pernikahan yang harus di rahasiakan karena umur mereka yang belum cukup, dan masih duduk di bangku pelajar, harus menikah karena kesalah pahaman.
Bagai mana kelanjutannya yukkk... baca biar ngak penasaran
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
"Kenapa berjalan di belakang, sini di samping kaka?!" ucap Rido lembut, membuat Aisyah terlonjak kaget, biasanya Rido suaranya selalu dingin klau di tegur orang, dan Aisyah tak pernah menegur Rido selama ini, walaupun mereka satu kelas.
"Ah... I-iya?!" ucapa Aisyah gagap.
"kita mau kemana kak?!" tanya Aisyah sedikit takut.
"Mau ambil motor kaka dulu di pos ronda, abis itu kita makan, baru pulang?!" jawab Rido tanpa melihat ke Aisyah.
Aisyah hanya mengaguk, tanda mengerti, dan diam tak bertanya lagi, dia mengikuti Rido dari samping.
"Pakai jaket, kamu pasti kedinginan?!" ucap Rido memberikan jaket kepada Aisyah.
"Kaka yang bawa motor, pasti kaka dingin!" ucap Aisyah menunduk takut.
Bibir Rido tertarik membentuk senyum, dia senang sang istri yang baru di nikahi itu memberi perhatian, sudah lama semenjak sang Ibu pergi dia tak mendapatkan perhatian.
"Tidak apa, kaka sudah biasa, pakai lah?!" ucap Rido lembut.
Akhirnya Aisyah memakai jaket, yang mengeluarkan bau parfum rido.
"Pegang Kaka dek?!"
"Iya.." Aisyah lansung memegang ujung baju Rido.
Rido gemes melihat istri cantiknya itu, Rido sengaja mengerem motor dadakan agar sang istri memeluk tubuhnya, benar saja Aisyah reflek memeluk Rido.
"Kaka, jangan ngebut ngebut, aku takut?!" teriak Aisyah.
"Makanya peluk Kaka yang erat, biar ngak jatuh?!' ucap Rido.
Benar saja Aisyah memeluk Rido dengan erat, membuat gelayar aneh di tubuh ke dua insan manusia itu.
saat di lampu merah Rido berhenti, dia dengan sengaja memegang tangan sang istri, yang terasa dingin karena hawa malam yang sangat dingin karena habis turun hujan.
"Mau makan apa dek?!" tanya Rido.
"Apa aja bang, yang penting kenyang?!" ucap Aisyah, yang masih canggung.
Rido menganggukan kepala tanda mengerti.
"Kita makan di sini ya?!" ucap Rido memberhentikan motor di sebuah emperan toko yang menjual pecel lele
"Iya kak?!" Aisyah menurut saja, karena baru kali ini dia makan di luar, biasanya juga makan makanan sisa dari orang rumahnya.
"Ica mau makan apa?!" tanya Rido saat membaca daftar menu.
"Mau pecel ayam boleh kak?!" ucap Aisyah sedikit takut, selama ini dia ingin makan pecel ayam.
Rido menganggukan kepala, "minum apa dek?!"
"Teh manis anget aja kak?!" Rido menurut.
"Mang pecel ayam dua, teh masih anget dua, sama air putih dua mang?!" teriak Rido.
"Siap mas?!" ucap pedagang.
Mereka makan dalam diam.
"Ica mau tambah?!" tawar Rido.
"Ngak kak, ini sudah kenyang?!" Rido mengangguk tanda mengerti.
Selesai makan Rido mengajak Aisyah ke swalayan yang masih terbuka di sana.
Rido mengambil troly untuk membawa belanjaannya nanti.
"Dek, ambil kebutuhan kamu ya, sabun dan skin care kamu, ambil pakaian dalam ya?! Aira mengaguk tanda mengerti.
Setelah puas mengambil kebutuhan Aisyah, mereka berjalan menuju kebutuhan dapur dan snack.
Rido menyuruh Aisyah, mengambil buah dan bumbu dapur segala ikan, daging yang mereka butuhkan untuk beberapa hari.
Setelah puas, Rido mengajak Aisyah pulang ke apartemannya.
"Bisa dek, megang belanjaannya?!" tanya Rido.
"Bisa kak, tapi jangan ngebut ya?!"
Rido mengangguk tanda mengerti.
Rido melaju kan motor dengan kecepatan sedang sampai ke apartemennya.
"Sini kak, aku bawa sebagian?!" ucap Aisyah.
"Ambil yang ringan saja?!" ucap Rido.
Sesampai di dalam apartemen Rido langsung
merapikan belanjaannya di dalam kulkas dan di rak yang telah tersedia di sana.
Aisyah ikut membantu Rido merapaikan belanjaannya.
Bersambung....
Haiii... jangan lupa like komen dan vote ya, dan juga kasih hadiah heheheh....
ikuti juga ya ceritaku Aira si gadis dingin.