NovelToon NovelToon
Istri Pengganti

Istri Pengganti

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Mafia / Pengantin Pengganti / Aliansi Pernikahan
Popularitas:285.8k
Nilai: 4.3
Nama Author: Cotton Candy Zue

Sienna Saamiya Albinara gadis muda yang terpaksa menikahi Samudera Bagaskara lelaki dingin penuh misteri, karena sebuah alasan konyol.

Dera, yang mencurigainya menjebaknya dalam pernikahan tanpa cinta.

"Ditempat ini semua yang terjadi harus atas izinku!" - Samudera

"Jika bukan karena itu semua, aku takkan sudi terkurung bersamanya!" Binar.

Dulu aku mengagumimu, sekarang aku membenci perlakuanmu, namun putus asa ku menaruh harap padamu - Sienna Saamiya Albinara.

Aku terlalu marah hingga tak merasa telah begitu banyak cinta yang tumbuh untukmu - Samudera Bagaskara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cotton Candy Zue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PART 2 : Izinnya

Pernikahan adalah impian para gadis.

Kehidupan pernikahan yang bahagia juga termasuk impian setiap perempuan.

Tapi, itu hanya sekedar mimpi bagi Binar.

Saat terbangun di pagi hari, ia akan menemukan sosok dingin yang selalu menatapnya seperti seorang penjahat.

Ia akan melakukan tugas layaknya seorang istri setiap hari, namun ia tidak di perlakukan seperti istri sungguhan.

"Siapkan pakaian kerjaku hari ini!" begitu titah suaminya, lalu meninggalkannya sendirian.

Ia segera mengatur semuanya termasuk sarapan pagi ini, dengan sangat baik.

Dia sudah terbiasa, toh ia hanyalah gadis biasa yang terlahir dari keluarga yang biasa saja.

"Kenapa kamu yang harus siapkan semua ini,kan ada Mbak Lia." kata ibu mertuanya yang melihatnya sibuk menata makanan di meja makan.

Sedangkan seluruh anggota keluarga sudah duduk rapi disana kecuali Dera.

"Biarin lah, Ma. Lagian kan memang udah kebiasaannya." sahut sinis Rayna, adik perempuan Dera yang sejak awal tidak menyukainya.

"Reyna!" tegur Nyonya Anna, mertuanya.

Sedangkan, Rayna hanya memutar bola matanya malas.

"Kak, benar kata mama ada Mbak yang bertugas siapin ini semua." sedangkan Ayla adik perempuan paling kecil Dera, berkata dengan sopan.

"Nggak apa-apa, mama, Ayla, sebagai menantu, saya cuma mau bantu sedikit." jawabnya sopan.

"Menantu atau pembantu, kayanya lebih cocok jadi pembantu." sinis Rayna lagi.

"Rayna tutup mulutmu!" teriak Dera tiba-tiba yang mengejutkan sang adik beserta juga Binar tentunya.

"Tidak ada satu orangpun yang boleh berkata seperti itu, kepada istriku." ujarnya dingin, Binar tak terkejut karena ia tahu maksud suaminya.

Tidak ada yang boleh menghina Binar di rumah ini kecuali Dera seorang.

...****************...

Keluarga besar yang harusnya sangat menyenangkan,tapi sungguh membuatnya selalu merasa tegang di rumah ini.

Ada atau tidak ada Dera, di rumah ini tetap sama saja, menegangkan.

Setelah suaminya pergi bekerja ia merasa tak nyaman karena tidak tahu harus melakukan apa, ia tidak di izinkan melakukan aktifitas apapun yang sebelumnya ia lakukan.

Karena itulah hukumannya.

"Kakak, bisa kamu bantu aku?" ucap Ayla, sembari berlari kecil mendekatinya yang saat ini sedang bersantai di halaman belakang.

Binar menengok dengan wajah penuh tanya.

"Bantu apa?" tanyanya lembut pada gadis remaja itu, selain ibu mertuanya hanya Siyayla Zinnara Bagaskara yang baik padanya.

"Emm, aku besok mau ke pesta ulang tahun teman aku, aku butuh teman untuk bantu aku cari baju yang bagus, kakak mau temani aku?" tanyanya pada Binar dengan mata bulatnya yang indah itu menatap dengan binar-binar harapan.

"Mau dong kak!" paksanya dengan nada manja.

"Kenapa tidak dengan mama atau Reyna saja?"

"Mama sibuk, Reyna mana mau temani aku." sahut Ayla yakin.

"Nggak bisa, Ayla. Tuan Dera, emm maksudku kakakmu tidak mengizinkan aku untuk-

"Soal itu, aku yang akan bicara pasti boleh sama kak Dera." jawab Ayla semangat lalu mengambil ponsel di sakunya.

"Mau apa?"

"Mau telepon kakak, biar kita boleh belanja bareng." jawab Ayla enteng.

"Jangan, Ayla. Mungkin dia sibuk, jangan ganggu dia."

Akan tetapi, Ayla tetap ngeyel dan tidak perduli apa kata kakak iparnya, yang ia tahu ia adalah adik kesayangan Samudera Bagaskara.

Dera pasti akan menuruti maunya.

Sementara itu di gedung perusahaan Angkasa Group.

"Maaf, tuan muda. Nona Ayla menelepon." lapor Bram, asisten pribadinya.

Dera yang sedang sibuk meneliti berkas-berkasnya mengalihkan pandangannya ke arah Bram.

"Berikan padaku!" titahnya datar.

Dera hanya diam mendengarkan permintaan adiknya.

Kak?

Ayla memanggil sang kakak yang masih diam tanpa menanggapi.

Ayla sudah, kakakmu tidak akan kasih izin.

Sayup-sayup juga terdengar suara istri penggantinya. Ia tersenyum miring mendengar kalimat yang terucap istrinya di seberang sana.

'Ternyata kau mengerti juga bagaimana cara menjalani hukumanmu itu' batin Dera.

Kak? Kakak dengar gak sih Ayla ngomong apa?!

Ayla bicara agak menyentak, ia kesal tentu saja, kakaknya itu selalu saja dingin dan datar seperti itu, sangat irit bicara.

"Ayla, kamu boleh pergi tapi dia tidak." jawab Dera datar dan langsung mematikan sambungan telepon saat itu juga.

Dera menyodorkan ponselnya pada Bram kembali, "Jika, Ayla kembali menelpon biarkan saja." sedangkan Bram hanya bisa mengangguk sopan atas perintah tuannya.

...****************...

"Uh, kenapa sih kakak pelit banget masa istrinya gak boleh di pinjam sama adiknya!" rajuk Ayla memasuki rumah di ikuti dengan Binar di belakangnya.

"Mama..." rengeknya saat melihat sang mama yang baru saja pulang memasuki rumah.

"Kenapa si, Ay baru juga mamanya pulang udah manja." jawab Anna berseloroh.

"Mama kaya nggak biasa aja, Ayla kan emang manja banget!" ketus Rayna yang duduk di ruang keluarga sembari memainkan ponselnya.

"Masa, kak Dera gak bolehin kakak ipar temani aku belanja, jahat banget mana habis itu telepon Ayla gak di angkat lagi." adunya pada sang mama.

"Ya iyalah gak boleh, lagian kamu ajak orang yang salah!" sahut Rayna melirik Binar yang dari tadi cuma menonton mereka bertiga.

"Rayna..." peringat Anna masih dengan lembut.

"Benar kan, Ma? Cewek miskin kaya dia mana bisa sih bantuin Ayla pilih gaun yang cocok buat pesta, seleranya pasti juga rendah." sinis Rayna.

"Ray, mama gak pernah ya ajari kamu gak sopan seperti itu dengan yang lebih tua."

"Ma, ingat ya dia tuh seumuran sama Rayna. Nggak perlu, Rayna bersopan santun sama dia!"

"Rayna !"

"Terserah !" ketus gadis itu lalu meninggalkan ruangan begitu saja.

"Rayna,jahat banget!" teriak Ayla, mengolok kakaknya.

Tapi, Rayna tidak mempedulikan itu dan terus melenggang pergi menaiki tangga menuju lantai atas.

"Nar, mama-"

"Nggak apa-apa, mama." ujarnya memutus ucapan ibu mertuanya itu, ia tahu apa yang akan di katakan Anna selanjutnya.

Lalu, ia pun pergi menuju kamarnya.

Ia menahan air mata yang hampir jatuh, ia tidak akan mau menjatuhkan air matanya di depan anggota keluarga ini.

Ia mempercepat jalannya lalu segera memasuki kamar menghamburkan tubuhnya ke ranjang dan menangis sejadi-jadinya.

"Kenapa.." isaknya kemudian menenggelamkan wajahnya ke bantal.

"Sierra, kenapa sih kamu pergi dan buat aku menderita kaya gini!" ucapnya emosional.

Sierra membuatnya berada pada posisi yang sangat sulit.

Bersama Dera yang sangat membencinya sebab kehadiran Sienna tidak pernah di harapkan lelaki itu.

Ia membayangkan saat dulu.

Dulu, ia mengagumi Dera setiap lelaki itu datang ke rumahnya menemui sang kakak.

Lelaki yang karakternya sangat mirip seperti tokoh dalam novel.

Ia selalu menyebut Sierra beruntung karena mendapatkan lelaki sempurna seperti Dera.

Dera yang dingin takluk oleh Sierra.

Dera yang di inginkan banyak gadis, di miliki oleh Sierra tanpa susah payah.

Tapi suatu hari ia tahu, ternyata Sierra tidak pernah menyukai Dera.

Saat, Dera datang meminta Sierra menjadi istrinya di hari itu Sienna tahu bahwa kakaknya menerima cinta Dera karena desakan ayahnya, karena sesungguhnya Sierra mencintai lelaki lain.

Tapi, Dera tak pernah tahu akan itu, yang Dera tahu ia marah pada Sierra dan pelampiasan nya adalah dirinya, Binar!

Binar tidak tahu harus apa, ia cuma bisa menangisi nasibnya sekarang, tapi ia juga tidak bisa lemah selamanya.

"Aku tidak mungkin selamanya tertindas di rumah ini kan.." lirihnya pelan sebelum akhirnya ia tertidur pulas setelah lelah menangis.

...****************...

Matahari sudah mulai terbenam, langit sudah berubah menjadi gelap secara perlahan.

Dera melangkah cepat menuju kamarnya, ia emosi tentu saja.

Istrinya tidak menyambut lagi kepulangannya.

Dera kesal, perempuan itu tidak melakukan tugasnya dengan benar!

Brak!

Ia membuka pintu kamar dengan kasar, mata tajamnya menemukan istrinya tertidur dengan sangat pulas bahkan istrinya itu tidak terbangun meski ia membanting pintu dengan keras tadi.

"Hei! Bangun!" dengan nada memerintah yang cukup keras namun Binar belum juga terbangun.

"Albinara!" dan untuk pertama kalinya Dera menyebut nama istrinya untuk memanggilnya.

Tapi tidak ada tanda-tanda Sienna terganggu dengan suaranya.

"Sialan! Nara, bangun ini sudah gelap!"

Tapi Sienna tidak bergeming.

Dengan kesal, Dera membalikkan tubuh istrinya yang tengkurap dan Binar belum juga terbangun, ia hanya sedikit meringis kecil.

Dera memperhatikan sosok istrinya itu, mata perempuan itu bengkak, apa Sienna menangis seharian?

Persetan! Dera tidak peduli sama sekali.

"Bangun, apa kau tidak tahu aturan?!" bentak Dera dan tanpa peduli meninggalkan sang istri untuk membersihkan dirinya.

Dera bahkan sudah selesai mandi, tapi saat ia kembali Binar belum juga bangun.

Sedangkan di luar pelayan sudah berulang kali mengetuk pintu kamar mereka.

"Tuan muda, waktunya makan malam." ujar pelayan dari luar pintu.

"Katakan pada mereka aku dan nona tidak akan turun untuk makan malam!" tegasnya dari dalam ruangan.

Pelayan itu langsung mengerti dan mengatakan pesan tuannya.

"Nyonya, tuan muda bilang tidak akan turun untuk makan malam begitu juga dengan nona." jelas sang pelayan.

"Tapi, kenapa ?" tanya Ayla yang sedang bersiap untuk duduk di kursinya.

Tapi, segera Tuan Bagaskara mengangkat tangannya pertanda bahwa ia menyuruh pelayannya pergi dari situ.

"Mana tau dia alasannya memang siapa yang berani menanyakan keputusan kakak?" sahut Rayna tentu dengan nada judesnya.

"Itu bagus, mungkin saja sebentar lagi kalian akan punya keponakan." ujar Anna dengan ceria.

"Hah? Keponakan dari Binar kampungan itu?" cibir Rayna yang di balas dengan sangkalan tak bermutu dari mulut Ayla yang manja.

Mereka terus berdebat di meja makan hingga saat, Tuan Bagaskara mengetuk meja makan.

Dan segera, mulut kedua putrinya itu langsung diam membisu.

...****************...

Dera benar-benar tidak selera untuk makan, ia sudah cukup kesal dengan sikap Binar sekarang.

Berani sekali perempuan ini tidak mendengar perintahnya.

Ia mendekati ranjang, menarik tangan Binar bermaksud agar gadis itu segera bangun.

Karena, istrinya itu sudah tertidur seharian.

Bagaimana, Dera tahu?

Tentu saja ia selalu tahu apapun yang istrinya lakukan.

Namun, ada kejanggalan.

Ia merasakan tangan Binar begitu panas.

Ia berpindah tangan memeriksa kening perempuan itu.

"Sial!" umpatnya, Binar demam.

Dera menepuk-nepuk pipi istrinya berharap Binar akan sadar.

Dan berhasil, perempuan itu sedikit membuka matanya namun dengan tidak berdaya.

Bisa-bisanya perempuan ini sakit!

Ia segera mencari ponselnya, untuk menghubungi dokter pribadi keluarganya.

"Menyusahkan !"

1
Wensy Gusno
Mau thor, terima kasih
Putra Ganteng
sangat bagus dan menarik
Putra Ganteng
Buruk
Shindy Yuliarti
binar adiknya dipta kah thor?
SUGA 💙💚💛💜💝💘
Luar biasa
Indah Rianti
bagus thor
Aghnia Raina
Luar biasa
Imam Firdaus
ceritanya bagus
Imam Firdaus
keren ceritanya
Salihah Azraai
mau thor. semangat ya!
Nyengsreng
lanjut dong
Sri Wahyuni
kurang greget
Hikam Sairi
mampir
dwisrilestari_cancer83
cerita nya simple n apik, alurnya ngga berat2 banget
Krystal Zu: terimakasih 🌹🤍
total 1 replies
Siti Saidah
lamaaaaaa
Zainab makky
bagus cerita x tor
Muh Nur
jujur lebih baik
Whi Tut
bodoh bodoh bodoh
Wiek Soen
menarik juga
Muh Nur
karyamu jeren thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!