NovelToon NovelToon
Bilionaire Barista

Bilionaire Barista

Status: sedang berlangsung
Genre:Kaya Raya / Konglomerat berpura-pura miskin / Menyembunyikan Identitas / Healing
Popularitas:18.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mobs Jinsei

Kisah bermula dari seorang mahasiswa yang tiba tiba batal menikah, penyebab batal, tunangannya memilih membatalkan pernikahan karena mencintai pria lain dan sudah berselingkuh lama dengan pria itu.

Walau hatinya hancur, sang mahasiswa mengijinkan tunangannya pergi dan tentu saja tunangan nya langsung pergi dengan laki laki barunya tanpa mengetahui kalau sebenarnya dia salah memilih dan salah mengambil keputusan.

Alasannya karena sang mahasiswa yang di hina bukanlah mahasiswa dan pemilik kafe biasa, dia memiliki rahasia yang tidak pernah terbayangkan siapapun di belakang layar.

Genre : Urban, fiksi, komedi, drama, healing, psikologi, ceo.

100% fiksi ya, murni hasil pemikiran author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22

Malam harinya, setelah kafe tutup, Liam, Luna dan Laura duduk di sofa sambil berdempetan, mata mereka mengarah ke smartphone Liam yang menampilkan brosur liburan di resort yang berada di pulau tropis selama tiga hari.

“Mau ? kalau mau ku pesen,” ujar Liam.

“Mau,” balas Luna dan Laura bersamaan.

“Eh tadi ada apa sih sebenarnya ?” tanya Laura.

Liam dan Luna menceritakan semua yang terjadi tadi siang, Laura langsung menggelengkan kepala dan tersenyum,

“Ngapain coba kayak gitu,” ujar Laura sambil menghela nafas.

“Yah dia masih berharap aku cemburu dan mengamuk kali, tapi aku ga ngerasa apa apa hahaha,” ujar Liam.

“Hehe iya, ketara banget mancingnya, tapi aku sempet kebawa emosi tadi, sori ya,” ujar Luna.

“Santai aja, ga apa apa,” balas Liam.

“Oh ya, jadi inget,” balas Luna.

“Inget apa ?” tanya Liam sambil menoleh melihat Luna.

Luna melirik Laura, kemudian dia berdiri dan menarik tangan Laura, keduanya berlari ke dalam kamar, Liam menoleh melihat keduanya menutup pintu,

“Apa sih ?” tanyanya dalam hati.

Tak lama kemudian, keduanya keluar memakai kaus kebesaran yang sama, rambut yang di tata sama dan celana training yang sama juga, mereka berdiri di depan Liam.

“Terus ?” tanya Liam.

“Bisa bedain, mana Luna dan mana Laura ?” tanya keduanya sambil tersenyum.

Liam langsung menunjuk yang kiri dan mengatakan “Luna,” kemudian dia menunjuk yang kanan kemudian mengatakan “Laura,” keduanya langsung saling menoleh melihat satu sama lain dan senyum mereka menghilang di gantikan tanda tanya besar di wajah mereka. Kemudian keduanya menoleh melihat Liam,

“Kok kamu bisa bedain sih ?” tanya Luna.

“Iya, padahal kita sudah dandan sama loh,” tambah Laura.

“Coba kasih tau gimana caranya,” tambah Luna.

“Oh simpel, dada Laura lebih kecil dari Luna, walau kalau sekilas nampak sama,” jawab Liam santai.

“Bum,” wajah keduanya langsung merah dan mereka langsung menutup dada mereka dengan kedua tangan mereka dan berbalik membelakangi Liam,

“Dasar mesum,” teriak keduanya.

“Hahaha bercanda, gaya bicara kalian beda kok dan punya ciri khas sendiri, sori sori,” balas Liam tersenyum.

“Grrrr,” keduanya langsung berbalik dan duduk di kanan kiri Liam, mereka langsung memukuli lengan Liam dengan perlahan, wajah mereka masih merah dan membuat Liam tertawa lepas, kemudian Liam merentangkan tangannya dan merangkul keduanya, langsung saja keduanya memeluk Liam dan membenamkan wajah mereka di dada Liam.

“Tapi serius kok, Luna lebih besar sedikit dari Laura hehe,” ledek Liam.

“Diaaaam, gigit nih,” ujar keduanya di dada Liam.

“Hahahaha,” ketiganya tertawa lepas seakan akan dunia hanya milik mereka bertiga dan semua terasa natural, tanpa sandiwara, tanpa memakai topeng dan tanpa emosi berlebihan. Tiba tiba, “dok....dok....dok,” mereka mendengar pintu di bawah mereka di gedor seseorang dengan kencang, ketiganya langsung berdiri kemudian mengintip dari jendela melihat ke bawah. Ternyata Grace memukul pintu railing kafe dengan penuh semangat dan sendirian. Liam menutup tirainya,

“Haaah mau apa lagi dia,” ujar Liam.

“Kamu mau turun menemui dia ?” tanya Laura.

“Ngapain ? tidak perlu menemui dia, biarkan saja,” jawab Liam.

“Iya benar, biarkan saja sampai dia cape sendiri memukuli pintu railing,” tambah Luna.

Akhirnya ketiganya kembali ke sofa dan duduk diam sambil menikmati suara pukulan ke pintu railing kafe. Mereka meneruskan mengobrol tentang rencana mereka berlibur di resort pulau tropis,

“Berarti kita bolos kuliah dong ?” tanya Laura.

“Kan mulai lusa libur semester, kita pergi minggu pulang selasa,” jawab Liam.

“Oh bener juga ya,” balas Luna.

“Wah musti beli baju renang nih,” balas Laura.

“Yuk besok, kita ke mall dekat sini saja,” balas Luna.

“Ok, selamat bersenang senang ya,” balas Liam.

Luna dan Laura langsung menoleh melihat Liam, wajah keduanya langsung cemberut ketika menatap Liam,

“Kamu ikutlah,” ujar Luna.

“Iya, kalau ga susah minta pendapat kan, masa pake foto,” tambah Laura.

“Oh...ok kalau gitu,” balas Liam.

“Tenang aja, aku bayar sendiri kok,” ujar Luna.

“Sama, kan baru gajian hehe,” tambah Laura.

“Hmm ok (speechless gue, padahal gue bayarin juga ga masalah, tapi gue seneng, mereka berbeda dari yang lagi gedor pintu di bawah),” balas Liam tersenyum.

Grace mengetuk pintu lebih keras dari sebelumnya, akhirnya dia berteriak “Liam,” sampai terdengar ke atas. Liam, Luna dan Laura hanya tersenyum mendengarnya dan tidak menggubris nya sama sekali. Akhirnya setelah beberapa saat, ketukan pun berhenti, terdengar suara mobil berhenti dan tak lama kemudian jalan lagi, ketiganya kembali mengintip, mereka melihat sebuah mobil sedan yang hanya terlihat lampunya pergi dan belok di ujung jalan.

“Semoga si toxic itu tidak mengganggu lagi,” ujar Liam.

“Hehe iya,” balas keduanya.

“Dah ah, mau tidur,” balas Liam berdiri.

“Yuk,” balas keduanya bersamaan.

Liam membiarkan ruang tengah menyala, dia merangkul Luna dan Laura kemudian berjalan bersama sama ke dalam kamar.

******

Keesokan pagi nya, Liam, Luna dan Laura pergi ke kampus bersama sama, ketika sedang berjalan, tiba tiba punggung Liam di tepuk dari belakang, Liam menoleh melihat Robby dan Sanjay berjalan di belakangnya,

“Seger lo bro pagi ini,” ledek Robby.

“Yoi, gue ampe pangling,” tambah Sanjay.

“Ah bisa aja lo pada, lo berdua jagain Luna ya,” ujar Liam.

“Beres, serahkan ama kite hehe, bener ga Luna ?” tanya Robby.

“Hehe bener, ada kalian aman deh,” jawab Luna.

“Tapi lo berdua beneran susah di bedain kalau pake baju yang sama,” ujar Sanjay.

“Yap, tapi dia bisa tuh,” balas Laura sambil menunjuk wajah Liam.

“Ya dia kan lain dong, maksud nya kita kita,” balas Sanjay.

“Hehe iya sih,” balas Laura.

Mereka berjalan dengan santai sampai memasuki areal kampus, setelah masuk ke dalam gedung, Luna mencium pipi Liam kemudian pergi bersama Robby dan Sanjay ke kelas mereka karena mereka berbeda fakultas. Liam menggandeng Laura berjalan masuk ke dalam kelas tempat kuliahnya. Ketika masuk, kelas masih dalam keadaan sepi, seperti biasa, Liam duduk di spot yang di sukainya, barisan belakang dekat dinding, Laura duduk di sebelahnya,

“Eh pulang kuliah jadi kan mau belanja ? apa besok aja ?” tanya Laura.

“Hmm terserah kamu dan Luna sih, aku sih ikut aja,” jawab Liam santai.

“Hari ini aja, besok kita buka kafe dari pagi sampe malem, gimana ?” tanya Laura.

“Boleh, tar tanya Luna dulu,” jawab Liam.

“Dia pasti mau kok, santai aja,” balas Laura.

Tiba tiba, “ehem,” terdengar suara batuk di sebelah Laura, langsung saja Liam dan Laura menoleh ke arah suara batuk di sebelahnya. Laura langsung bergeser merapat kepada Liam yang langsung merangkulnya karena yang duduk di sebelah Laura adalah Derek yang kemarin datang ke kafe bersama Grace, dia menoleh melihat Liam,

“Sori, gue duduk sini ya,” ujar Derek sombong.

“Masih ada tempat lain kan ? kelas masih kosong,” ujar Liam.

“Sori, gue mau kenal sama lo dan cewe lo ini, gue bingung kenapa Grace tergila gila banget sama lo, bikin gue marah,” ujar Derek dengan suara datar.

“Hmm itu masalah lo sama cewe itu kan ? apa hubungannya sama kita ?” tanya Laura.

“Jelas ada, setiap hari, dimana saja, bahkan di ranjang, yang di bahas selalu Liam, bikin pala gue puyeng,” jawab Derek.

“Lah...emang ada urusannya sama Liam kalo gitu ?” tanya Laura.

“Gue berniat putus sama dia, gue males cuman di jadiin pelampiasan sesaat doang, terus terang aja, gue berniat serius sama dia,” jawab Derek.

“Oh,” balas Liam dan Laura bersamaan dengan wajah penuh simpati dan iba.

“Oi jangan liat gue kayak gitu napa, sori gue cuman mau ngomong gitu aja, gue pindah lagi, awalnya gue pikir lo cowo yang rese, posesif, introvert dan kena gangguan mental, ternyata lo normal bahkan lebih normal dari gue, Liam. Sori kemarin gue datang dan bersikap rese sama lo, karena gue pikir omongan Grace bener, gue udah liat kemarin lo seperti apa,” balas Derek sambil menoleh melihat Liam.

“Sip, ga usah di pikirin,” balas Liam.

"Semalam sori ya kalau ganggu, nyokap nya telepon gue bilang dia keluar dan ternyata dia balik ke kafe," ujar Derek.

"Ok, ga apa apa, kita ga denger kok, bener kan," balas Laura sambil menoleh melihat Liam.

"Yap, santai aja bro," tambah Liam.

"Ok deh kalo gitu, gue pindah dulu," balas Derek.

Derek pun berdiri, kemudian dia pindah duduk di paling depan dengan santai. Laura kembali bergeser dan menempelkan pundaknya kepada Liam dan Liam baru menyadari kalau Derek adalah teman sekelasnya di beberapa mata kuliah yang baru dia sadari setelah sekian lama.

1
Was pray
liam sering kurang mengantisipasi setiap tindakannya dan kejadian yg menimpanya sehingga musuh2nya mudah mencundanginya
Was pray
liam kan orang kaya dan cerdas kenapa di kafe gak ada penjaganya? aneh gitu lho ..
Sutono jijien 1976 Sugeng
keren menurut ku suka dgn cerita seperti ini
Mobs Jinsei: terima kasih kak
total 1 replies
mummy_aling
Luar biasa
Was pray
terlalu gampang dan terlalu mudah hati liam menilai seseorang,dan hati liam gampang terpesona sama cewek, jadi ya wajar ditinggalin grace, krn terlalu cepat hati menjatuhkan pilihan tanpa pertimbangan yg masak, kamu tipe cowok mudah move on tapi mudah juga pindah ke lain hati liam
雅那
ɯαԋ ʂҽɾυ ʂҽɾυ....
αყσ ƚɾιρʅҽ ʅ ʅαɳʝυƚƙαɳ...
雅那
υԋυιιιι ɳιƙαԋιɳ 22 ɳყα αԋԋԋԋ
Dewiendahsetiowati
pusing ya Liam karena sama2 cantiknya
雅那
ƚԋσɾ αραƙαԋ ʅαυɾα ԃαɳ ʅιαɱ αƙαɳ ʝαԃι ραʂαɳɠαɳ ƚԋσɾ
雅那
υɠԋ ƚҽɾɳყαƚ ʂι ʝαɱҽƚ ʝαɱҽʂ ιƚυ ʂυԃαԋ ρυɳყα ƚυɳαɳɠαɳ ƈƙƈƙƈƙƈƙ
雅那
ʂҽɱαɳɠαƚ ԃαʅαɱ Ⴆҽɾƙαɾყα αυƚԋσɾ, ʂҽԋαƚ ʂҽʅαʅυ Ⴆιαɾ Ⴆιʂα υρԃαƚҽ ƚҽɾυʂ
Mobs Jinsei: terima kasih atas dukungan nya kak /Pray/
total 1 replies
雅那
ʂҽɱσɠα ʂҽƚҽʅαԋ ιɳι ʂҽɱυα Ⴆυƙƚι ƚҽɾυɳɠƙαρƙαɳ ԃαɳ ʂι ɠɾҽƈҽ ԃι ƚυɳƚυƚ ԃαɳ ԃι ρҽɳʝαɾαƙαɳ
雅那
ʂҽɱαɳɠαƚ ʅιαɱ
Adri Pratama
keren thor, semangat ya
Mobs Jinsei: makasih kakak dukungannya
total 1 replies
雅那
ɱαɱριɾ ƚԋσɾ
ʂҽɱαɳɠαƚ υρ ɳყα ƚԋσɾ
Mobs Jinsei: makasih kaka support nya
total 1 replies
Ricky Adhitya
apa tuh yang kebesaran 🗿
Aqlul /aqlan
siip...lanjutkan...mantap
Zahra An
waduh itu Liam di kata katain gitu yaa dasar komentar nya....
Zahra An
semangat kak buat novelnyaa😁
Mobs Jinsei: siap, makasih dukungannya kak /Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!