NovelToon NovelToon
Misteri Kematian Warga Desa

Misteri Kematian Warga Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

menceritakan tentang kisah dyah suhita, yang ketika neneknya meninggal tidak ada satupun warga yang mau membantu memakamkannya.

hingga akhirnya dyah rela memakamkan jasad neneknya itu sendirian, menggendong, mengkafani, hingga menguburkan neneknya dyah melakukan itu semua seorang diri.

tidak lama setelah kematian neneknya dyah yaitu nenek saroh, kematian satu persatu warga desa dengan teror nenek minta gendong pun terjadi!

semua warga menuduh dyah pelakunya, namun dyah sendiri tidak pernah mengakui perbuatannya.

"sudah berapa kali aku bilang, bukan aku yang membunuh mereka!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

sosok dendam dan kebencian

Semakin di dekati wanita itu justru berjalan semakin menjauh. Membuat rasa penasaran dyah semakin menjadi jadi. Tepat di saat itu, dyah lekas berlari mengejar sosok yang menghilang di balik pohon besar.

"Hei, siapa kamu? Apa maumu!" Teriak dyah yang sama sekali tidak mendapatkan jawaban.

Riuh suara angin yang menerbangkan beberapa dedaunan di atas sana, menimbulkan suara gemericik yang memekakan telinga.

Dyah mengedarkan pandangannya sesaat, sesaat dia sadar bahwa dirinya saat ini berada di tengah tengah hutan.

Lembab dan dingin. Hanya itu yang saat ini ia rasakan. Aroma anyir khas hutan tercium di indra penciumannya. Suasana yang gelap, dan mencekam, membuat dyah tertegun beberapa saat.

"Ya allah, aku di mana?!" Teriak dyah panik.

"Perasaan tadi lari nggak jauh, kok tiba-tiba bisa di tengah hutan."

Dyah memutar mutarkan tubuhnya. Mencari jalan keluar yang membawa dia masuk ke dalam sini.

"Dyah!"

Dyah yang sejak tadi berlari kesana kemari, terdiam seribu bahasa. Suara yang sama persis dengan suara milik dirinya, mampu membuat dyah merinding.

Ia berbalik, menatap ke arah sumber suara. Terlihat seorang wanita yang sama persis seperti dirinya, berdiri dengan tangan kanan menjambak rambut kepala manusia yang sudah terpotong yang tidak lain adalah kepala karno, sementara tangan kirinya memegang parang panjang dengan bilah yang masih terlihat banyak cairan merah yang sudah mengering.

Mata dyah membulat sempurna, kedua telapak tangannya menutup mulut, dengan seluruh tubuh gemetaran.

"Si-- siapa kamu? A-- apa maumu?!" Teriak dyah sedikit terisak.

"Aku adalah wujud dari kebencianmu dyah. Kamu ketika membenci seseorang, kamu ketika marah! Aku adalah wujudmu di malam saat kau melontarkan sumpah! Hahahaha! Ketahuilah, dyah.... selama rasa benci itu ada di dalam dirimu, maka orang orang yang kau benci tidak akan bisa selamat dariku wujud kebencianmu!" Teriaknya, yang membuat dyah kehilangan oksigen. Tubuhnya gemetar hebat, keringat dingin membasahi dahi dan punggungnya. Dirinya terpaku dengan pikiran yang mencoba mencerna ucapan dari sosok yang menyerupai dirinya.

"Dyah!"

Dyah terjingkat, ia mengedarkan pandangan ke arah sekeliling, ternyata dirinya masih berada di teras rumah pak ustad.

Dyah mengucek matanya, memastikan penglihatannya tidak salah.

"Dyah!" Sekali lagi terdengar suara yang memanggil dirinya.

Dyah menoleh ke arah samping, nampak siska tengah berdiri tanpa ekspresi, menatap ke arahnya.

"Loh siska, sejak kapan kamu di sini?" Tabya dyah lembut, sembari bangkit dan mendekati gadis itu.

"Sejak kamu termenung!" Jawab siska sedikit ketus.

"Oh, maaf. Aku tak mendengar panggilanmu." Ucap dyah merasa tak enak, karena siska sepertinya sudah sejak tadi berada di sini.

Secara mengejutkan, siska menarik rambut dyah dengan sangat kasar. Hingga dyah terjerembab ke lantai teras rumah pak ustad.

"Astagfirullah, siska! Ada apa?" Tanya dyah sedikit terkejut. Dia tidak menyangka, kalau siska akan melakukan ini kepadanya.

"Nggak usah banyak tanya kamu. Aku pikir selama ini mbak wanita baik baik, karena selama ini mbak gak pernah merespon perasaan mas rizky yang akan segera menikah denganku. Tetapi apa? Mbak ternyata wanita murahan yang haus belaian!" Jelas siska yang mampu menohok hati dyah.

"Astagfirullah halazim, istighfar siska. Mbak di sini hanya numpang singgah beberapa waktu. Nanti kalau rumah mbak sudah jadi, mbak bakalan pergi dari rumah ini.." ucap dyah yang mencoba membela diri.

"Apa mbak bilang? Setelah rumah jadi mbak bakalan pindah? Mbak sadar nggak sih, warga di sini benci pada mbak. Memangnya mbak gak takut kalau nanti mbak sudah tinggal sendirian, warga bakalan mengusik mbak, atau mbak memang sengaja, kalau nanti mbak di sakiti oleh warga mbak akan kembali berlindung ke mas rizky, dan mencoba mengambil hatinya begitu? Mbak tahu kan, kalau mas rizky ada rasa dengan mbak dyah!" Cerocos siska sembari terus menerus menjambak rambut dyah.

Dyah hanya bisa pasrah, ia merasa kalau apa yang di katakan oleh siska memang sebagian benar apa adanya.

Hingga pada akhirnya siska menghempaskan tubuh dyah ke lantai. Ia pergi bergitu saja, setelah mengukapkan apa yang selama ini dia pikirkan.

"Dengan mbak. Kalau sampai mbak ngadu sama mas rizky karena hal ini, berarti mbak memang membuktikan apa yang aku katakan barusan itu benar. Perebut laki-laki orang!" Teriak siska setelah tiba di halaman, kemudian siska melenggang pergi begitu saja.

Bulir bening mulai menutupi manik mata dyah. Mmebayangkan semua kejadian yang telah dia alami.

"Ya Allah, apa aku seburuk ini?" Batin dyah.

Ia memegangi dahinya yang terasa ngilu, karena dorongan dari siska ke lantai lumayan keras. Hingga menimbulkan sedikit memar kebiruan di dahi dyah.

***

Sepulang dari melayat, keluarga aminah segera pulang ke rumah. Mengingat kalau dyah di rumah seorang diri.

"Assalamualaikum!" Aminah mengetuk pintu rumah.

Hening. Tidak ada suara atau jawaban dari dalam sana. Membuat aminah menatap ke arah suaminya.

"Pak!"

"Mungkin lagi istirahat bu. Coba ketuk lagi.." timpal rizky.

Aminah mengangguk, dia kembali mengetuk pintu. Hingga ketukan ke empat barulah terdengar sahutan dari dalam rumah.

"Maaf bu, bukanya lama.." ucap dyah setelah pintu terbuka.

"Astagfirullah haladzim, itu jidat kamu kenapa?" Tanya aminah terkejut.

Dyah baru saja mengompres memarnya, namun masih saja nampak.

"Um, tadi terhantuk bu. Tapi nggak apa-apa kok, sudah dyah kompres tadi." Jawab dyah yang mencoba untuk berbohong, tetapi mimik wajahnya nampak sekali tidak bisa menipu.

"Mbak, terhantuk kok bisa sebiru itu. Mbak gak lagi menyembunyikan sesuatu kan? Atau ada warga yang tadi datang dan mencoba melukai mbak?" Tanya dewi.

"Eh, nggak wi. Ini beneran karena terhantuk.."

"Ya sudah, kalau benar memang terhantuk, sebaiknya segera di obati ya. Takutnya nanti malah bengkak.." pak ustad menengahi semuanya. Dia meminta semua anggota keluarganya masuk ke dalam rumah.

Waktu berjalan cepat, Hari sudah menjelang sore. Setelah melihat keadaan sawah yang di tinggal seharian, pak ustad mengajak rizky untuk melihat kayu yang mulai di potong setelah melayat tadi.

Karena memang rencananya, membuat rumah sederhana untuk dyah akan di percepat. Mengingat pak ustad juga banyak mendengar berita tak enak dari luaran sana.

"Terkadang niat kita untuk menolong seseorang akan ada banyak dugaan. Niat kita baik, tapi di pandang orang buruk, bahkan ada yang mengira bahwa niat baik kita adalah niat buruk untuk melukai. Itu sebabnya kalau memiliki niat baik, hendaknya jangan banyak orang yang mengetahui. Karena bisa saja itu malah mengundang petaka."

Masih terngiang jelas ucapan guru agama author, ketika ada mapel pabp di sekolah, hehehe.

"Ini sudah cukup untuk buat kayunya saja, pak. Hanya tinggal buat sirapnya. Kalau bisa kayu yang agak keras, pak. Supaya awet." Ucap tukang potong kayu.

1
Anggita
thorr up ny kok cuman 1 bkin penasaran /Sob//Sob/
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
kak author @abdul folback aku dong
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁: terimakasih kak🙏🙏
bedul: udah ya kak. terimaksih udah mampir
total 2 replies
Anggita
mampir thorr/Hey/
bedul: terimakasih kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!