Siapa yang menyangka seorang Gus cucu dari pemimpin pesantren bisa melakukan kesalahan yang terbilang fatal.
Zayn tak sengaja meniduri seorang gadis yang merupakan teman adiknya. gadis yang kerap kali Zayn anggap sebagai musuhnya karna perilaku dan tindakan gadis itu.
Zayn terus memaksa akan bertanggung jawab meskipun gadis itu selalu menolaknya. rasa bersalahnya tak hilang begitu saja meski gadis itu tak mempersalahkan apa yang mereka lalu.
Lantas apakah mereka akan tetap diam atas dosa yang pernah mereka lakukan tanpa sengaja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indahnya halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kau pikir aku guk-guk
Zayn berdecih pelan saat mengunjungi sebuah caffe dengan salah satu rekannya. Bukan suasana cafe yang mempengaruhi mood Zayn melainkan karna sosok seorang gadis yang tengah bernyanyi di hadapan para pengunjung caffe.
Alunan suara merdu tak lantas membuat Zayn merasa terhibur, justru Zayn merasa risih dan terganggu oleh sang penyanyi yang tengah menghibur pengunjungnya.
*Pergilah engkau bersamanya
Anggalah diriku yang tak pernah ada
Aku mohon jangan lukai hatinya
Cukup aku saja aaa ...
Bila nanti kau tak bahagia
Kembalilah pintu selalu terbuka
Namun hati takan bisa kembali seperti dulu lagi*.
Sebait lagu Alexa nyanyikan dengan penuh penghayatan, inilah yang menjadi daya tarik tersendiri untuk Alexa, gadis itu selalu membawa suasana seperti lagu yang tengah ia sampaikan.
Di samping itu Alexa juga seorang floger juga konten kreator. Meskipun Alexa berasal dari keluarga berkecukupan tapi ia tak berpangku tangan untuk menikmati uang orang tuanya.
Prok ...
Prok ...
Suara tepuk tangan terdengar jelas di telinga Zayn yang lagi-lagi mendengkus tak suka.
Alangkah terkejutnya Zayn saat melihat di antara banyaknya teman-teman Alexa terdapat adiknya, yang justru tengah menikmati party bersama teman kuliahnya.
Zayn tak bisa lagi menahan emosinya, sudah ia katakan berulang kali jika Alexa membawa pengaruh tak baik untuk adiknya.
Zayn petmisi dari temannya dan bergegas menghampiri sang adik untuk membawanya pulang.
"Anna pulang!" Suara Zayn terdengar dingin dan membekukan, ia juga menarik tangan adiknya agar pulang bersamanya.
Semua teman-teman Hanna yang berjumlah empat orang langsung diam, tau jika Zayn adalah kakak dari teman mereka. Zayn merupakan salah satu dosen killer di kampus mereka. Yuni dan Asha tak bergeming, kedua gadis berhijab itu nampak ketakutan saat melihat kehadiran Zayn.
"Kak Zayn di sini?" Cicit Hanna hati-hati, ia tau kakaknya tengah marah.
"Ya aku di sini menyaksikan kelakuan adikku yang mulai liar." ketus Zayn dengan terus menarik tangan adiknya.
"Eh, eh, Gus tunggu. Jangan bawa Anna pulang sekarang!" Alexa mencekal lengan tangan Zayn yang polos. Yang mana tengah membuka mobilnya.
Tuhkan sudah Zayn katakan jika Alexa itu bukan gadis yang baik seenaknya menyentuh tubuh pria lain tanpa ijin yang bahkan bukan mahramnya.
"Lepas!" Zayn menepis kasar tangan Alexa. "Tidak sopan menyentuh orang sembarangan." Zayn membersihkan lengan bekas sentuhan Alexa menggunakan tissue basah yang entah dari mana ia mendapatkannya. Seakan tangan Alexa sangat kotor.
"Tanganku bersih Gus."
"Tanganmu mungkin bersih, tapi hatimu kotor. Seenaknya mengajak adikku mengadakan pesta."
"Masuk!" Zayn mendorong adiknya untuk memasuki mobilnya.
"Sulit sekali menjagamu, agar tidak berteman dengan gadis liar itu." Zayn menghardik Hanna yang kini mulai berkaca-kaca mendapatkan bentakan dari kakaknya.
"Gadis Liar?" ulang Alexa.
"Ya kau gadis Liar!" Zayn sudah kehilangan kesabaran saat berbicara dengan salah satu mahasiswinya.
"Pak Zayn yang terhormat dari mana anda menyimpulkan jika saya gadis liar? Apa anda pernah melihatku berada di pangkuan seorang pria, atau tengah bercinta dengan banyak pria?" Alexa sepertinya tersinggung oleh perkataan Zayn.
"Lalu aku harus menamaimu apa seorang gadis rumahan yang hobi kelayapan?"
"Ya itu sedikit lebih baik." Anna yang tadi hendak menangis hampir saja tertawa saat mendengar perdebatan kakak dan temannya. Mereka memang tidak pernah aku. Dan sialnya Alexa adalah sahabat Hanna sehingga Zayn kesulitan memisahkan mereka.
Alexa sendiri sepupu Lula, putri dari tantenya Cinta. Zayn dan Lula sudah sepupu kedua apa lagi dengan Alexa semakin jauhlah ikatan mereka.
"Dasar gadis sinting!" Saat Zayn hendak mengitari mobil untuk ke kursi kemudi Alexa buru-buru memasuki mobil pria itu sehingga ia duduk di kursi penumpang berduaan dengan Hanna.
Alexa tak ingin membuat Hanna mendapat amarah dari kakaknya sehingga ia turut ikut ke dalam mobil.
Mata Zayn membulat saat melihat Alexa sudah berada di kursi penumpang.
"Alexa! Turun dari mobilku!" Zayn mengetatkan rahangnya. Entahlah harus bagaimana ia mengatasi pergaulan anak jaman sekarang.
"Tidak mau. Aku tidak mau. Aku tak akan membiarkan kau menyakiti sahabatku seorang diri." Alexa melipat tangan di dadanya.
Hanna hanya diam ia terlalu takut karna kakaknya benar-benar marah.
"Dia adikku! Aku berhak melakukan apapun." Zayn membentak dengan wajah yang memerah.
"Dia sahabatku. Aku berkewajiban melindunginya! Hak dan kewajiban manakah yang lebih utama? Bukannya kau seorang yang pintar." Alexa selalu tak mau kalah saat berdebat.
"Alexa keluar atau aku akan menyeretmu!"
"Seret saja. Aku akan berteriak jika ada Om-om yang hendak mele cehkanku."
"Alexa!"
"Ya."
"Keluar."
"Tidak."
Zayn kembali mendengkus, akhirnya karna tak ingin berdebat ia memutuskan untuk menjalankan mobilnya dan membiarkan Alexa tetap berada di mobilnya.
"Ma, sepertinya Alexa akan menginap lagi di rumah tante Lexi." rupanya Alexa tengah menghubungi Mamanya dan menunjukannya pada Hanna agar Mamanya percaya. Lexi dan Kahfa berteman baik dengan orang tua Alexa.
"Ya sudah. Sampaikan salam Mama pada tantemu." ujar mama Alexa.
"Baik Ma selamat malam."
"Kau itu gadis macam apa senang sekali menginap di rumah orang?" sindir Zayn.
"Memangnya kenapa? Lagian aku menginap di kamar Hanna bukan di kamarmu. Lagi pula jarak rumah kita tidak terlalu jauh." ada saja jawaban Alexa yang membuat hati Zayn geram.
"Kau itu mahasiswiku. Sopanlah sedikit jika berbicara dengan dosenmu." Zayn menggunakan setatusnya untuk menekan gadis random itu.
"Hubungan antara dosen dan pelajarnya hanya berlaku di jam pelajaran. Di luar jam itu kita merupakan dua orang manusia yang tidak terikat hubungan apapun." Alexa mengambil ikat rambut dari tasnya dan menguncir rambutnya tinggi-tinggi.
"Duh panasnya."
Dari balik spion Zayn melihat leher Alexa yang putih mulus. Hampir saja fokusnya terbagi, ada saja tingkah Alexa yang membuat Zayn kesal.
"Xa. Pakai ini." Hanna menyerahkan jaket Zayn yang terdapat di mobil itu. Hanna menyadari tatapan aneh kakaknya pada Alexa.
"Orang panas Loh Ann, masa suruh jaketan."
"Anna, taruh kembali jakutku. Aku tak ingin mensucikannya dengan tanah." ujar Zayn ketus.
"Lah. Kau pikir aku guk-guk." terdengar suara Alexa yang tak terima.
"Menurutmu." Zayn menyeringai karna bisa membuat Alexa tersinggung.
"Ck,, padahal aku lebih menggemaskan dari hewan itu." Alexa memberenggut. Jadi Alexa tak terima di samakan dengan guk-guk karna dirinya merasa lebih menggemaskan di banding guk-guk. Bukan tersinggung masalah suci mensucikan. Benar-benar si Alexa ini.