Brian Carlos adalah seorang presiden direktur sekaligus pewaris tunggal salah satu perusahaan terbesar di suatu negara. Ia diterpa gosip miring tentang minatnya pada wanita.
Valerie, seorang wanita yang bekerja sebagai instruktur senam dengan keahlian beladiri yang mumpuni serta kehidupan penuh rahasia.
Keduanya terlibat masalah karena sebuah kesalahpahaman, hingga Brian menuntut Valerie atas kasus penganiayaan.
Demi menyelamatkan nama baiknya, Valerie menerima tawaran Brian untuk bekerja sebagai bodyguard. Namun tidak menyangka jika Brian sudah memiliki maksud lain sejak pertama kali mereka bertemu.
Akankah kisah mereka berakhir manis seperti kisah dalam novel pada umumnya?
Yuk baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan Cemas
Sesampainya di rumah sakit, rupanya laki-laki itu telah sadar. Ia mengerang kesakitan sambil menunjukkan pada dokter di mana letak rasa sakit yang membuatnya tidak tahan.
Melihat hal itu, Valerie hanya bisa menggigit jari. Ia pasti akan di tuntut jika terjadi hal serius pada laki-laki yang berbaring di atas ranjang rumah sakit.
Selama dokter menangani pasiennya, Valerie meninggalkan kartu nama di resepsionis rumah sakit. Ia bergegas pulang karena hari sudah malam dan ia akan mendapatkan masalah jika pemilik kos tahu bahwa ia pulang tengah malam.
Valerie sampai di rumah kosnya tepat pukul dua belas malam, saat hendak memarkirkan motornya, seorang ibu-ibu paruh baya sedang menggenggam kunci gembok sambil menatapnya sinis.
"Maaf, Bu. Ada urusan tiba-tiba," ucap Valerie sebelum sang pemilik kos melontarkan pertanyaan padanya.
"Peraturan tinggal di sini harus pulang sebelum pukul sebelas malam. Jika keberatan, kau bisa cari rumah kos lain," tegas ibu pemilik kos.
"Maaf, Bu." Valerie hanya bisa mengangguk sopan dan berlalu masuk ke dalam rumah.
Rumah kos ini cukup luas, hanya terdiri dari tiga kamar dan dilengkapi dengan ruang tamu, dapur, serta ruang menonton televisi. Kamar mandi ada di setiap kamar, dan dua kamar lainnya di huni oleh mahasiswi yang kebetulan menempuh pendidikan di kampus terdekat.
Meskipun pemilik rumah cukup menyebalkan, Valerie betah tinggal di sini karena hanya ini rumah kos yang cukup bagus namun dengan harga murah. Meski Valerie mampu menyewa rumah yang lebih besar, namun ia tidak melakukannya karena takut merasa kesepian, terlebih ia tidak suka menghambur-hamburkan uang.
***
Pagi-pagi sekali saat Valerie baru saja terbangun dari mimpi indahnya, puluhan panggilan tak terjawab sudah menghiasi layar ponselnya.
Valerie menarik napas dalam-dalam dengan mood yang sudah rusak. Penelepon itu pasti keluarga dari laki-laki yang ia antar ke rumah sakit semalam, atau bisa jadi penelepon itu adalah laki-laki itu sendiri.
Hari ini Valerie tidak memiliki jadwal kegiatan apapun, namun ia memiliki janji untuk bertemu orang penting setelah jam makan siang. Seharusnya ia hanya berniat datang ke tempat gym untuk mengisi kegiatan paginya, namun insiden semalam membuat ia harus kembali ke rumah sakit untuk meluruskan semua kesalahpahaman yang terjadi.
Setelah mandi dan membereskan kamarnya, Valerie keluar dari kamar. Rumah terlihat sepi dan dua penghuni lainnya sudah pergi. Valerie menuju tempat sepeda motornya terparkir. Ia menenteng helm dan mengenakannya sebagai pelindung kepala.
Motor sport berwarna hitam yang Valerie beli dari tabungan yang ia kumpulkan dari hasil keringatnya selama beberapa tahun menjadi instruktur senam, adalah wujud memanjakan diri dan memberi penghargaan pada dirinya sendiri karena telah berjuang selama ini.
Wanita itu sudah terbiasa hidup mandiri. Valerie tidak pernah ingin merepotkan orang-orang terdekatnya, meskipun dalam sekali ucap ia bisa mendapatkan apa yang ia inginkan, Valerie tidak pernah melakukannya, ia lebih memilih berusaha dengan caranya.
Motor melaju kencang membelah jalanan yang ramai. Sepanjang perjalanan, Valerie sudah resah karena khawatir. Ia khawatir jika terjadi sesuatu yang serius pada laki-laki yang ia tendang dan banting semalam.
Sesampainya di rumah sakit, Valerie memarkir motor dan memperbaiki rambut pirang panjangnya setelah diterpa angin kencang saat perjalanan.
Meski hanya dalam balutan celana jeans panjang dan kaos crop serta jaket denim, Valerie tampil cantik mempesona, membuat sebagian besar orang yang melihat mengira bahwa ia adalah seorang super model.
"Dengan Nona Valerie?" tanya seorang laki-laki berpakaian rapi dengan rambut cepak.
"Ya, saya Valerie."
"Baik, silahkan ikut saya." Laki-laki itu memimpin jalan dan Valerie mengikutinya sampai ke sebuah ruang perawatan VIP.
🖤🖤🖤