Perjalanan kisah cinta seorang gadis cantik bernama Alexandra Pranoto dan seorang laki-laki yang baru ia kenal bernama Devan Mahendra.
Berawal dari sebuah perjodohan, akankah kisa cerita mereka berakhir bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja Pertama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Widya, rian dan adrian pamit pulang untuk membawa beberapa kebutuhan selama di rumah sakit. Sedangkan monik memilih untuk menemani anak dan menantunya di rumah sakit. Rengga dan diva diminta oleh adrian untuk menghandle pekerjaan di kantor untuk sementara.
"Apa kau sudah makan?" tanya devan, alexa hanya menggelengkan kepala nya.
"Istrimu sejak semalam sangat mengkhawatirkan mu, hingga ia tidak berselera makan. Alexa baru mau makan setelah mami bilang kalau kau akan marah jika menelantarkan calon anaknya. Jadi kau jangan membuat alexa khawatir lagi" ujar monik sambil tersenyum.
"Sekarang makanlah" perintah devan
"Perut ku sungguh tidak bisa untuk di isi" jawab alexa.
"Kemarilah" pinta devan. Alexa pun menuruti perintah devan untuk mendekat kepadanya.
"Sayang, yang pintar di dalam sana ya. Jangan membuat ibu mu tidak mau makan" ujar devan sambil mengelus perut alexa.
Perlakuan Devan membuat senyum di bibir Alexa dan Monik.
"Sekarang makan ya. Aku suapi" perintah Devan , yang langsung mendapatkan anggukan dari alexa.
Devan dengan telaten menyuapi Alexa. Satu suapan untuk Alexa, kemudian satu suapan untuk dirinya sendiri.
Monik sungguh melihat cinta yang besar dari keduanya. Padahal di awal pernikahan Devan dan Alexa, Monik mengkhawatirkan mereka tidak akan cocok, namun ternyata ia salah. Mereka seolah memang di takdirkan untuk bersama.
Setelah selesai makan, Alexa meminum vitamin yang diberikan oleh dokter. Dia juga menceritakan kepada suaminya hasil pemeriksaannya. Ia harus lebih banyak beristirahat, dan makan makanan yang sehat.
"Jika seperti itu, kau tidak usah bekerja lagi" ujar Devan
"Kenapa memangnya?" tanya Alexa
"Nanti kau kelelahan sayang" jawab devan
"Tidak, aku tidak mau. Akan sangat membosankan jika aku harus di rumah terus-terusan" ujar alexa.
"Kau tidak bisa bekerja sambil kuliah, di kondisi saat ini" ucap Devan memberi pengertian
"Aku akan menunda kuliah ku, tapi aku tetap bekerja. Pokoknya aku akan mengikutimu kemanapun kau pergi" jawab alex tegas.
"Kau tidak keberatan menunda pendidikan mu?" tanya devan memastikan, Alexa pun menganggukan kepalanya
"Terima kasi sayang, Aku sungguh mencintai mu" ucap devan
"Aku juga mencintai mu" jawab alexa.
****
Devan, alexa dan Monik berbincang sedari tadi, menceritakan seputar kehamilan. Alexa sangat antusias sekali. Namun di sela-sela perbincangan mereka, entah kenapa tiba-tiba Alexa malah menginginkan cupcake coklat.
Monik yang mendengar keinginan sang menantu langsung bergegas pergi ke toko roti yang ada didekat sana.
"Aku mengantuk" ujar alexa tiba-tiba
"Kemarilah, tidur disampingku" ucap devan sambil menuntun tangan alexa untuk tidur disebelahnya.
Ranjang pasien yang digunakan rengga memang lumayan besar, dan karena tubuh Alexa yang kecil sehingga tempat tidur itu bisa di isi berdua.
"Mami sedang membelikan ku kue" jawab alexa
"Akan aku bangunkan jika mami sudah kembi" ujar devan.
Devan memeluk istrinya itu dengan erat, jemari tangannya tak henti membelai wajah sang istri. Sesekali sebuah ciuman mendarat dikening Alexa. Sungguh wanita yang ia peluk saat ini adalah hidup dan matinya saat ini. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya jika alexa sampai terluka.
***
Widya begitu terkesiap saat melihat anak kesayangannya sedang tertidur lelap sambil memeluk sang suami.
"Astaga Alexa, anak ini benar-benar, suami nya yang sakit, tapi dia yang malah dimanjakan" ujar widya dan berniat membangunkan alexa untuk berpindah ke kamar.
"Tidak apa-apa ma, biarkan saja. Dia baru saja tidur. Devan yang memintanya untuk tidur disini" jawab daven.
Mendengar jawaban daven , Widya pun mengurungkan niatnya.
Devan perlahan melepaskan pelukan Alexa, dan perlahan merubah posisinya menjadi posisi duduk. Ia berbincang dengan Ibu dan Ibu mertuanya.