NovelToon NovelToon
Mentri Pertahanan Jadi NPC Bocil

Mentri Pertahanan Jadi NPC Bocil

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Anime / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:703
Nilai: 5
Nama Author: Rodiat_Df

Aditiya Iskandar, seorang Menteri Pertahanan berusia 60 tahun, memiliki satu obsesi rahasia—game MMORPG di HP berjudul CLO. Selama enam bulan terakhir, ia mencuri waktu di sela-sela tugas kenegaraannya untuk bermain, bahkan sampai begadang demi event-item langka.

Namun, saat ia terbangun setelah membeli item di game, ia mendapati dirinya bukan lagi seorang pejabat tinggi, melainkan Nijar Nielson, seorang Bocil 13 tahun yang merupakan NPC pedagang toko kelontong di dunia game yang ia mainkan!

dalam tubuh boci
Bisakah Aditiya menemukan cara untuk kembali ke dunia nyata, atau harus menerima nasibnya sebagai penjual potion selamanya?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rodiat_Df, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mentri Gaming

Di sebuah ruangan rapat yang megah, para pejabat tinggi berkumpul dengan wajah serius. Di layar besar di depan mereka, sebuah peta digital menampilkan pergerakan militer yang sedang dikaji oleh para jenderal.

Menteri Pertahanan Aditiya Iskandar duduk di kursinya dengan wajah serius, tapi di bawah meja, tangannya sibuk memainkan HP.

Jari-jarinya bergerak lincah di layar, mengendalikan karakternya di CLO. Saat para jenderal berdiskusi tentang strategi pertahanan negara, di layar HP-nya, Aditiya justru sedang menyerang dungeon bersama party-nya.

"Pak Menteri, bagaimana pendapat Anda tentang strategi ini?" tanya salah satu jenderal.

Aditiya, yang sedang fokus menghindari serangan bos dungeon, merespons tanpa mengalihkan pandangannya dari HP. "Kita jangan terlalu frontal. Biarkan mereka maju dulu, kita serang saat mereka kelelahan."

Para jenderal mengangguk, menganggapnya sebagai strategi militer yang cerdas. Padahal, Aditiya sebenarnya sedang berbicara tentang bagaimana cara mengalahkan bos dungeon di CLO dengan teknik 'hit and run'.

Tiba-tiba, seorang staf mendekatinya dan berbisik, "Pak Menteri, Presiden ingin berbicara dengan Anda melalui panggilan video."

Aditiya langsung panik. Bos dungeon baru tersisa 10% HP!

"T-Tahan dulu, saya sedang… eh, sedang menganalisis data!" katanya sambil tetap fokus pada HP-nya.

Seketika, layar di depan ruangan berubah menjadi panggilan video dengan Presiden. Semua orang dalam ruangan berdiri dengan hormat.

Aditiya dengan cepat menyembunyikan HP-nya di balik dokumen dan berusaha memasang ekspresi serius.

"Pak Aditiya, bagaimana perkembangan strategi kita?" tanya Presiden.

Aditiya, yang masih setengah fokus ke HP-nya, asal menjawab, "Tenang saja, Pak Presiden. Kalau kita bisa menghindar dan menyerang saat waktunya tepat, kita pasti menang!"

Presiden terdiam sejenak, lalu tersenyum. "Bagus. Saya suka pendekatan taktis seperti itu."

Para jenderal mengangguk setuju, padahal Aditiya sebenarnya sedang berbicara soal serangan terakhir di dungeon game-nya.

Tiba-tiba—BOSS DUNGEON KALAH!

Di layar HP Aditiya, muncul notifikasi "CONGRATULATIONS! RAID SUCCESS!". Ia hampir berteriak kegirangan, tapi buru-buru menutup mulutnya.

Salah satu jenderal menatapnya dengan kagum. "Pak Menteri, Anda tampak sangat bersemangat. Apakah Anda baru saja menemukan strategi baru?"

Aditiya tersenyum penuh kemenangan. "Tentu saja! Ini strategi terbaik yang pernah aku lakukan!"

Sementara itu, notifikasi "RARE ITEM DROPPED!" muncul di layar HP-nya.

Dalam hati, Aditiya berteriak: "YESSS!!! AKU DAPET ITEM LANGKA!!!"

Dan begitulah, di saat negara menghadapi krisis militer, Menteri Pertahanan Aditiya Iskandar malah sibuk farming item di game MMORPG.

Aditiya Iskandar, 60 tahun, adalah Menteri Pertahanan yang dihormati. Namun, di balik citra profesionalnya, ia adalah seorang hardcore gamer.

Game terbaru yang membuatnya kecanduan adalah CLO, sebuah MMORPG berlatar peradaban kuno dengan pedang dan sihir. Selama enam bulan terakhir, Aditiya menghabiskan waktu seharian bermain game ini, mencuri waktu di antara rapat kenegaraan, latihan militer, dan bahkan saat makan siang.

Malam itu, ia sengaja begadang untuk membeli item langka yang hanya tersedia di toko NPC selama event terbatas. Setelah mendapatkan itemnya, ia tidur dengan puas.

Saat aditiya tidur. Suara teriakan, pedagang berjualan, dan orang-orang berlalu-lalang memenuhi telinganya.

Bahkan ada suara yang sangat keras seperti orang memangil tepat di telinganya

"Nijar! Nijar! Nijar!"

Sampai aditiya pun ta tahal lagih dan membukakan mata (sambil berteriak) "BERISIK."

Alangkah kagetnya aditiya sedang berada di tempat aneh tapi sepertinya sedikit tida asing.

Lalu perempuan di sebelah aditiya yang dari tadi berusaha membangunkan aditiya pun berbicara "Kenapa kau tidur di dekat pintu toko saat mau buka. Apa kamu begadang tadi malam."

Aditiya mengusap wajahnya yang terasa… kecil? Ia menatap tangannya yang kini mungil, kulitnya yang lebih halus, dan kakinya yang menggantung dari bangku kayu.

"Lho? Kok pendek?" gumamnya.

Sebelum ia bisa mencerna situasi, seorang perempuan dewasa mengenakan celemek berdiri di hadapannya dengan tangan di pinggang.

"Ada apa denganmu, Nijar? Apa kau begadang lagi tadi malam?"

Aditiya berkedip. "Siapa Nijar?" pikirnya.

Tapi sebelum ia bisa menjawab, PLAK!

Perempuan itu mengetok kepalanya dengan sendok kayu.

"Aduh! Sakit!" seru Aditiya sambil mengusap kepalanya.

"Kalau kau tidak sehat, beristirahatlah di dalam! Kau menghalangi pelanggan!" katanya kesal.

Aditiya menatap sekeliling. Sebuah toko kelontong kecil, rak-rak berisi ramuan, pedang murah, dan berbagai barang kebutuhan petualang pemula. Di luar, ada petualang berpakaian zirah dan penyihir berkerudung berjalan-jalan.

"Tunggu… ini kan toko NPC di kota utama CLO?!"

Aditiya berlari ke cermin di pojok ruangan, dan hampir pingsan.

Wajah di cermin bukanlah wajahnya yang berusia 60 tahun… melainkan seorang bocah lelaki berusia 13 tahun, dengan rambut coklat dan mata biru.

"Aku… jadi Nijar Nielson?! NPC bocil pedagang toko kelontong?!"

Aditiya mulai panik. "Oke, oke… Ini pasti mimpi! Aku pasti ketiduran saat main!"

Untuk membuktikan teorinya, ia mencubit pipinya sendiri.

"Aduh!"

Ia lalu berdiri dan menabrak meja.

"Sakit lagi?!"

Terakhir, ia mengambil botol ramuan merah dan menenggaknya.

Gluk. Gluk. Gluk.

...

...

Tidak ada efek.

"Lho?! Mana efek heal-nya?! Kenapa HP-ku nggak nambah?!"

Perempuan tadi menatapnya tajam. "Nijar, kenapa kau minum potion itu?! Kau tahu berapa harganya?!"

Aditiya menelan ludah. "Jadi… NPC nggak bisa pakai item?! Aku nggak bisa pakai skill?!"

Ia mencoba membuka menu status, tapi tidak ada layar transparan yang muncul di depannya.

"GILA, AKU BENERAN NPC?!"

Aditiya akhirnya terduduk di lantai dengan ekspresi kosong.

Sebagai Menteri Pertahanan, ia biasa mengendalikan ribuan tentara.

Sebagai player, ia bisa mengalahkan boss dungeon sendirian.

Tapi sekarang…

Ia hanyalah bocil NPC yang bahkan nggak bisa pakai potion.

"Aku… tamat."

Aditiya, yang kini terjebak dalam tubuh bocil 13 tahun bernama Nijar Nielson, mencoba menarik napas dalam-dalam. Ia duduk di belakang meja kayu kecil di toko, mengamati toko kelontong yang biasa ia lihat dalam game. Ada rak-rak penuh dengan ramuan penyembuh, potions, dan beberapa pedang murah.

"Oke, oke… jangan panik. Ini cuma game. Aku cuma perlu berpikir jernih." Aditiya berusaha menenangkan dirinya, meskipun rasanya seperti mimpi buruk.

Di seberang meja, seorang wanita dewasa berusia 25 tahun dengan rambut panjang, Lizna Nielson, tampaknya sedang merapikan beberapa barang di rak. Lizna adalah kakak Nijar dalam cerita game, dan entah bagaimana, dia juga ada di sini, hidup dan nyata.

"Nijar, kamu lagi ngelamun lagi?" Lizna bertanya sambil menatap Aditiya yang kini ada dalam tubuh bocil.

Aditiya, yang berusaha keras tetap tenang, hanya bisa tersenyum kaku. "Aku... cuma berpikir."

Lizna mengerutkan kening. "Pikirin apa? Kamu kalau nggak jualan, cuma duduk aja. Pekerjaan mu itu bukan cuma nunggu orang datang beli barang, Nijar!"

"Aku bukan NPC, aku… Menteri Pertahanan!" hampir saja Aditiya berteriak, namun ia buru-buru menahan diri. "Tidak, tidak, aku bukan NPC, aku... cuma bingung."

Namun, yang semakin membuatnya bingung adalah kenyataan bahwa dia tak bisa menggunakan kekuatan apapun. Bahkan unuk membuka menu inventaris, ia merasa seperti terhalang oleh dinding tak terlihat.

"Jadi, sekarang aku harus jadi... pedagang?" gumam Aditiya dalam hati.

Saat itu, seorang petualang dengan pedang besar masuk ke toko. Dengan muka serius, dia bertanya, "Ada potion penyembuh, Nijar?"

Aditiya, yang masih berusaha menenangkan diri, dengan ragu menjawab, "Oh, tentu. Di rak kiri. Tapi…"

Tiba-tiba, tangan bocil itu bergerak tanpa perintah, dan ia secara otomatis menyodorkan potion murahan yang jelas-jelas tak akan membantu petualang itu dalam pertarungannya melawan monster kuat.

Petualang itu memandangnya dengan heran, lalu berkata, "Potion ini cuma buat cuci muka ya?"

Aditiya merasa malu, "Astaga, kenapa aku jadi NPC begini?! Ini benar-benar gila."

Lizna yang melihat kejadian itu hanya tertawa kecil. "Nijar, kamu harus belajar cara jualan yang lebih baik. Jangan kasih barang yang nggak berguna!"

Aditiya hanya bisa tersenyum kaku. "Aku... mencoba..."

Saat itu, ia menyadari satu hal: hidup sebagai NPC bocil ternyata lebih berat dari yang ia kira.

Bagaimana Aditiya menghadapi dunia game sebagai NPC bocil?! Bisakah ia kembali ke dunia nyata, atau takdirnya adalah menjual kentang dan potion selamanya?!

1
Rosita Rose
seru nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!