NovelToon NovelToon
Cinta Semanis Madu

Cinta Semanis Madu

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: mommy almira

Syahida gadis manis dan periang yang kerja di sebuah perusahaan bagian keuangan , harus dihadapkan pada dua lelaki tampan dan juga mencintainya. Siapakah yang akan Syahida pilih, Juna seorang lelaki dingin,disiplin dengan watak keras ataukah lebih memilih Raihan pemuda baik hati lemah lembut dan penyayang..?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2. Resign

Pintu ruangan terbuka, dan masuklah pak Gunawan. Agung yang dari tadi asik ngopi sambil ngemil pun lalu segera melanjutkan pekerjaannya kembali. Pak Gunawan yang sudah terbiasa melihat kelakuan Agung pun sudah tidak kaget lagi.

Iya, di devisi keuangan ini memang hampir semua karyawannya kurang disiplin. Agung suka keluyuran ketika jam kerja di saat pak Gunawan tidak ada di tempat. Syahida sering datang terlambat, Ridho yang pelupa, dan lambat dalam bekerja, sedangkan Widya yang suka bersikap sombong karena merasa senior.

Wajar saja kalau mereka bersikap seperti itu, pak Gunawan yang menjabat sebagai manager di divisi tersebut juga seenaknya dalam bekerja. Pak Gunawan akan serius kerja jika akan ada rapat saja.

Tapi yang disukai oleh bawahannya dari pak Gunawan adalah dia orangnya tidak pelit, dia sudah beberapa kali mentraktir bawahannya makan siang. Dia juga tidak pernah marah kepada para bawahannya.

"Syahida, kamu tadi datang terlambat ya ?'' tanya pak Gunawan.

"I..iya pak, maaf.." jawab Syahida.

Pak Gunawan hanya geleng- geleng kepala.

"Oya, cepet kalian selesaikan pekerjaan kalian, setelah selesai temui saya di ruangan, ada hal penting yang akan saya bicarakan sama kalian..." ucap pak Gunawan.

"Baik pak.." jawab Agung dan teman- temannya.

Mereka pun segera menyelesaikan pekerjaannya. Pekerjaan yang sering kali bikin pusing kepala. Menghitung pemasukan dan pengeluaran perusahaan yang mencapai ratusan juta bahkan milyaran tapi mereka tidak pernah melihat uangnya. Hanya deretan angka yang berjejer yang harus mereka hitung.

Apa lagi kalau akan ada rapat penting, semua laporan harus segera selesai. Mereka kadang sampai tidak sempat makan siang dan kadang harus lembur demi menyelesaikan pekerjaannya.

Maka dari itu anak- anak dari devisi keuangan sering terlihat kusut, karena tidak memperdulikan penampilan mereka. Apa lagi Syahida yang memang tidak pandai berdandan.

Tidak seperti di devisi lain, cewek- ceweknya cantik dan seksi- seksi karena penampilan bagi mereka adalah hal yang utama. Bahkan tak segan- segan mereka rela mengeluarkan uang yang cukup besar untuk perawatan wajah dan tubuhnya.

Setelah selesai mengerjakan laporannya, Agung dan teman- temannya menemui pak Gunawan di ruangannya.

"Tok..tok.." pintu di ketuk.

"Masuk.." sahut pak Gunawan dari dalam.

Mareka pun masuk, lalu duduk di kursi.

"Kalian sudah selesai dengan pekerjaan kalian..?" tanya pak Gunawan.

"Sudah pak.."

"Baiklah, saya ingin memberitahu kalian kalau hari ini adalah hari terakhir saya kerja di kantor ini.." ucap pak Gunawan.

"Hah..?" Agung dan teman - temannya kaget.

"Maksudnya .. pak Gunawan mau resign..?" tanya Agung.

"Iya.."

"Kenapa pak..? Kok tiba- tiba bapak resign..?" tanya Widya.

"Saya mau pulang kampung ke Surabaya..."

"Hah pulang kampung ..?"

"Ngapain bapak pulang kampung ? Kan bapak udah punya pekerjaan enak di sini, gajinya gede, kalau di kampung bapak mau kerja apa..?" tanya Syahida yang sedih.

"Iya pak, jangan resign dong, kita kan sayang sama bapak.." ucap Ridho.

"Kalian tenang aja nanti ada yang menggantikan saya di sini, mungkin hari senin dia sudah mulai masuk kerja.." sahut pak Gunawan.

"Yah pak, nggak asik ah, kita kan udah klop sama bapak, kalau sama manager baru belum tentu kita se klop ini, iya nggak gaes.." ucap Agung.

"Iya pak, bapak kan baik sama kita- kita.. Saya jadi sedih nih .." sahut Syahida.

"Saya minta maaf ya kalau selama saya kerja di sini punya banyak salah sama kalian. Kalian lebih giat lagi kerjanya ya. Jangan suka terlambat, jangan keluyuran kalau jam kerja..."

Syahida dan Agung yang merasa disindir pun hanya nyengir dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Saya pamit ya.." ucap pak Gunawan.

Mereka pun menyalami pak Gunawan sebagai tanda perpisahan. Kebetulan hari sudah sore, jam sudah menunjukan pukul lima. Waktunya mereka pulang.

Syahida terlihat tidak bersemangat karena pak Gunawan sudah tidak kerja di kantor ini lagi. Tidak hanya Syahida, Agung, Widya dan Ridho pun merasakan hal yang sama. Kebersamaan mereka selama beberapa tahun belakangan ini banyak meninggalkan kenangan di hati mereka. Tidak heran ketika berpisah mereka akan kehilangan sosok pak Gunawan yang di mata mereka sudah seperti bapak mereka sendiri.

"Hai nona Syahida, ngapain kamu di sini...?" tanya Raihan melihat Syahida duduk sendiri di bangku panjang dekat parkiran.

Syahida lalu melirik ke arah Raihan.

"Pak Raihan sendiri ngapain di sini...?" tanya Syahida.

"Aku mau pulang lah , mau ngambil mobil aku di parkiran.."

"Kamu mau ngambil mobil juga..?"

"Mobil siapa ? Saya nggak punya mobil.."

Raihan pun tersenyum.

"Kalau gitu ayo pulang bareng aku..." ajak Raihan.

"Nggak ah, saya mau naik ojek ol line aja ke stasiun..."

"Ngapain kamu ke stasiun..?"

"Pak ,,ini kan hari jumat, besok libur, saya mau pulang ke Bandung naik kereta.."

"Oh.. Gitu... Jadi setiap hari jumat kamu pulang ke Bandung ... ?"

"Nggak sih saya sudah satu bulan lebih nggak pulang, ayah ku sudah marah- marah karena lama nggak ditengokin. Kalau hari ini saya nggak pulang bisa- bisa saya dikeluarkan dari kartu keluarga..."

Raihan tertawa.

"Apakah ayah kamu segalak itu..?"

Syahida mengangguk.

"Salah kamu sendiri, masih punya orang tua tapi jarang ditengokin, ya pasti marah lah.."

"Pak Raihan nggak tahu, saya pulang pun di rumah saya tetap dimarah- marahin sama ayah..."

"Kenapa..?"

"Ya karena aku suka bangun kesiangan, nggak bisa masak, trus banyak deh alasannya.."

"Ha..ha...." Raihan tertawa.

"Kata ayah, anak perempuan itu harus pintar memasak. Tapi saya nggak suka memasak pak.."

"Biasanya perempuan itu hobinya memasak ?" ucap Raihan

"Tapi saya nggak suka, soalnya kalau saya memasak selalu saja hasilnya nggak enak. Dan ujung- ujungnya saya dimarahin lagi sama ayah. Ya udah mending saya nggak usah masak sekalian, biar ayah saja yang masak, masakan ayah kan enak banget..."

"Makanya ayah suka sekali marah kalau saya selesai masak. Soalnya masakan aku selalu gosong.." lanjut Syahida.

"Kenapa bisa gosong..?"

"Iya gini pak, waktu itu ayah beli ayam di pasar satu ekor, trus dia suruh aku merebus ayam itu, diungkep sebelum digoreng. Tapi saya kelupaan kalau lagi rebus ayam, saya ketiduran, pas saya bangun ayamnya sudah gosong sama panci- pancinya. Pernah juga saya merebus air saya tinggal nonton drakor, trus lupa, pancinya gosong. Pas ayah tahu dia marah- marah dan telingaku dijewer.."

Lagi- lagi Raihan tersenyum sambil geleng- gelang kepala mendengar cerita Syahida.

"Ternyata kamu itu ceroboh sekali ya ha..ha.."

"Iiih pak Raihan malah ketawa..." ucap Syahida memanyunkan bibirnya.

"Ayo aku antar kamu ke stasiun.." ucap Raihan.

"Nggak, nggak usah pak, saya naik ojek on line aja lebih cepat, kalau naik mobil suka lama, macat.."

"Ya udah, kalau gitu aku pulang dulu ya, oya nanti di rumah kamu nggak boleh ceroboh lagi ya, kalau ayahmu menyuruh apapun kerjakan dengan baik, supaya kamu nggak dimarahin lagi. Supaya panci di rumahmu tidak gosong lagi..oke.." ucap Raihan mengacungkan jempolnya.

"Iya iya. .."

"Nah gitu dong..'' ucap Raihan sambil tersenyum manis.

"Eh pak, saya boleh tanya nggak..?"

"Boleh , tanya apa..?"

"Soal pak Gunawan, kenapa dia tiba- tiba resign .Apa benar dia mau pulang kampung ? Atau ada alasan lain...?" tanya Syahida.

Raihan menarik nafas panjang.

"Dia memang sebaiknya resign , nanti akan digantikan oleh orang yang jauh lebih baik dan lebih pantas untuk menjadi manager di devisi keuangan.." ucap Raihan.

"Memangnya pak Gunawan kurang pantas menjadi manager di sana..?"

Raihan hanya tersenyum.

"Apa penggantinya dijamin akan lebih baik dari pak Gunawan..?"

"Ya pastinya.."

"Tapi pak Gunawan orangnya baik.."

"Jadi menurut kamu baik..?" tanya Raihan.

Syahida mengangguk.

"Berarti kamu belum mengenal dia dengan baik.." ucap Raihan sambil tersenyum.

"Aku pulang dulu ya, kamu hati- hati di jalan, ingat jangan ceroboh lagi.." ucap Raihan lagi- lagi memperlihatkan senyum manisnya kepada Syahida.

Lalu Raihan pun meninggalkan Syahida menuju mobil nya.

"Pak Raihan, maksud pak Raihan apa sih..? Saya kurang mengenal pak Gunawan, maksudnya apa..?" seru Syahida.

Raihan tidak menjawab pertanyaan Syahida dia lalu masuk ke mobilnya lalu menyalakan mesin mobil kemudian mobil pun perlahan- lahan meninggalkan parkiran.

"Pak Raihan.." seru Syahida.

Raihan hanya membunyika klakson saja tanpa mau menghentikan mobilnya. Mobil Raihan pun meninggalkan area parkiran. Dan tinggallah Syahida sendiri.

"Apa sih maksud pak Raihan, kalau aku belum mengenal pak Gunawan dengan baik.." ucap Syahida.

"Ah udah lah mending aku pesan ojek ol line aja deh.."

Syahida pun memesan ojek on line untuk mengantarnya ke stasiun. Sebenarnya dia tadi menolak tawaran Raihan yang akan mengantar ke stasiun karena dia tidak enak kalau nanti ada yang melihatnya. Takut menimbulkan gosip di kantor.

Bersambung...

🌺 jangan lupa like ya teman- teman 🌺🥰🥰

1
Awang Rijan
suka dengan ceritanya. lanjut thor
Awang Rijan
Syahida lucu ya
Awang Rijan
ceritanya manarik
Rahayu Putri pratiwi
lanjut kak...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!