Lu punya kaki, gunanya buat apa hah!? Manja benget jadi anak!” Bentak Arief, dan pergi begitu saja.

Arkan hanya terdiam mendengar bentakan Abangnya itu dan tanpa terasa bulir hangat mulai menetes jatuh di pipinya.

“Jika memang kehadiran ku sudah tidak di inginkan mengapa kau tidak menjemput ku saja tuhan? Apa yang ku lakukan tak pernah sedikitpun, membuka celah sedikit saja di hati mereka untukku. Tuhan... Aku tahu kau pasti marah jika aku pulang sendiri, tapi kapan engkau akan datang menjemput ku? Sakit, sakit rasanya... selalu di perlakukan seperti ini Tuhan.” Batin Arkan dengan air mata yang terus mengalir.

Skip di Kampus🏬

“Hei Shalwa, apa kau sudah makan? Aku bawa makanan banyak dari rumah.” Tanya Arkan.

Seperti biasa, Arkan masih bisa tetap tersenyum seperti tidak pernah terjadi apa-apa padanya di mansion.

“Belum. Tau saja kalau gue sedang lapar.” Jawab Shalwa.

Shalwa Aditama. Wanita cantik ini adalah kekasih Arkan, mereka menjalani hubungan back street. Karena Shalwa adalah adik dari sahabat Arkan yaitu, Ikhsan Aditama. Yang dimana Ikhsan melarang adik perempuan satu-satunya itu untuk pacaran.

“Tapi sebentar lagi mata kuliah pertama gue mulai. Gue bawa aja yah.” Ujarnya mengambil kotak makanan dari tangan Arkan.

“Jangan Lupa di makan ya. Itu gue sendiri loh yang masak, di habisin ya sayang.” Ujar Arkan dengan senyuman.

“Iya sayang, gue masuk dulu ya. Bye...” Shalwa berlalu pergi dari hadapan Arkan.

Skip Ruang Kelas.

“Tumben kamu bawa bekal? Mau dong....” Celetuk Arhan pada Shalwa.

“Ini, makan saja.” Shalwa memberikan sumpit yang lain pada Arhan.

“Suapi dong... aaa.” Ujarnya sambil membuka mulut.

“Lu itu ya, di beri hati minta jantung. Udah di kasih minta di suapi pula.” Gerutu Shalwa.

“Kamu itu menggemaskan sekali kalau sedang kesal. Sini... biar aku yang suapi kamu.”

“Gak mau!! Gue bisa makan sendiri.”

“Jangan marah begitu. Nanti cantiknya hilang loh... ayo aaa...”

Shalwa akhirnya menyerah dan menerima suapan dari Arhan. Dan semua adegan itu tanpa sengaja di lihat oleh Arkan. Dan berhasil membuat hati Arkan berdenyut sakit.

“Apakah Arhan menyukai Shalwa? Gue tau mereka bersahabat tapi apakah tindakannya itu wajar?” Gumam Arkan.

Di Mansion 🏠

Sepulang kampus tadi, Arkan mondar-mandir di depan kamar adiknya, Arhan. Sebelum akhirnya Arkan memberanikan dirinya untuk masuk ke dalam kamar adiknya. Seperti yang Arkan pikirkan. Di kamar Arhan ada beberapa foto Shalwa dan bahkan ada satu figura dimana Arhan menyandingkan foto dirinya dan juga Shalwa.

“Sedang apa Lo di sini?” Tanya Arhan yang masuk ke dalam kamarnya.

“Han apa Lo menyukai Shalwa, atau jangan-jangan kalian sudah bersama?” Tanya Arkan menyelidiki.

“Bukan urusan lo.” Jawab Arhan ketus.

“Abang akan membantumu untuk dekat dengan Shalwa, jika kamu suka sama dia karena abang tau banyak tentang Shalwa dari abangnya.” Ujar Arhan berbohong.

“Sungguh?”

“Iya, jadi benar kau menyukai Shalwa?” Tanya Arkan lagi memastikan.

“Bukan suka lagi, tapi gue sangat mencintainya.” Ujar Arhan bersemangat.

“Tapi sepertinya Shalwa tidak tertarik sama gue.” Lanjutnya dengan menunduk.

“Jangan sedih, Abang akan bantu kamu untuk mendapatkan hatinya. Tapi... ada syaratnya. Kau harus selalu ada di sisi Shalwa dan buatlah dia selalu tersenyum dan bahagia, bagaimana?”

“Itu pasti, gue akan selalu ada di samping Shalwa apa pun yang terjadi.” Ujar Arhan menyetujui Arkan.

“Maafkan aku Shalwa. Aku tidak bisa merampas kebahagian adikku dan bahagia di atas penderitaannya.” Batin Arkan melihat senyum bahagia di wajah adiknya.

...ℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱ...

1
Vny
Arkan, km keren bgt sumpah, km kuat bgt meskipun hidup kita itu hampir sama tp gw akui lo kuat. Peluk jauh buat Arkan🤗🤗
IR WANTO
taiiii
IR WANTO
kok dokter pada tolol
IR WANTO
tolol lc goblog...
Nunu Hasan
orang tua y kaya iblis.egois tida tau malu
Nunu Hasan
biarturasa kelurga itu
Nunu Hasan
mudah bapa y jatoh dari kapal terbang.tapi bapa y ajah jangan sama orang lain...
❤️⃟Wᵃf🥑⃟Apri_Zyan🦀🐧
happy ending...😁😁
❤️⃟Wᵃf🥑⃟Apri_Zyan🦀🐧
kenapa harus meninggal thor..duh kapan bahagianya arkan
🍁Alena❣️💋🅰️🅸🅳🅴🅽👻ᴸᴷ
alhamdulillah sudah ada perubahan dalam diri Arkan, Cita-cita dan harapan dia sudah terwujud, tinggal menyambut kebahagiaan bersama keluarga nya
🍁Alena❣️💋🅰️🅸🅳🅴🅽👻ᴸᴷ
syukur deh mimpi membawa perubahan, tinggal Arif aja nih yang masih sinis terhadap Arkan
🍁Alena❣️💋🅰️🅸🅳🅴🅽👻ᴸᴷ
ampuunnn thoorr ternyata ini cuma mimpi, air mata udah menetes 🚶🏻‍♀️🚶🏻‍♀️
tapi syukur deh, semoga dengan mimpi itu sang ayah bisa merubah sikap nya sama Arkan
🍁Alena❣️💋🅰️🅸🅳🅴🅽👻ᴸᴷ
menyesal kah sekarang ketika melihat Arkan sudah tak berdaya
dan buat bunda jangan hanya bisa menyalahkan saja kau juga sama 🤧
🍁Alena❣️💋🅰️🅸🅳🅴🅽👻ᴸᴷ
ternyata Arkan donorin ginjal nya buat Arif dan lagi dia koma, itu pula yang menyebabkan Arkan tidak menjenguk atau memberikan semangat buat Arif.
duh kalau Arif tau pasti nyesel banget itu, Arkan udah berkorban buat dia
❤️⃟Wᵃf🥑⃟Apri_Zyan🦀🐧
alone alone alone...
arkan selalu sendiri padahal memiliki keluarga yang lengkap
❤️⃟Wᵃf🥑⃟Apri_Zyan🦀🐧
bisa aja nih Arkan, kalau memang suka bilang dong jangan diam bae
bbip20
Banyakkk banyak banget yg kamu dan keluarga g tau tentang Arkan
bbip20
Tapi emng selalu menjadi pertanyaan buat aku, kenapa? kenapa anak tengah/kedua tuh di gituin? di beda2in. rasanya tuh kit heart bangettt, punya keluarga tpi kyk sendirian 😭
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Arkan jangan meninggal dulu, kamu harus kuat ayo bangun lah Arkan ada Rafi yang menunggu mu😭😭😭
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Tidak mungkin.... ini hanya mimpi kan😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!