NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Tawanan Tuan Muda

Menjadi Istri Tawanan Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Paksa
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Anggraini 27

*"Ah ... ampun, Kak. U-udah! Naya ngakuh, Naya salah."*


Masa remaja yang seharusnya dilalui dengan ceria dan bahagia, mungkin tidak akan pernah dialami dengan gadis yang bernama Hanaya Humairah. Gadis cantik yang lemah lembut itu, harus terpaksa menikah dengan Tuan muda dingin nan kejam.

Demi menyelamatkan ibunya dari tuduhan penyebab kematian mama dari sang tuan muda, ia rela mengorbankan kebahagiaannya.

Akankah Gadis itu bisa menjalani hari-harinya yang penuh penderitaan.
Dan akankah ada pelangi yang turun setelah Badai di kehidupannya.

Penasaran ...?
Yuk ikuti kisahnya ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggraini 27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 1

Happy Reading...

"Mama ...!" Malik berlari ke arah mamanya yang sudah jatuh kesungkur di lantai dengan sebuah pisau yang menancap di perutnya.

"Ma ... Malik," ucap Rani yang terbata-bata, karena menahan sakit di perutnya.

"Iya, Ma. Malik di sini! Apa yang terjadi,  Ma?" Malik memeluk dan menggenggam erat tangan mamanya.

Malik Idris Yansya. Remaja yang masih duduk di bangku SMA. Usia nya sekitar 18 tahun. Memiliki tubuh tinggi atlentis,dan wajah tampan rupawan. Namun memiliki sifat yang dingin.

"Pa ... Pa. Papamu se ... lingkuh, Lik."

"Enggak, Lik. Papa gak pernah selingkuh. Justru mamamu yang main di belakang papa, Lik!" bela Rama yang terliahat frustasi, karena melihat istrinya melukai diri sendiri.

"Ini buktinya, Mas." Melemparkan kertas-kertas bukti transferan.

"Udah, stop!" Malik menghentikan perdebatan orang tuanya.

Dia pun segera mengangkat tubuh sang mama untuk dibawa ke rumah sakit.

Sebelum melangkahkan kakinya. Malik berkata sesuatu pada Papanya.

"Jika terjadi sesuatu pada mamaku. Anda adalah orang yang harus disalahkan," ucap Malik dingin. Kemudian segera pergi dari situ.

"Lik, dengarkan penjelasan Papa dulu, Nak. Ini cuma salah paham ...."

Malik tidak menggubris ucapan papanya. Dia terus berjalan keluar, karena saat ini yang terpenting adalah nyawa mamanya.

"Ma ... Lik!" Tanpa disadarin Malik, papanya terjatuh karena menahan sakit di dada.

****

Di rumah sakit. Malik terus berjalan mondar mandir, cemas dengan keadaan mamanya saat ini yang masih ditangani oleh tenaga medis di dalam.

Hingga satu jam kemudian. Seorang dokter pun keluar dari ruangan mamanya.

"Dok, gimana keadaan mama saya,Dok?" tanya Malik yang menunggu jawaban dokter tersebut.

Dokter itu pun menghela nafasnya sebelum menjawab.

"Kamu yang sabar, ya. Ikhlaskan ibumu, mungkin Tuhan lebih menyayanginya." Dokter itu pun menggenggam bahu Malik, memberi kekuatan.

"Apa maksutnya, Dok!" Malik tidak terima dengan ucapan dokter itu barusan.

"Maafkan kami yang tidak bisa menyelamatkan ibumu. Karena pendarahanya yang berlebihan hingga ibumu banyak kekurangan darah. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin ... tapi tuhan berkata lain."

Dokter itu pun meninggalkan malik, setelah menjelaskan masalahnya.

Seketika pertahanan tubuhnya roboh, hingga terjatuh di lantai.

Rahangnya mengeras dengan mengepal tangannya kuat, karena Amarahnya yang dicoba ditahan.

"Ma. Malik janji, bakal balaskan perlakuan mereka semua ...." Pandangannya lurus ke depan dengan tatapannya yang tajam mematikan.

Tak terasa tiga bulan sudah berlalu. Sejak kematian mamanya. Sikap Malik semakin dingin dengan sekitarnya, apalagi dengan papanya sendiri. Jangankan bicara, melihat pun saja dia tak mau.

Sedangkan keadaan papanya sekarang sungguh sangat memprihatinkan. Akibat serangan jantung saat itu, membuat sebagian anggota tubuhnya mati sebelah. Hingga ia harus duduk dan berjalan di kursi roda.

"Ma ... Malek. Ma-afi Pa-pa," ucap Rama yang sedikit susah bicara.

Sedangkan yang diajak bicara tidak menanggapi sama sekali.

"Lek, Pa-pa bisa je-jelasen. Itu se-mua cu-cuma salah pa ...."

"Stop! Saya tidak mau mendengar penjelasan apapun dari anda."

Setelah memotong ucapan papanya. Malik berlalu pergi tanpa melihat papanya sedikit pun.

"Maaf, Den. Makan malam sudah siap," ucap bik Atun, sang asisten rumah tangga yang menghentikan langkah Malik.

"Saya mau pergi. Kamu urus saja orang tua itu dengan benar."

Deg.

Hati orang tua siapa yang tidak sakit. Jika mendengar ucapan anaknya seperti orang asing bagi dirinya.

"Tuan yang sabar, ya. Saya do'a kan semoga Den Malik segera berubah."

Mendengar ucapan pembantunya. Rama hanya bisa menunduk, menangis dalam diam.

****

Di kota yang penuh dengan gedung-gedung menjulang tinggi.

Ada seorang pemuda yang tengah duduk di atas puncak gedung.

Ya, siapa lagi kalau bukan Malik. Duduk di atas rooftop dengan ditemani dinginnya angin malam.

Drrrrttt ... drrrttt ...

Terasa geteran hp yang berada di saku celananya. Segera dia merogoh dan mengangkat sebuah panggilan dari orang kepercayaannya.

[Hallo, Tuan muda,]" ujar Gery membuka percakapan.

"Hmm."

[Saya sudah menemukan keberadaan wanita itu. Dia berada di kota B, Tuan]

"Segera temukan rurumahnya. Dan segera kabari saya," perintah Malik.

[Baik, Tuan]

Tit ...

Panggilan dimatikan sepihak.

"Ma, lihat! Malik sudah menemukan keberadaan wanita itu. Malik pastikan hidup mereka akan jauh lebih menderita dari kita."

Senyum devil tercetak di bibirnya, yang sedang menatap bintang-bintang di langit, Seolah-olah itu adalah ibunya.

***

SMA Nusa Jaya.

Kantin sekolah

"Eh, Ndra. Ngapa tu Malik, mukanya datar amat dah," tanya Rizki bisik-bisik, yang melirik ke arah Malik.

Sedangkan orang yang dibicarain acuh tak acuh. Tetap meminum satu botol soda yang digenggamnya tanpa ekspresi, dengan pandangan ke depan.

"Kayak lo kagak tau aja dah. Tu anak kan emang begitu sifatnya. Udah, ah! biarin aja. Dari pada liati tu anak, mending lo liat tu, bakso lo masih utuh," tunjuk Andra dengan pandangan yang mengarah pada semangkuk bakso temannya.

Sedang Rizki hanya membalas dengan cengiran.

Andra dan Rizki adalah teman Malik.

Mereka Most wanted di sekolah ini. Siswa tertampan yang banyak digilai kaum hawa. Tapi banyak yang tidak berani untuk dekat mereka, karena Takut berurusan dengan Malik.  Leader yang disegani dengan tampang yang dingin dan tidak segan-segan memberi pelajar dengan orang yang berani mengusik ketentramannya.

Ting ....

Sebuah notif pesan di hp Malik.

Gery:

Tuan, orang kita sudah berada di depan rumah korban.

Anda:

Jemput gue sekarang di sekolah.

Gery:

Baik tuan.

Setelah mendapat kabar dari sang asisten. Malik segera beranjak dari duduknya.

"We, Mal. Mau mana, Lo?" tanya Rizki yang melihat Malik mau beranjak pergi.

"Cabut!" Dijawab singkat oleh Malik yang sudah menenteng jaketnya.

"Abis ini pelajaran Buk Siska, loh. Bisa mampus kita kalo sampek ditanyain guru killer itu," sambung Andra.

"Gue yang urus."

Setelah itu Malik pun pergi keluar gedung, dengan asistennya yang sudah menunggu digerbang sekolah.

"Yaelah. Emang tu anak, ya. Mentang-mentang sekolah bapake, seenak udel main cabut aja," gerutu Rizki.

"Sultan ma bebas ... ," sahut Andra.

Bersambung ...

Tinggalkan jejak!

jangan jadi pembaca gelap ya, Sayang.

1
Nuriati Mulian Ani26
keten
muna
lanjut trss thor
muna
lanjut
Anggraini 27: sudah up ya.
terima kasih sudah menjadi pembaca setia Naya dan Malik😍
total 1 replies
muna
kok gak up sih thoor
Tóc tém^^~
Mantap banget nih ceritanya, bikin ketagihan!
Anggraini 27: Terima kasih/Smile/
ikutin terus ceritanya ya/Kiss/
total 1 replies
Nami/Namiko
Bikin gelisah, tapi enak banget rasanya. Tungguin terus karyanya ya thor.
Anggraini 27: Terima kasih /Smile/
ikutin terus ceritanya, ya/Kiss/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!