NovelToon NovelToon
Misteri Kematian Warga Desa

Misteri Kematian Warga Desa

Status: tamat
Genre:Horor / Misteri / Tamat
Popularitas:40.7k
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

langsung baca saja, di jamin pasti bikin tegang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

sosok dendam dan kebencian

Semakin di dekati wanita itu justru berjalan semakin menjauh. Membuat rasa penasaran dyah semakin menjadi jadi. Tepat di saat itu, dyah lekas berlari mengejar sosok yang menghilang di balik pohon besar.

"Hei, siapa kamu? Apa maumu!" Teriak dyah yang sama sekali tidak mendapatkan jawaban.

Riuh suara angin yang menerbangkan beberapa dedaunan di atas sana, menimbulkan suara gemericik yang memekakan telinga.

Dyah mengedarkan pandangannya sesaat, sesaat dia sadar bahwa dirinya saat ini berada di tengah tengah hutan.

Lembab dan dingin. Hanya itu yang saat ini ia rasakan. Aroma anyir khas hutan tercium di indra penciumannya. Suasana yang gelap, dan mencekam, membuat dyah tertegun beberapa saat.

"Ya allah, aku di mana?!" Teriak dyah panik.

"Perasaan tadi lari nggak jauh, kok tiba-tiba bisa di tengah hutan."

Dyah memutar mutarkan tubuhnya. Mencari jalan keluar yang membawa dia masuk ke dalam sini.

"Dyah!"

Dyah yang sejak tadi berlari kesana kemari, terdiam seribu bahasa. Suara yang sama persis dengan suara milik dirinya, mampu membuat dyah merinding.

Ia berbalik, menatap ke arah sumber suara. Terlihat seorang wanita yang sama persis seperti dirinya, berdiri dengan tangan kanan menjambak rambut kepala manusia yang sudah terpotong yang tidak lain adalah kepala karno, sementara tangan kirinya memegang parang panjang dengan bilah yang masih terlihat banyak cairan merah yang sudah mengering.

Mata dyah membulat sempurna, kedua telapak tangannya menutup mulut, dengan seluruh tubuh gemetaran.

"Si-- siapa kamu? A-- apa maumu?!" Teriak dyah sedikit terisak.

"Aku adalah wujud dari kebencianmu dyah. Kamu ketika membenci seseorang, kamu ketika marah! Aku adalah wujudmu di malam saat kau melontarkan sumpah! Hahahaha! Ketahuilah, dyah.... selama rasa benci itu ada di dalam dirimu, maka orang orang yang kau benci tidak akan bisa selamat dariku wujud kebencianmu!" Teriaknya, yang membuat dyah kehilangan oksigen. Tubuhnya gemetar hebat, keringat dingin membasahi dahi dan punggungnya. Dirinya terpaku dengan pikiran yang mencoba mencerna ucapan dari sosok yang menyerupai dirinya.

"Dyah!"

Dyah terjingkat, ia mengedarkan pandangan ke arah sekeliling, ternyata dirinya masih berada di teras rumah pak ustad.

Dyah mengucek matanya, memastikan penglihatannya tidak salah.

"Dyah!" Sekali lagi terdengar suara yang memanggil dirinya.

Dyah menoleh ke arah samping, nampak siska tengah berdiri tanpa ekspresi, menatap ke arahnya.

"Loh siska, sejak kapan kamu di sini?" Tabya dyah lembut, sembari bangkit dan mendekati gadis itu.

"Sejak kamu termenung!" Jawab siska sedikit ketus.

"Oh, maaf. Aku tak mendengar panggilanmu." Ucap dyah merasa tak enak, karena siska sepertinya sudah sejak tadi berada di sini.

Secara mengejutkan, siska menarik rambut dyah dengan sangat kasar. Hingga dyah terjerembab ke lantai teras rumah pak ustad.

"Astagfirullah, siska! Ada apa?" Tanya dyah sedikit terkejut. Dia tidak menyangka, kalau siska akan melakukan ini kepadanya.

"Nggak usah banyak tanya kamu. Aku pikir selama ini mbak wanita baik baik, karena selama ini mbak gak pernah merespon perasaan mas rizky yang akan segera menikah denganku. Tetapi apa? Mbak ternyata wanita murahan yang haus belaian!" Jelas siska yang mampu menohok hati dyah.

"Astagfirullah halazim, istighfar siska. Mbak di sini hanya numpang singgah beberapa waktu. Nanti kalau rumah mbak sudah jadi, mbak bakalan pergi dari rumah ini.." ucap dyah yang mencoba membela diri.

"Apa mbak bilang? Setelah rumah jadi mbak bakalan pindah? Mbak sadar nggak sih, warga di sini benci pada mbak. Memangnya mbak gak takut kalau nanti mbak sudah tinggal sendirian, warga bakalan mengusik mbak, atau mbak memang sengaja, kalau nanti mbak di sakiti oleh warga mbak akan kembali berlindung ke mas rizky, dan mencoba mengambil hatinya begitu? Mbak tahu kan, kalau mas rizky ada rasa dengan mbak dyah!" Cerocos siska sembari terus menerus menjambak rambut dyah.

Dyah hanya bisa pasrah, ia merasa kalau apa yang di katakan oleh siska memang sebagian benar apa adanya.

Hingga pada akhirnya siska menghempaskan tubuh dyah ke lantai. Ia pergi bergitu saja, setelah mengukapkan apa yang selama ini dia pikirkan.

"Dengan mbak. Kalau sampai mbak ngadu sama mas rizky karena hal ini, berarti mbak memang membuktikan apa yang aku katakan barusan itu benar. Perebut laki-laki orang!" Teriak siska setelah tiba di halaman, kemudian siska melenggang pergi begitu saja.

Bulir bening mulai menutupi manik mata dyah. Mmebayangkan semua kejadian yang telah dia alami.

"Ya Allah, apa aku seburuk ini?" Batin dyah.

Ia memegangi dahinya yang terasa ngilu, karena dorongan dari siska ke lantai lumayan keras. Hingga menimbulkan sedikit memar kebiruan di dahi dyah.

***

Sepulang dari melayat, keluarga aminah segera pulang ke rumah. Mengingat kalau dyah di rumah seorang diri.

"Assalamualaikum!" Aminah mengetuk pintu rumah.

Hening. Tidak ada suara atau jawaban dari dalam sana. Membuat aminah menatap ke arah suaminya.

"Pak!"

"Mungkin lagi istirahat bu. Coba ketuk lagi.." timpal rizky.

Aminah mengangguk, dia kembali mengetuk pintu. Hingga ketukan ke empat barulah terdengar sahutan dari dalam rumah.

"Maaf bu, bukanya lama.." ucap dyah setelah pintu terbuka.

"Astagfirullah haladzim, itu jidat kamu kenapa?" Tanya aminah terkejut.

Dyah baru saja mengompres memarnya, namun masih saja nampak.

"Um, tadi terhantuk bu. Tapi nggak apa-apa kok, sudah dyah kompres tadi." Jawab dyah yang mencoba untuk berbohong, tetapi mimik wajahnya nampak sekali tidak bisa menipu.

"Mbak, terhantuk kok bisa sebiru itu. Mbak gak lagi menyembunyikan sesuatu kan? Atau ada warga yang tadi datang dan mencoba melukai mbak?" Tanya dewi.

"Eh, nggak wi. Ini beneran karena terhantuk.."

"Ya sudah, kalau benar memang terhantuk, sebaiknya segera di obati ya. Takutnya nanti malah bengkak.." pak ustad menengahi semuanya. Dia meminta semua anggota keluarganya masuk ke dalam rumah.

Waktu berjalan cepat, Hari sudah menjelang sore. Setelah melihat keadaan sawah yang di tinggal seharian, pak ustad mengajak rizky untuk melihat kayu yang mulai di potong setelah melayat tadi.

Karena memang rencananya, membuat rumah sederhana untuk dyah akan di percepat. Mengingat pak ustad juga banyak mendengar berita tak enak dari luaran sana.

"Terkadang niat kita untuk menolong seseorang akan ada banyak dugaan. Niat kita baik, tapi di pandang orang buruk, bahkan ada yang mengira bahwa niat baik kita adalah niat buruk untuk melukai. Itu sebabnya kalau memiliki niat baik, hendaknya jangan banyak orang yang mengetahui. Karena bisa saja itu malah mengundang petaka."

Masih terngiang jelas ucapan guru agama author, ketika ada mapel pabp di sekolah, hehehe.

"Ini sudah cukup untuk buat kayunya saja, pak. Hanya tinggal buat sirapnya. Kalau bisa kayu yang agak keras, pak. Supaya awet." Ucap tukang potong kayu.

1
Lim Febri
Bagus banget ceritanya thor 🥰
Yuliana Tunru
ada apalagi sih bikin kawatir x
Tini Nurhenti
sekte sesat tuh
Tini Nurhenti
/Curse//Determined/
Tini Nurhenti
berasa lari marathon ngo ngosan thor /Facepalm/
Tini Nurhenti
rizky gentlemen bgt /Determined/
MiLa Rossa
Luar biasa
Tini Nurhenti
blm dpt kemistri jdi blm komen kk /Shhh/
FiaNasa
apakah Lisa punya kembaran ya
FiaNasa
masak iya itu Dyah yg menggendong nenek Saroh,,la trus yg didapur Dyah yg mana nih
FiaNasa
mungkin emang Dyah pelakunya tapi secara tidak sadar,,mungkin kerasukan dia
FiaNasa
masak iya Dyah pelakunya sih
FiaNasa
lagian Dyah nya sih bego pake senyum segala,,udah tau warga gak suka ngapain juga datang
FiaNasa
pada gak.punya otak mereka main hakim sendiri tanpa.bukti
FiaNasa
apakah pelakunya Dyah ya
FiaNasa
mampir ah kesini ,seru keknya
gaby
Novelnya bagus bgt. Yg komen sdikit mungkin karena ga dpt respon dr othornya makanya pada males komen. Biasamya kalo othor yg followernya bny, rajin bales komen pembaca, atau minimal ngelike komen para pembaca, sehingga pembaca merasa di hargai
bedul: siap, makasih masukannya.
gaby: Oke ka, minimal ngelike balik pembaca yg komen kalo bingung mau bales apa. Soalnya penulis2 yg dah senior aq perhatiin mreka menyempatkan balas komen walau ga smuanya, minimal dia ngelike balik. Padahal yg komen mencapai ratusan, tp dia bales 6 atau 7komen. Sisanya dia like balik doang. Aq sih cm sekedar masukan aja, biar makin bny yg komen di novel kaka, ga cuma pada nge like pembacanya
total 3 replies
Ulfayanty Syamsu Rajalia
ayu jg terlalu cengeng sih mudah banget lulu sama pandega
Yuliana Tunru
tolak z ayu toh klga da pandega yg tak jelas sifat x malah bikin sengsara aplg klo mmg kau disispkan sebagai tumbal klga mrk lbh bsik pulang dan coba cati ortu mu
Akbar Aulia
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!