NovelToon NovelToon
Against All Odds

Against All Odds

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Romansa / Menjadi Pengusaha
Popularitas:398
Nilai: 5
Nama Author: D.harris

Bian, seorang pria berusia 30-an yang pernah terpuruk karena PHK dan kesulitan hidup, bangkit dari keterpurukan dengan menjadi konten kreator kuliner. kerja kerasnya berbuah kesuksesan dan jadi terkenal. namun, bian kehilangan orang-orang yang di cintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D.harris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hidup yang berat

Malam itu, bian duduk di teras rumahnya sambil menghisap sebatang rokok yang sudah mulai habis. cowok 30 tahun berambut ikal acak acakan itu melamun memandangi motor matic bekasnya yang sudah mulai rewel. hari ini dia hanya mendapatkan 2 penumpang. pikirannya kembali ke masa beberapa tahun lalu ketik ia masih bekerja sebagai staff administrasi di sebuah perusahaan manufaktur. saat itu hidupnya terasa lebih ringan. gaji setiap bulan tunjangan kesehatan, tabungan dan nafkah yang cukup untuk ibunya. Bian tinggal dengan ibunya Minah, yang bekerja sebagai pedagang makanan seperti gorengan dan nasi uduk. penghasilan minah tidak banyak tapi cukup untuk kebutuhan sehari hari keluarganya. Bapak bian, Warman sudah lama meninggal dunia, bian anak tunggal. Dulu ketika masih bekerja kantoran bian biasa membantu keuangan keluarganya. tapi sekarang semenjak ia bekerja jadi ojek online. Penghasilanya jadi tak menentu.

Di dalam rumah kecilnya, Minah tengah sibuk membuat adonan gorengan yang akan ia jual besok pagi.

“Yan …kamu makan dulu gih, tuh sayurnya udah mateng. Jangan sampai telat makan” suara lembut minah memanggil bian dari dapur.

“iya bu” jawab bian singkat. ia masuk ke dalam rumah dan duduk di meja makan piring berisi nasi dan lauk tempe sayur asem sudah tersedia di sana.

“Ojek sepi ya hari ini?” tanya wanita paruh baya berhijab itu sambil menuangkan teh hangat ke gelas bian.

Bian mengangguk “iya bu…lagi ngga banyak yang pesan”

Minah menatap anak semata wayangnya itu dengan penuh kasih “sabar ya nak, nanti pasti ada rezeki lagi”

Bian tersenyum kecil meski hatinya sesak. Ia selalu berusaha menutupi perasaan kecewanya di depan sang ibu.

 

......................

Seminggu kemudian keluarga besar minah mengadakan acara kumpul-kumpul di rumah salah satu saudara. di antara saudaranya, keluarga minah yang ekonominya paling rendah. biasanya minah yang selalu di tugaskan untuk cuci piring dan masak. Bian datang dengan perasaan malas ia tahu di acara seperti itu ia akan dibanding-bandingkan dengan saudaranya yang lain.

Di sudut ruang tamu, larsih bude bian, kakak kandung minah. Tengah bercerita dengan bangganya tentang anaknya anwar yang baru saja di terima jadi PNS di kementrian. Usia anwar lebih muda dari bian. Wanita bertubuh gempal dengan gelang emas berderet menghiasi pergelangan tangannya itu berbicara dengan keras memastikan semua orang mendengar.

“Anwar itu memang dari kecil sudah rajin belajar. Jadi yo ngga heran kalau sekarang sudah jadi PNS. Gajinya besar masa depannya jelas” kata wati sambil melirik bian yang duduk di pojok ruangan.

Tak lama Larsih melajutkan ucapanya dengan nada mengejek. “bian gimana sekarang minah? Masik ngojek?”

“Masih mba” jawab minah singkat sambil mencuci perabot didapur.selesai mencuci ia duduk disamping bian.

“oalah…coba ngelamar kerja di perusahaan lagi yan. Ngojek paling pendapatanya ga seberapa. Kasian ibumu sudah tua kalau jualan terus. Mana kamu belum nikah…udah umur 30 lho….” Kata larsih.

Bian hanya tersenyum tipis sambil menunduk pura pura bermain HP. Kata-kata budenya itu seperti pisau yang menghujam di hati. Bian mencoba menahan amarah dan rasa malu. minah yang duduk di sebelahnya meremas tangan bian dengan lembut.

Bian ingin melawan, ingin membalas ucapan budenya. Tapi ia tahu, itu akan mempermalukan ibunya lebih jauh. Ia lebih memilih diam dan pura-pura tak peduli. Namun dalam hatinya rasa sakit itu terus menggerogoti.

Sepulangnya dari acara bian duduk sendirian di teras rumahnya. Sambil merokok. ia membuka HPnya dan melihat media sosial. Postingan story dan foto teman-temannya yang sudah sukses, membuat hati bian semakin hancur. ada yang sudah berkeluarga, memiliki bisnis sendiri,, bekerja di perusahaan besar di ibukota bahkan ada yang sudah tinggal di luar negeri.

“kata-kata budemu tadi ngga usah dipikirin yan, budemu memang gitu dari dulu” ucap minah yang tiba-tiba muncul di belakang bian membawa secangkir kopi.

“iya bu, aku ngerti kok. Cuma lagi merenung aja sampai kapan aku kayak gini? Umur udah 30 tahun. Belum punya apa-apa, pasangan juga belum punya. Lagian siapa juga yang mau sama laki laki pengangguran kayak aku bu?” ucap bian dengan nada putus asa.

“yo sabar nak, anggap aja ini ujian dari Tuhan. jalanin sambil terus berusaha dan berdoa. Minta sama gusti Allah.siapa tahu, Tuhan punya rencana yang indah buatmu di masa depan” ucap minah sambil memeluk bian. wejangan dan pelukan hangat dari ibunya membuat hatinya lebih  tenang.

......................

Hari itu hujan gerimis mengguyur kota, bian baru saja mengantar penumpang terakhirnya dan memutuskan untuk berhenti sejenak di pinggir jalan menunggu hujan reda. bian sedang memeriksa aplikasi ojek online di hpnya ketika seseorang memanggil namanya dari belakang

“Bian ? kamu Sabian perkasa alumni SMA Putrajaya kan?’

Bian menoleh dan melihat sosok pria berkacamata tinggi berkulit putih dengan senyum lebar. Meski raut wajahnya sedikit berubah karena waktu dan di tumbuhi kumis dan jenggot tipis yang rapi. Bian segera mengenalinya.

“Fendi? Wah lama ngga ketemu ! apa kabar bro?”

Fendi adalah sahabat bian di SMA dulu. Setelah lulus mereka lost contact karena kesibukan masing-masing.

“baik bro ! kamu gimana? Lagi ngojek ya?” tanya fendi sambi menunjuk helm ditangan bian.

“iya,, yaa gini lah hidup gue sekarang. Ngga semua seberuntung kamu bro”

Fendi tertawa kecil “halah! Ngga usah ngomong gitu. Yuk ngobrol sambil makan. Gue tau warung mie ayam enak dekat sini”

Bian dan fendi duduk di sebuah warung mie ayam sederhana. Semerbak aroma gurih kuah kaldu memenuhi udara. Bian yang awalnya enggan berbicara tentang kehidupannya, akhirnya membuka diri. Ia berbicara tentang PHK, sulitnya mencari kerja dan rasa frustasi yang terus menghantuinya.

“gue capek fen. hidup gue gini-gini aja. mana umur udah 30. kadang ngerasa gue gagal dan ga ada gunanya”

Fendi mendengarkan dengan serius sesekali mengangguk

“gue ngerti yan. Kadang hidup emang ga adil. Tapi lo ngga boleh nyerah, harus selalu cari cara buat bangkit. Dan umur 30 itu masih muda kali. Jangan ngerasa gagal cuma karena lo ngerasa hidup lo sekarang ngga kaya orang lain yang menurut lo sukses. Gue saranin buat sementara lo kurangin scrolling sosial media. Kadang sosmed itu kaya racun bro, kita jadi ngebandingin hidup kita dengan orang lain apalagi kalo posisi kita lagi down. dan lo ngga perlu minder karena lo sekang jadi ojol, yang penting halal bro”

Bian hanya mengangguk sambil mengaduk mie ayam di depannya. saat ia mulai makan, matanya berbinar.

“wah enak banget ini fen !  kuahnya gurih, mie ayamnya kenyal. daging ayamnya juga empuk. bumbunya pas, ngga terlalu asin. Tapi gue rasa kalo di tambah sambel dikit lebih mantap !”

Fendi menatap bian dengan heran sekaligus kagum. “lo serius yan? cara lo ngomongin mie ayam tadi kaya food vlogger lagi review makanan tau ngga haha”

Bian tertawa kecil “masa sih ? ah biasa aja bro, gue Cuma jujur aja sama apa yang gue rasain”

“kalo lo sekarang kerja dimana fen? Udah nikah?” tanya bian.

“gue IT consultant di perusahaan migas. Belum bro, tapi udah tunangan sama pacar gue. namanya Jessica” jawab fendi sambil menikmati mie ayamnya.

“eh tapi serius lu harus coba jadi konten kreator deh, yan. kayaknya lu punya bakat” lanjut fendi.

Bian tertegun. tidak pernah terpikirkan olehnya jadi konten kreator.

“tapi gue ngga punya alatnya fen, kamera aja ngga ada”

“pake hp lo aja dulu. yang penting niat. Kalo lo konsisten pasti ada hasilnya

Bian menghela nafas panjang. Ide itu terdengar menarik, tapi ia masih ragu.

“ngga tau, fen kayaknya susah”

“gue bantu. ntar kita cari waktu buat video pertama lo. Percaya deh lo pasti bisa.”

Meski ragu, bian pulang dengan perasaan ringan. Ia mulai membayangkan kemungkinan baru dalam hidupnya.

1
Girl lạnh lùng
Thor, jangan bikin pembaca gatal gatel nunggu update ya!
Fiqri Skuy Skuy
Pesan moralnya sangat berbekas di hati. 🤗
Khansa_nana_jennie22
Penulisnya punya keahlian khusus dalam menciptakan atmosfir.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!