NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Si Miskin Dan Gadis Pendiam

Kisah Cinta Si Miskin Dan Gadis Pendiam

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Identitas Tersembunyi / Gangster / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mr.A

Percintaan antara gadis konglomerat dari ibu kota dengan pria miskin pinggir desa. Hidup di daerah yang memandang kasta dan mengelompokkan orang sesuai kekayaan yang mereka punya, bagaimana kah mereka berdua akan bersatu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr.A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

01.Gadis Pendiam

Raytgon, 01 Desember 2011, Pasar terbesar....

"Permisi-permisi."

"Minggir lah, kau menghalangi."

"Apa kakimu tidak bisa berjalan lebih cepat lagi?"

"Nyonya, tubuh besar mu menghalangi jalanku!"

Puluhan perkataan-perkataan bernada omelan terdengar mengganggu indera pendengaran seorang gadis cantik berkulit putih, yang saat ini tengah berdiri dengan banyak sekali barang berkardus tergelatak di sekitarnya.

Wajah gadis itu terlihat dipenuhi oleh kepanikan. Sorot mata hazelnya juga terlihat memancarkan rasa takut saat menatap orang-orang yang berlalu lalang dengan derap langkah yang cepat.

Ditelinga gadis itu terdapat sebuah alat dengar yang terpasang rapi. Alhasil, dia yang ditakdirkan lahir dengan keadaan tidak bisa mendengar, jadi bisa mendengar semua ocehan orang-orang yang saling salah menyalahkan di jalan masuk pasar terbesar di wilayah Costagon tersebut.

Mama kapan keluarnya sih? ucap batin— Lily Ziell Ferdanham sedikit kesal. Iya, gadis bernetra hazel, berkulit putih, berambut hitam kecoklatan yang sedang berdiri di pinggir jalan dengan berkardus-kardus barang yang mengitarinya itu bernama Lily.

Saat ini gadis itu sedang menunggu Mamanya keluar dari dalam pasar. Itulah kenapa sedari tadi dia menoleh ke sana ke mari untuk melihat jika-jika Ibunya muncul. Akan tetapi, sejauh matanya memandang, dia masih belum menemukan keberadaan orang tua itu. Malahan yang banyak sekali Lily lihat adalah bapak-bapak yang tidak berhenti mondar mandir mengangkut barang keluar dari dalam pasar.

Jujur, ini baru kali pertama Lily ikut berbelanja di pasar ini. Jadi, bisa dibilang dia masih asing dengan semua aktivitas yang ada di sini. Bahkan tadi, Lily sempat berekpresi tercengang saat ibunya meminta untuk cepat-cepat memindahkan barang belanjaan mereka ke dalam mobil.

Sontak, gadis itu tentu langsung berpikir bagaimana cara dia mengangkat semua kardus-kardus besar ini dengan tangannya yang bahkan tidak terlihat berotot.

"Ini aku bawa semuanya ke mobil bagaimana? Jika nanti Mama melihat kalau semua barangnya belum pindah, bisa mati aku kena semprot."

Lily, gadis cantik berperawakan mungil berusia 20 tahun itu kembali mencoba untuk mengangkat satu kardus. Akan tetapi, semua upaya yang dia lakukan sia-sia. Jangankan kardus itu terangkat, bergeser sedikit pun tidak ada. Lily yang tertampar kenyataan memilih untuk menyerah melakukan semua itu.

"Permisi."

Lily yang masih dalam posisi membungkukkan badan, mendongak melihat ke arah seorang laki-laki bertubuh cukup tinggi yang tadi menginterupsinya. Mendapati keberadaan laki-laki asing bertelanjang dada memperlihatkan tubuh proporsionalnya itu, membuat Lily sontak menegakkan tubuhnya.

Gadis 20 tahun itu jelas langsung memberikan tatapan mata yang kikuk dan terlihat sedikit takut-takut. Sementara laki-laki yang tadi menyapa Lily itu, malah terlihat santai.

"Apa kamu memerlukan bantuan?" tanya laki-laki itu kembali bersuara sembari satu tangannya menunjuk ke arah kardus-kardus yang tadi sempat Lily angkat.

Lily terlihat kikuk. Raut wajah gadis itu semakin panik. Dia dengan gerak tubuh yang jelas terlihat ketakutan langsung menjawab dengan gelengan cepat.

Sementara laki-laki berkulit hitam manis itu, langsung terlihat menatap Lily dengan aneh. Sepertinya, dia baru kali ini mendapati reaksi seseorang pengunjung pasar saat didekati oleh seorang buruh angkut.

"Apa ini kali pertama kamu berkunjung ke mari?" tanya laki-laki berwajah kucel itu dengan tatapan yang masih terlihat keheranan.

Lily menoleh ke kanan dan kiri, 'Mama, cepatlah datang. Sepertinya ada penjahat yang ingin menggangguku,' batin perempuan itu terlihat menghiraukan pertanyaan dari laki-laki muda yang saat ini masih berdiri di sebelahnya.

"Saya bukan penjahat seperti yang saat ini kamu pikirkan."

Laki-laki itu kembali berbicara dan ucapannya itu tentu berhasil membuat terkejut Lily. Bahkan gadis 20 tahun itu terlihat langsung menatap dengan penuh keheranan.

"Saya di sini bekerja sebagai buruh angkut. Saya mendekati karena dari kejauhan kamu terlihat membutuhkan bantuan dan sepertinya kamu juga belum tahu tata cara di pasar ini,* terang laki-laki itu membuat Lily terdiam mendengarkan.

"Di pasar ini, jika kamu tidak memanggil seorang buruh angkut, kamu tidak akan digubris. Jadi, jika kamu ingin meminta bantuan, kamu harus memanggil dan meminta mereka untuk membantumu. Terdengar aneh, tapi itu sudah menjadi peraturan di sini. Soalnya, jika kami yang menawarkan jasa lebih dulu, kami tidak akan menambahkan upah atas bantuan yang kami berikan," jelas laki-laki itu sembari bergerak mengangkat keempat kardus besar yang mengitari gadis itu.

Lily yang melihat laki-laki itu begitu mudahnya mengangkat empat kardus tersebut langsung ternganga. Masalahnya, pria muda itu terlihat mengangkatnya layaknya benda ringan. Padahal, aslinya empat kardus itu beratnya minta ampun.

"Mobilmu yang mana?" tanya laki-laki berwajah kumuh itu sembari menoleh ke belakang, ke arah Lily yang masih tertegun dengan sorot mata yang terpukau.

'yang putih di urutan kedua,: ujar gadis itu di dalam hati sembari menunjuk ke arah deretan mobil yang terparkir rapi di tempat parkir.

"Bicaralah. Aku tidak akan tahu mobilmu yang mana jika kamu cuma menunjuknya," protes laki-laki itu dengan sedikit bernada kesal.

Lily yang mendengar itu tersenyum kikuk. Dia tidak menjawab, tapi memilih menganggukkan kepalanya. Bahkan gadis 20 tahun itu langsung berjalan lebih dulu.

Laki-laki pengangkut barang itu terlihat menatap Lily dengan aneh. Prasangka-prasangka buruk langsung bermunculan di otaknya, tapi biar begitu dia tetap mengikuti langkah Lily dari belakang. Tidak lama mereka berjalan, dua orang itu sekarang sudah berhenti tepat di belakang sebuah mobil berwarna putih.

"Yang ini?" tanya laki-laki itu dengan tatapan yang kelihatan sewot.

Lily yang mendengar itu menganggukkan kepala. Dia menggerakkan kedua tangannya untuk membuat sebuah isyarat tunggu, lalu setelah itu Lily berlari kecil ke arah depan. Gadis itu membuka pintu mobil bagian kemudi, lalu memasukkan setengah badannya ke dalam sana untuk menekan tombol agar pintku bagasi terbuka.

"Sudah?" Laki-laki pengangkut barang itu berteriak. Lily yang mendengar itu langsung menegakkan tubuhnya dengan kepala yang mengangguk.

Melihat gadis itu lagi-lagi menjawabnya dengan hanya gerakan tubuh, entah kenapa dia merasa kesal seolah perlakuan baiknya itu tidak dihargai. Maka dari itu, laki-laki pengangkut barang tersebut bergerak membuka bagasi mobil dengan kasar, lalu meletakkan keempat kardus itu dengan sedikit kasar.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Laki-laki itu kembali menutup pintu bagasi dan saat dia melihat ke sudut kanan, sosok Lily yang berdiri dengan seutas senyum mengagetkan dirinya.

"Apa yang kamu lakukan di sana?" tanya laki-laki itu dengan bernada kaget.

Lily lagi-lagi diam tidak mengeluarkan suara. Gadis 20 tahun itu malah memperlihatkan sebuah senyum yang sangat lebar. Bahkan satu tangannya terlihat terulur hendak memberikan beberapa lembar uang berwarna merah untuk laki-laki itu.

"Untuk apa?" tanya Laki-laki itu dengan kening yang mengkerut.

Lily menggelegakkan kepalanya dan dengan sembrono langsung menyisipkan uang itu ke dalam genggaman tangan laki-laki tersebut.

Sontak Laki-laki itu langsung kaget. Dia tidak menyangka kalau gadis yang tadinya terlihat takut-takutan saat menatapnya itu, melakukan gerakan berani.

"Bukankah aku sudah menjelaskannya padamu tadi? Aku tidak berhak mendapatkan imbalan ini karena yang menawarkan jasanya itu adalah aku. Jadi, simpan uangmu ini," tutur dia— Fahmi Zaintara dengan gerakan yang kembali menyelipkan uang pemberian Lily tadi ke genggaman tangan laki-laki itu. Iya, laki-laki itu adalah Fahmi Zaintara, salah satu pemuda yang di sana bekerja sebagai buruh angkut.

Lily tersentak kaget. Dia langsung menggelengkan kepala dan kembali membuat gerakan hendak menyelipkan kembali uang itu ke genggaman tangan Fahmi.

Namun, Fahmi dengan sigap mebhidar, "Aku katakn tidak, ya tidak, Nona. Jadi, berhenti memaksa begitu."

Lily langsung diam. Raut wajah wanita itu terlihat langsung kaget dengan tubuh yang bergetar ketakutan. Fahmi yang sadar kalau dia menakuti gadis aneh di depannya itu, memilih untuk menghela napas.

"Tidak hari ini, Nona. Anggap saja bantuan yang Saya berikan tadi sebagai pembelajaran Anda jika kembali berkunjung ke sini," tutur laki-laki itu dengan membuat wajah yang terlihat tersenyum.

Lily yang mendapati perubahan wajah laki-laki itu kembali tertegun. Masalahnya, baru kali ini ada orang normal yang memberikan dia sebuah senyum. Seumur hidup, dia tidak pernah mendapatkan hal itu kecuali dari kedua orang tuanya. Bahkan para sepupu-sepupunya sendiri selalu memberikan tatapan mata yang terlihat benci kepadanya.

"Tapi, setidaknya kamu bisa sedikit berbicara seperti mengeluarkan kata terima kasih, Nona. Tidak ada salahnya bukan, kalian orang-orang kaya mengucapkan terima kasih kepada kami yang jelata?"

kedua kelopak mata Lily membulat dan gadis itu langsung menggelengkan kepalanya seolah ingin membantah kesalahpahaman laki-laki di depannya itu.

Namun, Fahmi yang melihat gelagat itu malah membuat senyum kecil, "Sudah tidak perlu begitu. Saya juga paham siapa saya, Nona. Jadi, kamu tidak perlu merasa sungkan. Orang kaya seperti kalian memang selalu bersikap seperti itu, bukan?"

Setelah mengatakan itu, Fahmi langsung berlalu pergi meninggalkan Lily yang sepertinya hendak menghentikan langkah laki-laki itu, tapi malah tertahan oleh suara panggilan seorang wanita yang tentu saja sangat dia kenali pemiliknya.

Pada akhirnya, Lily hanya bisa memperhatikan Fahmi yang menyusup pergi dari kerumunan menjauh darinya. Dalam hati, gadis itu menyumpahi kesan pertama yang dia berikan kepada laki-laki yang bahkan dia tidak ketahui siapa namanya.

1
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap terima kasih, kak.
total 1 replies
Lydia
Kasihan Fahmi n Lily. Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: Siap, kak. terima kasih.
total 1 replies
Novie Achadini
bagus bgt critanya. karya lain dari othor judulnya apa? kadih tau dong
Call Me A: ada kak. besok aku rilis.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih.
total 1 replies
Novie Achadini
kasian lily klo nggak dpt restu dari kel nya
Novie Achadini
bagus bgt critanya tapi agak swdih mikirun lily
Call Me A: makasih, kak. iya sedih banget + miris
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih, kak.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, makasih kembali
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, makasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, terima kasih
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap kak, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih kembali.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, terima kasih kembali
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, makasih kak.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, kak. terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap,.makasih kak.
total 1 replies
gaby
Di bab ini aq kecewa sm Fahmi. Dia cm menganggap Lily hanya gadis bisu yg butuh di kasihani. Dia ga nyadar, kalo Dia lbh di kaaihani dr Lily, seenggaknya Lily adl Putri yg di sayangi kluarganya & di limpahi kekayaan tanpa harus ngangkut barang demi sesuap nasi.
Call Me A: bener banget.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, makasih, kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!