Cinta Semanis Madu

Cinta Semanis Madu

1. Terlambat

Pagi- pagi di sebuah kamar kost seorang gadis berlari ke kamar mandi karena terlambat bangun. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Seharusnya dua jam yang lalu dia sudah bangun seperti hari- hari biasanya.

Gara- gara tadi malam dia menonton drakor hingga jam satu malam di ponselnya, akhirnya dia harus tidur larut malam dan terlambat bangun.

Nama gadis itu adalah Syahida. Gadis periang berwajah imut , baik hati, perhatian dengan sesama rekan kerja , tapi dia sedikit ceroboh.

Syahida berjalan menuju ke tempat kerjanya, yaitu di sebuah perusahaan yang cukup besar di Jakarta. Dia sudah satu tahun berkerja di perusahaan ini di bagian divisi keuangan. Dengan bermodalkan ijaza S1 akuntansi dia akhirnya bisa diterima di perusahaan tersebut.

Walaupun ayahnya tidak begitu suka dia bekerja di kantor karena sang ayah menginginkan dia meneruskan usahanya yaitu jualan mie ayam. Syahida menolak keinginan ayahnya karena merasa gengsi.

Pikirnya dia sudah capek kuliah selama empat tahun tapi setelah lulus masa harus menjadi penjual mie ayam. Syahida jelas tidak mau. Akhirnya dia memberanikan diri pergi dari Bandung menuju Jakarta untuk melamar pekerjaan. Akhirnya dia diterima di perusahaan ini.

***

Syahida berjalan setengah berlari sehingga tidak sengaja dia menabrak seseorang yang sedang berjalan di depannya.

"Aduh maaf- maaf nggak sengaja..'' ucap Syahida.

Orang yang dia tabrak pun membalikkan badan ke arah Syahida.

"Oh Syahida, ada apa ? Kelihatannya buru- buru sekali, apa Syahida terlambat...'?'' tanya Raihan wakil direktur di perusahaan tersebut.

"I..iya pak Raihan.." ucap Syahida sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Raihan tersenyum manis melihat Syahida. Iya, Raihan itu memang murah senyum, dia tidak pernah marah kepada bawahannya. Dia selalu tersenyum ramah kepada siapapun, termasuk pada Syahida.

"Ayo masuk..." ucap Raihan mengajak Syahida masuk ke dalam lift.

Kebetulan ruangannya ada di lantai empat sedangkan ruangan Syahida di lantai tiga.

"Nggak usah pak, ini kan lift khusus direktur, saya naik lift khusus karyawan aja...'' sahut Syahida.

"Kamu kan sudah terlambat setengah jam, kalau kamu naik lift karyawan, kamu akan lebih lama lagi, kamu harus jalan lagi ke sana.." ucap Raihan sambil menunjuk ke arah lift karyawan yang jaraknya sekitar sepuluh meter dari lift khusus direktur.

"Udah ayo buruan masuk..." ucap Raihan sambil menarik tangan Syahida.

Syahida pun akhirnya mau naik lift khusus direktur. Sebenarnya dia merasa tidak enak takut ada karyawan lain yang melihatnya.

"Kenapa kamu bisa terlambat..?" tanya Raihan ketika sedang berada di dalam lift.

"Saya, terlambat bangun pak.." jawab Syahida nyengir.

"Kok bisa..?" ucap Raihan sambil memperlihatkan senyum manisnya.

"Gara- gara semalam tidurnya telat.."

"Oh kamu habis bergadang..?"

"Iya, nonton drakor sampai jam satu heheee.."

Raihan geleng- geleng kepala sambil tersenyum melihat Syahida.

"Triing.." bunyi lift yang sudah sampai ke lantai tiga.

Pintu lift pun terbuka.

"Pak Raihan, makasih ya saya sudah diijinkan naik lift ini, saya duluan ya dadah..'' ucap Syahida melambaikan tangan lalu lari keluar lift.

Karena terburu- buru Syahida pun hampir jatuh.

"Hei hati- hati.." seru Raihan yang kaget melihat Syahida hampir jatuh.

"Hehee..iya pak.." ucap syahida lalu segera berlalu meninggalkan lift menuju ke ruangannya.

"Dasar gadis ceroboh.." ucap Raihan sambil geleng- geleng kepala dan tersenyum.

Lalu lift kembali tertutup. Raihan melanjutkan naik ke lantai empat di mana ruangan kerjanya berada.

Sementara itu Syahida masuk ke ruang kerjanya. Di sana teman- teman seperjuangannya sudah sibuk dengan tugasnya masing- masing. Melihat pintu terbuka, ketiga temannya sontak menoleh ke arah pintu.

Merasa ditatap oleh teman- temannya Syahida hanya meringis memperlihatkan deretan giginya.

"Sorry teman- teman, aku telat...'' ucap Syahida meringis.

"Telat berapa bulan ...?" tanya Agung teman kerja Syahida yang terkenal dengan sifat play boy nya.

Syahida hanya memanyunkan bibirnya mendengar celetukan dari Agung.

"Mba Widya, pak Gunawan sudah datang..?" tanya Syahida kepada seniornya yang duduk di sampingnya.

"Sudah dari tadi, sekarang dia sedang menghadap pak direktur.." jawab Widya sambil terus melihat ke arah laptopnya.

"Kenapa kamu bisa terlambat..? pasti bangun kesiangan lagi gara- gara nonton drakor ya..?" tanya Widya.

"Hehe.. tau aja mba Widya..."

"Ya tahu lah, nggak mungkin juga kan kamu terlambat gara- gara semalam kencan, secara kamu kan jomblo...'' ucap Widya.

"Sesama jomblo jangan ngeledek dong mba.."

Widya lalu membuang muka. Lalu dia fokus lagi dengan laptopnya.

"Kak Syahida, ini kopi susu buat kakak, pasti kakak capek habis lari- lari karena terlambat.." ucap Ridho teman kerja Syahida yang sangat perhatian kepada Syahida.

"Makasih adikku yang unyu.." ucap Syahida sambil mentoel pipi Ridho.

Ridho tersenyum manis kepada Syahida.. Ridho adalah karyawan termuda di divisi keuangan. Dia baru bekerja selama empat bulan. Makanya teman- temannya sering memanggilnya junior.

Ridho juga sering disuruh- suruh oleh Agung dan juga Widya untuk membuatkan kopi. Kebetulan di ruangan itu ada mesin cofe maker yang dibeli dari hasil patungan mereka berempat.

"Hei junior.. Kenapa cuma Syahida yang dibuatkan kopi ? Buat aku mana..?'' ucap Agung.

"Iya nih, kamu pilih kasih banget sama Syahida, padahal dia baru datang tapi udah dibuatkan kopi, lah kita yang udah datang dari tadi nggak dipikirin..'' sahut Widya.

"Kalian nggak minta dibuatkan.." ucap Ridho.

"Ya udah sana bikinin. Seperti biasa jangan terlalu manis karena aku udah manis.." ucap Agung sambil tersenyum hingga terlihat lesung pipinya.

"Muka asem kayak gitu kok dibilang manis.." gerutu Ridho.

"Eh, ngomong apa kamu ..?" tanya Ridho.

"Nggak, aku nggak ngomong apa- apa.."

"Dasar si culun.."

Ridho hanya melirik ke arah Agung karena kesal selalu saja diledek oleh rekan kerjanya yang satu itu. Dari mulai dikatain cowok culun, si polos, kampungan, dan masih banyak lagi ejekan dari Agung.

Sebenarnya Agung itu cowok yang baik, dia hanya bercanda saja, karena dia merasa kesepian mempunyai rekan kerja yang semuanya kalem. Sedangkan dia termasuk cowok yang doyan ngomong.

Jadi untuk menciptakan suasana rame di ruangannya dia selalu meledek rekan kerjanya itu supaya tidak jenuh selama bekerja.

"Nih kopi buat mba Widya gulanya tiga sendok teh, dan ini kopi buat mas Agung yang nggak terlalu manis.." ucap Ridho meletakkan kopi di meja Widya dan meja Agung seperti seorang OB.

"Nah gitu dong, thank you juniorku..." sahut Ridho.

Sementara Widya hanya melirik ke arah Ridho tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Eh tapi ini cuma kopi doang, nggak ada camilannya..?" tanya Agung.

Ridho menggelangkan kepalanya.

"Eh Syahida, kamu nggak bawa camilan ? Biasanya kamu selalu bawa...'' tanya Agung.

"Gimana mau bawa, kan kamu lihat sendiri tadi aku datangnya kesiangan.." sahut Syahida.

"Huft..mana enak ngopi tanpa ada camilannya. Bentar deh aku ke lantai dua dulu nyari makanan gratis. Mba Widya, aku keluar dulu bentar ya.." ucap Agung pamit pada Widya karyawan paling senior diantara mereka berempat.

"Jangan lama- lama, sebelum pak Gunawan kembali, kamu udah harus balik ke sini.." sahut Widya.

"Iya iya.." jawab Agung lalu bergegas keluar ruangan.

Agung memang begitu, kalau sedang lapar dan malas ke kantin dia selalu datang ke lantai dua di ruang HRD, di sana ada beberapa karyawan perempuan yang ngefans dengan Agung.

Agung yang pintar merayu cewek- cewek di sana selalu dikasih berbagai makanan. Iya, di bagian HRD ceweknya cantik- cantik dan glowing, sehingga Agung betah merayu cewek- cewek itu. Karena selain puas merayu cewek cantik dia juga dapat untung yaitu makanan gratis.

Mereka rela memberi makanan kepada Agung dengan harapan agung akan menerimanya sebagai pacarnya. Tapi Agung hanya suka main- main saja dengan mereka. Karena dia belum ingin terikat. Karena kalau sudah terikat dengan satu cewek maka jumlah fans nya akan berkurang. Dan nanti tidak ada yang akan memberinya makanan gratis lagi.

Tidak menunggu lama Agung pun kembali ke ruangannya dengan membawa beberapa jenis makanan. Ada gorengan, kue basah dan makanan ringan lainnya.

"Wah banyak juga kamu dapat makanannya, sering- sering aja kamu begini biar kita makan gratis terus.." ucap Widya.

"Iya ya mba, ternyata ada untungnya juga punya teman play boy, kita jadi kecipratan makanan gratis hihihi..'' sahut Syahida.

"Hihihiii..." Ridho ikut senang juga karena hari ini dia dapat makanan gratis.

"Makanya kalian harus baik sama gue, kalau gue lagi banyak kerjaan kalian harus mau bantuin gue.." ucap Agung sambil memakan kue.

"Kalau urusan kerjaan mah masing- masing, enak aja, emangnya kerjaan kita nggak banyak..." ucap Widya.

Agung manyun mendengar ucapan widya. Sementara Syahida dan Ridho asik memakan kue sambil mengerjakan pekerjaan kantornya.

Bersambung...

🌺 jangan lupa like dan koment ya..🌺

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!