Bratt Wilson, pria berdarah Inggris-Indonesia yang sudah menginjak usia 35 th. Diusianya yang sudah matang, Bratt memilih untuk tidak menikah. Karena trauma melihat kehancuran rumah tangga orangtuanya, membuat Bratt menganggap pernikahan hanya lah tempat untuk menambah masalah hidup.
Meski tidak menikah, Bratt masih bisa menyalurkan hasratnya dengan memakai jasa wanita bayaran.
Hingga akhirnya Bratt bertemu dengan Alea Andara. Rasa ingin memiliki Alea sangat lah besar meski Bratt tahu kalau Alea sudah memiliki suami.
Apakah rasa ingin memiliki itu hanyalah sekedar obsesi Bratt atau karena memang Bratt telah jatuh cinta pada Alea?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 : Pertemuan Pertama
Supercar berwarna hitam berhenti didepan lobi perusahaan Bratt Creative Digital.
Pria setengah bule, bertubuh tinggi dan atletis turun dari supercar hitam itu. Pria itu tak lain dan tak bukan adalah Bratt. Pemilik perusahaan Bratt Creative Digital.
Penampilan Bratt tidak seperti CEO-CEO pada umumnya yang memakai setelan jas formal dan dasi serta sepatu pantofel mengkilat.
Gaya pakaian Bratt ke kantor sangat lah casual dengan memakai jas semi formal dengan kaos di dalamnya serta celana berbahan jeans dan hanya menggunakan sneakers serta tak ketinggalan kacamata hitam yang menambah ketampanannya.
Dengan tangan yang ia masukkan kedalam saku celananya, Bratt berjalan memasuki gedung.
"Selamat pagi Tuan Bratt." Sapa satpam yang berdiri di depan pintu lobi.
"Pagi." Balas Bratt sambil melempar kunci mobilnya.
"Parkirkan mobil saya." Perintah Bratt.
"Baik Tuan." Balas Pak Satpam.
Bratt pun kembali melangkahkan kakinya menuju lift. Tak ada lift khusus untuk CEO, hanya ada dua lift dan semua karyawan termasuk Bratt menggunakan dua lift itu.
Gedung Bratt Creative Digital tidak terlalu besar dan hanya memiliki enam lantai. Maklum saja, namanya juga perusahaan yang baru berdiri sekitar lima tahun.
Ting. Pintu lift terbuka. Bratt pun masuk kedalam lift.
Karena melihat tidak ada lagi yang mau masuk kedalam lift, Bratt pun menekan tombol untuk menutup pintu.
"Tunggu!!!" Teriak seorang wanita sambil berlari ke arah lift. Bratt pun menekan kembal tombol membuka pintu.
Dengan satu paket berukuran sedang, wanita itu pun masuk ke dalam lift dengan nafas yang terengah-engah.
Wanita itu adalah Alea. Dia baru saja mengambil paket yang ia pesan secara online.
"Terimakasih." Ucap Alea. Alea belum menyadari kalau pria yang sedang bersamanya saat ini adalah Tuan Bratt.
Bratt melirik ke arah Alea.
"Apa kau baru mengambil paket?" Tanya Bratt.
Sontak Alea pun menoleh ke arah Bratt. Matanya pun membulat sempurna.
"Tu-Tuan Bratt." Kaget Alea.
"Lain kali kalau mau mengambil paket, kau bisa menyuruh OB untuk mengantarnya ke devisi mu. Kalau ada sepuluh paket, berarti sepuluh kali kau turun kebawah hanya untuk mengambil paket. Sungguh membuang waktu." Ucap Tuan Bratt datar.
"Maaf Tuan, ini pertama kalinya saya menerima paket di perusahaan ini."
"Apa kau karyawan baru?"
"Iya Tuan, baru enam bulan."
"Dari devisi apa?"
"Design grafis Tuan."
"Apa devisi design grafis sudah selesai membuat konsep untuk iklan facial wash?" Tanya Bratt.
"Sudah Tuan."
"Bagus. Katakan pada Zhinta satu jam lagi kita berkumpul diruang rapat." Ucap Bratt.
Ting. Pintu lift terbuka. Mereka sudah berada di lantai lima. Itu berarti Alea sudah sampai di lantai dimana devisinya berada.
"Saya duluan Tuan." Pamit Alea. Alea pun keluar dari dalam lift.
Setelah Alea keluar, Bratt pun menutup kembali pintu lift dan lift pun kembali naik ke lantai enam dimana ruangannya berada.
*
*
*
"Bu Zhinta, tadi Tuan Bratt berpesan satu jam lagi kita keruang rapat." Ucap Alea menyampaikan pesan yang Bratt katakan tadi padanya.
"Oh ya? Kok Tuan Bratt tidak ada menelpon saya."
"Saya bertemu Tuan Bratt tadi di lift." Jawab Alea.
"Oh." Mulut Zhinta membulat.
"Kau sudah siap kan presentase?" Tanya Zhinta.
"Sudah Bu." Balas Alea.
"Baguslah kalau begitu." Balas Zhinta.
Setelah menyampaikan pesan Bratt pada Zhinta, Alea pun melanjutkan langkah kakinya menuju meja kerjanya.
Ia tak langsung membuka paket yang ia pesan secara online itu dan malah menyimpan paket itu kedalam laci mejanya lalu menguncinya agar tidak ada orang jahil yang membuka paketnya itu. Karena isi paket itu adalah alat yang akan Alea pakai untuk memuaskan hasratnya.
*
*
*
Bersambung...