NovelToon NovelToon
Suamiku Om-Om Galak

Suamiku Om-Om Galak

Status: tamat
Genre:Tamat / Contest / Cintapertama / Perjodohan / Nikahmuda / Cintamanis
Popularitas:14M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kolom langit

Belum kering luka hatinya setelah kehilangan kedua orangtuanya dalam waktu berdekatan, Baby Aurora, seorang gadis remaja berusia 19tahun harus dihadapkan pada perjodohan dengan pria yang sama sekali tidak disukainya.

Galak, kasar dan pemarah, itulah sosok Damar Bimasakti di mata Baby.

Sedangkan dalam pandangan Damar, Baby hanyalah barang mentah di mana ia akan keracunan jika memakannya.

Akankah dua karakter yang bagai air dan minyak ini menyatu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Belajar Bertanggung Jawab

"*Iya, Om! Nama*ku Baby."

"Saya akan kembalikan hape kamu, tapi kamu harus bertanggungjawab untuk kerusakan kamera saya."

"Kamera Om rusaknya parah, ya?" Gadis bernama Baby itu kedengarannya terkejut mendengar ucapan Damar.

Damar memutar bola mata sembari menghembuskan napasnya kasar. "Sudah berapa kali saya bilang, saya bukan om kamu!"

"Maaf, Om ... Eh Mas ... Saya akan ganti biaya perbaikannya. Tapi tolong kembalikan hape saya ya? Berapa biaya kameranya, Om?" Kini Baby mulai terdengar sopan.

Namun, rasanya Damar benar-benar tidak tahan bicara dengan gadis itu. Sudah beberapa kali diingatkan, namun ia tetap saja memanggil om.

"Satu juta enam ratus ribu rupiah!"

Senyap! Sepertinya Baby cukup terkejut mendengar harga yang baginya lumayan fantastis itu. Untuk ukuran mahasiswa sepertinya, uang sebanyak itu sangat lah besar, sebab Baby belum punya penghasilan sendiri. Dari jajan pun ia masih mengandalkan pemberian dari orang tuanya.

"Mahal amat, Om ... Eh Mas. Saya tidak punya uang sebanyak itu."

"Ya sudah, hape kamu akan saya jual untuk mengganti kerugian saya."

"Ja-jangan, Om. Hape itu ayah saya yang belikan. Tolong jangan dijual."

"Terserah! Saya beri kamu waktu satu minggu untuk mendapatkan uangnya. Kamu boleh menghubungi saya kalau sudah punya uang."

Setelah mengucapkan kalimat itu, Damar mematikan ponsel milik Baby dan menyandarkan punggungnya di kursi setelahnya.

Damar bisa saja mengembalikan ponsel itu. Uang perbaikan kamera bukan sesuatu yang terlalu besar baginya. Akan tetapi ia ingin gadis seperti baby belajar untuk bertanggung jawab. Bukan hanya membuat ulah dan cuci tangan begitu saja.

🌼🌼🌼🌼🌼

Malamnya …

Setelah melewati hari yang cukup melelahkan, Damar pulang ke rumah. Kedatangannya pun disambut oleh seorang wanita paruh baya dengan senyum ketulusan seperti biasanya. Bunda Yasmin, begitulah panggilan wanita itu.

“Assalamu alaikum, Bunda,” ucap Damar lembut seraya mengulurkan tangan, mencium punggung tangan sang bunda.

“Walaikum salam, Nak,” jawab wanita paruh baya itu sembari menatap wajah anaknya.

Seketika senyum yang menghiasi wajah teduh wanita itu meredup kala mendapati wajah putra semata wayangnya yang lebam di sekitar mata, seperti bekas pukulan. Ia mengulurkan tangan dan mengusapnya. “Ini wajah kamu kenapa, Nak?”

“Awh, jangan ditekan, Bun! Sakit ini.”

“Tapi itu kenapa, Damar?” Wanita itu terlihat sangat khawatir. Takut jika anaknya terlibat perkelahian.

“Tidak apa-apa, Bun. Ini tadi habis meliput demo mahasiswa dan ketemu babi kesasar,” jawabnya asal sambil menjatuhkan tubuhnya di sebuah kursi di dekat pintu, lalu membuka sepatu.

Sontak Bunda Yasmin terkejut mendengar jawaban anaknya. “Ketemu apa?” tanyanya membuat Damar gelagapan.

Tidak ingin membuat sang bunda khawatir, Damar pun menerbitkan senyumnya. “Tidak apa-apa, Bun. Cuma lebam sedikit.” Ia meletakkan sepasang sepatu di rak, kemudian berjalan masuk diikuti sang bunda di belakang punggungnya. “Aku mau ke kamar. Gerah, mau mandi.”

Saat kakinya mulai menjejaki anak tangga, Bunda Yasmin kembali memanggil. “Damar … Cepat mandi. Malam ini kita akan makan malam di rumah teman Bunda, sekalian mengenalkan kamu dengan anaknya.”

Baru beberapa anak tangga terlewati, langkah kaki Damar sudah terhenti. Lagi dan lagi, Bunda nya itu ingin menjodohkannya dengan anak teman semasa sekolahnya. Entah harus menjelaskan dengan cara seperti apa agar Bunda Yasmin mengerti bahwa Damar telah memiliki seorang kekasih yang ia cintai. Dan hanya dengan Tria lah Damar ingin melepas masa lajangnya. Namu hingga kini, Damar tak kunjung mendapatkan penjelasan, mengapa wanita selembut bundanya itu menentang keras hubungannya dengan kekasihnya.

“Bunda …” panggilnya dengan nada lemas, lalu kembali menuruni anak tangga menuju tempat bunda Yasmin sedang duduk. Damar menjatuhkan tubuhnya di sisi sang bunda. “Bunda kan tahu aku sudah punya Tria. Tria itu baik, Bun,” ucapnya melembutkan suara. “Coba Bunda mau mengenal Tria lebih dekat, penilaian Bunda pasti berubah.”

“Damar, kamu yang belum mengenal Tria dengan baik. Bunda tidak mau kamu menyesal di kemudian hari.” Sambil mengusap bahu putranya.

“Tapi, Bun … Tria tidak seperti yang Bunda pikir.”

“Suatu hari, kamu akan tahu sendiri bagaimana Tria yang sebenarnya. Kalau Bunda yang jelaskan kamu tidak akan percaya. sekarang lebih baik kamu mandi, terus kita berangkat.”

Damar menarik napas dalam. Sekali pun ia menolak untuk dijodohkan dengan seorang gadis yang tidak dikenalnya, namun menentang sang bunda untuk saat ini rasanya tidak mungkin. Damar tidak ingin mengambil resiko dengan membahayakan Kesehatan bundanya. Sebab itu, ia memilih menurut saja.

🌼🌼🌼🌼

Pukul tujuh malam mereka telah berada di sebuah rumah sederhana. Damar menatap bangunan di depannya dengan perasaan malas.

“Ini rumah siapa, Bun?" tanyanya sambil meneliti rumah sederhana itu.

"Ini rumah teman bunda. Kamu kenalan saja dulu sama anaknya. Bunda yakin, kamu akan suka. Anaknya masih muda, kok. Cantik lagi."

Damar hanya mengangguk pelan. Baginya tidak ada gadis yang lebih cantik dari kekasihnya, Tria. Dengan langkah malas, ia mengekor di belakang bundanya yang sudah lebih dulu melangkah menuju pintu.

Tok Tok Tok

Tiga kali Bunda Yasmin mengetuk pintu dan menunggu beberapa saat, hingga pintu itu terbuka. Tampak seorang wanita seusia Bunda Yasmin tersenyum menyambut tamunya.

"Assalamu alaikum ..." ucap Bunda Yasmin.

"Walaikum salam, Yasmin!" Dua wanita itu tampak saling berpelukan melepas rindu, seolah lama tak bertemu.

"Maaf Rin, aku baru sempat datang hari ini. Damar sangat sibuk belakangan ini," ucap Bunda Yasmin dengan ramah.

"Tidak apa-apa, Yas. Ini Damar, ya?" tanyanya.

Dengan sopan, Damar menjabat tangan teman bundanya itu dan mencium punggung tangannya. Tentu saja wanita itu senang bukan kepalang, Damar adalah tipe lelaki yang sangat sopan, tampan pula. Sungguh calon menantu idaman.

"Ayo masuk," ucap Bu Rinda.

Bu Rinda mempersilakan Damar dan juga Bunda Yasmin untuk duduk. Mata Damar berkeliling meneliti rumah sederhana itu. Sebuah rumah yang tidak begitu besar, namun sangat bersih. Peletakan barang-barang sangatlah rapi dan menarik. Senyum tipis pun terbit di sudut bibir Damar, saat pandangannya menangkap foto seorang gadis kecil berusia kira-kira lima tahun yang terbingkai indah di dinding. Betapa lucu dan menggemaskannya gadis kecil itu. Kalau sudah besar, pasti dia sangat cantik dan lembut seperti Bu Rinda, begitu pikiran Damar.

"Itu foto anak ibu. Sekarang dia sudah besar. Usianya sekarang sudah 19 tahun," ucap Bu Rinda saat menyadari Damar terus menatap foto anak gadisnya.

Damar hanya tersenyum simpul saat merasa kedapatan menatap foto itu.

"Oh iya, Rin ... Dimana anakmu, aku sudah lama tidak bertemu dengannya," tanya Bunda Yasmin begitu antusias.

"Ada di kamarnya. Mungkin sedang ganti baju. Dia juga baru pulang. Akhir-akhir ini dia sedang sibuk kuliah. Kadang pagi berangkat dan baru pulang sore," jawabnya, kemudian melirik ke sebuah kamar.

"Wah rajin sekali, ya ..." ucap Bunda Yasmin memuji.

"Alhamdulillah, Yas. Dia anak yang baik dan penurut," ucapnya sambil melirik ke sebuah kamar. "Nak ... Ke sini sebentar ..."

"Iya, Bu ... Sebentar!" Terdengar sahutan seorang gadis dari dalam kamar.

🌼🌼🌼🌼🌼

1
Inooy
huahahaha panggilan k Damar lebih parah ini 'Markonah' 🤣🤣🤣
Inooy
hihihi terima aj Beb,,anggap aj panggilan sayang nya Damar k kamu 🤭
Inooy
yg horor itu kamu Maar yg kerjaan nya marah2 mulu, skali nya ngomong kaya emak2 netizen yg lg PMS 🤣
Inooy
Bambang nya bermetamorfosis Maaarr 😅
ngedip Maar jangan bengong aj,,baru tau kan klo Bambang sebetul nya cantiiiik..🤭
Inooy
dari mewek skarang aga2 hareudang niiih...
Inooy
ya iya laaah,,g mungkin damar berubah dingin kaya kulkas klo Damar g mergokin kamu lg jungkit2 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
Inooy
huahahaha Tria..Tria,,emg nama nya Baby..pas kan nama nya??? 🤣
lagian kamu g sadar menuduh Damar sekingkuh,,yg ada kamu kali yg selingkuhin Damar..kamu aj g tau klo Damar abis mergokin kamu lg anu anu d apartemen mu..🤦‍♀️
Inooy
dasar kamu ngeyel Damar,,udh jelas2 insting seorang ibu itu selalu benar ada nya..sakit kan kamu liat orang yg kamu cintai lg berbagi peluh ma laki2 lain????
rasain kamu Damar...😠
Inooy
nah lhoooo,,benar kan apa kata2 bunda mu Maar..pasti smua nya terbongkar sedikit demi sedikit tanpa hrs d jelaskan ma bunda mu Mar, klo bunda yg ngejelasin pasti kamu g bakalan percaya deeh!!!
Inooy
skarang kamu bilang dekil, lama2 jg bakalan suka kamu teh Mar....
Inooy
kaya nya nih cerita seru deeh....
Inooy
kasian kamu Baby, nama nya d ganti jd Bambang ckckckck
Inooy
huahahahaha baru baca udh ada kata2 yg bikin ngakak 🤣🤣🤣
Seran Nahak
mana anakmu dengar markonah/Grin//Grin/
Mis Riyanti
lanjut thor
Tan Wahyudi
Luar biasa
Khanza Safira
baby smaa bunda lucu juga 🤣🤣 hayoo abis kamu damar 🤣👍
Khanza Safira
Dasar Damar hobi banget buat orang naik pitam plus ngakak /Sob/🤣🤣/Facepalm/
Khanza Safira
Ya Allah Thor, aku seneng banget 😭 baca cerita nya serasa ikut masuk dalam alurnya /Determined/
Khanza Safira
apa karena damar ngasih tau bahwa baby adalah calon istrinya jadi Ryu mundur
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!