NovelToon NovelToon
Nikahi Aku, Kak!

Nikahi Aku, Kak!

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Perjodohan / Cintamanis / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Teen Angst
Popularitas:1M
Nilai: 4.5
Nama Author: Three Ono

FOLLOW IG AUTHOR 👉@author Three ono

Sebuah kecelakaan menewaskan seluruh keluarga Arin. Dia hidup sebatang kara dengan harta berlimpah peninggalan orangtuanya. Tapi meski begitu dia hidup dalam kesepian. Beruntungnya ada keluarga sekretaris ayahnya yang selalu ada untuknya.

"Nikahi Aku, Kak!"

"Ambillah semua milikku, lalu nikahi aku! Aku ingin jadi istrimu bukan adikmu."

Bagaimana cara Arin mendapatkan hati Nathan, laki-laki yang tidak menyukai Arin karena menganggap gadis itu merepotkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Three Ono, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

Dengan perasaan yang gembira, Arin mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Hari ini ia ingin membuktikan pada Nathan kalau dia sudah dewasa dan mandiri. Arin sangat ingin Nathan melihatnya sebagai wanita bukan adiknya dan dia juga tidak ingin dianggap sebagai gadis yang merepotkan lagi.

Saat kelas satu SMA tepatnya Arin pernah menyatakan cinta pada Kenan dengan memberanikan diri. Tapi sayangnya pria itu langsung menolaknya saat itu juga karena menganggap Arin anak kecil yang selalu merepotkannya. Sejak kecil Aira memang suka sekali menempel pada Nathan, apalagi dia termasuk anak yang pemalu dan penakut. Arin menganggap Nathan bak pangeran yang selalu membantunya saat terjadi apapun karena Arin juga gadis ceroboh.

Sampai di bandara, ternyata pesawat yang ditumpangi Nathan belum mendarat. Jadilah Arin menunggu di tempat duduk yang sudah disediakan.

Hampir satu jam lamanya Arin menunggu tapi belum ada tanda-tanda pesawat itu mendarat. Kenapa, apa mungkin dia salah. Bukankah kata Mike pesawat yang ditumpangi Nathan mendarat pukul sembilan tapi ini sudah pukul sepuluh lebih. Apa mungkin ada delay, hingga selama itu tapi kenapa Nathan tidak memberitahu sebelumnya.

Sudah puluhan lagu Arin dengarkan menggunakan earphone untuk menghilangkan kejenuhan. Sampai satu panggilan masuk dari nomor assisten Nathan memanggil.

"Ya hallo."

"Maaf sekali nona, saya lupa memberitahu kalau Tuan Nathan ganti penerbangan. Jadi mungkin pukul sebelas baru pesawat nya akan mendarat."

"Tidak apa-apa kak, aku akan menunggunya."

Kenapa mendadak sekali, kenapa tidak dari kemarin atau tadi pagi memberitahunya. Namun, Arin tidak ambil pusing karena pasti sudah tau jawabannya. Laki-laki itu memang kerap kali menghindarinya. Tidak mengapa Arin paham karena Nathan sering mengatakan hal itu. Arin ingat dulu saat pertama kali mereka bersekolah di sekolah yang sama.

Arin yang saat itu tidak mudah bergaul dan pemalu selalu mengikuti Nathan kemanapun anak laki-laki itu pergi, karena hanya Nathan yang ia kenal dan Arin juga merasa aman saat berada di dekat Nathan. Semenjak saat itulah Arin selalu berlindung di balik punggung Nathan hingga ke jenjang sekolah berikutnya pun Arin selalu memilih sekolah yang sama dengan Nathan.

Meski sikap Nathan begitu dingin, cuek dan galak tapi Arin sama sekali tidak pernah takut. Gadis itu malah suka sekali menggoda dan mengganggu Nathan. Sampai Nathan sering dibuat kesal dan merasa dibebani karena Arin terus menempel padanya.

Arin menghela nafasnya, melihat jam tangannya. Hampir dua jam tepatnya. Untunglah hari ini dia tidak ada jam kuliah.

"Maaf nona, boleh aku tahu sekarang jam berapa?"

Seseorang melambaikan tangannya di depan wajah Arin karena sejak tadi dia bertanya tapi gadis itu tidak mendengarnya.

Tersadar Arin dia pun menoleh dan menatap penuh tanda tanya pada orang itu karena ia tidak mendengar apapun tadi.

"Maaf nona, telingamu," ujar orang itu sambil menunjuk telinga.

Arin lupa kalau dia masih menggunakan earphone, pantas saja dia tidak mendengar suara apapun. Dia pun segera melepaskannya. "Ya tuan, apa anda perlu sesuatu?" tanya Arin.

"Boleh saya tau jam berapa sekarang? maaf ponselku mati." Orang itu menunjukkan ponselnya yang sudah tidak menyala.

"Ohh, tentu. Sebentar saya lihat." Arin melihat jam tangannya. "Sekarang pukul sebelas siang tuan," kata Arin.

"Terimakasih nona, apa anda menunggu seseorang?"

"Iya, apa anda juga?" tanya Arin.

"Iya, saya sedang menunggu seseorang juga. Seseorang yang sangat penting dalam hidupku," kata orang itu sambil melihat ke arah pintu keluar kedatangan dari luar negeri.

Arin paham, mungkin dimaksud orang itu adalah kekasihnya atau orang yang orang itu suka. Seperti dirinya yang sedang menunggu seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya.

"Hai nona, kita belum kenalan. Namaku Galang, siapa namamu?" tanyanya sambil mengulurkan tangannya dihadapan Arin.

Gadis itu tampak ragu karena tidak biasa berbicara pada orang asing. Arin sedikit takut juga.

"Tenang saja nona, saya bukan orang jahat. Disini juga banyak orang, kau bisa berteriak kalau saya berbuat jahat," ujar pemuda itu meyakinkan Arin.

Akhirnya Arin pun mau menyalami tangan pemuda itu. "Namaku Arin," ujarnya dengan senyum manisnya.

Tentu saja pemuda itu memaku melihat senyuman Arin yang begitu manis menurutnya. Sampai tak sadar kalau dia sudah memegang tangan Arin begitu lama.

"Maaf, bisa kau lepaskan tanganku." Arin sedikit kesusahan melepaskan tangannya dari pemuda itu.

"Ehh iya, maaf maaf. Aku tidak sengaja. Itu karena senyum kamu yang membuat ku lupa," goda pemuda itu.

Sementara Arin yang baru pernah mendapatkan pujian dari laki-laki tentu saja tersipu tapi dia langsung menutupinya saat teringat pesan Nathan kalau Arin tidak boleh gampang percaya pada orang asing.

Pemuda itu terus mengajak Arin mengobrol tapi Arin hanya menjawab seperlunya dan sesekali hanya tersenyum tipis. Menurut Arin pemuda yang baru dikenalnya itu sangat cerewet dan banyak bicara yang tidak penting rasanya. Tapi cukup membuat Arin terhibur dan tidak merasa bosan menunggu. Sampai pesawat yang ditumpangi Nathan mendarat Arin malah tengah asyik mendengarkan ocehan pemuda itu.

"Itu dia yang aku tunggu akhirnya datang juga." Pemuda itu menunjuk pada seseorang yang baru saja keluar dari pintu bandara.

"Apa dia yang kamu tunggu?" tanya Arin.

"Iya, dia mamahku. Masih sangat cantik bukan," pujinya pada wanita yang sangat penting katanya. Rupanya wanita itu adalah ibunya, bukan seperti yang Arin pikirkan. "Mah, disini!" Pemuda itu berteriak memanggil ibunya.

Wanita itu pun berjalan menghampiri putranya. "Ya ampun sayang, maaf ya. Apa kau sudah menunggu lama?"

"Lama sekali sampai baterai ponselku mati. Untung saja ada Arin yang menemaniku tadi," ujarnya.

"Siapa Arin? Apa dia pacarmu?"

"Calon mah," bisik pemuda itu takut Arin mendengarnya.

"Hallo Tante." Arin menyapa wanita yang sepertinya sangat ramah itu.

"Hallo sayang, maaf ya. Putra Tante pasti merepotkanmu."

"Ehh tidak apa Tante. Aku juga jadi ada temannya," ujar Arin malu-malu.

"Ya ampun, kamu manis sekali sayang. Cantik dan baik, kamu pasti tidak akan mau punya pacar seperti anak Tante yang urakan itu kan."

"Mah ... ! Kenapa kau malah menjelekkan ku." Galang memutar bola matanya malas.

Sementara Arin sendiri bingung dengan apa yang mereka bahas. Dia hanya senyum sedikit untuk menghormati mereka.

Dan di sisi lain ternyata Nathan juga sudah turun dari pesawatnya. Dia sudah tau kalau yang datang menjemput adalah Arin. Nathan sudah malas duluan untuk bertemu gadis merepotkan itu. Itulah mengapa dia sengaja mengganti penerbangan, berharap kalau Arin akan bosan menunggu dan pergi dari sana. Tapi ternyata gadis itu gigih juga.

Nathan tak sengaja melihat bagaimana interaksi Arin dengan orang lain. Dia sedikit heran karena selama ini bukannya gadis itu tidak mudah akrab dengan orang lain apalagi orang asing. Tapi sekarang Nathan melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau Arin bisa tersenyum dan tertawa lepas dengan orang lain.

"Nathan kau kau kemana?" tanya seseorang yang datang bersama Nathan.

"Tunggu sebentar, aku akan menghampiri gadis merepotkan itu," ujar Nathan lalu menyeret kopernya cepat.

"Tunggu kau ikut." Bergegas pergi menyusul Nathan.

Sementara Arin.

"Ohh ya Arin, apa boleh aku minta nomor telepon mu. Bukannya sekarang kita teman," ujar Galang sambil menyodorkan ponselnya. "Tulis disini," ujarnya lagi.

Arin menatap ragu karena untuk pertama kalinya juga ada yang berani meminta nomor teleponnya. Dan pria itu dia juga tidak kenal. Tapi apa mungkin ini saatnya Arin membuka diri agar mempunyai banyak teman. Tangan Arin baru saja mau mengambil ponsel itu tapi suara seseorang menghentikannya dan membuat semua orang berbalik.

"Apa ini yang kau pelajari selama aku tidak ada? Menggoda laki-laki asing." Suara dingin Nathan membuat Arin menunduk.

"Tidak kak, tadi aku hanya mengobrol sedikit dengannya." Arin takut.

"Kalau begitu teruskan saja mengobrol nya."

Nathan langsung pergi menjauh sambil menyeret kopernya dari sana setelah berkata seperti itu.

Sedangkan wanita yang tadi bersama Nathan menatap tidak suka pada Arin. Kemudian dia segera pergi menyusul Nathan.

Arin menghela nafasnya, lalu segera pamit ada teman barunya. "Maaf, aku harus segera pergi," ujarnya seraya membungkukkan tubuhnya.

"Ehh tunggu kau belum memberanikan nomor ponselmu." Galang mencegat tangan Arin.

Tidak mau membuat Nathan menunggu lama, akhirnya Arin segera mengetikkan nomor ponsel nya. Setelah itu dia segera pergi dari sana.

"Aku akan menghubungi mu nanti," teriak Galang.

"Sudah nak, ayo pulang. Kau melupakan mamah saat menemukan gadis cantik."

"Dia bukan hanya cantik mah, tapi menarik dan menggemaskan," ujar Galang seraya tersenyum melihat punggung Arin yang semakin menjauh.

1
marti 123
Kecewa
marti 123
Buruk
💗vanilla💗🎶
ijin mampir ya thor
Safa Almira
yey
Edah J
terimakasih atas karyanya yang sangat bagus 👍👍 semoga makin sukses terus😉
Edah J
ikut senang melihat kalian bahagia 😉🤗😘
Edah J
semoga kamu bahagia Dinda bukan hanya Arin saja yaa🤗
Edah J
duhh yg lagi kasmaran🥰🥰🥰huhuyyy
Edah J
he..he..he...si posesif on😁✌️
Edah J
yeyyy....Arin dilamar 👏🤗😘🥰
Edah J
cerita yg okk👍👍👍
Edah J
Dinda jd detektif dulu😉
Edah J
Itu ulah si boss Rezza😁😁😁
Edah J
wihhh berbunga"hati neng Abanggg😁😁😁
Edah J
Arin dan Dinda punya kesedihan yg sama ditinggal orang tua walau dgn cara yg berbeda😭
Edah J
hahayyy... Rezza nihh 😁😁😁
Edah J
sedih bangett 😭😭🤧
Edah J
semoga kebahagiaan segera menghampirimu Dinda😉
Edah J
Rin jangan memancing kasian Nathan nya😁
Edah J
pada akhirnya yg dibawah yg mengalah🙁dan itu jg terjadi di dunia nyata🙁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!