NovelToon NovelToon
Pembantu Spesial Untuk Om Duda

Pembantu Spesial Untuk Om Duda

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Pembantu
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: ocybasoaci

Novel ini menggunakan POV 1 (Lydia). Apabila ada yang mengatakan arti keluarga adalah motivator terbaik, tempat memberikan ketenangan, tempat bersandar paling nyaman. Nyatanya itu semua tidak di dapatkan oleh Lydia. Ia terpaksa mengambil keputusan bekerja menjadi pembantu. Bukan karena dia kekurangan uang, hanya saja Lydia merasa bahwa rumah masa kecilnya sudah tidak senyaman dulu.

Lydia adalah anak sulung dari tiga bersodara, usianya kini sudah 36tahun, tiga adik perempunya sudah menikah. Hanya ia sendiri yang belum menemukan jodohnya. Gunjingan dari tetangganya terus ia dengar hingga ia tidak kerasa lagi tinggal dikampung halamannya dan juga keluarga. Mirisnya lagi bukan hanya tetangga, tetapi ketiga adiknya pun seolah memusuhi dirinya dengan alasan ia akan merebut suami mereka. Rumah dan lingkungan yang dulu nyaman, kini menjadi tempat yang ingin ia hindari.

Mampukah Lydia mendapatkan arti keluarga yang sesungguhnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ocybasoaci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Merantau

Pagi hari yang cerah menyapa, aku sudah berkemas untuk merantau, meninggalkan kampung halaman, keluarga dan juga segala kenangan buruk. Membawa setinggi gunung harapan aku bisa mendapatkan kebahagiaan. Mendapatkan rasa yang sudah lama menghilang dari perasaan ini. Arti keluarga yang baru, dan aku pun sedikit mengharapkan Allah mempertemukan aku dengan jodohku. Meskipun aku tidak berani berharap banyak karena umurku yang sudah tidak muda lagi, aku juga tidak mau berharap lebih karena takut sakit hati nantinya apabila Allah tidak juga mempertemukan jodohku.

Atau Allah ingin sampai ajal menjemput aku tetap suci, karena Allah sudah mempersiapkan aku jodoh terbaik di surga-Nya?

"Kamu yakin Mbak, mau ikut Bi Lastri kerja di Jakarta. Jadi pembantu loh Mbak apa nggak kerja kantoran saja Bapak kamu bisa mencarikan kerja kantoran kalau kamu mau." Ibu kembali bertanya soal ini padaku. Padahal sebelumnya aku sudah bahas kalau aku tidak mau kerja kantoran. Alasanku pengin tetap di rumah, seperti ada rasa trauma ketika banyak orang menatapku, mereka seperti tengah menguliti tubuhku. Sama seperti orang-orang di kampung menatapku seperti aku seorang pezina.

Dilihat dari ujung kaki hingga ujung kepala, setelah itu berbisik-bisik dengan temanya. Ada yang bilang kalau aku ini kena guna-guna jadi laki-laki melihat wajah dan tubuh aku menyerupai nenek-nenek, itu sebabnya aku tidak menikah juga, sedangkan tiga adikku sudah menikah semua bahkan sudah punya anak semua. Hanya aku yang masih menyandang status perawan, yah perawan tua, itu yang mereka sebut padaku.

"Bu, Pak, Lydia sudah yakin, dan Lydia tidak akan menyesal, juga tidak akan membuat Bapak dan Ibu malu, dengan pekerjaan ini. Pembantu juga halal toh Bu, Pak," balasku sekali lagi, dengan memberikan senyum terbaik ku.

Memiliki sifat sabar dan legowo ternyata tidak selalu bisa dihargai oleh orang lain, itu yang aku rasakan, justru seolah aku dimanfaatkan dengan ketidakberdayaan ini. Terutama dengan Lyra, andai bukan karena Bapak dan Ibu tidak akan aku bertahan di rumah itu sampai tiga tahun paska kejadian gagal nikahku.

Tidak jarang hari-hariku bersitegang dengan Lyra karena dia yang menuduh aku keganjenan dengan suaminya, padahal aku sendiri sebenarnya kalau berpapasan sangat malas lebih baik menghindar dari pada berpapasan di dalam rumah kami, itu sebabnya selama hampir tiga tahun aku mengurung diri hanya kerja yang jadi hiburanku.

"Ya udah kalau itu sudah jadi keputusanmu Mbak, Ibu dan Bapak bisa apa, tapi ini beneran kamu nggak mau diantar sampai Jakarta saja dengan mobil pribadi dari pada naik bus, bau dan juga kurang nyaman." Ibu lagi-lagi selalu lebih heboh, beda dengan Bapak. Bapak lebih nerima apa keputusanku, meskipun awalnya sepat nolak juga, tetapi setelah aku jelaskan Bapak akhirnya dukung juga keinginan aku. 'Semua demi kebaikan kamu.' Itu jawaban Bapak, yang membuat aku senang.

"Tidak apa-apa Bu, Lydia naik bis saja," jawabku dengan mantap. Ibu dan Bapak pun tidak protes, dan bisa nerima keputusanku.

Berat? Pasti aku juga merasakan sangat berat terutama meninggalkan kedua orang tuaku.

Bagaimana dengan adik-adikku? Entah aku melihat setelah Ibu dan Bapak memberitahukan niat kerja ke Jakarta  mereka justru biasa saja dan seolah mereka sangat senang kalau aku pergi dari rumah itu. Terutama Lyra aku melihat dia adalah yang paling senang dan setuju dengan keputusan aku. Sehingga aku pun sudah yakin bahwa keputusan ini yang terbaik.

Aku melambaikan tangan dari atas bus, ketika bus sudah mulai melaju dengan pelan. Terlihat wajah kedua orang tuaku yang nampak sedih. Tanpa terasa aku juga merasakan pipiku menghangat.

"Ndok, kalau kamu ragu nggak apa-apa kamu balik lagi, dari pada nanti di sana tidak betah. Kerjaan jadi pembantu itu berat loh," Bi Lastri mengagetkan aku yang sedang melamun sedih, apalagi ini adalah kali pertama aku merantau pergi jauh dari orang tua untuk bekerja sebelumnya selama tiga puluh enam tahun aku tidak pernah pergi jauh, kuliah pun aku ambil jarak yang dekat agar bisa pulang pergi setiap hari.

Aku menggelengkan kepala dengan kuat. "Tidak Bi, Lydia nangis karena nggak tega ninggalin Ibu dan Bapak, kalau soal kerjaan Lydia sudah yakin," balasku dengan suara yang meyakinkan Bi Lastri.

Lebih baik jadi pembantu, tetapi pikiranku tenang, dari pada tinggal di rumah orang tua sendiri, tapi nggak kerasan. Yang ada makan hati, itu yang aku rasakan, hampir setiap hari kalau kumpul pasti ada saja sindiran-sindiran dari adik-adikku. Belum warga yang seolah menganggap kalau aku ini sampah masyarakat. Keputusanku udah bulat. Aku tidak akan menyesal. Itu yang ada dalam hatiku saat ini.

"Tapi nanti Bibi dan kamu kerjanya beda Ndok, apa kamu nggak keberatan. Bibi kerja di majikan Bibi alias rumah orang tuanya Den Aarav sedangkan Ndok kerja di rumah Den Aarav yang bibi sudah ceritakan kalau dia itu duda," ucapnya sekali lagi, padahal kemarin Bi Lastri sudah menjabarkannya pada aku dan aku juga tidak masalah dengan hal ini.

"Tidak apa-apa Bi, insyaallah Lydia bisa jaga diri," balasku meyakinkan Bi Lastri, dan beliau pun terus menceritakan kerjaan aku nanti. Di mana pertama-tama aku pasti akan training dulu di rumah Bi Lastri kerja yaitu Nyonyah besar, setelah aku siap dan bisa kerja sesuai apa yang anaknya mau maka aku akan pindah ke rumah majikan yang disebut-sebut dengan nama Den Aarav yang berstatus duda itu.

Sebenarnya ada rasa takut, ketika Bi Lastri bilang kalau pembantu di rumah itu hanya ada aku, tetapi setidaknya aku yakin tidak akan terjadi apa-apa karena di rumah itu ada security yang menjaga rumah itu. Kerjaan aku sendiri selain beres-beres rumah, masak, tapi itu pun kalau majikan aku mau, kalau tidak maka aku tidak diwajibkan untuk memasak, jadi kerjaan utama hanya untuk beres-beres. Hal yang gampang bagiku, aku sudah biasa melakukan hal seperti itu di rumah.

Bahkan aku juga pandai memasak, aku dari kecil sudah tertarik dengan tata boga. Setelah menempuh perjalanan hampir dua belas jam, akhirnya aku sampai di terminal kampung rambutan. Aku edarkan pandanganku menyusuri tempat sekitar, tidak jauh berbeda dengan terminal di kampung, hanya di sini lebih ramai. Iya lah terminal kampung rambutan adalah terminal tersibuk di kota Jakarta.

Setelah dari kampung rambutan aku naik angkutan kota menuju sebuah komplek rumah yang mewah, meskipun aku adalah anak kepala desa dan keluargaku pun termasuk kelurga berkecukupan di kampungku, tetapi aku juga sempat kaget dan kagum dengan rumah majikan Bi Lastri yang gede banget, bahkan rumahnya terdiri dari tiga lantai, udah gitu pembantu di rumah itu banyak, kata Bi Lastri ada empat pembantu termasuk dirinya.

"Kamu letakan pakaian di kamar dulu Ndok. Setelah itu kita temui Nyoya Misel," titah Bi Lastri padaku, aku pun mengikutinya, dan setelah itu Bi Lastri mengajak aku menemui majikan di perpustakaan, sebelumnya aku juga diperkenalkan dengan ketiga pembantu di rumah mewah ini.

"Sore Nyah." Bi Lastri masuk ke dalam perpustakaan setelah mengetuk pintu sedangkan aku mengekor di belakang beliau. Jantungku bergemuruh hebat manakala pertama kali ketemu dengan majikan Bi Lastri, yang itu juga jadi majikan aku juga.

"Gimana Bi, apa ini yang akan kerja di rumah Aarav," ucapnya seraya pandangan mata tertuju padaku, seulas senyum terbaik dan juga anggukan kepala sebagai salam pertemuan aku berikan.

"Betul Nyah," balas Bi Lastri dengan suara yang sopan.

"Baiklah nama kamu siapa? Udah nikah?" tanyanya, dari suaranya yang lembut dan terlihat ramah, aku bisa menyimpulkan kalau majikanku orang yang baik. Iya, itu sebabnya Bi Lastri sudah kerja di rumah ini sampai belasan tahun.

"Nama saya Lydia, saya belum menikah," jawabku dengan jujur.

"Belum menikah? Tapi apa tidak keberatan mengurus anak saya, yang keras dan juga galak. Anak saya juga duda," jelasnya sekali lagi.

"Siap Nyah, saya siap apapun itu kerjaannya, Bi Lastri juga sebelumya sudah memberi tahu semuanya," jawabku dengan yakin.

"Kalau begitu kamu minta ajarkan pekerjaan apa saja pada Bi Lastri, untuk sementara kamu kerja di sini dulu sampai benar-benar bisa untuk dilepaskan mengurus anak saya, soalnya dia kalau ada pekerja yang kerjanya tidak benar akan marah-marah, jadi usahakan kamu kerja yang benar. Sudah ada lima orang yang keluar masuk kerja dengan kami karena tidak sesuai dengan kemauan anak saya," jelasnya dengan detail.

"Baik Nyoya, saya akan berusaha sebaik mungkin," jawabku dengan yakin.

Hatiku lega ketika pertama kali bertemu dengan majikan semuanya lancar, terutama bayanganku kalau majikan galak tidak aku rasakan. Yang ada majikan aku orang yang sopan, ramah dan tidak semena-mena terhadap pekerjanya, sekali pun pada pembantu.

Akankah aku merasakan arti keluarga di rumah mewah ini?

Bersambung...

...****************...

1
Arfan
Untuk cewe2 add Tele aku dong sayang: @OrgB16
Anonymous
bgsss bgtt
Luh Nanik
bikin baper balik dooong 😁😁😁
Chris Antono
Luar biasa
Chris Antono
Lumayan
Miranti Herman
Luar biasa
Sintia Dewi
wah brarti siska udh digool sm yg laen
Sintia Dewi
aarav km cuman modus aja kan ke lidya/Chuckle/
Nofi Ani
msih ada kelanjutannya apa tdk?
Bucinnya Baekhyun🐶
mau kaya Aarav nih haha
Tua Jemima
certanya membosankn
Aghitsna Agis
ini udah tamat apa blm
Ci_Osyih Aenta: Udah kak, ini bonusnya baru dapt 1 Episode.
total 1 replies
ahyuun.e
huhu nambah dedek lgi ya om duda wkwwk
Ela Jutek
uwahhh cantik nya😄
Ela Jutek: iyahhh akak otor emang cantikkk kok, masa ganteng😆✌✌
Ci_Osyih Aenta: terimakasih, Othor emang cantik 🤣
total 2 replies
Ginasih Nengah
💪💪💪💪
Endang Werdiningsih
semangat amat mau nambah anak lg,min...
Nar Sih
ahir nya kakak kqsih exra part juga buat kk author dan kebahagiaan
Ci_Osyih Aenta: Amin, sama2 kaka, doa yang terbaik juga buat kakak🙏🏻
total 1 replies
Endang Werdiningsih
bonchap'a mana othor
Endang Werdiningsih: ditunggu othor,,
Ci_Osyih Aenta: bulan kok bukan😔
total 3 replies
Qilla
nahkan intinya derita dan ketidak adilan lydia selama ini hanya ababb dan angin lalu udah berws dgan bgitu saja ,ayolah yang bener dong
Qilla
blibet
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!