Eirene, seorang model ternama, karena kesalahannya pada malam yang seharusnya dapat membuat karirnya semakin di puncak malah menyeretnya ke dalam pusara masalah baru yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya, menjadi istri seorang tentara marinir.
Rayyan, anak kedua dari 3 bersaudara ini adalah seorang prajurit angkatan laut marinir berpangkat kapten, bukan hanya sederet prestasi namun setumpuk gelar playboy dan keluarganya turut melekat di belakang namanya. Tak sangka acara ulang tahun yang seharusnya ia datangi membawa Rayyan menemui sang calon penghuni tetap dermaga hati.
"Pergilah sejauh ukuran luas samudera, tunaikan janji bakti dan pulanglah saat kamu rindu, karena akulah dermaga tempat hatimu bersandar, marinir,"
-Eirene Michaela Larasati-
"Sejauh apapun aku berlayar, pada akhirnya semua perasaan akan berlabuh di kamu, karena kamu adalah dermaga hatiku."
-Teuku Al-Rayyan Ananta-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. SI SUPERSTAR
Ranjang Eirene berguncang seperti terkena gempa saat Honey bergerak merangkak ke atasnya, semahal apapun ranjangnya tetap saja tak dapat menahan guncangan yang dihasilkan badan gendut honey, mau itu terbuat dari cotton pilihan, bulu angsa, bulu domba, bulu kuduk, bulu idung ataupun bulu-bulu lainnya sekalipun.
"Baby! Wake up bebs, ayo bangun lovely!!!!" tubuh lovely diguncang keras bak guncangan prahara rumah tangga oleh honey.
Geliat kecil mengusik selimut pink baby, tangannya terulur membuka penutup mata selembut belaian suami orang dan menyingkapkannya ke atas jidat, sehingga matanya kini dapat membuka sedikit lebar tak hanya mengintip manja.
Pemandangan pertama yang ditangkap netranya adalah wajah kotak n'jeblag sang manager yang mengedip manja namun berkacak pinggang bak emaknya si entong.
"Semalam pulang jam berapa?!" omelnya galak, leher berjakun honey ditumbuhi bulu-bulu tipis berasa pengen cukur pake mesin babad rumput. Gayanya saja sudah macam Cinderella kejebur aspal dengan baju kemeja slim fit warna merah delima namun kancingnya dibuka 2 menampakkan hutan belantara yang sedikit lebat, entah apa yang tumbuh disana.
"Jam 2 pagi, honey!" parau khas orang bangun tidur. "Dada lu cukuran sana, berasa liat raja dangdut nusantara tau ngga! Pengen jambak!" Gadis itu mengucek matanya yang lengket karena maskara dan belek kini bersekongkol.
"Hoammm!" ia menguap membuat honey menutup hidungnya kala mencium aroma kerak neraka.
"Minum lagi?" tanya honey menginterogasi.
"Yap! Just little bit, nyicciiiippp doang," bisiknya merapatkan jari telunjuk dan jempolnya di depan honey seraya menyipitkan mata.
"Berapa kali honey bilang Eyiii, jangan minum-minuman lagi sekalipun hanya rum atau cocktail, ampyunn deh!" omelnya menggelegar, petir aja kalah saing dengan suara honey.
"Oke! Cuma sekali ini aja, I'm promise!" ia menunjukkan kedua jarinya di udara lalu berdiri dan menyingkirkan selimutnya begitu saja tanpa mau merapikannya, "this is love city honeyyyy! Ngga lengkap kalo ngga merasakan kehangatan cocktail," teriaknya seperti pejuang cinta lalu turun dari ranjang menuju dapur. Meskipun tak sebersih hati bawang putih, dari angle manapun gadis ini tetap cantik dan wangi.
"Dasar model gila!" dengus Honey terkekeh.
"Tapi dia artisnya gue!" gumam honey tersenyum hangat melihat ke arah hilangnya lovely seraya meraih selimut lovely untuk ia rapikan. Nasib upik abu ya gini, dimana si cantik tapi bar-bar bangun dia kebagian beresin bekasan iler.
Ia membungkuk membuka pintu kulkas dan meraih botol lalu meneguk isinya begitu saja tanpa dipindahkan terlebih dahulu ke gelas.
"Jam 2 kita berangkat! Cepetan mandi," titah honey merapikan kamar Eirene, mirip emak-emak kalo lagi ngomelin anaknya.
Dalam kondisinya yang masih mengatur kesadaran, Eirene melihat jam di dinding dan mengangguk, "Siap mamihhh!"
Seperti biasa, tangan putih nan mulus itu meraih satu butir pil obat tidur. Ritual Eirene jika akan melakukan penerbangan adalah minum obat tidur, agar saat berada dalam pesawat ia tertidur pulas tanpa tau keadaan. Yap! Eirene trauma dengan segala jenis penerbangan.
Tubuh ramping dan semampai itu ambruk di lengan managernya, "guys!" tepukan tangan singkat honey mendatangkan sejumlah tim management untuk mengangkat Eirene ke atas kursi roda. Tubuh gadis cantik itu didorong Honey di dalam balutan baju dinginnya menuju pesawat.
Sayup-sayup terdengar honey yang sedang berbicara dengan orang lain, Eirene mengerjapkan mata indahnya. Rupanya mereka sudah kembali berada di dalam mobil. Dilihatnya pemandangan di luar jendela mobil kerlap-kerlip lampu jalanan namun ia tau ini bukan Paris, terlihat dari gerobak-gerobak martabak dan saung pecel lele, mana ada tukang pecel lele di Paris.
Eirene tersenyum getir, akhirnya ia kembali ke tanah kelahirannya, dimana ia lahir dan tumbuh sebagai gadis manis lalu pergi merantau ke negri mode demi mengadu nasib. Ada hati yang terpukul saat ia kembali ke tanah air, mengingat masa-masa indah bersama kedua orangtuanya yang bahkan sampai sekarang saja ia tak tau dimana jasad keduanya. Mungkin sudah hilang dimakan ikan dan menyatu dengan lautan nusantara menjadi terumbu karang atau bahan fosil minyak bumi. Tapi hidup haruslah tetap berjalan, ia harus terus menyambung hidupnya sampai angin berhenti membawa dirinya untuk berlabuh di satu dermaga.
Mereka sudah sampai di apartment mewah kalangan jetset ibukota, koper-koper diturunkan dari mobil membawa serta si model di arah paling depan. Semalam apapun ia sampai, tak urung kedatangannya tetap terendus awak media yang menunggunya sejak tadi pagi. Terang saja apapun kabar tentang Eirene sudah dapat dipastikan akan menjadi good dan hot news.
Banner, spanduk, iklan cetak dan online tersebar sejak sebulan lalu dipenuhi dengan wajah Eirene. Para kaum hawa kini bersorak gembira bahkan berbondong-bondong ter'lovely-lovely.
Paras cantiknya memenuhi sederet iklan di tanah air, produk make up dengan brand ambassador seorang lovely begitu laris terjual.
...⚜️ MODEL GO INTERNASIONAL EIRENE LOVELY DIJADWALKAN TIBA NANTI MALAM DI TANAH AIR ⚜️...
Eirene meneliti setiap inci apartment yang sudah disulap menjadi rumah barbie atas permintaannya.
"*Not bad*!" ia menaikkan kacamata dan bergidik angkuh, lalu melemparkan badannya yang lelah ke atas ranjang.
"Honeyyy! Minum Lovely mana?!" teriaknya pada sang manager, terbiasa dilayani oleh sang manager dan beberapa asisten rumah membuat Eirene sedikit manja.
"Nih!" segelas air mineral dingin tersaji di depannya.
"Pure?"
"Hoohhhhh!" jawab Honey.
Jepretan lensa kamera mengabadikan setiap senyuman dan interaksi Eirene di setiap sesi wawancara brand ambassador make up. Dari atas sampai bawah aroma surgawi begitu terpancar.
.
.
Seruan namanya yang dielu-elukan menjadi musik yang membumi malam ini. Di Balai S4rbini sosok ini begitu mencuri perhatian, saat namanya disebutkan dihadapan seluruh negri sorot lampu mengarah pada gadis 23 tahun yang menjadi kiblat anak muda negri, khususnya kaum hawa.
Eirene Lovely!!!!!
Jejak stilleto tinggi berhak 15 cm dengan tali mengikat di sepanjang kaki indah nan mulus bak porselen peninggalan atlantis bernilai milyaran rupiah menjejak lantai panggung tanah air.
Gaya angkuh nan anggunnya selalu jadi gaya andalan lovely, definisi sempurna di mata manusia.
"Eirene!!!!"
"Lovely we love you!!!"
Senyuman manis khas Lovely menjadi pembuka ucapan terimakasihnya.
Gadis itu memegang penghargaan berkilau di tangannya, "thanks God, Allah subhanahuwata'ala. Buat manager aku, tante honey-- tim management dan agensi. Untuk lovely fan base, dan Nusantara!" teriaknya mengangkat tinggi-tinggi pialanya. Belahan gaun malam sebatas pa ha mengekspos kulitnya yang mulus nan putih saat berjalan turun dari panggung layaknya berjalan di atas catwalk.
Perhelatan award semalam begitu meriah, ditambah lagi kedatangan lovely seolah menjadi ajang reuni para model yang rata-rata adalah senior Eirene.
"Hay sayang, ikut kita-kita malam ini yuk!" ajak salah satu model senior ternama dengan gaya rambut pendek di cat warna pirang.
"Ayolah lovely! Kapan lagi kita kumpul-kumpul bareng sesama model, bertukar pikiran dan berbagi pengalaman!" ajak mereka setengah memaksa.
"Honey, boleh ya! Reuni honey--ngga enak kalo nolak ajakan tuan rumah, senior pula!" bujuknya pada honey, setidaknya kumpul bareng begini menjadi pelepas penat untuknya setelah lelah bekerja di depan kamera.
Honey meringis, jika biasanya ia akan menolak mentah-mentah tapi kali ini melihat wajah teman lama sekaligus senior lovely mulut honey mengijinkan meski hatinya begitu berat membiarkan lovely untuk ikut, ia tau lovely cukup kuat minum untuk usianya. Honey mengakui di balik wajah menggemaskan lovely, terkadang anak itu mengalami stress atas beban pekerjaannya. Di kala anak remaja usia lovely bersekolah, menikmati masa muda dan disayang keluarga, lovely malah harus banting tulang untuk dirinya sendiri, berlenggok di atas catwalk dan berpose di depan kamera, menjadi siapa yang bukan dirinya hingga pelariannya pada hal-hal yang menjurus ke arah negatif, percayalah semua itu tak mudah untuk dijalani.
"*Baby, are you sure*?" tanya honey, pasalnya ia tak mungkin ikut karena ada sesuatu yang harus honey urus saat ini.
"Yakin! Kamu tenang aja, aku baik-baik aja sama kak Wendi!" tepuknya pada salah satu teman lama sesama model. Drngan berat hati honey mengiyakan.
"Kalau kamu jam 2 belum pulang, gua geret ke apartement!" ancam Honey, Lovely tertawa, "oke bunda!"
Beberapa mobil mewah meluncur menuju club and bar elit di kawasan ibukota.
Bersamaan dengan itu di sebuah cafe ternama Rayyan masih tertawa tergelak, mengenang masa-masa SMA-nya yang ternyata bersekolah di ibukota karena ikut tinggal dengan tante Meta.
"Wah! Gagah lu Ray, ngga nyangka udah jadi kapten angkatan marinir. Asmara--asmara gimana nih?!"
"Pasti lah udah punya dong! Kerjaan oke--muka juga oke!"
Rayyan hanya mengulas senyuman saat ditanya perihal jodoh, miris memang karena sejujurnya di usia yang sudah sangat matang ini, ia belum terpikirkan untuk melangkah ke arah yang lebih serius dengan salah satu perempuan yang pernah ada di hidupnya termasuk Nindia, ahhh! Mengenai Nindia, kenapa ia merasa semakin tak cocok saja. Rasanya dari sekian mantan-mantan kekasihnya belum ada yang bisa menggerakan hati Rayyan untuk segera membujuk umi, padahal abangnya saja sudah menikah.
.
.
.
.