Divya Veronika Ibrahim Gadis Manis yang punya segudang mimpi yang ingin dicapai nya.
Perjodohan nya dengan Tuan Muda yang tak lain sahabat masa kecilnya dulu berjalan rumit karena masa lalu orangtua mereka.
kisah ini ditulis berdasarkan pemikiran dari sang penulis,jika ada kesamaan tempat,Nama,Karakter bahkan alur cerita, mohon untuk memakluminya
karya pertama ku
Bissmillah dukung terus Ya jangan lupa like dan komen nya,terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RhinYani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 01
Seorang gadis berlari-lari kecil di pelataran sebuah rumah sakit dengan memakai Toga membawa tas ransel dan beberapa piagam penghargaan juga piala,ya gadis itu dia Divya Veronika Ibrahim putri pertama Ahmad Ibrahim dan Nika Ningtyas almarhumah istrinya.
Divya memang sudah ditinggal ibunya sejak duduk di bangku kelas 3 SMU bahkan kepahitan itu hampir membuatnya terpuruk,belum lagi perusahaan sang ayah yang bangkrut setelah kepergian ibunya,Ia hampir tak ingin melanjutkan kuliah,nilai-nilai Divya di sekolah merosot turun secara drastis bukan hanya karna ia terlalu bersedih,akan tetapi hidupnya yang sekarang tidak lagi seperti saat ibunya masih hidup,tidak lagi tinggal di rumah besar dengan deretan pelayan yang menyiapkan segala kebutuhannya dan seluruh anggota keluarga.
Kini Divya lah yang harus mengurus segalanya,mengurus ayah dan kedua adiknya Dimas Ibrahim dan Ameera Veronika Ibrahim si bungsu yang masih duduk di bangku SD saat ibu meninggal
masih sering menangis menanyakan ibu,masih harus disuapi saat makan,ya walaupun sudah bukan balita lagi tapi Ameera memang anak yang sangat dimanja mungkin karna dia anak bungsu.
Divya lelah mengurus semua,sampai tak banyak waktunya untuk belajar,mungkin karna itulah nilai-nilainya jauh dari biasanya.
Sebelumnya Divya termasuk murid terpandai di sekolah ,selalu jadi juara kelas bahkan juara umum,membawa pulang piala setiap perlombaan.
Namun keterpurukkan Divya berakhir.
Dan akhirnya Divya mampu melewati semuanya berkat bimbingan seorang guru di sekolahnya,dia bangkit kembali menjadi Divya yang cerdas dan selalu ceria.
Kini Divya tumbuh menjadi gadis mandiri,pintar,cantik yang di gandrungi banyak pria tampan.
Kedua adiknya pun tumbuh menjadi remaja berprestasi.
Dimas mendapat beasiswa dan kuliah di ibukota juga tinggal bersama paman dan bibinya.
Sementara Ameera masih sekolah di bangku SMP kelas 9,menjelma menjadi gadis remaja yang tak kalah pintar dan cantik seperti sang Kakak,semua berhasil bangkit dari keterpurukan setelah 4tahun berlalu.
Hari ini Divya wisuda ,harapan agar ayah tercinta bisa turut menyaksikan keberhasilannya sirna,beliau kini terbaring lemah di ruangan sebuah rumah sakit swasta di kota XX.
Divya masuk menapaki lorong rumah sakit dengan tidak sabar ingin menunjukkan semua pada ayahnya.
Namun sesampainya di depan ruang inap ia kaget melihat kedua adiknya yang menangis saling merangkul.
"Ada apa?" Tanyanya masih dengan nafas terengah-engah.
"Ayah kak,ayah..." Sibungsu menjawab dengan terisak dan tidak melanjutkan perkataannya.
"Iya ayah kenapa ? ayah baik-baik saja kan,Dimas"mengalihkan pandangan pada adik laki-laki nya
"Ayah...tadi ayah tidak sadarkan diri kak,dan sekarang sedang ditangani dokter" Dimas menjawab masih dengan memeluk Ameera yang tidak berhenti menangis.
Divya berjalan lemah menuju pintu, tidak menanyakan apapun lagi pada kedua adiknya,airmatanya berlinang menetes,menyusuri pipi.
Dia mengintip di balik kaca pintu ruangan ,melihat sang ayah yang sedang berjuang melawan kesakitannya,
beberapa selang alat penyangga kehidupan terpasang di tubuh renta ayah,membuat hatinya merasa sedih.
ayah..hiks..hiks..ayah harus kuat lihat Divya ayah,Divya lulus,Divya dapat nilai terbaik,kumohon ayah bangun lah.
Ayah harus kuat,yah .Dimas mohon jangan tinggalkan kami.
Alat pemacu detak jantung beberapa kali ditempel ke dada Ibrahim.
Selang beberapa saat kemudian terdengar bunyi nitt...nittt....
Bersambung...