NovelToon NovelToon
Rahim Perjanjian

Rahim Perjanjian

Status: tamat
Genre:Tamat / Ibu Pengganti / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga
Popularitas:81.5k
Nilai: 5
Nama Author: LapCuk

"May, kalau nanti kita dewasa, terus aku gak bisa menjadi wanita sempurna. Apa yang bakal kamu lakukan?"

"Hila, dali masih dalam pelut Bunda, kita sudah saling belbagi makanan dan kasih sayang. Jadi ketika nanti kita udah besal, gak ada alasan untuk gak saling belbagi. Aku akan menjadi pelengkap kekulanganmu, Mahila," dengan aksen yang masih cadel, Maysarah menjawab pertanyaan yang diajukan Mahira. Matanya memandang penuh kasih adik kembarnya itu.

Percakapan dua anak kembar yang masih berumur 7 tahun itu benar-benar menjadi kenyataan sekaligus ujian bagi ikatan persaudaraan mereka.

Cobaan kehidupan datang menghampiri salah satu dari mereka, menjadikan dirinya egois layaknya pemeran Antagonis. Lantaran perlakuan manis orang-orang di sekitarnya.

Demi menutupi Luka hatinya yang kian menganga. Maysarah melakukan pengorbanan besar, ia bertekad untuk menepati serta melunasi janji masa kecilnya.

Ayo, ikuti kisahnya...💚

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LapCuk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RP bab 2

Selamat datang 🤗

Selamat Membaca 💚

...----------------...

"Maysarah, bisa kita berbicara sebentar?" Muntaz meminta waktu kepada sang kakak ipar yang kini tengah menundukkan pandangannya.

"Mau berbicara tentang apa? jika soal lamaran yang datang. Saya tidak ada waktu untuk membahasnya. Berulang kali sudah saya tegaskan! untuk sekarang pernikahan bukanlah kehidupan yang ingin saya arungi." Ujar May tegas, seraya tangannya memilin hijab syar'i yang ia kenakan.

Muntaz menghela nafas kasar. Berbicara dengan Maysarah bukanlah perkara hal yang mudah. "Seharusnya kamu mengatakan hal itu kepada Ayah, sehingga Beliau tidak lagi menerima semua lamaran dari laki-laki yang ingin meminang mu." Muntaz menyodorkan map yang sudah pasti berisi data diri seorang pria. Setelah May mengambilnya, Muntaz berjalan menjauhinya.

Namun, baru beberapa langkah pria dewasa bertubuh atletis itu melangkah, ia mendengar celetukan Maysarah. "Ayah sudah tahu, tetapi lelaki tua itu, selalu berharap pernikahan dapat menyempurnakan kebahagiaanku. Tanpa Beliau sadari, jika tolak ukur sebuah kebahagiaan tidak dapat dinilai dari kehidupan pernikahan!"

Muntaz berbalik guna menatap wajah teduh sang kakak ipar. Sedangkan Maysarah menatap lurus pada halaman rumah utama danau buatan, ia sama sekali tidak melirik suami Mahira. Seringkali tanpa sadar Muntaz mengagumi keindahan yang terletak pada seorang Maysarah Rahardian.

Wanita cantik yang selalu berbalut busana muslimah tertutup sempurna. Ketegasan pada setiap kata yang keluar dari bibirnya terkadang mampu membuat seorang Muntaz Abraham terkesima.

Jika Mahira seperti cahaya Mentari pagi hari, memberikan kehangatan dalam kehidupan gersang seorang Muntaz Abraham yang sudah sebatang kara. Lain halnya dengan sosok Maysarah yang sangat misterius. Wanita mandiri berpendirian teguh, tak terbawah arus perkembangan zaman.

May sangat pendiam, kalem, hanya berbicara jika ditanyai ataupun ada sesuatu yang penting saja untuk ia utarakan, selebihnya Maysarah akan menyibukkan diri dengan melukis sebagai pekerjaan sekaligus hobinya itu. Dan mengurus yayasan sekolah gratis yang dia dirikan bersama beberapa orang aktivis peduli anak jalanan.

Maysarah seperti memiliki dunia sendiri, yang sengaja ia ciptakan hanya untuk dirinya tinggali. Maysarah seperti sinar lembut rembulan malam. Ia tidak secerah matahari, tidak juga secerewet Mahira, tetapi kehadirannya mampu memberikan ketenangan bagi jiwa yang tengah di landa kegelisahan.

                ***

Maysarah membuka kenop pintu kamarnya. "Mahira, sudah berapa kali aku peringatkan! jangan pernah makan sesuatu di atas kasur!" May melangkah mendekati ranjang tempat dimana Hira sedang rebahan sambil memakan keripik kentang.

"Iss... dirimu gak asyik banget, May. Beda ma Muntaz, yang selalu memaklumi dan mendukung segala sifat dan tingkah lakuku!" Hira mencibir May seraya bangun dari pembaringan. Matanya menatap jengah kakak kembarnya. Ia mengibaskan tangannya yang lengket bumbu keripik. "Sebenernya salahku apa sih, May? kenapa kau berubah drastis. Sampai aku tak bisa lagi mengenalimu!"

"Jangan tanya padaku tentang perubahan nyata yang kau lihat, tapi tanyakanlah pada dirimu sendiri. Apa yang dapat membuat seseorang yang semula begitu peduli, berubah menjadi begitu acuh bahkan selalu menghindari." May membalas ucapan Hira seraya membuka hijab dan ikat rambut yang ia kenakan, tergerai-lah rambut ikal sepunggungnya yang indah.

"Kau gak salah menilai kan, May? pernyataanmu seolah-olah menuduhku yang membuat hubungan persaudaraan kita kian hari semakin merenggang!" Hira memekik kecil sembari melipat tangan di dada. Dia tidak terima atas apa yang May katakan.

"Egois kau, May!" Hira berjalan ke arah pintu kamar. Hatinya memanas, buliran kristal sudah menggenang di pelupuk matanya. Belum sempat tangannya mencapai handle pintu...,

"Kau benar, Hira. Aku memang egois! saking egoisnya sampai-sampai aku gak bisa berbuat sesuka hatiku! gak bisa menghabiskan uang puluhan juta hanya untuk membeli sesuatu demi memuaskan jiwa sosialita ku. Bahkan untuk memiliki sesuatu barang yang baru saja, aku harus terlebih dahulu menunggu sedekah'an dari seseorang." May menghapus airmata yang mengalir di pipinya. Ia membalikkan tubuhnya guna berhadapan dengan Hira.

"May, bukan itu yang aku maksud,"

"Terus kalau bukan itu apa, Hira? belum cukupkah selama 7 tahun dirimu menjadi prioritas semua orang? apa masih kurang segala kemewahan, kemudahan dan limpahan kasih sayang yang selama ini kau dapatkan dari semua orang, Hira!?" Sesak dada May semakin menjadi, tenggorokannya kian tercekat kala mengingat kehidupannya selama tujuh tahun belakangan ini.

"Asal kau tahu, May. Aku gak pernah minta diistimewakan, gak juga mau melimpahkan semua tanggung jawab pada dirimu. Tetapi semua orang lah yang selalu memberikan perhatian serta perlakuan lebih ke diriku. Lantas apa semua itu salahku!?" Hira menghela nafas panjang, jari telunjuknya ia acungkan pada wajah sang kakak.

"Tidak Hira, dirimu tidak pernah salah! sebab, tuan putri keluarga terpandang Rahardian selalu benar. Jikapun ada yang salah, maka akulah si pemeran figuran yang wajib disalahkan dan dimintai pertanggungjawaban!" May menatap sendu wajah adiknya, dapat ia lihat kilat amarah dalam mata berwarna hazel itu.

"Tolong sekarang keluarlah. Aku ingin segera membersihkan badan, jangan sampai nanti aku menjadi alasan penyebab terlambatnya makan malam!" May melangkah memasuki kamar mandi, tak lagi menghiraukan Hira yang masih berdiri mematung.

Hira mengepalkan kedua telapak tangannya. Ia selalu membenci situasi ini, entah kapan pastinya hubungan mereka yang dulu sehangat musim semi menjadi membeku seperti butiran salju.

              ***

"Aku ingin bercerai dari, Muntaz," Hira mengutarakan keinginan yang sudah lama ia pendam. Melihat para orang kesayangannya yang tidak merespon.

"Kali ini aku sungguhan ingin bercerai, bahkan aku sudah menyewa seorang pengacara profesional." Mahira menjatuhkan sebuah map berlogo tulisan pengadilan agama di atas meja.

           Bersambung.

Terimakasih sudah bersedia membaca 🙏🩵

Bila berkenan, tolong tinggalkan jejak Like, Subscribe, Vote, & komentarnya 💚

Jika tidak keberatan, tolong kasih gift dan bintang ramah 5 ya 😊💜

Jangan lupa klik 'Permintaan update' ya semuanya 😊

1
Tanz>⁠.⁠<
gak kerasa Udah end aja. gak ada niatan mau lanjut kehidupan may sama Muntaz apa Thor 😭😭
Tanz>⁠.⁠<
semoga kalian bahagia ya dengan tempat tinggal yang baru. ingat Muntaz jaga baik baik istri berhati malaikat mu itu
Tanz>⁠.⁠<
seperti rumah ku dulu. nyaman banget walau terlihat sederhana 🤗
Tanz>⁠.⁠<
kok aku mewek ya baca nya 😭
Tanz>⁠.⁠<
siappppp /Scream/
Tanz>⁠.⁠<
demi kesembuhan may, senja. tolong mengerti lah
Tanz>⁠.⁠<
ayo taz semangat /Determined//Determined/
Tanz>⁠.⁠<
apa alasan mu untuk bohong, Dania?.
Tanz>⁠.⁠<
pabrik mu may
Tanz>⁠.⁠<
semoga aja sifat nya juga kembar 😆
Tanz>⁠.⁠<
kasian juga liat Hira 🥺

semoga may cepat sadar 🤲🏻
Tanz>⁠.⁠<
turut berduka dan bersuka cita Hira 😌
Tanz>⁠.⁠<
Dania bisa aja nih 🤭
Tanz>⁠.⁠<
suka kesel kalo lagi ada kecelakaan, malah sibuk nge videoin nge foto foto. bukan nya ngebantu, malah mencari kesempatan dalam kesempitan 😤
Tanz>⁠.⁠<
plz aku ngakak bagian ini, sakit perut ku ngetawain ini aja 🤣🤣🤣🤣
Tanz>⁠.⁠<
heisss kenapa gak sekali kubur suami mu senja. biar sekalian, gak repot repot lagi nanti /Facepalm/
Jumli
mawar-mawar untuk maysarah. kenapa harus secepat ini berakhir.
Jumli
lah.... kok tamat😭
secepat ini kak😭😭😭
Jumli
di bagian ini aku tidak bisa menahan tangis🥺
walau kesal sama saga, tapi setidaknya dia menyesal🥲
Tanz>⁠.⁠<
terus kan Dania buat keluarga satu ini kena mental 😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!