"Aku hanya mengganggap dirimu baby sitter. Setelah dia terbangun, saat itu juga kau angkat kaki dari rumah ini!!!" Filio Ar Januar.
"Pernikahanku terjadi dengan keterpaksaan, namun aku berharap akan berakhir bahagia. Aku mohon lihat aku sekali saja," Asilla Candrawinata.
Diharapkan membaca TERPAKSA MENIKAH season 3
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanzhuella annoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 02. Tanpa Tujuan
Didalam kamar Presidential hotel. Tampak kedua paruh baya, dengan wajah sulit diartikan. Bagaimana tidak mereka mendapati putra satu-satu serta penerus perusahaan "JANUAR GRUP" sedang tidur bersama seorang wanita yang tidak lain kekasihnya sendiri.
Hiks hiks hiks
Tangis histeris seorang wanita dipojok sana membuat Farres maupun Lyodra tergugu-gugu.
"Iyo bangun," teriak Farres dengan suara mengelengar.
Humm
"Bangun Iyo," timpal Lyodra tidak kalah tingginya.
Filio berusaha membuka kelopak matanya. Dan seketika wajah kedua orang tuanya menantang menyambut bangun pagi.
"Daddy, Mommy," Gumam Filio sontak kaget dengan kedatangan kedua orang tuanya. Dan seketika ia mendengar isak tangis seorang wanita dipojok sana, yang tidak lain adalah kekasihnya. "Sinta," seru Filio menyadari jika wanita itu adalah Asinta kekasihnya.
"Mommy kecewa kepadamu Iyo," kata Lyodra sembari terisak tanpa memandang Filio.
"Kami akan tunggu diluar, segera temui kami!" Ujar Farres seperti bentakan dengan pandangan sendu.
Tentu saja sikap dan raut wajah kecewa, marah dan sebagainya kedua orang tuanya membuat Filio sesak. Filio tau kemarahan Daddy dan Mommy atas perbuatan tak terpuji ini.
Hiks hiks hiks
Mendengar isak tangis membuat Filio tersadar dari lamunannya. Lalu ia bangkit menghampiri sang kekasih.
"Honey aku minta maaf," ujar Filio berjongkok merengkuh Sinta membawa kedalam pelukannya.
"Kamu jahat honey, kamu tega melakukan itu," lirih Asinta disertai isakan.
"Semuanya terjadi begitu saja, bukankah sebelum masuk kedalam kamar ini aku sudah menyuruhmu pergi? tetapi, ah sudahlah semuanya sudah terjadi," ujar Filio.
"Semudah itu kamu berkata honey? masa depanku sudah hancur honey," tangis Asinta dalam pelukan Filio.
"Aku, aku akan bertanggung jawab honey," kata Filio dengan nada tercekat.
Seketika bola matanya menangkap bercak noda darah di seprei, ya Filio tau jika itu adalah darah kesucian dari sang kekasih. Walaupun ia terpengaruh dari obat perangsang tetapi ia dapat merasakannya tadi malam.
"Kamu akan menikahiku?" tanya Asinta melepaskan pelukan itu lalu menatap wajah Filio intens.
"Iya aku akan menikahimu," jawab Filio dengan dada sesak.
"Tetapi saat ini karirku lagi naik daun honey, bagaimana mungkin kita akan menikah sekarang." Kata Asinta.
Perkataan atau seperti penolakan Asinta menampar bagi Filio. Wanita ini malah memikirkan karirnya yang menjadi model, bukankah jika ia sudah menjadi istri seorang raja pebisnis seperti Filio hidupnya sudah terjamin tanpa menguras tenaga karena kekayaan keluarga Januar tidak akan habis 7 turunan.
"Segera bersihkan dirimu. Daddy dan Mommy telah menunggu kita. Nanti kita bahas lagi dan mencari jalan keluarnya," ujar Filio sembari membantu Asinta bangkit dengan selimut melilit di tubuh polosnya.
Di ruang khusus Farres dan Lyodra serta kedua orang tua Asinta sedang menunggu kedatangan Filio dan Asinta, tanpa mengeluarkan suara.
Ceklek
Pintu terbuka
"Duduk kalian," ujar Farres dengan wajah datar.
Filio serta Asinta mengikuti perintah Farres dengan wajah menunduk.
"Mommy memang mendukung hubungan kalian tetapi bukan dengan cara seperti ini. Iyo apa didikan Mommy serta Daddy selama ini tidak berarti sama sekali? kamu memiliki dua Adik perempuan. Seharusnya kamu memberi contoh bagi Adik-Adikmu, sungguh Mommy kecewa kepadamu," ungkap Lyodra dengan wajah sendu.
Sungguh Filio sesak melihat wajah sedih sang Mommy. Tanpa disangka ia telah menorehkan luka kepada kedua orang tuanya.
"Apa rencana kalian?" tanya Farres.
"Aku akan menikahi Asinta tetapi ia menolaknya Dad," jawab Filio.
Lyodra sudah tau apa jawaban dari Asinta.
"Kenapa kamu tidak ingin di nikahi Nak?" tanya Farres ingin menyakini Asinta.
"Karirku saat ini lagi naik daun Om, maka dari itu aku menolak untuk menikah sekarang," jawab Asinta dengan sikap tenangnya.
"Sayang jika kamu hamil bagaimana?" tanya Mira kepada Asinta.
"Tetapi saat ini aku tidak bisa menikah dulu Mama. Karirku adalah segala-galanya," jawab Asinta tanpa disadari jika jawabannya membuat keluarga Januar syok. "Hmmm maksudku bukan begitu, jika impianku sudah tercapai kita akan segera menikah," imbuhnya menyempurnakan atas perkataannya tadi.
"Kamu memilih wanita yang salah sayang," batin Lyodra.
"Bagaimana menurut tuan Farhan?" tanya Farres kepada Papa dari Asinta.
"Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Jujur saja aku pribadi sangat terluka dengan perbuatan mereka. Anak perempuan yang sangat aku sayangi telah berbuat tidak senonoh," jawab Farhan seperti memojokkan Filio atas apa yang telah mereka perbuat.
"Aku minta maaf Om, semua ini diluar kendali. Aku dijebak tanpa sengaja meminum obat perangsang," ungkap Filio menceritakan secara singkat apa yang terjadi.
Deg
Atas cerita Filio membuat Farres maupun Lyodra saling memandang dengan raut wajah yang sulit diartikan.
"Apa kamu tau siapa yang menjebak?" tanya Farres.
"Tidak Dad, kejadiannya begitu cepat.
" Akan Daddy usahakan mencari tau siapa dalang dari semua ini sampai ke akar-akarnya. Bisa saja mereka mencari keuntungan secara pribadi dengan kejadian ini," ujar Farres tidak main-main dengan perkataannya.
Deg
Seketika wajah kedua orang tua dari Asinta berubah memucat, begitu juga dengan Asinta sendiri. Tetapi tidak ada yang menyadari perubahan dari mereka.
Ceklek
"Maaf menganggu," sapa sesosok wanita cantik sembari tersenyum. Walaupun ia berusaha tersenyum tetapi wajah sedih serta sembab sangat terlihat jelas jika benar-benar diperhatikan.
Mendengar kedatangan Asilla membuat keluarga Januar menoleh.
"Lama sekali," semprot Mira.
"Maaf Ma, tadi Sila sulit mencari ruangan ini," jawab Asilla dengan wajah menunduk.
"Dia adalah Asilla Adiknya Sinta, selama ini tinggal di Eropa." Ujar Farhan memperkenalkan putri sulung mereka.
"Pantas saja selama ini kami tidak pernah melihatnya. Hmmm tetapi wajah mereka sama sekali tidak ada kemiripan ya? padahal sesama perempuan. Fiona dan Fredella saja mirip," kata Lyodra membandingkan wajah Asinta dengan Asilla.
Mendengar perkataan Lyodra membuat Farhan, Mira serta Asinta membuat mereka ciut dan sulit mencari jawaban yang tepat.
"Hmmm wajah Asilla mirip dengan mendiang Neneknya jeng," timpal Mira dapat ide brilian.
"Oh," balas Lyodra ber oh ria. "Kamu sangat cantik Sila," sanjung Lyodra sembari tersenyum.
Tanpa ada yang tau tangan seseorang terkepal erat mendengar pujian dari Lyodra. Siapa lagi jika bukan Asinta. Bagaimana tidak iri, selama menjalani hubungan dengan Filio, sekalipun ia tidak pernah mendapat sanjungan dari Mommy kekasihnya itu, tetapi sekali melihat Asilla langsung di sanjung.
Sedangkan kedua orang tua dari Asilla dan Asinta menatap tajam menghujam kearah Asinta.
"Terima kasih Tante," jawab Asilla disertai senyuman.
"Senyuman itu seperti tidak asing bagiku," batin Lyodra.
"Baiklah aku harap perundingan kita usai. Kita tidak bisa menikahkan mereka karena dari salah satu pihak yang bersangkutan menolak untuk menikah saat ini. Kita tidak bisa memaksakan." Ujar Farres. "Untuk kedepannya aku tidak ingin kalian mengulangi apa yang telah kalian perbuat," imbuhnya kembali.
"Jika begitu kami permisi Tuan Farres," kata Farhan ingin segera menghilang dari tempat itu sebelum ada yang mencurigai.
"Honey aku akan pulang," kata Asinta kepada kekasihnya Filio.
"Baiklah," balas singkat Filio tetapi tatapannya kepada Asilla yang sedari tadi menunduk.
"Pegang ini," kata Asinta menyerahkan semua barang kepunyaan kepada Asilla. "Om, Tante kami permisi duluan," pamit Asinta seramah mungkin.
Tanpa banyak kata Asilla membawa semua barang milik sang Kakak. Sehingga ia tertinggal, sedangkan kedua orang tua serta Asinta sudah keluar duluan.
"Om, Tante dan," sesaat Asilla memandang Filio yang juga sedang menatapnya. "Tuan, saya permisi. Senang berkenalan dengan Om, Tante dan tuan," kata Asilla ramah dan tidak lupa tersenyum.
"Senyuman itu," batin Filio.
"Iya Sila, hati-hati," jawab Lyodra dan diangguki oleh Farres. Sedangkan Filio tanpa berkata.
Asilla mengangguk mendapat peringatan dari Lyodra.
"Menantu idaman setiap mertua," gumam Lyodra sembari memandangi punggung Asilla yang mulai menghilang.
...******...