Seorang istri yang mau nggak mau harus merelakan dirinya dimadu.
Namun ketidakadilan suaminya membuat dirinya harus berpaling dan mengakhiri hubungan yang menyakitkan tersebut dan menikah dengan seorang CEO yang tak lain adalah atasan dari suaminya.
Awalnya hubungannya dulu hanya sebuah sandiwara namun malah mereka saling jatuh cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia yang mana yang mampu mengalihkan rasa setiamu
Dia yang mana yang mampu merebut seri bunga cintamu.
Dia yang mana yang mampu mengalihkan rasa setia mu.
Tidak kuduga semua ini harus terjadi kamu ternyata tidak sepenuh hati mencinta.
Lidah siapa yang manis bermadu dulu mengukir janji untuk saling setia sampai maut memisahkan.
Kini engkau telah ingkar, menyakitiku begitu dalam hingga dadaku sangat sesak. Hatiku remuk redam dan jantungku tak sanggup lagi berdetak seperti biasanya.
Asaku kini jauh melayang, mimpi yang indah kini telah hilang.
**********
(POV orang pertama)
Tepat jam tiga pagi aku terbangun, otakku traveling mengingat kembali apa yang telah terjadi semalam.
Dan itu membuat aku menangis kembali, Rasa sakitnya sungguh menjalar ke seluruh tubuhku bak sel-sel kanker yang mendarah daging yang siap mematikan sang pemilik tubuh yang lemah ini.
Lelah menangis aku memutuskan untuk beranjak dari tempat tidur. " Lebih baik aku ambil wudhu dan menghadap sang Ilahi supaya lebih tenang" batinku dengan langkah menuju kamar mandi.
Banyak sekali yang ingin ku diskusikan pada Rabb ku meminta petunjuk supaya aku kuat menghadapi semua ujian darinya dan juga aku meminta supaya aku tidak lemah.
Seusai menghadap sang ilahi, aku membersihkan tempat tidur lalu berkutat di dapur.
Walaupun aku sakit hati dengan mas Ilham namun bukan berarti aku melupakan kewajiban ku sebagai seorang istri.
Aku tetap menyiapkan makan untuknya.
Setelah memasak aku membersihkan diri lalu bersolek tipis. Aku memakai kaos dan juga celana pendek selutut tak lupa sepatu sneakersku, ya itulah outfitku pagi ini.
Rencananya aku memang ingin ke taman kompleks untuk joging sekaligus untuk melupakan sejenak sakit hatiku.
Ku taruh ponsel di saku dengan memutar lagu-lagu Westlife, boyband kesukaanku. lagu yang enak didengar serta personil nya yang tampan-tampan membuat aku menyukai boyband ini.
Lagu-lagunya adalah teman saat aku bosan.
Lalu aku pun joging mengitari taman kompleks. Lima putaran cukuplah untuk membuat tubuhku berkeringat dan juga fit kembali.
Aku memiliki tubuh yang sexy, padat berisi dengan tinggi 160 cm. Cukup tinggilah untuk ukuran wanita Indonesia.
Wajah cantik natural. Bibir yang merah, bulu mata yang panjang serta terbalik, mata yang bulat, hidung mungil namun mancung itulah anugrah yang aku miliki. Namun ternyata kelebihan yang aku miliki masih saja membuat mas Ilham berpaling, mencari mahkluk indah lainnya.
Kekuranganku memang cukup fatal yaitu selama lima tahun menikah aku belum bisa memberinya keturunan. Entah kenapa kami belum dikaruniai momongan padahal hasil pemeriksaan menunjukan kami sama-sama subur.
Setelah melakukan pendinginan aku kembali ke rumah, saat masuk rumah aku melihat mas Ilham sudah duduk menikmati sarapannya.
Tanpa menyapa, aku melewatinya lalu membuka kulkas untuk mengambil air, ku tuang air dan meneguknya.
Dia hanya diam melihatku, mas Ilham pun serba canggung begitu pula denganku.
Karena lapar aku pun ikut bergabung dengannya. Aku menarik kursi lalu mengambil makanan.
Kini posisiku berseberangan dengan mas Ilham.
Ilham terus saja menatapku tanpa bertanya begitu pula denganku yang malas berbicara padanya.
Aku enjoy dengan lagu-lagu yang masih berputar bahkan aku ikut bernyanyi.
Melihatku bernyanyi akhirnya Ilham menyerah dengan kediamannya.
"Ra, kamu masih marah sama aku?" tanyanya dengan menatapku.
Telingaku masih tersumpal headset sehingga aku tidak mendengar pertanyaan mas Ilham, apalagi aku memakai volume paling tinggi.
Ilham menghela nafas dia pun berdiri lalu melepas headset yang menempel di telingaku dengan sedikit kasar tentu itu membuat telingaku sakit.
Sontak aku pun marah
"Apa apaan sih kamu mas!" bentak ku sambil mengelus telingaku yang sakit.
"Kamu yang apa-apaan Ra, setidaknya hargai aku, lepas headset mu ketika kita bersama!" bentaknya dengan rahang yang mengeras.
Mendengar kata katanya membuatku tertawa lepas.
"Menghargai? jangan bicara soal harga menghargai mas, mengaca lah dahulu apakah kamu juga menghargai aku sebagai seorang istri" kataku sinis lalu pergi begitu saja,meninggalkan Ilham dan juga makananku yang baru aku makan beberapa suap.
Braaaakkkkk
Aku menutup pintu dengan keras, lalu duduk bersimpuh di lantai dengan menyandarkan kepala di pintu.
"Kenapa jadi begini pernikahan kita mas, ibu ayah maafkan Rara "ujar ku dengan air mata yang terjun bebas.
Dengan frustasi mas Ilham kembali ke kamar, dia juga membanting pintu kamar dengan keras juga.
"Kenapa jadi begini Ra" gumamnya sambil mengacak-acak rambutnya dengan kasar.
Lelah dengan pikiran yang kacau, Ilham pun ke kamar mandi dan mengguyur tubuhnya supaya pikirannya lebih fresh.
Setelah mandi, Ilham mengambil sendiri baju kerjanya, biasanya aku yang selalu mengambilkannya namun kali ini aku absen ini juga karena ulahnya.
Setelah ready dengan baju kerjanya, Ilham berpamitan padaku di balik pintu.
"Ra, aku berangkat kerja dulu ya! kamu nggak ngantar aku di depan ta Ra?" pamitnya sambil mengetuk pintu.
Aku yang masih kesal, tidak menanggapi kata kata mas Ilham hanya Isak tangis jawaban dariku.
Dengan kecewa dan juga rasa bersalah mas Ilham keluar rumah.
"Maafkan aku Ra" gumamnya lalu melajukan mobil ke kantor.
Aku semakin larut dalam kesedihanku tak kuasa menahan amarah dalam dadaku aku pun mengacak-acak semua isi kamar.
"Aku membencimu Ilhaaaaammmmm" teriakku dengan menangis.
Setelah tenang aku keluar kamar dan melihat sekelilingku.
"Berjuta kali maaf tak akan sanggup menyembuhkan luka yang kamu buat mas, andaikan kamu tau sakitnya di madu kamu pasti akan berfikir ribuan kali untuk menikah lagi." dengan menyandarkan kepala di pintu.
Jadikn masalalumu pelajaran Ra ojok karepe dewe