NovelToon NovelToon
Rahim Tebusan (Terpaksa Hamil Anak Suami Musuhku)

Rahim Tebusan (Terpaksa Hamil Anak Suami Musuhku)

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Poligami / Ibu Pengganti / Nikah Kontrak
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Akibat kesalahannya di masa lalu, Freya harus mendekam di balik jeruji besi. Bukan hanya terkurung dari dunia luar, Freya pun harus menghadapi perlakuan tidak menyenangkan dari para sesama tahanan lainnya.

Hingga suatu hari teman sekaligus musuhnya di masa lalu datang menemuinya dan menawarkan kebebasan untuk dirinya dengan satu syarat. Syarat yang sebenarnya cukup sederhana tapi entah bisakah ia melakukannya.

"Lahirkan anak suamiku untuk kami. Setelah bayi itu lahir, kau bebas pergi kemanapun yang kau mau."

Belum lagi suami teman sekaligus musuhnya itu selalu menatapnya penuh kebencian, berhasilkah ia mengandung anak suami temannya tersebut?


Spin of Ternyata Aku yang Kedua.

(Yang penasaran siapa itu Freya, bisa baca novel Ternyata Aku yang Kedua dulu ya.)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Tio

Tak terasa 1 tahun telah berlalu dan selama 1 tahun itu telah banyak yang terjadi. Sudah banyak perubahan yang terjadi pada diri Freya, bukan hanya dari perubahan fisik, tapi juga sikap dan perilaku.

Freya memang masih terlihat cantik, tapi ia terlihat tak terurus. Kulitnya kusam, rambutnya berantakan dan sedikit kekuningan karena sering terpapar matahari saat melaksanakan tugas yang diberikan sipir penjara, dan tubuhnya pun kian kurus, ringkih, serta lusuh. Tak ada Freya cantik yang kulitnya putih mulus, bersinar, anggun, glowing, dan glamor. Ia kini benar-benar berbeda. Berbanding 180° dari Freya yang biasa orang kenal. Mungkin bila orang-orang yang mengenalnya bertemu kembali dengannya, mereka pasti takkan bisa mengenalinya lagi.

"Ada yang ingin bertemu denganmu." Ucap petugas yang bertugas hari itu. Ia pun membuka pintu sel dan membawa Freya ke ruangan khusus tamu berkunjung.

Setibanya di ruangan itu, Freya pun sebisa mungkin mengulas senyum. Meskipun sedikit dipaksakan, ia tak boleh menunjuk kelelahannya. Lelah terhadap segala siksa yang ia dapati di dalam tahanan itu.

"Kak Tio," sapa Freya dengan tangan terborgol. Ia pun duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan Tio. Hanya ada meja berukuran sedang sebagai pembatas. Sedangkan penjaga yang membawanya tadi berdiri tak jauh dari tempatnya duduk.

"Freya, apa kabar kamu dek?" Sapa Tio dengan nafas sedikit sesak saat melihat perubahan penampilan Freya dari hari ke hari yang kian mengenaskan di matanya.

"Freya baik kak, kakak gimana? Oh ya, selamat ya kak, akhirnya kakak menemukan pendamping kakak juga." Ucap Freya tulus.

Ya, sebulan yang lalu Tio telah melangsungkan pernikahannya. Ia menikah dengan rekan kerjanya sendiri. Awalnya Tio merasa enggan menjalin hubungan dengan seorang perempuan. Terlebih ia merasa insecure dengan dirinya sendiri. Dirinya yang seorang yatim piatu. Adiknya juga merupakan seorang tahanan. Keluarga mana yang mau menerima dirinya yang memiliki banyak kekurangan. Ia merasa benar-benar buruk dan tak layak mendapatkan seorang pendamping hidup.

Hingga suatu hari, ada salah seorang rekan kerjanya yang memang terkenal baik dan ramah pada sesama. Karena mereka sering bertemu membuat getar-getar cinta itu timbul di benak keduanya. Namun karena Tio merasa insecure dengan dirinya sendiri, ia pun memilih memendam perasaannya. Sang wanita yang ikut merasakan kalau Tio pun memiliki perasaan yang sama padanya pun memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya.

Tio pun mengaku kalau ia pun mencintai perempuan tersebut, tapi ia juga juga mengatakan ia tak bisa menjalin hubungan dengannya. Tio jujur menceritakan tentang dirinya pada sang perempuan. Perempuan pun memahami dan mencoba meyakinkan kalau bukan hanya dirinya tapi keluarganya pun pasti akan menerima Tio. Dan sesuai perkataan sang perempuan, ternyata keluarganya tidak masalah dengan kekurangan Tio yang hanya seorang yatim piatu dan memiliki adik seorang narapidana.

Alhasil, sebulan yang lalu mereka pun akhirnya menikah. Freya amat sangat senang mendengar kabar gembira itu. Akhirnya, kakaknya menemukan pujaan hatinya. Akhirnya kakaknya merasakan bahagianya memiliki keluarga yang lengkap.

"Kakak juga baik. Sangat baik. Tapi ... dahimu kenapa?" tanya Tio saat melihat dahi Freya yang terluka dan hanya ditutupi perban seadanya. Itupun darahnya masih terlihat jelas membuat dada Tio sesak.

Bukan sekali dua kali Tio melihat luka di tubuh adiknya itu. Bahkan nyaris setiap ia berkunjung pasti ia melihat ada saja bagian tubuh adiknya yang terluka. Hati kakak yang mana yang tak sakit saat melihat keadaan adiknya seperti itu. Penampilan kumal, kusam, berantakan, lusuh, rapuh, sangat ringkih dan kurus, serta dipenuhi banyak luka.

Hatinya benar-benar sakit. Ingin rasanya ia membebaskan Freya dari penjara itu, tapi sayangnya ia tak bisa. Ia tak memiliki kekuasaan apa-apa. Ia hanyalah seorang asisten pribadi.

Ingin rasanya ia meminta bantuan bosnya agar membebaskan adiknya. Tapi Tio tahu diri. Kesalahan Freya pada tuannya itu sudah sangat besar. Ia bukan hanya menipu, tapi juga mencoba mencelakai istrinya hingga calon buah hati mereka terpaksa pergi sebelum sempat dilahirkan ke dunia. Oleh sebab itu, Tio hanya bisa pasrah.

Freya pun tidak pernah menuntut apapun. Ia justru seharusnya berterima kasih pada Gathan dan istrinya sebab mereka tidak menuntut Freya dengan hukuman yang berat. Bahkan setelah tahu ia pun pernah bekerja sama membantu memuluskan rencana Freya, atasannya itu tetap memberikan maaf sekaligus pekerjaan. Kurang baik apalagi atasan dan istrinya itu. Tio amat sangat bersyukur dipertemukan dengan orang-orang sebaik mereka.

"Oh, ini ... ini luka karena terbentur pintu. Pas Freya mau masuk kamar mandi, eh ada yang duluan nerobos karena udah kebelet. Dia nggak sadar nutup pintu kekekecengan jadi pintunya kena kepala Freya deh." Dustanya seraya terkekeh.

Entah sudah seberapa banyak dusta yang Freya ucapkan di depan kakaknya. Ia tak memiliki cara lain. Tak mungkin pula ia menceritakan apa yang sudah terjadi. Apalagi ini bukan sekali dua kali terjadi. Selama satu tahun ini, saja ia sudah beberapa kali mendapat penanganan pihak medis akibat luka-luka yang diberikan salah seorang penghuni lapas itu.

Freya yang tak mau makin membuat sang kakak terbebani dengan apa yang ia alami selama di dalam sel pun memilih berdusta. Sebenarnya Freya sadar, kakaknya pun pasti tahu apa yang ia alami. Kakaknya tak sebodoh itu bisa ia dustai. Namun dengan ia berdusta, itu akan lebih meringankan beban pikiran sang kakak sebab kakaknya pasti paham dirinya memilih berdusta pasti dengan alasan. Biarkan setiap pertemuan mereka diisi dengan senyum dan canda tawa. Bukan kesedihan dan air mata.

Melihat sang adik tertawa meski dipaksakan tak pelak membuatnya ikut tertawa. Ia harap, badai dalam hidup adiknya segera berlalu dan berganti kebahagiaan. Semoga. Itu adalah doa terbesarnya selama ini.

"Oh ya, ini ada titipan kue buatan istri kakak. Dan ini ... ini adalah cup cake kesukaan kamu pemberian ... Nanda." Senyum yang tadi terpatri saat mendengar sang kakak membawakan kue kesukaannya pun seketika surut. Mata Freya memerah.

"Mengapa setelah aku sakiti dan bahkan calon buah hati mereka sampai meninggal karena ulahku, tapi Nanda masih baik banget sama aku kak? Freya merasa malu. Amat sangat malu. Rasanya Freya tak pantas mendapatkan kebaikan dari mereka khususnya Nanda. Freya ... hiks ... hiks ... hiks ... "

Freya terisak pilu. Penyesalan demi penyesalan selalu menyesaki dadanya. Apalagi di saat sendiri, dirinya tak henti-hentinya mengutuk dirinya sendiri yang begitu jahat sudah menyakiti Nanda. Seorang perempuan baik dan berhati tulus. Seandainya waktu bisa ia putar, ia takkan pernah menyakiti Nanda. Bahkan ia akan menjadikan Nanda seperti adiknya sendiri. Tapi sayang, waktu tak dapat diputar. Ia hanya bisa berdoa dan berharap, agar Nanda selalu bahagia dan segera diberikan pengganti calon anaknya yang telah tiada.

Jujur, Tio merasa sesak saat melihat adiknya menangis. Rasanya air matanya pun sudah mau tumpah. Namun sebisa mungkin ia menahan bulir itu agar tidak berderai karena hal itu hanya akan menambah kesedihan sang adik. Sebisa mungkin ia menunjukkan sisi tegar dan kerasnya.

"Siapa bilang kamu nggak pantas? Setiap orang berhak dan pantas mendapatkan kebaikan dari orang lain. Termasuk kamu, adik kakak yang sebenarnya berhati baik dan lembut. Oh ya Nanda juga menitipkan salam. Dia juga sudah berhasil hamil kembali jadi mulai sekarang kamu jangan menyalahkan diri sendiri lagi, hm. Ingat, kamu pun berhak mendapatkan kebahagiaan."

Waktu besuk habis, Tio pun dengan terpaksa pamit undur diri dan akan kesana lagi di lain waktu.

...***...

Terima kasih kakak semua yang telah mendukung karya othor D'wie. 🥰🥰🥰

...HAPPY READING 😍😍😍...

1
ℓ ι ƒ ι α 💕
deuhh yang pengen dipanggil Mas 🤭🤭😁
Lucy Toruan
Luar biasa
Juliana Akip
Lumayan
Juliana Akip
Biasa
Erna Sudiastuti
Luar biasa
Windi Rannu
.
Atika
Luar biasa
Mimine Toto Ayra
Kecewa
Mimine Toto Ayra
Buruk
maria handayani
/Shy/
Mariani SPd
jangan end duluu thor
Mariani SPd
duh tragis banget lah huhuhu
syediiih Thor
Mariani SPd
sehat2 terus othor yaaa
Mariani SPd
waduh.....kok pakai acara pingsan segala sih
Mariani SPd
seneng banget lah punya mertua kek gini
Mariani SPd
wesss keren banget mah punya nenek kek gini. atau besok kalo aq jadi nenek, kek gini juga ah. biar dunia terasa indah hahaha
Mariani SPd
hmm...... siapa lagi tuh thor
Mariani SPd
sehat2 terus othor sayang
Mariani SPd
Tirta lihat anaaaa
Mariani SPd
wah....makin kesini makin seru aja ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!