Bayangkan: temanmu, Arjuna, pria yang diam-diam kau sukai, tiba-tiba menjadi ayah tirimu. Bukan hanya itu, pernikahan mereka bak drama telenovela yang penuh intrik!
Jasmine, gadis yang menyimpan rasa pada Arjuna, mendapati mamanya, Cahaya, jatuh cinta dan menikah dengannya. Bukannya bahagia, hatinya dipenuhi amarah yang membara. Balas dendam? Mungkin. Tapi bagaimana caranya? Akankah Jasmine mampu mengendalikan emosinya, atau justru terjerumus dalam pusaran dendam yang menghancurkan? Kisah ini akan membawamu dalam perjalanan emosional yang penuh kejutan, di mana cinta, pengkhianatan, dan dendam saling beradu. Siap-siap terhanyut dalam pusaran rahasia keluarga yang mengejutkan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Grace caroline, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35. Kamu Nikah Aja
Cerita Jasmine terus berlanjut. Ia menceritakan semuanya kepada Daisy, tanpa ada yang ia tutupi. Kecuali soal video viral itu. Daisy yang mendengarnya tentu terkejut. Bagaimana tidak, Jasmine mengatakan jika...
"D4mn it! Jas, Are you kidding me?! That's not funny!" seru Daisy, kaget bukan main. Kedua tangannya terangkat menutupi mulutnya. Matanya membulat, lebar seperti bola pingpong.
Jasmine menggeleng. Dia sudah menduga jika Daisy pasti akan berkata demikian. Ceritanya memang terdengar aneh, lucu. Tapi itulah kenyataannya.
"Aku nggak bercanda Dai. Aku serius. Emang kayak gitu kenyataannya. Mamaku, mamakulah yang udah nyakitin aku dengan pacaran sama orang yang aku suka. Sebenarnya aku nggak bisa bilang nyakitin juga sih, soalnya Mama pun nggak tau kalau aku itu suka sama pacarnya itu.
Anyway Arjuna. Namanya Arjuna, teman dekatku sekaligus tetanggaku. Sebenarnya aku suka sama dia itu udah dari lama, cuma aku awalnya nggak sadar aja kalau aku itu suka sama dia. Aku anggapnya itu ya cuma rasa suka antar temen biasa. Nggak lebih.
Tapi lama-kelamaan ya Dai ya rasa suka itu...aneh. Aku jadi takut kehilangan dia, ingin terus deket dia, lihat dia bahagia aku ikut bahagia dan lihat dia sedih aku juga ikut sedih. Pokoknya apapun tentang dia Dai.
Aku udah berusaha keras buat lupain perasaan ini, apalagi setelah tau Mama pacaran sama Arjuna. Tapi nggak bisa. Kamu tau, aku pernah suatu saat terpikir ide gila buat hancvrin hidup keduanya," cerita Jasmine terdengar berapi-api. Rasanya melelahkan setelah ceritanya berakhir.
Ia meraih kertas menu di meja, lalu menggunakannya untuk mengipasi wajahnya. Sepertinya cuaca berubah panas setelah ia selesai bercerita.
Daisy tidak habis pikir dengan cerita Jasmine. Rasanya seperti menonton drama saja. Tapi ini kenyataan. Lalu Daisy meraih tangan Jasmine, menggenggam tangan lentik dan putih itu.
"Sebenarnya ini nggak sepenuhnya salah mereka kok. Emang kalau udah dihadapkan sama cinta semua orang bisa jadi gil4 Jas. Termasuk kamu, tante Cahaya dan cowok tadi. Ibaratnya kalian itu kayak terlibat Cinta segitiga. Cuma kamu nggak jujur soal perasaan kamu.
Andai aja dari awal kamu jujur soal perasaanmu mungkin semuanya akan berbeda. Cowok tadi, ehm siapa namanya? Eee ah iya Arjuna, mungkin nggak akan jadian sama mama kamu. Rasanya pasti sungkan nggak sih kalau temen kamu pacaran sama mama kamu.
Apalagi kalau kamu jujur kamu suka sama dia. Ya, meskipun kamu nggak akan tau ya Arjuna itu bakal suka sama kamu atau enggak, tapi sekiranya dia nggak akan pacaran sama mama kamu kayak gini. Iya kan?" tanya Daisy.
Jasmine menghela napas kas4r. "Tapi masalahnya dari awal bekerja itu Arjuna udah tau kalau bosnya itu mamaku Dai. Dia bisa kerja di perusahaan mama karena aku yang rekomendasiin, kasih tahu dia ada lowongan. Udah hampir sebulan lebih dia kerja di sana.
Jadi, dari situ aku udah bisa simpulin, cinta emang nggak kenal umur dan tempat. Contohnya Arjuna sama mama tuh. Nggak punya malu sama sekali. Kesel aku!" Jasmine lalu menarik tangannya yang dipegang Daisy, mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.
Daisy terdiam beberapa saat. Dia mengerti perasaan Jasmine. Cuma dia tidak bisa membenarkan apa yang Jasmine lakukan. "Sabar aja Jas. Mungkin itu udah takdir mereka. Lagi pula tante Cahaya kan mamamu ya? Apa nggak lebih baik kamu ikhlasin aja Arjuna untuk mamamu? Suatu saat pasti kamu akan mendapatkan jodoh yang lebih baik kan?
Jangan sedih-sedih terus. Hidup terus berjalan loh, siapa tau di masa depan hal baik akan menyapa kamu. Jadi jangan sedih terus ya, jangan marah-marah. Cewek kalau marah itu jelek tau," ucap Daisy. Ia terkekeh pelan, berusaha mencairkan suasana yang mulai terasa kaku. Senyum jahil terkembang di bibirnya, seolah ingin menggoda Jasmine.
Tapi Jasmine sama sekali tak terusik oleh candaan Daisy. Sebaliknya, raut wajahnya justru menegang. Sorot matanya tajam, bagaikan puluhan pisau yang baru diasah.
Tatapannya tertuju pada Daisy, kedua tangannya mengepal erat di atas meja. Rahangnya mengeras.
"Mungkin aku akan ikhlasin si bang4t Arjuna itu untuk mama. Tapi enggak untuk diem aja dan nggak ngasih pelajaran sama mereka. Kamu tau, banyak orang yang ngomong kalau aku itu mirip sama Mama kan? Jadi aku akan membuktikan semua itu dengan apa yang akan aku lakukan.
Mama, Arjuna... hmm, mereka pasti nggak sabar untuk segera menikah. Ouch, lucu banget rasanya kalau bayangin temanku jadi ayah tiriku. Hahaha," Jasmine tertawa, seraya meraih gelasnya dan menyeruput air di dalamnya hingga tandas. Ia meletakkan gelasnya kembali di meja, menghela nafas, dan kembali tertawa.
......................
Hari telah larut ketika Arjuna menyelesaikan kelasnya di kampus. Rasa lelah dan jenuh menyelimuti dirinya, namun rasa gugup yang tak menentu justru lebih terasa. Sepanjang perjalanan pulang, bayangan wajah ibunya dan Luna terus terlintas dalam pikirannya.
Sesampainya di rumah, Arjuna memarkirkan motornya di teras. Tangannya gemetar saat meraih gagang pintu. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Pintu terbuka, dan Arjuna melangkah masuk tanpa mengucapkan salam seperti biasanya.
Di ruang tamu, ibunya dan Luna duduk berdampingan dengan ekspresi wajah yang serius. Tatapan mereka tajam, membuat Arjuna semakin gugup. Ia mendekat dan duduk di sofa di hadapan mereka, jantungnya berdebar kencang.
"Jun, ada yang mau Ibu omongin sama kamu," kata ibunya terdengar dingin, suaranya meninggi. Udara di ruang tamu terasa lebih dingin, dan tatapan adiknya yang tajam membuat Arjuna menunduk, enggan beradu pandang dengan mereka.
"Mau ngomong apa Bu?" tanya Arjuna, matanya masih tertuju ke lantai. Wajahnya tampak gugup, dan suaranya sedikit gemetar saat melontarkan pertanyaan itu.
"Kamu punya pacar ya?" tanya ibunya.
Luna menambahkan, "Aku tau semuanya loh kak. Kakak bener-bener keterlaluan!" ucap Luna, suaranya meninggi.
Arjuna sudah menduga percakapan ini akan terjadi. Ibunya dan adiknya pasti akan membahas video viral itu. Dia sudah menyiapkan mentalnya, tapi tetap saja dia merasa tidak kuat jika harus menghadapi kemarahan ibu dan adiknya akibat video viral itu.
Ibunya menghela nafas panjang. "Kamu nikah aja sama pacarmu itu. Ehm, bosmu. Mamanya Jasmine, iya kan? Ibu udah tau semuanya. Kamu pacaran sama Mamanya Jasmine. Ibu bener-bener nggak nyangka kalau kamu akan ngelakuin hal kayak gitu Jun.
Ibu kecewa sama kamu. Bisa-bisanya kamu ngelakuin hal seperti itu padahal kalian bukan mahram!" omel ibunya.
Arjuna perlahan mendongak, tatapannya bertemu dengan mata sang ibu. Rasa bersalah terukir jelas di matanya yang berkaca-kaca, air mata mulai menetes pelan, seperti butiran embun di pagi hari.
"Maafin Arjuna Bu, Arjuna khilaf. Arjuna juga nggak nyangka kalau bakal ngelakuin itu sama pacar Arjuna. Maafin Arjuna Bu, maafin Arjuna," Arjuna terus meminta maaf. Dia meraih tangan ibunya dan menggenggamnya erat.
Bersambung ...