NovelToon NovelToon
Senja Dan Derita

Senja Dan Derita

Status: tamat
Genre:Tamat / Single Mom
Popularitas:151.2k
Nilai: 5
Nama Author: Wiji

Senja Kumala, anak kecil malang yang lahir dari seorang wanita yang tak menginginkannya. Ia lahir karena hasil pemerkosaan.

Ibunya sangat benci dirinya, ia kerap mendapatkan siksa lahir batin. Bahkan hingga ia dewasa dan menikah, penderitaan Senja belum berakhir.

Wanita malang itu hanya dijadikan istri kedua dan mesin pembuat anak untuk sang suami. Hingga akhirnya, ia bertemu dengan sosok pria yang masuk ke dalam lembah hitam. Sosok pria yang tidak percaya dengan adanya cinta dan kasih sayang.

Pria itu adalah Karang, anak yang memiliki masa lalu tak mengenakkan dan hampir merusak masa depannya. Dan masa lalu itu ternyata ada kaitannya dengan Senja dan ibunya.

Ada hubungan apakah mereka? Dan mampukah Karang menata kembali masa depannya dengan benar?

Dan siapa cinta sejati di masa depan Senja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2. Menginginkan Kematian

"Astaghfirullah, senja. Bangun, Nak. Aldi jangan diam aja di situ, angkat Senja. Dia demam!" pekik bu Patmi masih histeris.

Aldi yang tersadar karena teguran dari Ibunya langsung saja melesat ke kamar mandi dan membawa tubuh Senja ke kamar.

"Manda keterlaluan, bagaimana bisa dia setega ini sama anak sendiri. Ibu nggak tahu di mana hati nuraninya, anak sekecil ini tidak tahu apa-apa, kenapa dia tidak henti-hentinya menyiksa tubuh kecilnya. Kamu jangan diam aja Aldi. Panggil bidan ke sini, kamu nggak lihat dia pucat begitu!" Bu Patmi terus mengomel seraya mencari pakaian ganti untuk Senja.

Sedangkan Aldi yang mendadak linglung hanya bisa bergerak menuruti sang Ibu yang setiap hari ngomel karena tingkah anak bungsunya.

Dengan mata berkaca-kaca dan hati teriris perih, bu Patmi mengganti pakaian Senja yang basah kuyup. Entah berapa lama anak itu di sekap Ibunya di kamar mandi, hingga wajah cantiknya memucat dan suhu badan yang panas tinggi. Sambil menunggu bidan datang, wanita yang tak lagi muda itu mengompres dahi Senja dengan kain yang dibasahi air hangat.

"Maafkan Nenek yang gagal mendidik Ibumu, ya Nak. Entah sampai kapan kamu harus menanggung derita ini. Bagaimana kalau Nenek nanti sudah tidak ada, bagaimana nasibmu nanti, Senja." Bu Patmi terisak seraya terus mengompres dahi Senja.

Tak berselang lama, datanglah Aldi dan Bidan desa. Bidan itu segera memberikan pemeriksaan seperti pada umumnya.

"Demamnya tinggi sekali, Bu. Ini saya beri obat penurun panas, kalau nanti belum turun juga suhu badannya dalam waktu dua hari segera bawa ke puskesmas saja, ya Bu." Bidan itu memberikan beberapa strip obat.

Manda datang saat bidan itu bersiap akan pergi. Mereka saling tatap sejenak lalu melanjutkan langkah masing-masing.

"Manda, dari mana kamu?" tanya bu Patmi setelah bidan itu benar-benar pergi.

"Keluar sebentar, ada apa, sih Bu? Kenapa Ibu kelihatan marah begitu? Cucu kesayangan Ibu buat ulah? Lagian kenapa masih Ibu tolongin dia? Harusnya Ibu biarkan saja biar mati sekalian!" Entah sudah ke berapa Manda mengucapkan kalimat sumpah serapah untuk anaknya sendiri.

"MANDA!" Dengan wajah murka Aldi berjalan mendekati adik yang dulu menjadi kesayangannya. "Kamu seorang Ibu. Jaga bicaramu, harus dengan cara apa aku katakan kalau Senja sama sekali tidak bersalah dalam hal ini. Dia juga nggak minta dilahirkan hasil dari pemerkosaan, tapi takdir yang membawanya ke sini. Hewan saja tidak pernah memperlakukan ini pada anaknya, tapi lihat dirimu. Berubahlah sebelum kamu benar-benar kehilangan Senja. Rubah dirimu sebelum penyesalan itu datang, Manda!" Aldi mengamuk pada adiknya karena merasa sudah cukup bersabar menghadapi adiknya yang berubah menjadi orang yang tak punya hati.

"Kamu nggak tahu rasanya jadi aku, Kak. Masa depanku hancur gara-gara dia. Aku nggak punya masa depan hanya karena aku gagal melenyapkan dia dari muka bumi ini. Aku tidak akan pernah menyesal jika dia benar-benar mati, justru itu yang aku inginkan." Manda tak kalah berteriak. Ia bicara dengan lantang di depan wajah kakaknya.

Teriakan Manda membuat Senja terbangun. Tak ada satupun yang sadar bahwa anak kecil itu terganggu dengan suara teriakan dari penghuni rumah. Ia tak bersuara, anak itu berusaha duduk dengan menahan kepala yang sejak tadi terasa terus berputar.

"Kalau Senja mati apa bisa merubah semuanya? Bisa kamu kembali ke masa sepuluh tahun yang lalu dan memperbaiki semuanya? BISA? kalau Senja bisa memilih dia juga pasti akan memilih mati dari pada punya Ibu seperti kamu. Kalau kamu lenyapkan dia sekarang apa bisa menjamin masa depanmu akan indah? Siapa yang menjamin? Kalau kamu nggak bisa sayang sama dia, setidaknya jangan sakiti dia, Manda. Apa ini yang Ibu ajarkan sama kita?" Suara Aldi masih meninggi. Ia benar-benar sudah habis kesabaran dengan adiknya.

Manda terisak, air matanya jatuh berlinang. Selama ini tak pernah Aldi membentaknya sekasar ini. Bahkan saat Aldi tahu dirinya hamil hingga ingin berusaha menggugurkan pun Aldi masih berada di samping Manda dengan sejuta kasih sayangnya.

Namun, entah apa yang ada dalam pikiran Aldi hingga semarah ini? Manda benar-benar tak habis pikir, ia tak tahu apa yang salah dengan kakaknya.

"Kamu bentak aku begini karena anak pembawa sial itu, Kak? Kamu udah nggak nggak sayang sama aku? Semua kasih sayangmu kamu limpahkan pada anak haram itu?" tanya Manda dengan lemah, tanpa mendengar jawaban dari sang kakak, ia beringsut ke kamarnya. Menumpahkan tangisnya di atas kasur lapuk yang termakan usia.

Di kamar lain, ada sosok anak belia yang juga sedang mengurangi cairan bening melalui mata. Tiada hari tanpa menangis bagi Senja. Hari-harinya selalu diwarnai tangis, bahkan ia tak tau hal apa yang membuatnya tersenyum. Ia sama sekali tak punya kenangan itu.

"Manda!" Aldi masih belum puas memarahi adiknya itu, ia beranjak akan menyusul Manda, namun di cegah oleh sang Ibu.

"Al, sudah jangan. Biarkan dia sendiri, mau kamu amuk sampai bagaimana juga dia nggak akan berubah sebelum hatinya terketuk untuk berubah. Ibu nggak kenal dia sejak dia hamil. Kasihan Senja jika kalian teriak-teriak, dia..." ucapan Bu Patmi terhenti ketika sampai di ambang pintu kamarnya.

"Senja kamu sudah bangun, Sayang? Kita makan habis itu minum obat, ya." Bu Patmi duduk di tepi ranjang dan mengelus pelan puncak kepala cucunya. "Kamu pasti dengar Ibu dan Pakde bertengkar, ya?" tebak Bu Patmi.

"Nek, kenapa aku nggak mati aja biar Ibu bahagia? Kehadiranku di sini hanya membuat Ibu menderita saja. Untuk apa aku hidup jika membuat Ibu tidak bahagia, Nek? Aku mau liat Ibu bahagia, aku mau lihat senyum Ibu yang tidak pernah aku tahu." Senja menenggelamkan kepalanya lagi di lipatan tangannya.

"Senja nggak boleh ngomong gitu, Nak. Hidup dan mati seseorang sudah ada yang mengatur, kenapa kamu menginginkan kematian kamu sendiri? Kamu nggak sayang sama Nenek?"

"Tapi Ibu nggak ingin aku di sini," ucap Senja lagi dengan terisak.

Aldi yang sejak tadi berdiri di ambang pintu merasa bersalah karena sudah bicara dengan keras dan hingga terdengar oleh keponakannya. Pasti anak itu merasa sakit hati yang sudah tak ada obat untuk sembuh. Luka yang terus menganga dan dibiarkan, semakin lama semakin melebar dan luka itu di siram degan air garam setiap harinya.

"Sayang, nggak boleh bicara begitu. Coba Pakde tanya sama kamu. Sayang nggak kamu sama Nenek dan Pakde?" Aldi menghampiri dan memangku bocah sepuluh tahun itu.

"Sayang."

"Kalau sayang seharusnya nggak boleh bicara seperti itu. Karena apa? Ucapan Senja itu barusan nyakitin Nenek dan Pakde. Kami nggak mau kehilangan kamu, Nak. Bude sama Dek Gandi juga sayang sama Senja. Kamu mau buat kami semua sedih? Mau buat Nenek sama Pakde nangis? Mau kamu lihat kami nangis?"

Senja menggeleng lemah. "Tapi Ibu akan terus marah kalau lihat aku," imbuhnya.

"Hanya Ibu, kan? Kamu dengar Pakde, ya. Suatu hari nanti Ibu pasti akan sayang sama kamu. Pasti! Percaya deh sama Pakde. Waktu itu akan datang entah cepat atau lambat. Ibu pasti akan sayang sama kamu. Ditambah lagi sabarnya, ya Sayang."

"Hanya kematianku yang buat Ibu bahagia saat melihatku."

1
🇮🇩 SaNTy 🇵🇸
Anak yg diBuahi diluar pernikahan tidak bisa diWalikan Nikahnya oleh Ayah biologisnya krna nasabnya jatuh ke Ibunya bukan Ayahnya. Jika sang Ayah biologis memaksa menjadi wali nikah sang anak, maka pernikahan tidak sah dan sang anak dan seluruh keturunan yg dilahirkan adalah anak haram krna dilahirkan dlm stts perZinahan. Jd Akmal bukan Wali Nikah Senja. Sttsnya hanya Ayah biologis, tdk lebih. Jgn salah mengEdukasi pembaca.
Muhammad Hasyir Kamil
sama aku jg klu kena aer hujan pd bentol2 semua,,
ermita Putri
di tunggu kelanjutannya dari karang Thor
Serli Ati
wah...udah tamat aja semua bahagia, dengan adanya baby boy selamat ya senja semoga jadi anak yg soleh berbakti pada ortu, bangsa dan agama, terimakasih thor semangat dalam berkarya utk menghibur para pembaca seluruh Indonesia.
Serli Ati
lucu juga ya karang yg awalnya tidak percaya dengan cinta sekarang dia jatuh cinta dan tidak mau mengakui.
Serli Ati
bahagia banget si kembar dapat adik, o....yg tadi pagi itu kisah karang ya aq belum baca sich baru sampulnya aja.
pindah rumah: bukan kak. untuk novel Karang belum aku siapkan.
total 1 replies
Serli Ati
semakin bucin aja leo sama senja, semoga karang berjodoh dengan sepupu senja ya thor. 🤣🤣🤣
Serli Ati
waduh leo pulang, apa leo tau senja bertemu Daren sang mantan terindahnya dimasa lalu, apa yg leo lakukan klu dia tau kejadian pagi tadi ya? si bucin leo pasti mau menghukum senja makanya dia pulang cepat 🤣🤣🤣🤣🤣
Serli Ati
waduh...senja ketemu mantan, jadi suami Arumi itu adalah Darren mantannya senja waktu di restoran benar gak thor? ayo lanjut lagi penasaran aq yakin tebakan aq benar.
Tatya Faza
luar biasa... banyak pelajaran yang bisa di ambil
Tatya Faza
jangan2 lelaki itu pacar nya senja ya thor?
next up
Lindha ZL
gimana kabar Pacarnya Senja dulu ya...kok gak pernah keliatan lagi
Serli Ati
ah buat adik kembar lagi ya leo, biar jadi dua pasang biar rame 🤣🤣🤣
Serli Ati
akhirnya leo dan senja menikah juga semoga samawa ya, eh...karang memperhatikan siapa ya apa itu anaknya pak de aldi ya thor semoga karang berjodoh sama dia ya, biar dia tau cinta sejati itu ada. 🤭🤭🤭😃😃😃
Serli Ati
🤣🤣🤣 senangnya semua bisa berdamai, apa lagi leo dapat dukungan dari ibu mertua bangga banget tuh dia.
Serli Ati
tak lama lagi karang pasti mau menerima senja sebagai kakak, bahkan karang sangat membanggakan, ya kan thor? 🤣🤣🤣🤣
Serli Ati
om leo kenapa memakan bibir mama senja 🤣🤣🤣 ketahuan ya, aduuuh malunya, para babys mikir apa ya lihat om dan mamanya begitu? 🤣🤣🤣 benar-benar lucu.
💖 NAMA Q CINTA 💖
waduh kepergo 2bocil habis kalian..pp mm ruskin mata suci anak2 nya ...omg
Serli Ati
semoga karang dapat menerima senja sebagai kakak ya thor dan anak-anak bahagia karna ada papa leo yg begitu menyayangi nya.
Serli Ati
tak apa kurangkan sedikit demi sedikit lama-lama kan bisa pokus ke masa yg lebih baik lagi 😃😃😃😃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!