NovelToon NovelToon
Mahligai Cinta Zeda Humaira Emerson

Mahligai Cinta Zeda Humaira Emerson

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Perjodohan / Cintamanis / Aliansi Pernikahan / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:10.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: SkySal

SEQUEL LENTERA DON GABRIEL EMERSON

Meskipun menikah atas dasar perjodohan, Zeda Humaira Emerson dan Arsyad Ibrahim menjalani pernikahan dengan cinta yang tulus.
Arsyad adalah seorang pria yang sholeh, pintar, dermawan, pendiri sekolah TK gratis, dan tentu Arsyad juga sangat tampan, tidak ada alasan bagi Aira untuk menolak perjodohan itu.
Cintanya pada Arsyad tumbuh semakin besar saat Arsyad tak mempermasalahkan Aira yang tak kunjung hamil setelah 5 tahun pernikahan mereka berjalan.
Namun, Aira tertampar sebuah kenyataan pahit saat ia menemukan fakta, bahwa sang suami telah menikah lagi dengan salah satu guru TK-nya, bahkan istri kedua suaminya itu kini tengah mengandung.

Sementara Arsyad, ia sangat mencintai Aira lebih dari apapun, Aira adalah wanita muslimah yang begitu taat pada agama, orang tua, dan suami. Namun, ia terpaksa menduakan Aira karena sebuah alasan yang tak bisa ia tolak.
Apakah karena Aira yang tak kunjung hamil?
Atau ada alasan yang lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SkySal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MC Zeda Humaira #1 - Cinta Manis

Kehidupan pernikahan yang Aira jalani sesuai dengan apa yang ia impikan selama ini, cinta suami yang begitu besar, di perlakukan bak ratu, mertua yang sangat pengertian juga penuh kasih sayang, yang membuat Aira merasa hidup dengan orang tuanya sendiri.

Namun ada satu kekurangan besar yang membuat Aira selalu merasa kesepian, kosong, dan sedih setiap malam. Kehadiran seorang anak, yang begitu ia impikan, namun tak kunjung menjadi kenyataan, bahkan setelah Aira menunggu selama 5 tahun.

Tiada malam yang ia lewati tanpa berdo'a dengan sepenuh hati pada sang maha kuasa, agar ia di kasihani dan di karunia seorang anak, yang akan menyempurnakan pernikahan mereka.

Namun sepertinya, Tuhan masih menyukai alunan do'a Aira dan Tuhan ingin melihat kesabaran Aira lebih lagi sehingga sang Khaliq belum memberinya buah hati.

Aira begitu iri saat melihat wanita yang seusia dengannya sudah memiliki anak yang lucu dan pintar. Seperti sahabatnya, Hulya, yang saat ini sedang merayakan ulang tahun putrinya yang berusia 3 tahun.

Namanya Jihan, anak yang cantik, pintar, menggemaskan. Aira memberinya hadiah sejadah, mukena dan tasbih lucu yang semuanya di beri nama Jihan.

"Kau baik-baik saja?" Aira terperanjat saat tiba-tiba sang suami merangkul pundaknya.

"Hulya sangat beruntung, di karunia seorang putri yang sangat cantik, Jihan seperti malaikat kecil yang menyempurnakan hidup Hulya," kata Aira dengan suara lirih kemudian ia mendongak, menatap suaminya dengan sendu. "Aku jadi tidak sabar, Mas. Kapan Allah akan mengabulkan do'aku, ya?"

"Segera, Sayang," jawab Arsyad sembari menatap mata sayu sang istri.

Cahaya cinta yang Aira pancarkan dari matanya  selalu berhasil membuat hati Arsyad menghangat laksana sinar mentari di pagi hari. Namun mata yang sama juga memancarkan kesedihan setiap kali Aira membicarakan tentang buah hati, yang membuat Arsyad juga sedih tapi ia tak tahu harus berkata apa.

Arsyad mengecup pelipis istrinya yang terbalut kain cadar itu dengan lembut, Arsyad tahu, sang istri sangat merindukan kehadiran seorang anak, begitu juga dirinya. Namun mau bagaimana lagi? Ikhtiar terbaik telah mereka lakukan, kini meraka hanya bisa pasrah pada sang Khaliq.

"Apa kita bisa pulang sekarang, Mas? Aku ingin masak untuk makan malam," tukas Aira dan Arsyad pun mengangguk.

"Iya, kita pamitan dulu sama Hulya dan Fahmi," ujar Arsyad sembari membawa Aira menemui Fahmi juga Hulya.

"Kami rasa kami harus pulang, Hulya," tukas Aira dengan sedikit penyesalan karena ia tak bisa menunggu sampai pesta usai.

"Nggak apa-apa, Aira. Terima kasih banyak sudah hadir, Jihan suka banget hadiah dari kalian," kata Hulya dengan antusias.

"Alhamdulillah kalau dia suka, semoga dia jadi lebih semangat lagi belajar sholatnya," jawab Aira sambil tersenyum di balik cadarnya.

"Baiklah, kami pulang dulu, Assalamualaikum," ucap Arsyad kemudian.

"Waalaikum salam." Hulya dan Fahmi menjawab secara bersamaan.

"Mereka pasangan yang sempurna, bukan? Pria sholeh dan wanita sholehah, bahkan setelah beberapa tahun mengenal Aira, tidak pernah sekalipun dia mendongak saat bicara sama aku," tukas Fahmi yang langsung mendapatkan hadiah cubitan dari sang istri.

"Kamu mau dia menatap kamu, begitu?" Sinis Hulya yang membuat Fahmi terkekeh.

"Nggak, Sayang. Dia itu bidadarinya Arsyad, sedangkan bidadariku, ya kamu."

"Gombal!"

"Serius!"

...***...

Meskipun di rumah, Aira selalu memakai pakaian syar'i namun ia melepas cadarnya. Aira sudah terbiasa sejak kecil seperti ini, tak perduli apakah di rumah ada orang atau tidak.

Dan ini adalah salah satu hal yang paling di sukai oleh Arsyad dari istri tercintanya itu.

Saat ini, Arsyad dan Aira sedang membuat makan malam, sesekali keduanya bercanda ria, tertawa bersama, dan tak jarang bermesraan yang membuat wajah Aira merona, tentu jika tak ada mertuanya di rumah.

Saat Aira sedang sibuk menggoreng ikan, tiba-tiba Arsyad datang mencolek pipi Aira menggunakan jarinya yang terkena tepung.

"Mas...." tegur Aira sembari mengusap pipinya namun Arsyad justru kembali menjahili istrinya itu. "Aduh, Mas. Nanti ikannya gosong," tukas Aira kesal

"Sayang, kok kamu nggak marah aku jahil begini?" Tanya Arsyad yang membuat Aira melongo.

"Ini aku sudah marah sama kamu, Mas Arsyad Ibrahim," ucap Aira penuh penekanan.

"Oh ya? Tapi kok suara kamu tetap lembut meskipun kamu marah? Wajah kamu juga masih cantik, mana marahnya?" Tanya Arsyad sembari mencubit kedua pipi Aira dengan gemas.

Kecantikan yang Aira miliki tidak akan pernah berubah, akan selalu sama di mata Arsyad seperti saat pertama kali ia melihat wajah sang istri di malam pernikahan mereka.

Aira akan selalu cantik, bukan hanya karena ia memiliki mata yang indah, hidung yang mancung, ataupun kulit yang putih. Melainkan karena Aira selalu menjaga pandangannya, tutur katanya dan juga adabnya sebagai seorang muslimah. Sehingga kecantikannya selalu terpancar dengan sempurna.

"Mas, aduh. Sakit," gerutu Aira namun kemudian ia tertawa saat melihat hidung Arsyad juga terkena tepung.

"Tuh, kamu juga kena tepung," tukas Aira kemudian sembari membersihkan hidung suaminya itu dengan lembut.

"Aira...." Arsyad memanggilnya penuh cinta, selalu seperti itu, dan selalu berhasil membuat Aira melayang.

Arsyad meletakkan kedua tangannya di pinggang ramping sang istri yang selalu di tutupi dengan baju longgar, Arsyad menarik Aira mendekat hingga tubuh keduanya saling bersentuhan. Tatapan Arsyad begitu dalam, terasa menusuk ke hati Aira.

"Aku sangat mencintaimu, Sayang. Sama seperti kamu yang akan selalu sempurna di mataku, seperti itu juga cinta di hatiku akan selalu sempurna untukmu."

"Mungkin akan lebih sempurna jika aku bisa memberikan anak untukmu, Mas Arsyad," lirih Aira sedih.

"Dengan atau tanpa seorang anak, pernikahan kita sudah sempurna." jawaban Arsyad selalu seperti ini, yang membuat Aira senang tapi juga merasa bersalah. "Ini bukan salahmu, apakah kita akan punya anak atau tidak, itu di luar kendali kita, Sayang. Yang perlu kita lakukan hanya ikhtiar," ujar Arsyad yang membuat hati Aira menghangat.

Dengan malu-malu, Aira mengecup bibir suaminya itu sekilas sebelum akhirnya ia memalingkan wajahnya yang sudah pasti merah merona itu.

Arsyad terkekeh, ia menarik Aira dan membalas kecupan itu, namun tentu lebih lama dan lebih lembut. "Sudah lima tahun, Sayang. Apa kamu masih malu-malu hanya untuk sekedar mencium bibir suamimu, hm?" goda Arsyad yang semakin membuat pipi Aira terasa panas.

"Mas, aku...."

"Kalian sedang apa?" ucapan Aira terpotong saat ibu mertuanya datang menganggu. Aira langsung menjauh dari Arsyad dan kembali menyibukan diri dengan acara masak memasaknya, sementara Arsyad justru tertawa melihat sikap malu-malu kucing istrinya itu.

"Masak, Ummi," jawab Arsyad kemudian dan Ummi Ridha pun hanya tersenyum melihat kelakuan anak dan menantunya itu.

...TBC......

1
Uti Enzo
Luar biasa
Mamaayu
emang dasarnya ulet bulu si anggun
Mamaayu
bagus Aira,,
Mamaayu
ternyata oh ternyata Arsyad,, sama saja..
Silvi Vicka Carolina
seharusnya cowok yang di adopsi tar waktu nikah ketahuan de ....bin nya sapa ...gak mikir kalo mau adopsi
Silvi Vicka Carolina
enak bgt di lakinya ....lumayan ktnya ....bukan cinta tapi gak nolak ...eman di anggurin ...kucing di dikasih ikan ya gak nolak ....
Silvi Vicka Carolina
rasany sesek bgt ya ....susah mau komentar apa ...mangkel iya marah iya ...wui campuk aduk hatiki
Rita Syahrudin
Lumayan
Nanik Winarni
Luar biasa
Nanik Winarni
Lumayan
Jana Zyan
jangan dibikin balikan, . . klo balikan, ya udah skip
Jana Zyan
hemmm. . .. bau bau konflik
Noerlina Akbar
Lumayan
Noerlina Akbar
Kecewa
Jie Fitri
Luar biasa
Rina
teriak via thor bkn teriak aira
Rina
dasar babi
Rina
setuju
asya yussi
cerita menarik tak dapat dijangka... Tahniah thor
asya yussi
cerita lain dari yang lain .. unexpected.. Tahniah author
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!