Ziva adalah seorang penulis novel romantis yang di gemari banyak orang, suatu karya nya di notis oleh seorang sutradara.
namun mereka meminta Ziva untuk menambah sosok baru untuk membuat cerita lebih menarik lagi.
dan malam itu Ziva menciptakan tokoh figuran dengan kehidupan menyedihkan,di hamili oleh antagonis pria yang tergila-gila pada protagonis perempuan.
namun karena sesuatu yang terduga keesokan harinya, Ziva malah bertrasmigrasi ke tubuh figuran itu, dan sial nya dia berpindah setelah figuran melakukan malam panas nya.
bagaimana kelanjutan kisah nya, staytune yaaa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yulia setiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 20 masa lalu yang menyakitkan
Netta menatap ponsel nya nanar, mata nya sudah memanas dan mengeluarkan air mata nya.
"Tapi kamu tau, aku... Tidak tahan dingin. " lirih netta sambil menghapus air mata nya.
Bibir nya sudah membiru karena rasa dingin yang menyerang tubuh nya, hingga lama kelamaan dia pingsan.
Ziva membuka mata nya lagi, dan sekarang dia berada di rumah sakit, ia melihat agnetta yang menelpon seseorang.
Gadis itu di rawat karena hipotermia yang hampir merenggut nyawa nya saat itu.
"Ck, netta aku sedang sibuk, tidak bisakah kamu berhenti mengganggu ku. " marah seseorang yang di telpon netta, Silas.
"Maaf." lirih netta.
"Jangan ganggu aku. " ucap Silas lalu dia mematikan panggilan nya sepihak.
"Hiks, Silas kamu berbeda sekarang. " ucap netta menangis lirih.
Gadis itu menghubungi Robert dan mengatakan Silas sudah berubah dan selalu mengabaikan nya.
Robert yang marah menelpon Silas dan memarahinya, hal itu lag membuat Silas tidak menyukai netta.
Ia berfikir netta terlalu manja dan mengekang hidup nya, Silas tidak suka itu.
Hingga hubungan mereka merenggang saat itu, Silas bahkan tidak menghubungi nya atau menjenguk nya di rumah sakit.
Padahal Netta sudah ijin lebih dari 2 minggu dari sekolah nya, dan tepat saat Netta masuk ujian sekolah di mulai.
Ziva kembali memejamkan mata nya, dan membuka nya kembali, tepat suasana nya kembali berbeda saat ini.
Seperti ini ia berada di hari kelulusan dan sekarang posisi nya agnetta sedang berada di taman belakang dengan Silas.
"Ck, apa lagi. " Silas nya terlihat berbeda, bahkan tatapan mata nya tajam dan nada bicara nya datar.
"Kamu kenapa, kamu berbeda. " tanya agnetta pada Silas.
"Aku tidak. " ucap Silas.
"Kamu iya Silas, setelah kedatangan gadis itu kamu jadi berbeda. " ucap agnetta.
"jangan membawa bawa Michelle. " marah Silas.
"lihat, bahkan kamu mudah marah sekarang. " ucap agnetta.
"Itu karena aku membenci mu. "Tekan silas marah.
"Tapi kenapa. " ucap Netta dengan mata berkaca-kaca.
"Apa kamu sadar Netta, kamu itu terlalu bergantung pada ku, aku lelah, apakah kamu tidak berfikir aku merasa tertekan. " ucap Silas marah.
Netta mematung mendengar itu, ia menangis lirih mendengar itu, Silas nya membenci nya.
"Tapi aku... " ucap netta terpotong.
"Alah udah lah, lebih baik kita masing-masing saja mulai sekarang. " ucap Silas sambil berjalan menjauhi netta.
"Tapi aku mencintaimu. " lirih netta dengan menangis.
Gadis itu memilih berbalik dan terkejut saat melihat orang tua nya, juga orang tua Silas berada di sana.
Netta tersenyum hangat, walaupun air mata nya sudah memerah, ia menggelengkan kepala saat mereka ingin mendekat.
Netta berjalan ke arah lain, dengan hati yang hancur, Silas nya bukan lagi Silas yang ia kenal dulu.
Agnetta duduk di kursi taman dan berniat menelpon Robert, tapi no nya sudah tidak aktif lagi.
"Apakah ini akhir dari persahabatan kita. " gumam Natta menangis.
"Aku tidak mengaharapkan kehancuran ini, hiks. " tangis nya tidak bisa terbendung lagi.
Gadis itu berdiri setelah merenung lama, namun saat ia akan menyebrang jalan, sebuah mobil hitam melaju cepat ke arah nya.
"Apakah ini akhir. " ucap Netta terdiam.
Brak.
Ckitt.
Suara tabrakan terdengar saat mobil itu menghantam tubuh lemah Netta hingga membuat nya terseret beberapa meter.
Air matanya mengalir saat rasa sakit terasa di sekujur tubuh nya, ia menatap ke arah lain.
Di mana orang orang berlari ke arah nya, dengan meneriaki nama nya, pengelihatan nya sudah mulai mengabur.
Namun ia bisa melihat dari kejauhan, Silas yang terdiam dengan seorang gadis di sisi nya.
Netta tersenyum lembut melihat itu, Silas mungkin bukan takdir nya, dan persahabatan mereka juga berakhir di sini.
"Jika Tuhan masih baik pada ku, saat aku bangun, aku ingin melupakan rasa sakit ini. " gumam nya sebelum mata nya menutup.
Ziva mematung melihat kejadian itu, Masa lalu netta ternyata sudah menyakitkan.
'Maaf membuat mu menderita netta, aku Ziva akan membawa kebahagiaan untuk mu, aku berjanji. ' batin Ziva sambil menatap raga Netta yang sudah di kerumuni banyak orang.
Angin lembut kembali menerpa mata nya, membuat nya menutup mata nya perlahan.
Dan...
***
Sedang kan di ruang IGD, agnetta di periksa dengan seksama oleh dokter dan juga suster di sana.
Mereka mengobati luka luka yang di Terima netta, namun mereka sempat kewalahan karena nafa netta hampir berhenti tadi.
Apalagi mereka tidak bisa menggunakan sembarang obat karena gadis itu sedang mengandung.
Dokter keluar dari ruang ugd, membuat Silas yang menunggu dari tadi tersentak lalu berdiri mendekat.
"Bagaimana dokter. " tanya Silas.
"Keadaan pasien sudah membaik, walaupun tadi nafas nya sempat berhenti sejenak. " jelas dokter.
Deg.
"Lalu, bayi nya. " tanya Silas.
"Kedua nya baik, tapi tuan apakah pasien sempat mengalami kecedera serius sebelum nya. " tanya dokter ingin memastikan sesuatu.
deg.
Ucapan dokter itu membuat Silas mematung, ingatan nya Berputar tepat pada kejadian 3 tahun lalu di mana netta kecelakaan di depan nya.
Kecelakaan besar yang menjadi salah satu penyebab netta berubah total.
"3 tahun yang lalu, dia koma selama 4 bulan, dan di nyatakan Amnesia. " ucap Silas.
"Ah begitu rupanya. " ucap dokter itu.
"Memang nya ada apa dok. " tanya Silas.
"Pasien mengambil benturan keras di kepala nya, kemungkinan hal itu menyebabkan ingatan yang dia lupakan akan kembali dan itu juga yang menjadi pemicu pasien sempat henti bernafas tadi. " jelas dokter.
deg.
"Ingatan nya kembali. " tanya Silas kaget.
"Benar, karena pasien sudah kami tangani, dia akan di pindahkan ke ruang rawan inap sekarang. " ucap dokter.
Silas menganggukan kepala, ia melihat netta keluar dari ruangan IGD lalu ia ikut saat ranjang netta di bawa ke ruang rawat inap.
Netta di bawa ke ruangan rawat VIP atas perintah Silas, setelah memindahkan netta.
Mereka pun keluar dari ruangan itu, meninggalkan Silas dan Netta berdua di ruangan itu.
Pemuda itu duduk di samping ranjang Netta dan menatap gadis kecil itu.
"Apakah kamu akan membenci ku Netta. " ucap Silas.
"Apakah kamu akan mengingat perbuatan buruk ku, bahkan persahabatan kita. " ucap Silas lagi.
Pandangan Silas terarah pada perut Netta, tangan nya dengan pelan mengusap lembut perut datar itu.
"Apakah kamu akan semakin membenci ku, setelah tau kebenaran tentang ku di masa lalu Netta. " ucap Silas lirih.
"Aku menyakiti mu, bahkan sekarang pun begitu, aku selalu membuat mu menderita. " gumam Silas.
"Maaf, walaupun aku tau kamu mengandung anak ku, tapi aku malah mencintai gadis lain saat ini. " gumam Silas lagi.
"Maaf telah merebut mahkota mu, bahkan membuat ku mengandung seperti ini, maaf karena aku tidak bisa bertanggung jawab. " ucap Silas.
Netta yang sebenarnya sudah bangun tersentak mendengar Silas sudah tau jika dia hamil.
Bahkan air mata nya meneteskan saat mendengar ucapan Silas tentang ia tidak bisa bertanggung jawab.
"Kamu tidak perlu, karena dia hanya anak ku. " ucap Netta datar.
Deg.
***