Alvaro dan Liona telah menikah selama 4 tahun,Alvaro mempunyai kekurangan yaitu mengalami sperma encer.Liona selalu mencoba bertahan hidup bersama Alvaro karena suaminya itu memperlakukannya bagaikan ratu,Liona juga mempunyai toko butik yang telah dia buka selama 2 tahun,dan Liona adalah seorang perancang busana,Liona juga mempunyai sahabat bernama Sara,dan Alvaro suami Liona mempunyai seorang adik perempuan yang sangat cantik namanya Elvira dan telah menikah dengan seorang pria bernama candra.hubungan Elvira dan Liona sangat baik,bagaikan saudara kandung. suatu ketika Liona bertemu dengan teman masa lalunya yang bernama Cakra,dan Cakra ini adalah teman dekat Liona semasa kuliah dulu yang menyukai Liona,namun Cakra tidak pernah mengungkapkan perasaannya kepada Liona sampai mereka lulus kuliah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANGGUR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Permintaan Gila Cakra
Dengan terpaksa Liona memakai baju yang menutupi lehernya,biasanya Liona memakai baju yang cukup terbuka. Mbok Tini,melihat Liona hendak pergi mendekati Liona.
"Mbak... Sarapan sudah siap". Ucap Mbok Tini,memperhatikan pakaian yang Liona kenakan. Liona menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kepada Mbok Tini.
"Mbak... Kapan kak Alvaro pulang?" Elvira menghampiri Liona dan menatap leher Liona yang di tutupi oleh rambut Liona yang panjang.
"Mungkin bulan depan," sahut Liona,sembari menatap Elvira yang melihat lehernya dengan tatapan aneh. Tatapan mata Elvira yang terus tertuju pada leher Liona membuat Liona tidak nyaman.
"Mengapa Elvira menanyakan kepulangan Alvaro?apakah Elvira sempat melihat tanda merah di leherku?apa dia curiga padaku?". Batin Liona. Rasa takut gelisah menghantui pikiran Liona.
"Elvira... Aku ke toko dulu". Dengan cepat Liona berdiri dari duduknya,dan menghindari Elvira. Di dalam mobil,Liona terus memikirkan pertanyaan Elvira dan tatapan mata Elvira padanya. Sekitar 20 menit,Liona tiba di depan tokonya. Liona melihat Sara sahabatnya telah menunggunya di depan toko,Liona keluar dari mobilnya dan langsung menyapa Sara.
"Hai... Sara". Sapa Liona memeluk sahabatnya,Sara membalas pelukan Liona sambil tersenyum dan memperhatikan baju Liona yang agak tertutup.
"Tumben,kau memakai baju tertutup". Sara merasa aneh,karena biasanya Liona sering memakai baju yang agak terbuka. Liona,membuka pintu kaca tokonya sambil mengajak masuk Sara dan kedua karyawannya yang telah menunggunya.
"Kau datang saat tokoku belum di buka,rajin sekali". Liona mengalihkan pembicaraan,agar Sara tidak memperhatikan lehernya.
"Aku kan memang rajin,aku membuka salonku dulu setelah itu aku ke tokomu". Sahut Sara,memperhatikan penampilan Liona yang menurutnya agak aneh. Liona terus bicara pada Sara tentang hal yang tidak penting agar Sara tidak memperhatikan penampilannya yang tidak biasanya,namun Sara wanita yang cerdik dan suka menganalisa suatu kejadian dengan berpikir.
"Liona... Ada yang aneh denganmu". Sara mulai memperhatikan penampilan Liona yang menurutnya agak berbeda.
"Aneh apanya sih?," tanya Liona.
"Penampilanmu agak berbeda". Sara menatap Liona dari atas sampai ke bawah. Karena tidak ingin membuat Sara curiga padanya,Liona memberikan alasan bahwa baju yang di pakainya baru dia beli dan hanya ingin mencobanya saja.
"Kau tidak cocok dengan berpakaian seperti ini," sahut Sara.
"Aku hanya ingin mencobanya," Liona memberikan alasannya. Kedua sahabat itu terus membahas tentang penampilan mereka satu dengan yang lain,hingga pada akhirnya ponsel Liona berdering. Mbok Tini menelpon Liona dan mengabari Liona jika suami Elvira, datang ke rumahnya dan membuat keributan.
"Ada ada saja suami Elvira ini," Liona menutup ponselnya. Menceritakan pada Sara tentang suami Elvira,yang datang mencari Elvira dan meminta sejumlah uang padanya. Untung saja pak abel,tukang kebun Liona berhasil menyuruh candra suami Elvira pergi dengan memanggil para warga.
"Kasihan Elvira,lalu apa rencanamu?," tanya Sara. Melihat Liona sedang berpikir.
"Aku tidak tahu... Tidak mungkin aku memberitahukan hal ini pada Alvaro yang sedang sibuk," jawab Liona.
"Mengapa Elvira tidak berpisah saja dengan candra?,suaminya itu hanya membuat Elvira susah". Ucap Sara,yang ikut prihatin dengan keadaan rumah tangga Elvira.
"Mungkin... Elvira menunggu kedatangan Alvaro... Karena Alvaro pernah berjanji pada adiknya untuk membantunya mengurus perpisahan mereka". Ucap Liona. Kedua sahabat itu sama sama kasihan pada nasib Elvira yang mempunyai suami seperti candra tanpa tanggung jawab. Karena merasa cukup lama di toko butik,Sara pamit pada Liona untuk kembali ke salonnya. Setelah Sara pergi,Liona masih memikirkan keadaan Elvira dan berniat membantu adik iparnya itu tanpa memberitahu suaminya.
"Hai... Sayang", sapa Cakra. Kedatangan Cakra di toko Liona membuat Liona kaget,karena Cakra tidak menelponnya terlebih dahulu.
"Kau ini seperti hantu saja... Datang tanpa bayangan". Ucap Liona,menatap Cakra yang berdiri sambil tersenyum lebar padanya. Liona teringat tentang tanda merah di lehernya,lalu dengan spontan menegur Cakra.
"Hehe... Tapi nikmat kan?," goda Cakra. Mencubit hidung Liona yang mancung,Liona menepis tangan Cakra dan bertanya maksud kedatangan Cakra di tokonya.
"Sayang... Aku ingin mengajakmu keluar malam ini,kau punya waktu kan?". Tanya Cakra,menatap wajah Liona. Tampak Liona berpikir sesaat lalu berkata kepada Cakra.
"Memangnya mau ke mana?, apa mau ke hotel lagi?," tanya Liona penasaran.
"Bertemu dengan kedua orang tuaku". Ucap Cakra. Seketika,Liona kaget dan heran. Mengapa Cakra mengajaknya untuk bertemu papa dan mamanya?
"Apa kau tidak waras?". Kau tahu statusku kan?," ucap Liona lagi.
"Iya... Aku tahu,tapi bisakah kau menolongku?," pinta Cakra. Permintaan Cakra memang tidak masuk akal bagi Liona.
"Apa maksudmu Cakra?,mengapa aku harus bertemu dengan kedua orangtuamu?". Tanya Liona.
"Akan aku jelaskan," Cakra, mulai mengatakan pada Liona,bahwa kedua orangtuanya hendak menjodohkan dirinya dengan Kayla. Tapi,Cakra menolaknya dengan alasan sudah mempunyai kekasih yaitu Liona. Dan kedua orangtua Cakra ingin bertemu dengan Liona,karena kedua orangtua Cakra tidak percaya dengan Cakra. Jika Cakra tidak mempertemukan Liona dengan kedua orangtuanya,maka Cakra tidak akan mendapatkan warisan perusahaan papanya yang cukup besar.
"Kau memang tidak waras Cakra". Ucap Liona,menggelengkan kepalanya mendengar cerita dari Cakra.
"Sayang... Kau kan memang pacarku,jadi tolong aku dong". Pinta Cakra,memegang tangan Liona.
"Tapi... Bagaimana jika kedua orangtuamu mengetahui tentang statusku", tanya Liona. Kesal dengan permintaan Cakra yang menurutnya tidak masuk akal.
"Mereka tidak akan tahu kok," jawab Cakra dengan enteng. Cakra terus memohon pada Liona untuk bertemu dengan kedua orangtuanya,Liona menarik nafas panjang,memainkan bola matanya,lalu menatap Cakra yang sedang menunggu jawabannya.
"Berikan aku waktu,aku tidak bisa memutuskannya sekarang". Liona,menolak secara halus permintaan Cakra yang menurutnya tidak masuk akal. Liona sengaja mengulur waktu untuk bertemu dengan kedua orangtua Cakra.
"Mengapa sayang?aku sudah janji pada kedua orangtuaku untuk membawamu malam ini". Ucap Cakra.
"Kau bisa katakan,jika aku sedang sakit... Dan akan bertemu lain waktu". Sahut Liona,memegang pundak Cakra.
"Liona... Aku tulus sayang padamu,dan hanya kau yang akan aku kenalkan pada kedua orangtuaku". Cakra,berusaha meyakinkan Liona agar Liona bersedia bertemu dengan kedua orang tuanya.
"Kau hanya memikirkan warisanmu kan?," tanya Liona.
"Tidak sayang... Bukan itu,aku hanya tidak mau dinikahkan dengan Kayla". Ucap Cakra. Sekali lagi,Cakra berusaha meyakinkan Liona akan cintanya yang tulus terhadap Liona. Jari Cakra menyentuh bibir mungil Liona,lalu dengan pelan mengarahkan bibirnya ke bibir Liona.
"Cup", Cakra melumat bibir mungil Liona di dalam ruangan kerja Liona yang memang tertutup dengan kaca gelap.