Anandita putri Yasmin tidak menyangka akan mengalami kejadian yang tak terduga malam itu.
Karena sebuah kesalah pahaman dengan pemuda bernama Gavin putra Bagaskara mereka berdua harus menanggung konsekuensi dinikahkan malam itu juga oleh penduduk kampung karena dikira melakukan perbuatan asusila.
Anandita baru tahu setelah mereka menikah bahwa Gavin adalah murid disekolah tempat dia mengajar.
Bagaimanakah kisah perjalanan cinta mereka,akankah hubungan yang dimulai oleh sebuah salah paham bisa menjadi langgeng.
Silahkan dibaca reader tercinta semoga karya autor yang ini bisa menjadi teman kehaluan kalian.
Jangan lupa untuk meninggalkan like dan komen agar autor semangat untuk updatenya nanti.
Happy Reading reader semua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2.Suami dadakan.
Setelah melakukan perjalanan selama satu jam dengan Anandita sebagai penunjuk arah akhirnya Anandita sampai juga dirumahnya.
Setelah pemuda itu menghentikan motornya Anandita segera turun dari motor milik pemuda itu.
"makasih udah ngantar aku pulang"ucap Anandita sambil berjalan kedepan pintu rumahnya,bermaksud untuk masuk kedalam
"biar aku saja"ucap pemuda itu sambil mengambil kunci yang ada ditangan Anandita.
Anandita hanya membiarkan saja saat pemuda itu masuk kedalam rumahnya setelah berhasil membuka kunci pintu rumahnya.
"ini rumahmu"tanya si pemuda pada Anandita,sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangtamu mungil di rumah Anandita.
"iya.silahkan duduk"Anandita mempersilahkan si pemuda untuk duduk di sofa yang ada diruang tamu itu.
"em"pemuda itu hanya bergumam sambil
menjatuhkan tubuhnya diatas sofa ruang tamu.
"kau mau minum sesuatu"tanya Anandita berusaha bersikap ramah pada pemuda itu.
"tidak usah aku mau langsung istirahat saja"jawabnya sambil merebahkan tubuhnya yang tinggi itu disofa yang ada diruang tamu rumah Anandita.
Mendengar apa yang dikatakan pemuda itu Anandita terkejut.
"Apa!kau mau tidur dirumahku"
"ya"jawab pemuda itu sambil memalingkan wajahnya kearah dinding dengan memakai tangannya sebagai bantal.
"kau gila,bagaimana kalau ada yang tau kau tidur dirumahku dan menggerebek kita"
"biarkan saja"
"apa maksudmu"ucap Anandita marah sambil berjalan mendekat ke sofa tempat pemuda itu merebahkan tubuhnya.
"kau lupa sekarang kita sudah menikah dan aku adalah suamimu"
Anandita terhenyak mendengar apa yang dikatakan oleh pemuda itu,dia benar benar telah melupakan status mereka tadi.
"atau perlu kuingatkan dengan cara lain supaya kau ingat tentang status kita"ucap pemuda itu lalu bangun dari sofa dan berdiri di hadapannya, membuat Anandita harus mundur agar wajah mereka tidak saling bersentuhan.
"kenapa"ucap pemuda itu karena melihat Anandita mundur beberapa langkah kebelakang.
"itu.."Anandita bicara sambil menundukan wajahnya"bisakah kita tidak melakukannya malam ini.."ucap Anandita semakin menundukan wajahnya.
karena mengatakan hal itu membuat wajahnya memerah dan itu pasti dilihat oleh si pemuda yang berdiri sangat dekat dihadapannya.
"kenapa,kau tidak sedang dapat tamu bulanan kan"
"bukan..."Anandita semakin gugup mendengar pertanyaan yang dilontarkan si pemuda,
Itu mungkin memang pertannyaan biasa.
Bahkan profesinya sebagai guru biologi itu merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan pada murid muridnya,tapi saat mendengar seorang pemuda yang menanyakan masalah itu secara terang terangan dihadapannya, membuat Anandita merasa sangat malu.
"lalu..."pemuda itu bicara sambil melangkah semakin mendekat kearah Anandita membuatnya semakin gugup.
Sehingga secara reflek Anandita memundurkan lagi tubuhnya kebelakang, sampai menabrak meja tamu yang ada dibelakangnya.
Hampir saja Anandita terjatuh kebelakang kalau saja pemuda itu tidak segera meraih tubuh Anandita dengan tangannya.
Tapi perbuatan si pemuda malah membuat tubuh mereka menempel hal yang dihindari Anandita sejak tadi.
"kau suka sekali menjatuhkan dirimu,atau kau memang sengaja melakukannya untuk mengodaku"pemuda itu bicara tepat ditelinganya,sehingga nafas hangat dari si pemuda membuat tubuh Anandita jadi merinding.
Anandita tidak bisa lagi bicara untuk membalas perkataan si pemuda karena lidahnya terasa kelu.
posisi mereka yang sangat dekat membuat Anandita merasa nafasnya menjadi sesak seolah oksigen yang dihirupnya berpindah menjadi milik si pemuda.
Apalagi saat wajah pemuda itu hanya berjarak beberapa centi lagi dari wajahnya,membuat Anandita secara reflek memejamkan matanya,karena tak sanggup lagi beradu pandang dengan pemuda itu,yang membuat tubuhnya meremang mengiginkan sesuatu untuk pemuda itu lakukan padanya.
Melihat Anandita menutup matanya pemuda itu tidak menyia nyiakan kesempatan untuk segera mencicipi bibir indah dihadapannya yang sangat menggoda untuk segera di *****.
Anandita hanya diam saja saat dirasakannya bibir pemuda itu menempel dibibirnya,dia bingung harus melakukan apa karena ini adalah ciuman pertamanya.
Melihat Anandita tidak membalas ******* bibirnya pemuda itu mengubah taktik ciumannya menjadi gigitan gigitan kecil dibibir indah Anandita agar dia mau membuka mulutnya,dan benar saja Anandita mulai membuka mulutnya. jadi pemuda itu segera memasukkan lidahnya kedalam mulut Anandita dan mulai bermain disana
Awalnya Anandita hanya diam saja tapi lama kelamaan dia mulai memainkan lidahnya membalas permainan lidah si pemuda didalam mulutnya,lama mereka melakukan pergumulan mulut,sampai paru paru mereka seakan kosong oleh oksigen barulah mereka menghentikan pagutan itu.
"masuklah"ucap si pemuda pada Anandita,dengan nafas masih memburu akibat ciuman panas mereka barusan.
Anandita hanya memandang bingung pada pemuda dihadapannya itu.
"masuklah"ulang pemuda itu padanya,sambil melepaskan tubuh Anandita yang masih dalam pelukannya dan menyuruhnya masuk kedalam kamar tidur.
"kau.."
"aku akan tidur diruang tamu malam ini"ucap pemuda itu sambil kembali kesofa dan mulai merebahkan tubuhnya disana.
"ya"jawab Anandita lalu masuk kedalam kamar tidur dan menguncinya.
Sampai didalam kamar Anandita memandang dirinya dicermin meja rias miliknya.
Ditatapnya bibirnya yang baru dicium oleh pemuda yang sudah jadi suaminya itu.
Ternyata seperti itu rasanya berciuman lebih nikmat dari pada hanya membaca di novel pikirnya sambil tersenyum kecil.
tapi kembali dia teringat sesuatu,mereka sudah menikah,sudah tinggal serumah bahkan sudah melakukan kontak disik walaupun hanya berciuman tapi itu juga termasuk kontan fisik,gumamnya pada diri sendiri,tapi dia melupakan sesuatu,dia lupa menanyakan siapa nama orang yang sudah jadi suaminya itu,bagaimana ini,gumamnya dengan gusar.
untuk bertanya sekarang tidak mungkin,karena siapa tau dia sudah tidur jadi Anandita memutuskan untuk menanyakannya besok pagi saja sebelum dia berangkat bekerja.
*****
Pagi harinya*
Entah sudah suara alaram yang keberapa sebelum Anandita akhirnya terbangun dari tidurnya.
Dilihatnya jam diponselnya,pukul 06.50 wib.
oh sial aku kesiangan,dia langsung bergegas kekamar mandi yang ada diluar kamar tidurnya, dan segera menyiram tubuhnya dengan gayung kemudian menggosok tubuhnya dengan sabun sebentar dan membilasnya,kemudian tidak lupa Anandita menyikat giginya secara kilat.
hanya 5 menit mandi tersingkat yang pernah dilakukannya selama ini.
Kemudian dipilihnya baju yang paling nyaman dipakainya untuk bergerak,yaitu sebuah kemeja warna biru gelap dan celana panjang berwarna abu pucat
Anandita mengikat keatas rambutnya agar tidak rusak saat dia berangkat pakai ojek online nanti,karena tidak mungkin dia pergi kesekolah menggunakan angkutan umum jam segini.
Disambarnya tas kerja yang ada diatas meja,kemudian dia bercermin sebentar sambil menunggu ojek pesanannya datang.
Sudah siap ucapnya dicermin sambil memoles lipglos dibibirnya yang berwarna pink.
Dia keluar saat mendengar suara klanson tukang ojek yang sudah menunggunya didepan,segera diambilnya kunci rumah dan bersiap untuk mengunci pintu itu,tapi tiba tiba dia seperti melupakan sesuatu.
Apa pikirnya sebelum benar benar menutup pintu rumahnya.
"Oh,tuhan aku melupakan suamiku",pikirnya sambil menepuk jidadnya sendiri.
seandai di balik, gavin yang marah tidak jelas karena omongan orang lain, dan minta cerai pada anadita, dia terus marah, membentak apakah kau akan anggap juga itu masalah biasa apakah kau juga akan adil jika membuat malah mengemis cinta seandai diperlakukan gitu oleh gavin
stop selalu menganggap kesalahan pemeran utama wanita (sudut pandangmu) adalah hal biasa dan tidak perlu dibesarkan
karena fakta nya yang dilakukan anadita adalah kesalahan serius dan fatal
*karena orang lain suami yang kena imbasnya
*minta cerai, fatal dan laknat
*marah, membentak, kurang ajar, dan durhaka,
*mau pergi dari rumah
ini semua sudah kesalahan serius,
begitu aja thor jika kau diperlakukan kayak gitu oleh suamimu, hanya karena omongan orang lain suami marah2, membentak, dan minta cerai dan mau pergi dari rumah apakah kau Terima begitu saja
thor jadi wanita jangan selalu hanya melihat sudut padang istri saja karena itu membuat kau sangat egois, lihat juga sudut pandang pria (suami)
sampai disini pahamkan
Gimana klo tengah malem cello kebangun 😁