NovelToon NovelToon
JERAT SUTRA BERDURI

JERAT SUTRA BERDURI

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua / Mafia
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ayu Arsila

Aruna yang sedang menikmati masa kuliahnya yang santai tiba-tiba dipaksa pulang ke rumah untuk sebuah "makan malam darurat". Ia mendapati keluarganya di ambang kehancuran finansial. Ayahnya terjerat hutang pada keluarga Gavriel, sebuah klan penguasa bisnis yang kejam. Aruna "dijual" sebagai jaminan dalam bentuk pernikahan politik dengan Damian Gavriel, pria dingin yang mempesona namun manipulatif

bagaimana cara aruna mengahadapi takdirnya?..... yuk, baca selengkapnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Arsila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1: Seblak Berujung Akad

​"Tiara, aku bersumpah, kalau aku mati setelah makan kerupuk oren ini, tolong tulis di nisan ku: 'Mati syahid demi memperjuangkan rasa pedas yang hakiki.'"

​Aruna Maheswari mengangkat sebuah kerupuk seblak yang kenyal dengan sumpitnya, seolah-olah benda itu adalah piala Oscar. Wajahnya sudah tidak lagi menyerupai manusia normal; pipinya merah padam, keringat bercucuran di pelipis, dan bibirnya bengkak dua kali lipat menyerupai tren lip filler gagal.

​"Aruna, kamu sudah menghabiskan tiga gelas es teh manis dan dua bungkus tisu. Berhenti sekarang atau ususmu akan melakukan demo besar-besaran di depan gerbang lambungmu!" Tiara, sahabat karibnya, menatap ngeri ke arah mangkuk seblak Level 5 yang masih mengepul itu.

​"Kamu tidak mengerti, Ti. Hidup itu seperti seblak," ujar Aruna dengan nada filosofis yang dipaksakan sambil terbatuk kecil. "Kadang pedas, kadang alot, dan kadang bikin sakit perut. Tapi kita harus tetap mengunyahnya, kan?"

​"Terserah kamu saja, dasar filosof gadungan," gerutu Tiara. "Oh ya, kamu tidak lupa kan kalau sore ini ada jadwal bimbingan

skripsi?"

Aruna tersedak. Benar-benar tersedak. Ia memukul-mukul dadanya dengan panik sampai air matanya keluar. "Skripsi? Oh, benda keramat yang judulnya saja belum disetujui itu? Aku sudah memutuskan untuk menjalin hubungan jarak jauh dengannya. Dia di laptop, aku di depan gerobak seblak. Kami sedang butuh waktu masing-masing."

​Aruna tertawa terbahak-bahak, tawa khasnya yang renyah dan menular. Di kantin universitas yang riuh itu, Aruna adalah sinar matahari. Ia gadis yang bisa menemukan lelucon dalam situasi sepaling menyedihkan sekalipun. Baginya, hidup adalah panggung komedi, dan ia adalah badut utamanya.

​"Aruna, kamu harus serius sedikit! Kamu sudah semester tua," Tiara memperingatkan.

​"Tenang saja, Ti. Kalau aku tidak lulus, aku akan buka warung seblak sendiri. Namanya 'Seblak Galau Aruna'. Tagline-nya: 'Pedasnya melebihi omongan tetangga.' Pasti laku keras!"

​Ponsel Aruna yang diletakkan di atas meja tiba-tiba bergetar hebat. Sebuah notifikasi pesan masuk dari ayahnya.

​Ayah: "Aruna, pulang sekarang. Jangan mampir-mampir. Pakai baju yang rapi, yang sopan, yang tidak ada gambar kucing pegang gitar itu. Ada tamu sangat penting. Kalau kamu telat, Ayah potong uang jajanmu selama tiga bulan."

Aruna membaca pesan itu dengan mata membelalak. "Waduh! Ancaman finansial! Ini lebih horor daripada film pengabdi setan!"

​"Kenapa? Tagihan pinjol?" tanya Tiara polos.

​"Lebih parah! Ayahku memerintahkan pulang sekarang juga. Katanya ada tamu penting. Jangan-jangan aku mau ditawari jadi duta sabun cuci piring atau mau dikenalkan dengan anak kolega Ayah yang hobinya koleksi ikan cupang lagi." Aruna segera membereskan tasnya dengan terburu-buru.

"Ti, aku duluan ya! Kalau besok aku tidak masuk, artinya aku sudah diculik oleh kepentingan keluarga!"

​"Hati-hati, Na! Jangan sampai menabrak pintu kaca lagi!" teriak Tiara.

​"Itu hanya sekali, Tiara! Dan pintunya yang salah karena terlalu transparan!" balas Aruna sambil berlari menjauh.

Aruna sampai di depan rumahnya dengan napas tersengal-sengal. Ia melihat sebuah mobil sedan hitam yang sangat mengkilap terparkir di depan gerbang. Mobil itu begitu bersih sampai-sampai Aruna bisa melihat pantulan wajahnya yang masih sedikit merah karena seblak.

​"Waduh, mobil siapa ini? Mewah sekali. Apa Ayah habis menang undian sabun colek?" gumamnya.

​Ia masuk lewat pintu samping, berusaha mengendap-endap ke kamarnya. Namun, suara bariton ayahnya menghentikan langkahnya tepat di depan tangga.

​"Aruna? Itu kamu? Langsung ke ruang tamu, sekarang!"

​Aruna meringis. Ia melihat ke bawah, menatap kaus oversize miliknya yang bertuliskan "I Hate Mondays" dan celana kulot yang sedikit ternoda kuah seblak. "Mati aku," bisiknya.

​Dengan langkah ragu dan senyum canggung yang dipaksakan, Aruna melangkah ke ruang tamu. Suasana di sana sangat kontras dengan kepribadiannya. Harum aromaterapi mahal memenuhi ruangan. Ibunya duduk dengan anggun—sesuatu yang jarang terjadi karena biasanya sang ibu sibuk memakai daster sambil mengejar kucing mereka.

​Di seberang orang tuanya, duduk seorang pria paruh baya yang terlihat sangat berwibawa, dan di sampingnya... ada seorang pria muda.

siapakah dia?...

1
shabiru Al
aruna jeli juga yah...
shabiru Al
waduh,, bakalan jadi korban barunya aruna nih si raka
shabiru Al
ini gimana sih thor aruna bilangnya saya saya terus sementara damian bilangnya aku
shabiru Al
buset aruna masih sempet kepikiran mesen makanan onlen cod lagi 🤭
shabiru Al
tdkah aruna ingin belajar menjadi lebih cerdik,, tdk mungkin jika harus bergantung terus sama damian kan.. tak selamanya damian akan ada d sisi aruna
shabiru Al
sudah mulai falinginlop kah.... 🤭
shabiru Al
aruna yang out of the box😄
shabiru Al
nah kan bener damian mengerikan,, dia bisa merancang sekenario dengan sangat rapih
shabiru Al
kok damian sedikit mengerikan ya...
shabiru Al
aruna ya gokil abis,, berbanding terbalik dengan damian
shabiru Al
mampir ya thor....
Ayu Arsila: silahkannn🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!