Menjadi anak broken home bukanlah cita2 seorang gadis bernama Arlita Mahesa membuatnya menjadi pribadi yang tertutup tidak mempercayai yang namanya cinta,baginya cinta hanyalah kata-kata klise
Hingga seseorang telah membuatnya berubah dia adalah seseorang yang bernama Pramudya Gilang Perdana"Aku akan buktikan bahwa cinta itu indah" ucapnya
"Tunjukan aku hanya ingin bukti bukan ucapan" ucapku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Airina Nu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2.Kedatangan sang pemilik restoran
Bel berbunyi menandakan semua murid untuk pulang.
Lita memasukan peralatan sekolah kedalam tasnya dan bersiap untuk pulang.
"Lita kita nongkrong di kafe deket sekolah yuk,Elo kan sudah lama gak ikut kita" ucap Nola dan Tea dengan raut muka memelas biar mereka bisa membujuknya..
"Maaf bestie gue gak bisa, kan gue harus kerja,mungkin lain kali,oke." balasnya sambil merangkul kedua temennya keluar dari kelas.
"Janji ya,lain kali kita hang out bersama".
" Iya gue janji".
Kedua temannya tersenyum senang sambil melanjutkan langkah mereka menuju tempat parkir lalu mereka berpisah.
Lita melangkah keluar gedung sekolah menuju Halte untuk menunggu Mobil Angkot.
Dari kejauhan ada seseorang yang sedang memperhatikannya di dalam Mobil Sport,siapa lagi kalau bukan pengagum setianya "Pramudya Gilang Perdana".
Lita menaiki Mobil Angkot untuk pulang ke rumah dulu untuk mengganti baju seragam sekolah,lalu setelah itu dia berangkat kerja.Hampir 15 menit Dia pun sudah sampai di rumah.
"Assalamu'alaikum!" ucapnya setelah membuka sepatu dan masuk kedalam rumah.
"Wa'alaikumsalam!" ucap Mutia sang adik.
"Ibu pulang Dek?" tanyanya pada adiknya.
"Belum Kak mungkin sebentar lagi!" jawab Mutia.
Arlita masuk ke dalam kamarnya.Setelah mengganti seragam sekolah berganti memakai Baju Kaos lengan pendek dan celana levis.Lalu dia melangkah keluar kamar sambil membawa tas ranselnya.
"Kakak berangkat kerja dulu". pamitnya kepada adiknya yang melihat kearahnya.
"Tidak makan dulu Kak?" tanyanya.
"Tidak sempat Dek,ini saja sudah terlambat.Kakak berangkat dulu ,Assalamualaikum".
"Iya kak.Wa'alaikumsalam,
hati-hati dijalan Kak".
"Iya." ucapnya sambil melangkah keluar rumah karena ojek online sudah menunggunya.
Sementara ditempat yang berbeda kesibukan sangat-sangat terlihat,mulai dari yang sibuk bersih-bersih dan juga kegiatan lainnya.
Arlita memasuki gedung Restoran mewah itu,matanya memperhatikan keadaan sekitarnya.Dalam hatinya bertanya-tanya
"Apa mungkin mau ada acara party lagi,kok semuanya terlihat sibuk".ucapnya dalam hati.
"Lita kamu sudah datang?" tanya Mba Hera sambil menghampirinya.
"Ya Mba, maaf Aku telat". balasnya.
"Oke no problem,dimaafkan!" ucapnya.
Arlita tersenyum senang
"Cepatlah Kamu ganti seragam terus langsung ikut kerja,karena hari Bos besar mau datang."ucapnya lagi.
"Baik Mba!" ucap Lita sambil melangkah ke ruang ganti.
Setelah selesai Lita ikut berkumpul berdiri berjajar bersama teman-teman nya yang seprofesi dengannya.
Sebuah Mobil Spot berwarna merah berhenti tepat didepan pintu masuk Restoran.
Pintu Mobilnya terbuka,keluarlah sosok laki-laki tampan dan disambut oleh Manager Restoran Pak Teguh dan Para Staf yang lain.
"Selamat Datang Tuan Muda!" sambutnya
"Terima kasih semua telah menyambut kedatangan saya." balasnya lalu melangkah masuk kedalam Restoran.
"Ya.. ampun gantengnya".ucap Rea melihat sosok bosnya terkagum-kagum.
Lita melihatnya,alangkah terkejut Dia ternyata pemilik Restoran tempatnya bekerja adalah murid baru disekolah dan juga yang mengadakan party semalam.
Dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya,seakan-akan tidak percaya.
" Oh My God."ucapnya dalam hati.
Acara perkenalan pun telah selesai,kini semua karyawan di Restoran sudah kembali bekerja.
Sementara di dalam ruang kerjanya seseorang sedang memeriksa beberapa berkas tentang Data keuangan.
Disela kesibukannya Laki-laki itu menelpon bagian dapur untuk menyiapkan makan siang untuknya.
Lalu Dia juga menyuruh karyawan yang bernama Arlita untuk segera mengantarkan pesanannya ke Ruangannya.
"Lita." panggil Mba Hera
"Ya Mba."ucapku sambil mendekatinya.
" Kamu dipanggil tuh sama Bos!" ucapnya.
"Aku Mba." ucapku terkejut
"Iya kamu Arlita,memangnya yang namanya Arlita ada berapa? balasnya.
"Aku takut dipecat Mba,nanti nasibku gimana". ucapku khawatir.
"Kamu jangan berprasangka buruk dulu,sudah sana anterin makan siang buat Bos jangan sampai telat".
"Baiklah Mba".jawabku lesu.
Aku melangkah kearah dapur untuk mengambil troli yang di atasnya sudah disiapkan dengan aneka makanan yang tersaji diatasnya.Ku dorong troli menuju keruangan sang bos dengan hati yang was-was.
"Mungkinkah hari ini terakhirku bekerja." pikirnya
Didepan ruangan
"Tok..tok..tok!" suara pintu diketuk
"Masuk." ucap seseorang dari dalam.
Arlita membuka pintu lebar-lebar dan mendorong Troli yang berisi makan siang dan menutup pintunya.Sekilas Aku melihatnya.Dia terlihat begitu sibuk membaca beberapa berkas.
"Maaf Pak,mau diletakkan dimana makanannya?" tanya ku yang masih berdiri untuk menerima perintahnya.
"Letakan saja dimeja itu". ucapnya sambil merapihkan berkas-berkas dimeja kerjanya.
"Baik pak". ucapku sambil meletakan makanan di atas meja.Setelah selesai aku berniat untuk pergi tapi langkahku terhenti karena mendengar dia berbicara.
"Mau kemana kamu?" tanyanya sambil melangkah menuju sofa.
"Saya mau kembali kerja pak". ucapku.
"Duduk disini!" ucapnya.
"Tapi...!" ucapku bingung.
"Temani Saya makan siang".
Aku hanya terdiam.
"Cepatlah,duduk disini".ucapnya dengan suara sedikit tinggi.
Aku masih berdiri ditempat.
"Kenapa masih berdiri?" tanya sambil menatapku.
"Saya tidak dipecat kan Pak?"
tanyaku tiba-tiba.
Dia tersenyum smirk."kemungkinan besar iya!"
Aku terkejut mendengarnya.
"Anda serius Pak? Harus cari kerja lagi".batinku berucap.
"Tapi,itu jika kamu tidak nurut sama perintah saya". ucapnya.
"Baiklah,asalkan saya tidak dipecat!" ucapku pasrah.
"Duduklah temani saya makan." perintahnya kemudian.
"Baik pak".ucapku dan ikut duduk di sofa berhadapan dengannya.
Dia melihat ke arahku.
" Makanlah yang banyak,aku tahu kamu belum makan siang kan".
Aku hanya menganggukkan kepalaku tanda iya.
"Dari mana dia tahu kalau aku belum makan,apakah dia seorang cenayang."batinku berkata.
"Kenapa,apa ada yang Kamu pikirkan?" tanyanya selesai makan.
"Tidak ada Pak Saya hanya merasa ini tidak pantas berada disini dengan Anda,saya inikan karyawan Anda bukannya kerja malah makan siang bersama Anda". ucapku.
" Anggap saja sekarang kamu sedang kerja". ucapnya.
"Kerja,Saya kan tidak lagi kerja orang cuma temenin Bapak makan.Nanti yang ada gaji saya berkurang ."ujar ku ceplos
Aku menutup mulutku dengan kedua tanganku.
Laki-laki itu tertawa kecil.
"Kamu tidak usah khawatir,gaji Kamu tidak akan dipotong percaya sama saya kan Bosnya ini juga bagian dari pekerjaan".ucapnya
Gadis itu terdiam.
" Satu lagi mulai hari ini jangan panggil saya dengan panggilan Pak,kesannya saya ini sudah tua banget".
"Maksud Anda apa?" tanyaku bingung.
"Kita ini seumuran,jadi lebih baik kamu panggil Nama aja". pintanya sambil melihat kearah ku.
"Saya tidak bisa Pak,Anda kan Bos masa saya harus panggil dengan Nama saja".
"Hanya kalau kita lagi berdua saja seperti ini juga pada saat berada disekolah, bagaimana?"ucapnya
Sejenak Gadis itu berpikir lalu menganggukkan kepala tanda setuju.
Dia tersenyum,"Ya ampun baru lihat dia tersenyum saja sudah buat hati ini tidak karuan,rasanya ada yang aneh gitu!"batinku berbicara.
"Mulai sekarang kita ganti bahasanya,mulai dari saya menjadi aku dan Kamu bisa juga panggil aku dengan panggilan Pram saja". pintanya.
Setelah lama berpikir akhirnya Aku berucap "Baiklah."
Akhirnya kami melanjutkan makan siang yang tertunda.
sesekali aku meliriknya,makan berdua seperti aku merasa seperti pasangan suami istri,padahal kenyataannya kami baru 2 kali bertemu.Pertemuan pertama di acara party semalam dan yang kedua disekolah.
"Dunia sempit sekali bukan". pikirku.
"Terima kasih,sudah temani aku makan siang." ucapnya.
"Sama-sama."balasku sambil merapihkan tempat makan
dan menaruhnya di atas troli.
Aku melihat Pram melangkah kembali ke meja kerjanya.Dia melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.
bersambung