NovelToon NovelToon
Kesempatan Kedua

Kesempatan Kedua

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Lari Saat Hamil
Popularitas:871.2k
Nilai: 4.6
Nama Author: Rahma AR

Baru kali ini Edna merasa sangat takut. Dia menyesali kebodohannya yang ngga minta ditemani Luna.

Tolong...... Mama....., tolong Edna.

Mata Edna terpejam dan tubuhnya terkulai dalam pelukan seseorang.

Satu jam kemudian Edna tersadar. Dia terkejut melihat dirinya sedang terbaring di atas tempat tidur dengan pakaiannya yang sudah ngga melekat lagi di tubuhnya.

sequel my ex crush

semoga suka ya.....♡♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aib yang diterima Edna

Edna mengagumi hotel yang dia datangi bersama Luna. Begitu mewah dan artistik. Desain ala ala Eropa era renaisance yang sering dilihatnya di yutub maupun di gugel.

"Hotel ini baru diresmikan seminggu yang lalu," jelas Luna.

Edna hanya bisa menganggukkan kepalanya.

Keduanya pun menyerahkan undangan pada resepsionis. Dan kedua resepsionis yang cantik cantik itu mempersilakan mereka masuk. Bahkan salah satu diantaranya ikut mengantar mereka ke taman samping hotel yang sangat luas dan di desain dengan sangat indah. Juga terdapat kolam renang yang airnya sangat jernih. Rupanya di sanalah pusat pestanya

"Itu si kembar Fazza dan Cleora. Juga gengnya. Aduuh tampan tampan dan cantik cantik semua," puji Luna tiada henti penuh kagum.

Tentu saja Edna sudah tau tentang Fazza dan Cleora. Juga teman teman satu strata dengan mereka. Termasuk Eriel. Cowo itu juga ada di sana bersama dengan Fani.

Hati Edna sedikit berdenyut melihatnya. Ternyata cowo itu ngga serius dengan kata katanya. Dia sama sekali ngga terlihat patah hati setelah ditolak olehnya.

Walaupun kecewa tapi hati Edna cukup lega. Seandainya dia menerima pernyataan Eriel, dia ngga bisa membayangkan betapa besar rasa malunya kalo itu cuma prank semata.

Melihat betapa serasinya Eriel dengan Fanmy, Edna merasa terlempar ke planet terjauh dari bumi, tempat dia berada.

Tanpa setau Edna, Eriel sedang mengawasinya. Kemudian dia memberikan kode pada salah satu pegawai hotel yang ada di dekatnya.

Pesta berjalan meriah dan heboh. Banyak sekali doorprize doorprize keren yang menggiurkan. Ada kalung emas dengan liontin berlian, cincin bermatakan berlian, liburan ke Bali, ke Lombok. Menginap dua hari di hotel hotel bintang lima dengan segala fasilitasnya. Juga ada tas, pakaian dan sepatu branded. Bahkan ada hadiah uang tunai senilai sepuluh hingga seratus juta. Semuanya dalam jumlah yang banyak dan sepertinya memang diberikan untuk semua yang datang ke pesta.

Luna bahkan mendapatkan tas tangan merek Gucci. Sedangkan Edna mendapatkan uang cash lima puluh juta yang dikemas dalam tas yang unik dan cantik.

Edna tersenyum bahagia, uang ini akan diberikan pada mamanya. Mungkin beliau akan membeli mesin jahit baru yang lebih modern lagi.

Mereka pun menikmati pesta dengan perasaan gembira, penuh canda tawa. Minuman dan makanan mewah ala chef bintang lima terhampar di depan mata. Musik musik dari DJ terkenal menghentak dan membuat mereka bergoyang. Fazza ngga menyediakan minuman alkohol. Tapi kehebohan yang tercipta di sana sudah sangat memabukkan.

Sampai kemudian seorang pegawai hotel mendatanginya.

"Nona, ibu anda menelpon."

Saat memasuki tempat pesta, mereka harus menitipkan ponsel. Tapi jika ada telpon penting, para pegawai hotel akan menyampaikannya. Fazza ngga ingin pestanya terganggu karena deringan suara ponsel.

"Oooh."

Mama? Ada apa, ya? batin Edna agak cemas. Karena beberapa malam ini Edna selalu mendengar mamanya batuk batuk.

"Ya sana, siapa tau penting," ucap Luna yang melihat kekhawatiran di wajah Edna.

"Luna, aku titip, ya." Edna menyerahkan tas yang berisi uang lima puluh juta pada Luna.

"Siap."

Setelahnya dengan agak terburu buru dan perasaan cemas, takut mamanya ada apa apa, Edna mengikuti pegawai hotel itu pergi meninggalkan tempat pesta.

Cuma perasaaannya agak merasa aneh karena lorong hotel yang dilewati sepi, ngga ada orang yang lewat setelah keluar dari dalam lift.

Ini sepertinya lantai teratas dari hotel. Edna semakin kagum dan speechless melihat interior yang sangat luar biasa indah dan megah.

Tapi lagi lagi dia heran. Kenapa untuk menerima telpon harus jauh jauh bahkan sampai ke lantai tertinggi?

Pegawai itu membuka pintu kamar hotel yang ternyata dalamnya sangat luas dan super mewah dalam keadaan terang benderang.

"Silakan nona."

Dengan ragu Edna masuk dan dia terkejut ketika pintu tertutup, padahal dia belum menerima ponselnya.

"Hey...! Ummmpphh..."

Edna berusaha memberontak saat tubuhnya di dekap erat dari belakang dan sebuah sapu tangan berbau menyengat menutup jalan pernafasannya

Baru kali ini Edna merasa sangat takut. Dia menyesali kebodohannya yang ngga minta ditemani Luna.

Tolong...... Mama....., tolong Edna.

Mata Edna terpejam dan tubuhnya terkulai dalam pelukan seseorang.

Satu jam kemudian Edna tersadar. Dia terkejut melihat dirinya sedang terbaring di atas tempat tidur dengan pakaiannya yang sudah ngga melekat lagi di tubuhnya.

"Apa yang sudah terjadi?' gumamnya panik, reflek dia terduduk

"Aahh." Edna menjerit pelan saat merasakan kesakitan di organ intimnya. Dia mengangkat selimut yang menutupi pahanya

Matanya terbelalak. Ada noda merah di pangkal pahanya. Edna menatap dadanya dengan jantung berdebar hebat. Air matanya mengalir begitu saja. Sangat deras. Edna sadar sesuatu yang buruk sudah terjadi padanya.

Dengan tubuh gemetar dan gerakan yang sangat perlahan karena menahan sakit yang amat sangat, Edna mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai. Tidak ada yang robek, hanya sedikit kusut.

Siapa yang .melakukannya?

Siapa?

Bibir Edna bergetar karena tangis yang menyesakkan dadanya.

Perlahan ditatapnya wajahnya di cermin. Tampak sembab karena dibasahi air mata sejak tadi.

Edna pun mencuci mukanya. Dia harus cepat pergi dari sini sebelum orang jahat itu kembali dan melakukannya lagi padanya.

Dengan agak tertatih, Edna berjalan meninggalkan kamar hotel yang super mewah yang sempat dia kagumi. Tulang tulangnya seakan sudah dilolosi. Dia bahkan berhenti berkali kali karena rasa lelah yang amat sangat mendera tubuhnya.

Siapa?

Siapa?

Batinnya terus bertanya tanya. Edna ngga ngerti, kenapa ada orang yang tega berbuat sangat kejam padanya.

Apa kesalahannya. Ataukah orang itu melakukannya secara random? Ngga pilih pilih?

Edna berusaha tegar. Tadi dia sudah cukup lama menangis. Sekarang dia mau pulang. Edna akan berpamitan pada Luna. Dia sudah ngga kuat lagi mengikuti acara pesta ini. Malam ini semua yang sudah dijaganya telah hancur.

*

*

*

"Ma, ini untuk mama," ucap Edna sambil memberikan tas cantik yang berisi uang doorprize yang dia dapatkan.

Tapi mamanya malah menatap Edna dengan seksama dan penuh selidik. Hatinya sejak tadi ngga tenang menunggu kepulangan Edna. Jantungnya terus saja berdebar debar.

"Kamu abis nangis, sayang. Kenapa?"

DEG

Air matanya yang ditahannya saat menemui Luna dan mengantarnya pulang kini tumpah ruah seperti bendungan katulampa yang ngga bisa lagi menampung debit airnya.

Tas berisi uangnya pun jatuh ke lantai saat Edna memeluk mamanya dengan ledakan tangis yang menyayat hati.

Jantung mama Edna makin ngga tenang. Edna bukan anak yang cengeng.

"Apa yang sudah terjadi?" suara Mama Edna sangat panik. Firasatnya mengatakan sesuatu yang buruk sudah terjadi pada anak perempuannya.

Dengan tersendat Edna pun menceritakannya. Mamanya pun ikut menangis mendengarnya.

Musibah yang dialami putrinya sangat berat.

"Aku..... aku ngga tau apa yang terjadi, ma..... hiks hiks.... Saat bangun tubuhku sakit semua.... hiks hiks...... Ada darah di dekat pahaku, ma.... hiks hiks...."

Mama Edna memejamkan matanya. Beliau sudah tau aib besar yang menimpa putri tunggalnya. Hatinya terasa sangat pedih, kenapa ada orang yang sekejam ini. Padahal hanya harga dirilah yang mereka punya untuk bertahan hidup.

Tapi mama Edna berusaha tegar dan kuat. Dia tau putrinya saat ini sedang terguncang dan membutuhkan sandarannya.

Terbayang wajah suaminya yang sudah tiada.

Maaf, tidak bisa menjaga putrimu dengan baik, batinnya getir.

Mungkin mau mampir di tiktok...🥰🙏

1
Purwanti Wanti
tisu mana tisu?
Anonymous
ok
Purwanti Wanti
banyak banget tokohnya jadi mumet ngapalinnya
Purwanti Wanti
emang tau alamat jalan ke neraka🤭🤭
Ana Gusri Siregar
bingung terlalu byk nama.tp santai ajalah krn ceritanya seru.
Rahma AR: ada pendahulunya hehe...
total 1 replies
Purwanti Wanti
owalah bapakmu ed
Nunung Ningrum
jarak 7 tahun sih masih mending, gak terlalu jauh, saya aja jarak 12 tahun dg suami tapi seneng seneng aja, malah enak banget/Smile/ selalu dituruti🤭
Suyudana Arta
banyak typo nya
Muhammad Arifin
knp karya kakak selalu banyak TYPO?
Empi Hungkul
cerita nya baguuus banget aku ska.... 💪💪💪
Lisa Natalia
part yg sangat mengandung bawang🥲🥲
Mr Grey😼
Kecewa
Mr Grey😼
Buruk
Fera Susanti
luar biasa
Lala Al Fadholi
dari sekian pasangan kenapa pasangan Fazza maksa amat masa sama anak SMA kls 1 LG...kesannya kaya kehabisan stok wanita yg imbang dgn Fazza...untung ceritanya terakhir JD walaupun ga cocok menurut sy tp dah selesai
Cis Siu
gantung
Rahma AR: lanjut ke mu baby girl ya.....
total 1 replies
Heny Susanti
Luar biasa
Siska Lenggo
😭😭😭😭
Lia Kiftia Usman
Luar biasa
Lia Kiftia Usman
😭😭😭 sediiih ... tau kebayang ada di posisi edna..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!