Ketika cinta harus diakhiri karena syarat dari kedua orang tuanya yang mendambakan seorang menantu hafiz Al'quran.
Dan aku terpaksa menikah dengan perempuan lain yang tidak aku cintai karena hutang jasa.
Bagai mana kelanjutannya simak ceritanya di novel. CINTA TERHALANG 30 JUZ AL'QURAN.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33. Opersi
Safira melangkah kemeja administrasi, dengan tabungan yang tersisa empat juta lebih itu, dia membayar biaya operasi suaminya.
"Mbak, biaya operasi suami Mbak itu 12 juta, sedangkan Mbak hanya punya uang 4 juta, masih banyak kurangnya." Ujar petugas administrasi pada Safira.
Safira tentu saja malu, selain itu dia juga sedih, karena tidak cukup uang untuk membayar biaya operasi suaminya.
"Sus, bisa gak sisanya nanti aku bayar, aku harus mencari uangnya dulu." Minta Safira dengan wajah sendunya.
"Iya Mbak, bisa, tapi Mbak harus tanda tangan surat ini dulu." Ujar petugas itu menyodorkan secarik kertas pada Safira.
Safira segera menanda tangan surat itu. Setelah itu dia langsung keruangan Ariel.
Saat Safira sampai disana, ternyata Ariel sudah dibawa keruang operasi. Safira segera keluar dari ruangan itu, dia melihat ada seorang suster sedang berjalan kearahnya.
"Sus, apa suster tau, kemana pasien diruangan ini dibawa ?" tanya Safira.
"Oh, pasien yang bernama Nazriel sudah dibawa keruang operasi Mbak." Jawab suster itu.
"Mbak jalan aja lurus, ruang operasinya ada diujung lorong ini." Suster memberitahu Safira.
"Iya sus, terimakasih." Safira langsung melangkahkan kakinya keruang operasi.
Safira duduk dikursi yang tersedia didepan ruang operasi, matanya masih berkaca, hatinya gelisah, perasaannya tidak tenang.
Selain dia was-was dengan Ariel yang sedang berada diruang operasi, dia juga kepikiran soal biaya operasi yang belum lunas.
Safira berpikir keras, dimana dia bisa mendapatkan uang dalam waktu dekat untuk melunasi rumah sakit.
Disaat dia sedang kalut dalam pikirannya, Pak Imran Bapaknya menyapa dirinya.
"Fira, kenapa kamu melamun ?" tanya Pak Imran pada Putrinya itu yang sedang melamun.
Fira mendongak, dia melihat ternyata yang datang bukan hanya Bapaknya, tapi Ibuknya juga, namun Fira bingung dengan dua lelaki tampan ya g berdiri dibelakang Ibunya.
Deril dan Re terpesona melihat Fira, dari matanya saja Deril dapat memastikan kalau Fira itu cantik.
Perempuan yang bercadar, bukan hanya Fira, Re dan Deril sudah terbiasa bertemu dengan wanita bercadar seperti Fira.
Re dan Deril sudah bisa menilai dan juga melihat kecantikan seseorang dibalik cadar.
Melihat, kulit, mata dibalik cadar, Deril sudah bisa menebak kalau Safira itu sangat cantik, bola matanya begitu indah, walaupun dia baru selesai menangis.
Melihat gelagat bingung dari Fira Pak Imran langsung mengenalkan Deril dan Re pada Fira.
"Nak, kenalkan, ini Nak Deril, dia Kakaknya suami kamu, dan Ini Nak Re, dia temannya suami kamu." Pak Imran mengenalkan Deril dan Re pada safir.
"Nak Deril, Nak Re, Ini Putri Bapak, dia istrinya Ariel, ceritanya seperti yang sudah Bapak ceritakan tadi sama kamu."
"Kakaknya mas Nazriel, mas Nazriel masih punya keluarga ?" tanya Fira, dia tidak menyangka kalau suaminya masih punya keluarga.
Safira juga melihat, dari segi pakaian dan gaya serta cara berbicara, sepertinya Deril bukan orang sembarangan.
Safira dapat memastikan kalau Deril orang kaya, berarti suaminya juga orang kaya, seharusnya Safira senang, tapi dia malah sedih, dia mengira dirinya tidak pantas untuk Ariel jika benar Ariel adalah orang kaya.
Safira merasa dirinya sangat rendah, kalau Ariel orang kaya, sedangkan dirinya orang miskin, Safira juga takut kalau setelah ini Deril akan membawa Ariel kembali kerumahnya dan akan meninggalkan dia.
Deril mengangguk tersenyum, dia mendekati Safira dan memberi salam, namun tidak berjabat tangan, karena Re dan Deril paham betul dengan wanita bercadar.
"Benar, aku Kakaknya Ariel, suami kamu namanya Ariel, kami kehilangan dia sudah beberapa bulan, kai juga tidak berhenti mencari hingga Samapi saat ini, Alhamdulillah, Allah telah mempertemukannya."
Deril melanjutkan ceritanya lagi bagaimana Mamanya dan kondisinya saat kehilangan Ariel.
"Mama, mas Ariel masih punya Mama," Lirih Safira, namun dapat didengar oleh Deril.
"Iya, Mama sangat menyayangi Ariel, Ariel Anak yang manja, makanya saat kehilangan dia, Mama sangat terpukul." Ujar Deril lagi.
Safira terdiam, pikirannya Muali berkelana lagi, dia sudah menyukai Ariel, dan mungkin dia sudah jatuh cinta pada suaminya itu.
Namun Safira, takut kalau Ariel dan keluarganya tidak menginginkannya, apalagi mengingat mereka menikah karena warga.
"Ya Allah, tambahkan hati hamba, andai nanti mas Ariel dan keluarganya tidak menginginkan aku, aku pasrah ya Allah." Gumam Fira dalam hatinya.
Biarpun Fira sedih dan takut, namun dia sangat bersyukur Tuhan telah mempertemukan Ariel dengan keluarganya.
Safira sudah pasrah apapun yang akan terjadi nantinya, dia harus siap andai Ariel menceraikan dirinya.
Pintu ruangan operasi terbuka, Safira, Safira langsung sigap menghampiri dokter yang keluar dari ruangan itu.
"Dok, gimana keadaan suamiku ?" tanya Fira sedikit takut. Bukan takut pada dokter, tapi Fira takut pada operasi Ariel suaminya.
Keheningan dan ketegangan sesaat terjadi didepan ruangan itu, semua orang tegang, apa lagi melihat dokter melirik mereka satu persatu.
Dokter menghela nafas, kemudian tersenyum, lalu berkata.
"Operasi berhasil, pasien, sudah tidak apa-apa, Sebentar lagi akan dipindahkan keruangan rawat."
Semua tersenyum lega, dan mengucap Alhamdulillah. Sedangkan Safira langsung berlutut dan mendongak, sembari menengadahkan kedua tangannya keatas.
"Terimakasih ya Allah, engkau sudah mengabulkan do'aku," Safira sangat bersyukur karena Ariel sudah berhasil dioperasi.
Tidak lama kemudian, Ariel dibawa keruang rawat, Ariel sampai saat ini belum sadarkan diri.
"Dok, kenapa suamiku belum siuman ?" tanya Safira setelah dirung rawat.
"Pasien masih dibawah pengaruh obat bius, beberapa jam lagi pasien akan bangun, Mbak tak perlu khawatir." Jawab dokter itu.
Deril menelepon Mamanya, dia ingin memberitahu wanita paruh baya itu, biar wanita itu tenang, dan juga meminta wanita paruh baya itu datang kerumah sakit.
"Dirumah sakit mana ? Mama akan segera kesana." Nyonya Rita sangat senang dan semangat, dia ingin segera bertemu Anaknya itu.
"Dirumah sakit xx Ma, Mama kalau datang kesini harus siapkan mental, Ariel sudah menyiapkan kejutan untuk Mama." Ujar Deril diteleponnya.
"Kejutan apa, kamu jangan mengada-ada." Repet Nyonya Rita.
"Ada aja, aku yakin Mama pasti senang dengan kejutan yang Ariel siapkan untuk Mama, aku dan Re aja sangat terkejut, ya udah Ma, aku matikan teleponnya ya." Deril langsung mematikan. Ponselnya setelah memberi salam.
Sementara diluar, Safira kebingungan memikirkan dimana dia harus mendapatkan uang untuk melunasi biaya rumah sakit.
Sedangkan Pak Imran dan Buk Siti, keduanya masih berada di musholla, begitu juga dengan Re.
Mereka baru saja menyelesaikan sholat dhuhur, sedangkan Safira setelah holat dhuhur dia langsung kembali kerumah sakit tadi.
Safira saat ini benar-benar bingung, dia berpikir keras gimana cara mendapatkan uang, agar bisa melunasi biaya rumah sakit untuk suaminya.
"Dimana aku harus meminjam, apa aku coba pinjam sama Bude aja atau Bibi Ima ya." Safira sudah mendapatkan ide, dia langsung mengeluarkan ponselnya.
Saat dia ingin menekan nomor Budenya, eh ternyata Budenya sudah menelepon duluan.
Safira langsung menjawab panggilan Budenya.
"Assalamualaikum."
Bersambung.
putus dri maya,,
Gm y reaksi ustad abal" itu..